Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

DONKING
NIM : 2231101093

PENDIDIKAN PANCASILA
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN IMMANUEL
YOGYAKARTA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
(7)/A. PENGERTIAN PANCASILA.......................................................
1). ETIMOLOGIS................................................................................
2). HISTORIS......................................................................................
3). TERMINOLOGI............................................................................
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa saya ucapkan kepada Tuhan YME atas rida dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan hasil dari pembuatan tugas
makalah mata kuliah pendidikan Pancasila.
Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis
yang disusun. Oleh karena itu saya mohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik
dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan
kualitas tulisan ke depannya.
A. PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Pancasila berasal dari
bahasa Sanskerta, yaitu Panca artinya lima dan Sila artinya prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Di dalamnya terdapat sila-sila yang digunakan sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sila-sila yang ada di Pancasila memiliki maknanya masing-masing
yang harus diterapkan ke dalam kehidupan setiap masyarakat Indonesia sehari-
hari.
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, tercantum dalam alinea
keempat pembukaan UUD 1945, yaitu:
 Ketuhanan yang Maha Esa
 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Nilai Makna Semua Sila dalam Pancasila
Setiap sila dalam Pancasila memiliki nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian
bangsa Indonesia dan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengandung nilai religius atau keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan ketakwaan kepada-Nya, yaitu dengan menjalankan semua perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Makna Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
Mengandung nilai moral kemanusiaan, antara lain pengakuan terhadap
martabat manusia, perlakuan yang adil terhadap sesama dan pengertian, saling
menghormati, menghargai sesama manusia beradab yang memiliki rasa, cipta,
cinta, karsa, dan keyakinan.
3. Makna Sila Persatuan Indonesia
Mengandung nilai moral persatuan bangsa bagi seluruh warga Indonesia
yang mendiami wilayah Indonesia, yang meliputi berbagai keanekaragaman
suku bangsa, bahasa, adat istiadat dan mengakui kesatuan dan nasionalisme
bangsa.
4. Makna Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Mengandung nilai moral kerakyatan antara lain: kedaulatan negara di
tangan rakyat, pemimpin kerakyatan adalah hikmah kebijaksanaan yang
dilandasi akal sehat dan tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan, warga
negara Indonesia mempunyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama dalam
menyampaikan pendapatnya, dan musyawarah untuk mufakat dijunjung tinggi
dalam penyelenggaraan permusyawaratan wakil-wakil rakyat.
5. Makna Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Mengandung nilai moral keadilan sosial antara lain: wujud keadilan
sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia dalam seluruh
bidang kehidupan baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan-keamanan. Di samping itu, sila kelima ini juga mewujudkan cita-
cita masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual,
kesinambungan antara hak dan kewajiban, mencintai dan menghargai akan
hasil-hasil pembangunan sebagai wujud nyata karya anak bangsa.
PENGERTIAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGIS, HISTORIS, DAN
TERMINOLOGI
a). Pengertian Pancasila secara Etimologis
Secara etimologi, pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Bahasa ini
biasa digunakan oleh kasta Brahmana di india.
Dalam bahasa Sansekerta, pancasila berasal dari dua kata yaitu “panca” dan
“syla/syila”. Panca artinya lima dan syla (dengan vokal i pendek) artinya dasar,
batu sendi, atau alas. Sedangkan syila (dengan vokal i panjang) artinya
peraturan tingkah laku yang baik dan tidak senonoh.
Dari arti tersebut dapat disimpulkan bahwa pancasila memiliki dua pengertian
utuh. Yang pertama adalah pancasyla dengan "syla" (vokal i pendek) artinya
dasar yang memiliki lima unsur. Kemudian yang kedua adalah pancasyila
dengan "syila" (vokal i panjang) artinya lima aturan tingkah laku yang penting.
Jadi pengertian Pancasila secara etimologis adalah dasar yang memiliki lima
unsur dan lima aturan tingkah laku yang penting.
b). Pengertian Pancasila secara Historis
Makna Pancasila secara historis artinya makna Pancasila ditinjau dari
sejarahnya. Untuk memahami makna Pancasila secara historis perlu kita pahami
bagaimana proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Nah, lewat
penjelasan di bawah kalian bisa mempelajari proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara. Pancasila sebagai dasar negara pertama kali dibicarakan
dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Badan ini dibentuk pada tanggal 29 April 1945 oleh
Jepang dan dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. Sidang Pertama berlangsung
pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Dalam sidang tersebut dibahas asas dan dasar
negara Indonesia merdeka.
Pada Tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin menyampaikan lima asas, yaitu:
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengusulkan lima asas dan dasar
negara yang dinamakan Pancasila dengan rumusannya sebagai berikut:
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme atau perikemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan
Sidang pertama ini belum tuntas karena rumusan dasar negara masih
menjadi perdebatan. Untuk menuntaskanya dibentuklah panitia kecil yang
bertugas merumuskan dasar negara. Selanjutnya, pada tanggal 22 Juni 1945
Panitia Sembilan yang terdiri dari: Ir.Soekarno (ketua), Drs. Muh. Hatta,
Mr.AA.Maramis, Abikusno Tjokrosoejono, Abdul Kahar Muzakir, H. Agus
Salim, Mr. Achmad Soebardjo, KH. Wachid Hasim, dan Mr. Muhammad
Yamin mengadakan sidang untuk membahas hasil sidang pada tanggal 29 Mei–
1 Juni 1945 tersebut. Di dalam sidangnya, Panitia Sembilan mampu
menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang di dalamnya terdapat
rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Setelah menyelesaikan rumusan dasar negara kemudian BPUPKI
melaksanakan sidang kedua. Sidang BPUPKI kedua dilaksanakan pada tanggal
10-16 Juli 1945 dan berhasil merumuskan rancangan Batang Tubuh Undang-
Undang Dasar 1945.
Setelah tugas-tugas BPUPKI selesai kemudian dibentuk badan baru yaitu
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ir. Soekarno ditunjuk sebagai
ketua dan Drs Moh hatta sebagai wakil ketua PPKI.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai
mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam sidangnya, PPKI
melakukan beberapa perubahan. Perubahan tersebut antara lain menyangkut
rumusan Pancasila yang semula sila pertama berbunyi: Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diubah menjadi
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian rumusan Pancasila seperti
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pada sore hari tanggal 18 Agustus 1945 PPKI kembali melanjutkan
sidang dan menghasilkan keputusan:
1). Menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
(kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945).
2). Memilih Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden
3). Sebelum terbentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat, pekerjaan presiden
untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional.
Dengan demikian, semenjak PPKI menetapkan berlakunya Undang-Undang
Dasar 1945 yang di dalamnya terdapat rumusan Pancasila pada tanggal 18
Agustus 1945, maka Pancasila berfungsi sebagai dasar Negara Republik
Indonesia.
c). Pengertian Pancasila secara Terminologi
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan
negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara
sebagaimana lazimnya negara- negara yang merdeka, maka Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia PPKI segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya
tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik
Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 tersebut terdiri
atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang
berisi 37 pasal, 1 Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal, dan 1 Aturan
Tambahan terdiri atas 2 ayat. Dalam bagian Pembukaan UUD 1945 yang terdiri
atas empat alinea tersebut tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut : 1.
Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan
Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 inilah
yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara Republik
Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.
Namun dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia dalam upaya bangsa Indonesia
mempertahankan Proklamasi dan eksistensi negara dan bangsa Indonesia maka
terdapat pula rumusan-rumusan Pancasila sebagai berikut : a. Dalam Konstitusi
RIS Republik Indonesia Serikat Dalam konstitusi RIS yang berlaku tanggal 29
Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, tercantum rumusan Pancasila sebagai
berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri Kemanusiaan 3. Kebangsaan 4.
Kerakyatan 5. Keadilan sosial b. Dalam UUDS 1950 Undang-Undang Dasar
Sementara 1950 Dalam UUDS 1950 yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus
1950 sampai tanggal 5 Juli 1959, terdapat pula rumusan Pancasila seperti yang
tercantum dalam konstitusi RIS, sebagai berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan sosial c.
Rumusan Pancasila di kalangan masyarakat Selain itu terdapat juga rumusan
Pancasila dasar negara yang beredar di kalangan masyarakat luas, bahkan
rumusannya sangat beraneka ragam antara lain terdapat rumusan sebagai
berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri Kemanusiaan 3. Kebangsaan 4.
Kedaulatan Rakyat 5. Keadilan Sosial Dari bermacam-macam rumusan
Pancasila tersebut di atas yang sah dan benar secara konstitusional adalah
rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Hal
ini diperkuat dengan ketetapan No.XXMPRS1966, dan Inpres No.12 tanggal 13
April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan rumusan
Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai