Pasal tersebut menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata
kuliah pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan
bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan Pancasila adalah pendidikan
ideologi di Indonesia.
Tujuan pendidikan Pancasila dapat membentuk warga negara yang baik dan paham
akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki rasa cinta
dan nasionalisme terhadap negara Indonesia.
2. Memiliki sikap kemanusiaan yang adil juga beradab kepada orang lain dengan
selalu memiliki sikap tenggang rasa di tengah kemajemukan bangsa.
Itulah sejarah singkat lahirnya pancasila yang kini menjadi pandangan hidup untuk
berbangsa dan bernegara. Sudah sepatutnya kita menghargai para tokoh pembela terdahulu
yang telah mencetuskan dan menyusun Pancasila ini.
Pancasila merupakan jati diri bangsa yang harus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena Pancasila ini merupakan ideologi bangsa Indonesia yang paling ideal dan tidak
dapat digantikan lagi oleh ideologi lain.
Secara sistematis, pertahanan keamanan negara harus berdasar pada tujuan tercapainya
kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila pertama dan
kedua), berdasar pada tujuan untuk mewujudkan kepentingan seluruh warga sebagai warga
negara (sila ke tiga), harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta
kebebasan kemanusiaan (sila keempat), dan ditujukan untuk mewujudkan keadilan dalam
hidup masyarakat (sila kelima). Semua ini dimaksudkan agar pertahanan dan keamanan dapat
ditempatkan dalam konteks negara hukum, yang menghindari kesewenang-wenangan negara
dalam melindungi dan membela wilayah negara dengan bangsa, serta dalam mengayomi
masyarakat.
B. Di saat ideologi bersumber dari agama, maka akan ditemukan suatu bentuk negara
teokrasi, yakni sistem pemerintahan negara yang berlandaskan pada nilai-nilai agama tertentu.
Apabila suatu negara bercorak teokrasi, maka pada umumnya segala bentuk peraturan hukum
yang berlaku di negara tersebut berasal dari doktrin agama tertentu. Demikian pula halnya,
dengan pemimpin negara teokrasi pada umumnya adalah pemimpin agama. Dalam
rumusan bahasa yang sederhana, dapat diberikan rumusan tentang negara teokrasi sebagai
berikut. NT = HA
+ PA (Negara Teokrasi = Hukum Agama + Pemimpin Agama). Pada zaman dahulu, banyak
negara yang bercorak teokrasi, seperti kerajaan-kerajaan di Cina, Jepang, bahkan Indonesia pada
zaman kerajaan. Dewasa ini, bentuk negara teokrasi masih menyisakan beberapa negara di
antaranya ialah negara Vatikan.
C. Marxisme termasuk salah satu di antara aliran ideologi (mainstream) yang berasal dari
pemikiran tokoh atau filsuf Karl Marx.
Pengaruh ideologi Marxisme masih terasa sampai sekarang di beberapa negara, walaupun hanya
menyisakan segelintir negara, seperti Korea Utara, Kuba, Vietnam. Bahkan Cina pernah berjaya
menggunakan ideologi Marxis di zaman Mao Ze Dong, meskipun sekarang bergeser menjadi
semiliberal, demikian pula halnya
dengan Rusia.
5 ) Pada saat ini digitalisasi sistem informasi sangat berkembang pesat dan
sumber-sumber
informasi dapat dengan mudah diakses oleh generasi muda, bagaimana
caranya
mempertahankandan menanamkan nilai-nilai pancasila pada generasi muda
agar tetap
terjaga dengan baik
Sebagai warga Indonesia, Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia yang harus
tertanam betul dalam hati. Memberikan pemahaman nilai-nilai Pancasila tidak berarti dimulai
saat di bangku sekolah dasar. Nilai-nilai luhur Pancasila menjadi pondasi dalam diri dan perlu
ditanam sejak dini agar ketika anak itu dewasa memiliki karakter kebangsaaan dan tertanam
dalam hati.
Anak-anak usia dini yang masih berada dalam usia emas akan sangat mudah menangkap dan
mempraktekkan suatu hal. Oleh karena itu, wajib bagi setiap orang tua mengenal nilai Pancasila
dalam keseharian anak. Namun, tentu saja bukan memperkenalkan secara teoritis. Anak-anak
bisa mulai mengenal Pancasila melalui aktivitas sehari-hari. Nah, berikut ini beberapa aktivitas
yang menjadi modal awal untuk mengenalkan nilai-nilai luhur Pancasila pada anak.
Sila pertama Pancasila mengandung nilai Ketuhanan yang didalamnya memberikan tugas kepada
orang tua untuk mengenalkan dan mengajarkan anak tentang agama. Untuk anak yang masih
berusia dini, salah satu cara termudah mengenalkan anak dengan agama dan Tuhan YME adalah
dengan mengajaknya beribadah bersama. Lebih baik jika rutin kita ajak beribadah di tempat
ibadah sesuai agama masing-masing.
Cara lain yang bisa orang tua ajarkan pada anak sebagai penanaman Pancasila sila pertama
adalah dengan membiasakan berdoa di setiap aktivitas anak. Misalnya sebelum makan, tidur atau
bermain. Jangan lupa orang tua selalu mengingatkan untuk berdoa terlebih dahulu. Mengenalkan
anak pada kitab suci juga menjadi salah satu pengamalan Pancasila untuk anak kita yang masih
berusia dini.
Cara yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan meminta anak menghibur temannya yang
sedang menangis, menolong teman jika melihatnya terjatuh atau kesusahan, dan lain sebagainya.
Pembiasaan-pembiasaan ini lambat laun akan menjadikan anak tumbuh dengan jiwa
kemanusiaan yang tinggi.
Pada sila ketiga Pancasila terkandung makna persatuan. Dalam hal ini orang tua wajib
membiasakan anak untuk rukun. Baik rukun dengan teman bermain, dengan cara mengajak
teman bermain bersama tanpa membedakan status sosial. Jangan lupa untuk mengajarkan anak
tentang kebersamaan, Misalnya sesekali mengajak anak dan teman-temannya makan kue
bersama di teras rumah. Selain membuat anak-anak senang, hal ini juga membelajari anak kita
tentang makna penting dari kebersamaan.
Musyawarah untuk mufakat menjadi makna sila keempat pancasila. Tugas kita sebagai orang tua
adalah memberikan kebebasan atau kesempatan untuk anak dalam menentukan keinginannya.
Salah satu cara sederhana menanamkan nilai Pancasila sila keempat ini misalnya dengan
menanyakan kepada anak tentang menu makanannya. Anak tentu akan memberikan beberapa
argumen tentang makanan apa yang mereka inginkan. Atau bisa juga dengan memberikan
kesempatan pada anak untuk memilih pakaian yang ingin mereka pakai sendiri. Dari dua contoh
kebiasaan ini, menjadi dasar orang tua untuk membiasakan anak berpendapat dan mendengarkan
pendapat orang lain.
Keadilan menjadi makna penting dalam sila kelima Pancasila. Orang tua dapat membiasakan
anak untuk berbagi dengan orang lain. Contoh sederhana misalnya berbagi mainan atau makanan
dengan teman. Mengingat anak untuk bersikap adil terhadap semua teman, tidak membedakan
teman, senantiasa untuk mau bermain dengan semua teman menjadi anak kita terbiasa untuk
hidup adil dalam segala hal.