Anda di halaman 1dari 20

ASPEK STRUKTUR

MASYARAKAT DESA


CAKUPAN
Struktur phisik desa
Struktur non phisik desa
​ Pelapisan sosial (stratifikasi sosial)
Diferensiasi sosial

STRUKTUR PHISIK DESA
• Struktur masyarakat desa tdk hanya ditentukan oleh faktor sosial
budayanya, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor phisik dan biologis.
Contoh, masyarakat yg tradisinya kuat ternyata dipengaruhi oleh
keterisolasian mereka sacara phisik geografis. Artinya, tatanan struktur
phisik terutama tatanan keruangan (spatial) sangat memengaruhi tatanan
kehidupan sosial.
• Aspek lingkungan phisik, khususnya geografis, akan menentukan iklim,
curah hujan, jenis tanah, ketinggian tanah, kelembaban udara, tofografi,
dll.  perbedaan phisik menentukan perbedaan tanaman, system
pertanian yg diterapkan, dan pola kehidupan masyarakatnya.
• Tanah yg tidak subur menciptakan desa yang kecil, terpencar pencar,
berjauhan, dan penduduk jarang. Sebaliknya tanah subur menciptakan
desa besar, berdekatan, dan penduduk padat.
EMPAT TIPE POLA PERMUKIMAN PETANI

Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture

FARM VILLAGE TYPE NEBULOUS FARM ARRANGED ISOLATED PURE ISOLATED FARM
(FVT) TYPE (NFT) FARM TYPE (AIFT) TYPE (PIFT)
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4
FARM VILLAGE TYPE/NEBULOUS FARM TYPE
• Memungkinkan hubungan intim antar warga/tetangga, kedekatan warga dg berbagai lembaga,
kedekatan teman bermain anak-anak tipe umum Asia
• Memudahkan tolong menolong dan kerja sama sesama warga dlm menghadapi
bahaya/kesulitan, memupuk kerukunan, menurunkan individualism ekstrim
• Secara ekonomi kurang menguntungkan
• Lahan pertanian jauh dari permukiman shg cenderung terpecah-pecah (fragmentasi) dan secara
teknis menyulitkan penerapan teknologi modern
• Adat istiadat dan tradisi menjadi kuat, akibatnya perubahan/pembaharuan sulit dilaksanakan
• Mudahnya tolong menolong antar sesame menyebabkan lemahnya jiwa mandiri
• Intimitas/kedekatan/saling campur kurang memungkinkan berkembangnya jiwa demokratis
PURE ISOLATED FARM TYPE
• Pola umum di negara Baltik, Finlandia, Skandinavia. Dominan di AS
• Kurang memungkinkan hubungan yg akrab, kurang tolong menolong, jauh
dari lembaga yg memungkinkan berkumpul dan berkomunikasi
• Individualisme ekstrim, ancaman bahaya lebih besar
• Mahalnya sarana dan prasarana pengadaan transportasi
• Menguntungkan secara ekonomi: jiwa mandiri, jiwa demokratis, mekanisasi
dan teknologi modern mudah diterapkan, proses pembaharuan mudah
dilakukan krn tdk terhalang oleh adat istiadat
ARRANGED ISOLATED FARM TYPE
• Pola permukiman ideal baik dari segi ekonomi maupun sosial
• Warga cukup dekat untuk berkomunikasi satu sama lain shg tercipta
kehidupan sosial yang cukup baik
• Tradisi tidak terlalu ketat
• Modernisasi pertanian lebih mudah dilakukan, karena tradisi tdk
terlalu mengikat dan secara teknis memungkinkan
• Pusat perdagangan memiliki peranan besar dalam dinamika
kehidupan masyarakat
STRUKTUR SOSIAL
• Struktur = susunan, cara sesuatu disusun
• Struktur sosial sangat erat kaitannya dengan kebudayaan
• Struktur sosial vertical = pelapisan sosial = stratifikasi sosial
 menggambarkan kelompok sosial dalam susunan yg
bersifat hierarkhis, berjenjang.
• Struktur sosial horizontal = diferensiasi sosial  tidak
melihat tinggi rendahnya kedudukan kelompok dalam
masyarakat, namun tertuju kepada variasi atau kekayaan
pengelompokkan yg ada dlm suatu masyarakat
Presentation title
PELAPISAN SOSIAL
• Mengapa dalam masyarakat terjadi pelapisan pelapisan ?. Karena
manusia dilekati dengan nilai; manusia bisa merasa terhina,
diremehkan, dll.
• Sesuatu yang mengandung nilai adalah harta, jenis mata pencaharian,
Pendidikan, keturunan, keagamaan. Dalam masyarakat yg msh
sederhana juga memiliki nilai spt usia dan jenis kelamin.
• Pada masyarakat tani yang dipandang bernilai adalah lahan pertanian.
• Pelapisan sosial berhubungan dg diferensiasi sosial. Jika diferensiasi
sosialnya rendah maka pelapisannya juga kurang terlihat.
Presentation title
STRUKTUR BIOSOSIAL
• Struktur sosial (vertical maupun horizontal) yg berkaitan dg faktor biologis spt
jenis kelamin, usia, perkawinan, suku bangsa, dll.
• Faktor biologis dpt menentukan struktur sosial karena berkaitan dg mata
pencaharian yg bisa diperoleh.
• Dalam masy. Yg msh food gathering economics (hunting, fishing, meramu),
karena msh mengandalkan kekuatan phisik, maka kaum laki2 lebih kuat dari
perempuan , shg akan memiliki kedudukan yg tinggi. Laki2 byk berperan dan
dominan dlm kehidupan kelompok masyarakatnya.
• Lebih sedikitnya kaum laki2 juga bisa menyebabkan semakin mahalnya laki2 shg
menempatkan mereka dlm kedudukan sosial yg tinggi
Presentation title

• Pelapisan juga bisa karena faktor usia. Kegiatan dalam bidang pertanian
memerlukan pembiasaan, maka semakin banyak pengalaman maka banyak pula
pengetahuannya. Dengan demikian, kaum tua bisa menjadi kelompok
terpandang di desa atau memiliki kedudukan yg tinggi. Kedudukan sosial yg
tinggi sering ditopang juga oleh adat istiadat, misalnya ada pandangan bahwa
kedudukan perempuan hanya berstatus ikutan (system patriakhi yg menekankan
pentingnya laki2 dlm kehidupan masy). Seorang datuk adalah seorang laki2.
• Namun hal sebaliknya juga bisa terjadi, ketika mata pencaharian pertanian
bukan yang utama, maka kedudukan sosial orang tua akan menurun
DESA SATU KELAS DAN DUA KELAS
• Ada desa2 yang struktur pemilikan asetnya relatif merata (desa tipe satu kelas)
dan ada desa2 yg mengalami polarisasi sosial menjadi dua kategori yang bersifat
antagonistic (desa tipe dua kelas).
• Desa tipe satu kelas dpt digambarkan sebagai tipe desa yang pemilikan lahan
pertanian warganya rata-rata sama. Desa tipe dua kelas secara garis besar
digambarkan sbg desa yang di dalamnya terdapat sejumlah kecil warga yg
memiliki lahan yg amat luas, sedangkan selebihnya dalam jumlah besar
memiliki lahan sangat sempit atau tidak memiliki lahan.
• Tipa desa dua kelas banyak ditemukan diberbagai tempat dan merupakan pola
tradisional di dunia.
• Desa nelayan yang tipe dua kelas, terdiri dari juragan pemilik kapal sering berhadapan
dgn banyak nelayan kecil yang bekerja hanya mengandalkan tenaga pada juragan.
• Latifundia (tipe dua kelas di Amerika Latin), sebutan untuk pemilik tanah yang sangat
luas yang penggunaannya tidak atau kurang produktif.
• Tipe desa satu kelas, stratifikasi sosialnya tidak tajam, sangat memungkinkan untuk
terjadinya mobilitas vertikal bagi semua warga. Orangnya lebih egaliter, standar hidup
tinggi, dan responsif terhadap kemajuan.
• Tipe desa dua kelas, stratifikasi sosialnya tajam dan kaku, sekaku sistem kekastaan,
hubungan antar manusia lebih berdimensi vertikal shg berdampak pada orang2 yg
mudah diperintah, standar hidup rendah dan tdk responsif thd kemajuan, tidak
memungkinkan terjadinya mobilisasi vertikal secara mudah
• Untuk desa satu kelas yang pemilikan tanah warganya rata-rata sama tetapi
sempit tidaklah juah berbeda dengan desa tipe dua kelas dalam hal
kemajuannya. Pemilikan tanah yang sempit tdk memberikan akses bagi
pemiliknya untuk meningkatkan status sekalipun pintu kebebasan berusaha
(berbudidaya) terbuka untuknya
• Di luar jawa, pemilikan/penguasaan tanah petaninya lebih luas daripada
petani di Jawa umumnya. Di daerah-daerah yang masih sangat luas
tanahnya ini, asset yang berharga bukan tanah pertaniannya melainkan
tenaga kerjanya. Artinya tanah hanya memiliki nilai jika ada yg
menggarapnya, maka nilainya tergantung pada tenaga kerja, bukan pada
tanahnya itu sendiri.
DIMENSI-DIMENSI PELAPISAN SOSIAL
• Pembahasan mengenai struktur biososial hakekatnya sekedar menunjukkan gambaran ttg
stratifikasi sosial dari masy. desa yang relatif masih bersahaja.
• Stratifikasi sosial merupakan bagian dari proses perubahan dan perkembangan sosial.
Namun, pada masyarakat dua kelas, masyarakat terbelah secara senjang. Si tuan tanah
terpisah dari kehidupan petani penggarap (buruh) bukan saja dari segi gaya hidup namun
juga tidak terlibat sama sekali dari kegiatan produksi pertanian di tingkat lapangan bersifat
antagonistik atau mengarah pada polarisasi sosial
• Sesungguhnya, konsep stratifikasi sosial yang dilihat sebagai suatu piramida sosial lebih
memperlihatkan perbedaan gradual, tidak terpecah dalam dua lapisan sosial, shg ada
interaksi antara lapisan satu dengan lainnya dan ada kemungkinan terjadinya mobilitas sosial
vertical dalam strata itu.
FAKTOR PEMILIKAN TANAH
• Luas sempitnya pemilikan tanah pertanian memang merupakan faktor yang
sangat menentukan dalam sistem pelapisan sosial masyarakat desa pertanian
yang masih bersahaja.
• Ada lima faktor sbg penentu pelapisan sosial masyarakat desa: (1) luas
pemilikan tanah dan sejauh mana pemilikan itu terkonsentrasi di tangan
sejumlah kecil orang atau sebaliknya terbagi merata pada warga desa, (2)
keterkaitan antara sektor pertanian dan industri, (3) bentuk-bentuk pemilikan
dan penguasaan tanah, (4) frekuensi perpindahan petani dari lahan pertanian
satu ke lainnya, (5) komposisi rasial penduduk.
• Aspek pemilikan tanah. Apabila pemilikan tanah berada di sejumlah kecil
orang, sdgkan yang lainnya sebagai buruh(tipe desa dua kelas), maka di desa ini
lapisan menengah boleh dikatakan tidak ada terjadi fenomena kekastaan dan
menutup pintu terjadinya mobilitas vertikal. Kedua kelompok berbeda secara
kategoris akibatnya tdk menciptakan piramida sosial dari suatu komunitas desa
yang utuh. Hal ini berbeda dg desa tipe satu kelas, perbedaan pemilikan yang
ada bersifat gradual, dan tercipta lapisan2 namun msh mengindikasikan
dinamika masyarakat karena di dalamnya terjadi mobilitas vertical. Artinya
piramida sosial yg ada hanya mencerminkan tangga2 sosial (perbedaan) yang
tidak tajam  tercipta suatu piramida sosial yang merupakan suatu kesatuan
sistem sosial atau way of life.
• Keterkaitan antara sektor pertanian dan industri. Desa yang tergantung
sepenuhnya terhadap pertanian, pemilikan tanah sangat menentukan system
stratifikasi. Namun untuk desa yang memiliki akses thd industri dan lapangan
kerja lain, stratifikasi sosial tdk didasarkan pada luas sempitnya pemilikan tanah,
melainkan oleh kedudukan sosial ekonomi mereka selaku pekerja industry atau
jenis pekerjaan lainnya.
• Bentuk-bentuk hak milik atas tanah (land tenure). Hak-hak yg dimiliki
seseorang atas tanah--hak utk menggunakan, mengolah, menjual, dan
memanfaatkan permukaan tanah lainnya. Ada hak milik (eigendom) dan hak guna
atas tanah---hak utk memperoleh hasil dari tanah yg bukan miliknya dg cara
menyewa, menyakap, dan lainnya. Berdasarkan bentuk pemilikan tanah ini maka
status sosial petani dapat dinilai tinggi rendahnya dalam system pelapisan sosial
yg ada.
• Frekuensi perpindahan dari petak lahan pertanian. Pada lahan
pertanian yg luas, petani penggarap atau penyewa yg sering berpindah
(penggarap sambilan) memiliki kedudukan yang rendah dlm status
sosial di desa. Sebaliknya pada daerah yg pemilikan lahannya sempit
tidak memiliki kesempatan utk berpindah, maka kedudukan petani
justru semakin merosot, karena dg begitu mereka akan menjadi petani
gurem atau buruh tani.
• Komposisi rasial penduduk. Hanya terjadi di Amerika Serikat, di
Indonesia tidak terlihat.
DIFERENSIASI SOSIAL
• Diferensiasi sosial atau struktur sosial horizontal berkaitan dg
pengelompokkan2 sosial yg ada tanpa menempatkannya dalam jenjang
hierarkhis menggambarkan heterogenitas sosial masyarakatnya  semakin
maju atau modern suatu masyarakat, semakin tinggi tingkat diferensiasinya.
• Masyarakat yg diferensiasi sosialnya rendah, umumnya memiliki kohesi sosial
(solidaritas) yang tinggi. Solidaritas menciptakan perasaan kekitaan (we feeling
group). Kohesi yg didasarkan atas kesamaan2 oleh Emile Durkheim disebut sbg
solidaritas mekanik, sedangkan kohesi sosial yang didasarkan atas perbedaan
disebut sebagai solidaritas organik.
• Ikatan sosial masyarakat di luar jawa cenderung atas hubungan sedarah
(genealogis), sedangkan di Jawa lebih dilandasi oleh ikatan daerah.

Anda mungkin juga menyukai