OLEH :
NAMA : SINTA
NPM : 184110207
KELAS : 1D
JURUSAN : AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Adapun yang menjadi judul makalah adalah “Kebudayaan dan Masyarakat
Pedesaan”. dalam makalah ini membahas tentang pengertian stratifikasi sosial, bentuk-
bentuk stratifikasi sosial, faktor-faktor pembentuk stratifikasi sosial, ukuran stratifikasi
sosial, unsur-unsur dalam stratifikasi sosial, dan dampak stratifikasi sosial.
Serta Makalah ini menjelaskan tentang pengertian dan ciri-ciri dari masyarakat
perkotaan dan masyarakat pedesaan serta hubungannya antara masyarakat perkotaan
dengan masyarakat pedesaan. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa
yang mengikuti perkuliahan Ilmu Sosial Dasar dan umumnya bagi masyarakat.
Tujuan saya menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen
yang membimbing saya dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Dalam makalah ini saya juga menyadari masih banyak kekurangan yang menyebabkan
makalah ini menjadi tidak sempurna, baik dalam penulisan maupun isinya, untuk ini
dengan hati yang terbuka saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Sinta
BAB I
PENDAHULUAN
Masyarakat pedesaan ialah masyarakat yang mendiami suatu wilayah tertentu yang
ukurannya lebih kecil dari wilayah kota. Masyarakat desa adalah bentuk persekutuan abadi
antara manusia dan institusinya dalam wilayah setempat yaitu tempat mereka tinggal di
rumah-rumah pertanian yang tersebar dan di kampung yang biasanya menjadi pusat
kegiatan bersama. Sering disebut dengan masyarakat pertanian / pedesaan.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat yang diakui
dalam Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.
Desa menurut Widjaja (2003) dalam bukunyaOtonomi Desa menyatakan bahwa Desa
adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak
asal usul yang bersifat istimewa.
4) Desa Swasembada
Masyarakat sudah tergolong maju sudah mengenal mekanisasi dan teknologi ilmiah
partisipasi masyarakat dalam bidang pembangunan sudah efektif.
Lembaga social adalah suatu system pola social yang tersusun secara sistematis,
bersifat permanent, mengandung perilaku-perilaku tertentu yang terpadu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Setiap lembaga social memiliki fungsi dan tanggungjawab masing-
masing yang berbeda satu sama lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pranata
social merupakan seperangkat aturan yang berkisaar sekitar kegiatan atau kebutuhan social
tertentu.
Karena didalam masyarakat ada berbagai kegiatan dan kebutuhan social, maka dalam
masyarakat juga terdapat berbagai lembaga social.
Lembaga social di Desa Wanayasa sangat berperan penting karena sebagai penentu
kebijakan dalam masyarakat desa. Mulai dari lembaga yang paling kecil yaitu lembaga
keluarga, sampai perangkat desa.
C. Perbedaan Budaya Masyarakat Desa Dan Masyarakat Kota
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat
gradual. Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang
masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri,
dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem
tersebut dapat diungkapkan secara singkat sebagai berikut:
1. Masyarakat Pedesaan
Perilaku homogen; Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan
kebersamaan; Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status; Isolasi sosial, sehingga
static; Kesatuan dan keutuhan kultural; Banyak ritual dan nilai-nilai sakral; dan
Kolektivisme.
2. Masyarakat Kota
Perilaku heterogen; Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan
kelembagaan; Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi; Mobilitas sosial,
sehingga dinamik; Kebauran dan diversifikasi kultural; Birokrasi fungsional dan nilai-nilai
secular; dan Individualisme.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih
mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.
Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting.
Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat
adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti
pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya
merupakan pekerjaan sambilan saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan singkat makalah kami ini maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Masyarakat adalah suatu kelompok orang yang tinggal di suatu wilayah yang saling
berinteraksi dan bergaul dalam waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan
kebudayaan tersendiri serta memiliki aturan-aturan yang mengatur tata kehidupan anggota
masyarakatnya.
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang jumlahnya kurang dari 2.500
jiwa yang tinggal di suatu wilayah hukum, yang juga merupakan suatu organisasi
pemerintahan yang di pimpin oleh seorang kepala desa dan diberi kewenangan mengatur
urusan rumah tangganya masing-masing.
Masyarakat perkotaan adalah sekolompok orang yang tinggal di wilayah yang
cukup besar, padat, permanen, , dihuni oelh masyarakat yang heterogen, dan cenderung
melakukan interaksi hanya atas dasar kepentingan bukan karena pribadi.
B. Saran
Untuk makalah ini seharusnya para pembaca dapat memahami betul isi dari makalah
ini karena akan berpengaruh pada kondisi atau perkembangan tentang Desa . Khususnya
bagi perkembangan budaya sosial desa di Indonesia dan juga kita harus dukung
pemerintahan kita agar bisa lebih baik dalam melaksankan tujuan untuk perkembagan
Desa-desa di Indonesia.
Daftar Pustaka