Anda di halaman 1dari 11

REVIEW FISIKA – MEKANIKA

I. Prinsip dari Perangkat alat-alat (peralatan teknik).

Sebuah peralatan adalah sebuah alat untuk melakukan pekerjaaan. Ini membantu orang
untuk bekerja dengan sedikit usaha yang nyata atau kecepatan lebih besar atau lebih nyaman
dari pada yang mungkin dilakukan tanpa alat. Dalam bab ini kita akan mempertimbangkan
beberapa peralatan teknik sederhana dan membandingkan kerja yang dilakukan dengan usaha
yang dikeluarkan dalam menggunakan peralatan ini.

Peralatan ini dikatakan memiliki keuntungan mekanik (Mechanical Advantage/MA), jika


Beban (Load) besar dapat dipindahkan dengan Usaha (effort) yang yang kecil. Keuntungan
mekanik dinyatakan sebagai gaya-gaya yang terlibat dan rasio Beban yang dipindahkan ke
usaha (effort) yang diperlukan.

Keuntungan Mekanik (MA) = = (1.1)

Beban (L)
1.000 N EFFORT (E)
100 N
Fulcrum(F)

100 1000mm
Ketika kita membandingkan besaran dari dua (2) gaya ini, menjadi jelas bahwa beban (load)
10x lebih besar dari pada usaha (effort) yang diperlukan untuk keseimbangan itu. Dengan
demikian peralatan sederhana ini dikatakan memiliki keuntungan mekanik 10 berbanding 1 (10
: 1)
Hal ini sekarang jelas bahwa, jika tuas berotasi terhadap titik tumpuan, total kerja yang
dilakukan pada salah satu ujung tuas adalah sama dengan total kerja yang dilakukan pada
ujung lain.
Kerja = Gaya x jarak yang dipindahkan (1.2)
W = F.s
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pergerakan ini adalah sama untuk setiap ujung
tuas tetapi ketika salah satu ujung bergerak 10 x sejauh yang lain ia harus bergerak 10 x lebih
cepat. Membandingkan kecepatan usaha dengan kecepatan beban memungkinkan kita untuk
menetukan rasio kecepatan peralatan.
Rasio kecepatan (VR) = = = 10 x (1.3)

Jika keuntungan mekanik dan rasio kecepatan peralatan sekarang dibandingkan, maka efisien
peralatan dapat ditentukan.

Efisien adalah banyak dinyatakan sebagai prosentase yaitu :

% efisiensi  = x (%) (1.4)

Levers / Pengungkit/Tuas.

Tuas Gol I :
Dalam semua tuas golongan satu titik tumpuan terletak diantara beban dan usaha.

Fulcrum
Contoh : Timbangan daging yang ditunjukkan seperti pada gambar digunakan untuk
menentukan massa domba . Jika lengan keseimbangan terjadi ketika berat timbangan 2 kg
adalah 600 mm dari titik tumpu, berapa massa domba (g = 10 m/s2)

L E
F
20N
50 600

Keseimbangan momen :
MF = MF (atau M = 0)
20N x 0,6m = L x 0,05 m
L= = 240 N
massa domba = 24 kg
MA = = 12 :1

Tuas Gol II :
Dalam semua tuas gol II beban terletak diantara titik tumpuan dan usaha.

Contoh : Bagian dari sebuah pedal rem sepeda motor seperti gambar memiliki usaha untuk
melakukan pengereman dengan gaya 150 N diterapkan pada sudut 30 o.
Berapa beban L yang didorong pada batang rem tersebut, dan berapa keuntungan
mekanik dari system ini. (ukuran dalam mm)

F
L

EV E
EH
MF akibat gaya rem (EH) = 150 cos 30 (300 mm) =38.970,9 Nmm
o

MF akibat beban L = L (50mm)


Persamaan keseimbangan : L(50mm) = 38.971 Nmm
L= = 780 N
MA = = 5:1
Tuas Gol III:
Dalam semua tuas gol III usaha terletak diantara titik tumpuan dan beban.
Contoh: sebuah kail panjang 3 m menerima beban ikan horizontal 250 N pada ujung kail.
Pemancing menempatkan tangan kiri (L) pada dasar kail dan tangan kanan (R) berjarak 750mm
dari dasar kail. Berapakah gaya dari tangan kiri dan tangan kanan ketika memancing ikan.

Reaksi di B akibat beban ikan R =250 N  + Momen kopel = 250Nx2,25m = 562,5Nm


Momen kopel =562,5 Nm akan ada keseimbangan kopel dari gaya tangan kiri dan kanan = Rx 0,75m
R= = 750 N  dan L = 750 N
Jadi R total = 250 + 750 = 1000 N.
250

3000
750
R B 250
750
750 L A

Keuntungan Mekanik.
Tuas gol I mungkin memiliki keuntungan mekanik atau kerugian mekanik tergantung pada
panjang relatif lengan tuas alat itu.

Tuas gol II selalu memberikan keuntungan mekanik, terlepas dari panjang lengan. Dengan
demikian, usaha ini lebih kecil dari pada beban

Tuas gol III selalu memberikan keuntungan mekanik, kurang dari gol I (yaitu ada kerugian
mekanik). Usaha harus selalu lebih besar dari pada beban. Namun kerugian yang nyata ini
diimbangi perpindahan beban yang lebih besar.

Keseimbangan tuas :
Kapan setiap tuas dalam keseimbangan maka kondisi keseimbangan dasar harus yang dipenuhi
adalah :  Fx = 0 ,  Fy = 0 dan  M = 0
Ketika perhitungan diperlukan, itu biasanya akan mudah untuk mengambil momen
terhadap titik tumpu, karena prosedur ini mengabaikan reaksi tumpuan, kemudian hanya
momen yang perlu dipertimbangkan dan persamaan momen  M = 0, (lihat Gambar) menjadi :
Usaha x lengan usaha = beban x lengan beban
E x E lengan = L x L lengan
(M=0)

Gambar Kesetimbangan tuas

BIDANG MIRING

Rumus Bidang Miring

Besaran-besaran yang terlibat dalam perhitungan bidang miring adalah gaya (F),
panjang lintasan (s), tinggi bidang miring (h), dan berat benda (w = m . g).
Perhatikan gambar berikut ini:
Berikut ini adalah rumus bidang miring beserta keterangan atau penjelasannya:
F = h/s . w,

Karena, w = m . g, maka rumus di atas bisa ditulis dengan bentuk:


F = h/s . m . g
Keterangan:
 F = besar gaya (N)
 h = tinggi bidang miring (m)
 s = panjang bidang miring (m)
 w = berat benda (N)
 m = massa benda (kg)
m 2
 g = percepatan gravitasi ( /s )

Catatan: Jika pada soal tidak disebutkan secara langsung nilai percepatan gravitasi (g),
maka gunakan nilai umum 10 m/s2.

Rumus di atas merupakan rumus untuk mencari atau menghitung gaya pada bidang
miring. Untuk mencari besaran lainnya, rumus tersebut cukup dibolak-balik. Berikut ini
bentuknya:
Rumus Bidang Miring Mencari Berat Benda:
w = s/h . F

Rumus Bidang Miring Mencari Panjang bidang miring:

s = w/ F . h

Rumus Bidang Miring Mencari Tinggi:

h = F/w .s

Keuntungan Mekanis Bidang Miring

Sebagai bidang miring juga memiliki keuntungan mekanis (mekanik). Bidang miring
memiliki keuntungan mekanis yang merupakan perbandingan antara berat beban dan
gaya (usaha), atau perbandingan antara panjang dan tinggi bidang miring.
Rumus Keuntungan Mekanis Bidang Miring
Berdasarkan definisi di atas, maka rumus keuntungan mekanis (mekanik) bidang miring
dituliskan dengan persamaan:

MA = w/F atau MA = s/h


Keterangan:
MA = Keuntungan mekanis (mekanik) bidang miring

Keuntungan dan Kelemahan Bidang Miring

Keuntungan menggunakan bidang miring adalah memperkecil usaha yang dilakukan


dengan menambah jarak tempuh. Bidang miring akan mempermudah gerakan benda
dengan bidang yang datar tetapi dibuat miring untuk mengangkat benda ke tempat
yang lebih tinggi.

Sedangkan, kelemahan atau kerugian penggunaan bidang miring adalah jarak yang
ditempuh atau dilalui semakin lebih sehingga untuk menggunakannya diperlukan waktu
yang relatif lebih lama.

contoh soal 1

Bidang miring sepanjang 2 m digunakan untuk menaikan box yang beratnya 5.000 N ke
atas truk dengan gaya sebesar 2.500 N. Berapakah tinggi bak truk?

Jawaban:

Diketahui:
 s=2m
 w = 5.000 N
 F = 2.500 N

Ditanyakan:
 h....?
Penyelesaian:
h = F/w . s
= 2.500/5.000 . 2
=1m
Jadi, tinggi bak truk tersebut adalah 1 meter.
Contoh Soal 2

Bidang miring sepanjang 4 m digunakan untuk menaikan benda di ketinggian 1 m. Jika


massa benda 60 kg berapa gaya dorong yang di perlukan?

Jawaban:

Diketahui:
 s=4m
 h=1m
 m = 60 kg
m 2
 g = 10 /s

Ditanyakan:
 F....?
Penyelesaian:
F = h/s . m . g
= 1/4 . 60 . 10
= 150 N
Jadi, gaya dorong yang diperlukan untuk menaikkan benda adalah 150 N.

Contoh Soal 3

Papan miring sepanjang 2,5 meter digunakan untuk jalur mendorong benda untuk
dinaikkan ke tempat dengan ketinggian 1 meter. Jika gaya didorong 50 N. Hitunglah
berat benda yang didorong.

Jawaban:

Diketahui:
 s = 2,5 m
 h=1m
 F = 50 N

Ditanyakan:
 w....?
Penyelesaian:

w = s/h .F
= 2,5/1 . 50 = 125 N
Jadi, berat benda yang didorong adalah 125 N.
II. MOMEN (Moments)
M = Fd
M=0
Momen = gaya x jarak (lengan momen) (2.1)
M = F.d
Momen adalah gaya yang menyebabkan rotasi yang besarnya rotasi terhadap suatu titik
tertentu.

Gambar 2.1 Arah vektor momen.

Contoh . Menghitung gaya tarikan (pull) yang diperlukan pada handel dari rotasi kunci sekrup
yang menghasilkan rotasi 120 Nm.Handel mempunyai panjang efektif 0,5 m.

Jawabnya : gambar freebody diagram yang menunjukkan gaya aktif . Pertimbangkan momen
rotasi terhadap titik baut
momen = gaya x panjang lengan momen
120 Nm = gaya tarik x 0,5 m
 gaya tarik = = 240 N.
Hasil : gaya tarik 240 N yang diperlukan oleh handel dari kunci sekrup.
III. KOPEL
(COUPLES)

Keseimbangan : Sebuah kopel dapat hanya seimbang, oleh beberapa kopel yang sama dan
momen berlawanan, sebagai M akan menjadi nol.

F
A d/2

d/2
B
d
A

F
x
C

Gambar Momen dari kopel.

A. MA = F x d ( F lainnya tidak ada momen terhadap A, karena melalui A).


B. MB = F x d/2 + F x d/2 = F x d
C. MC = F x (d+x) - ( F. x ) = F x d
Kesimpulan: momen kopel sebuah benda akan mempunyai besaran yang sama walaupun
ditinjau dari sembarang titik, yaitu M = F.d.

Momen kopel aksi = f.D


Momen kopel reaksi = F.d
F.d = f.D (M =0)  F = gaya baut pada tumpuan lampu.
Contoh sekop yang digunakan untuk mengangkat pasir massa 10 kg, menentukan gaya –gaya
tangan kiri dan kanan pada posisi seperti gambar.
L

C
Jika posisi tangan kiri digerakan ke tengah-tengah tuas sekop (berjarak 0,7m) ,berapa gaya tangan
kanan / Berapa momen kopel ?

IV.Menyelesaikan sebuah gaya kedalam sebuah gaya dan kopel

Jadi kombinasi vektor dikenal sebagai system gaya-kopel dan ditulis secara simbolis seperti
yang ditunjukan Gambar (d). Kadang-kadang paling berguna untuk menggantikan gaya dengan
equivalen sistem gaya-kopel ketika menyelesaikan persoalan.
130N

3Nm

=

besar Resultan R = = 130N, serta momen kopel = + 27Nm -9Nm -15Nm = 3 Nm


arah jarum jam.
Digambarkan sebagai vector : 120N 130N
tg = = 2,4= 67,38o
3Nm


50N
O

Hasil : R = 130N keatas bersudut 67,38o dengan horizontal dan Kopel 3 N-m searah jarum jam.

Anda mungkin juga menyukai