Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SOSIOLOGI PEDESAAN

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN


DOSEN : Ir. SALMAN

OLEH :
NAMA : SINTA
NPM : 184110207
KELAS : 1D
JURUSAN : AGROTEKNOLOGI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Adapun yang menjadi judul makalah adalah “Kebudayaan dan Masyarakat
Pedesaan”. dalam makalah ini membahas tentang pengertian stratifikasi sosial, bentuk-
bentuk stratifikasi sosial, faktor-faktor pembentuk stratifikasi sosial, ukuran stratifikasi
sosial, unsur-unsur dalam stratifikasi sosial, dan dampak stratifikasi sosial.
Serta Makalah ini menjelaskan tentang pengertian dan ciri-ciri dari masyarakat
perkotaan dan masyarakat pedesaan serta hubungannya antara masyarakat perkotaan
dengan masyarakat pedesaan. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa
yang mengikuti perkuliahan Ilmu Sosial Dasar dan umumnya bagi masyarakat.
Tujuan saya  menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen
yang membimbing saya dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Dalam  makalah ini saya juga menyadari masih banyak kekurangan yang  menyebabkan
makalah ini menjadi tidak sempurna, baik dalam penulisan maupun isinya, untuk ini
dengan hati yang terbuka saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

Pekanbaru, 2 Desember 2018

Sinta
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


Masyarakat  adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup
(atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa
Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-
hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Desa, atau udik, menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di
area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desaadalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin olehKepala Desa. Sebuah desa merupakan
kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung {Banten, Jawa
Barat} atau dusun {Yogyakarta} atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala
Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi
di Kalimantan Timur,Klèbun di Madura, Pambakal di Kalimantan Selatan, Hukum Tua di
Sulawesi Utara.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain,
misalnya di Sumatera Barat disebut dengan istilah nagari, dan di Papua dan Kutai
Barat,Kalimantan Timur disebut dengan istilahkampung. Begitu pula segala istilah dan
institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat
desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah
terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.

B.    Rumusan Masalah

1.     Apa yang di maksud dengan Masyarakat Desa.?

2.     Bagaimana Budaya Masyarakat didalam suatu Desa.?

3.     Apa Perbedaan Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota.?

C.    Tujuan Penulisan


Memberikan informasi dan pengetahuan yang penting mengenai kebudayaan-
kebudayaan lokal yang ada di Indonesia khususnya budaya dipedesaan. Memberi informasi
cirri-ciri masyarakat dipedesaan dan untuk mengetahui budaya dipedesaan

D.   Manfaat Penulisan


Manfaat Dari makalah ini yaitu adalah bagaman kita bisa mengajak pembaca untuk
mengetauhi tentang kehidupan sosial budaya didalam kehidupan desa, dalam meningkatkan
perkembangan desa.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Masyarakat Desa

Masyarakat pedesaan ialah masyarakat yang mendiami suatu wilayah tertentu yang
ukurannya lebih kecil dari wilayah kota. Masyarakat desa adalah bentuk persekutuan abadi
antara manusia dan institusinya dalam wilayah setempat yaitu tempat mereka tinggal di
rumah-rumah pertanian yang tersebar dan di kampung yang biasanya menjadi pusat
kegiatan bersama. Sering disebut dengan masyarakat pertanian / pedesaan.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat yang diakui
dalam Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.
Desa menurut Widjaja (2003) dalam bukunyaOtonomi Desa menyatakan bahwa Desa
adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak
asal usul yang bersifat istimewa.

Ciri-Ciri Masyarakat Desa


Ciri-ciri desa adalah :
– Kelompok primer merupakan kelompok dominan
– Bersifat Kekeluargaan
– Homogen dalam berbagi aspeknya
– Mobilitas sosial rendah
– Keluarga lebih dilihat fungsinya secara ekonomis sebagai unit produksi
– Proporsi anak lebih besar
– Bersifat koeltif dalam pembagian dan pengerjaan tanah
– Bersifat kesatuan ekonomis, yaitu dapat memenuhi kebutuhan sendiri (subsistensi)
– Jumlah penduduk kecil
– Sebagian besar penduduk dari pertanian
– Dikuasai alam

Tipologi Perkembangan Desa


Perkembangan desa mengikuti pola sebagai berikut:

1) Desa Tradisional (Pradesa)


Pada masyarakat suku terasing yang masih bergantung pada alam (cara bercocok tanam,
cara memasak makanan, cara pemeliharaan kesehatan) kondisi masyarakat relatif statis
tradisional masyarakat tergantung pada keterampilan dan kemampuan pemimpin (kepala
suku).
2) Desa Swadaya
Sudah mampu mengolah alam untuk mencukup kebutuhan sendiri sudah mengenal sistem
iritasi sehingga tidak tergantung curah hujan.
3) Desa Swakarsa (Desa peralihan)
Sudah menuju ke arah kemajuan benih-benih demokrasi sudah mulai tumbuh 9tidak lagi
tergantung pada pemimpin) mobilitas sosial sudah mulai ada baik vertikal maupun
horizontal.

4) Desa Swasembada
Masyarakat sudah tergolong maju sudah mengenal mekanisasi dan teknologi ilmiah
partisipasi masyarakat dalam bidang pembangunan sudah efektif.

B.   Budaya Masyarakat Desa


Adat adalah kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung dan menjadi norma dalam
masyarakat atau pola-pola perilaku tertentu dari warga masyarakat di suatu daerah. Dalam
adat istiadat terkandung serangkaian nilai, pandangan hidup, cita-cita pengetahuan dan
keyakinan serta aturan-aturan yang saling berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan
yang bulat. Fungsinya sebagai pedoman tertinggi dalam bersikap dan berperilaku bagi
seluruh warga masyarakat. Dan setiap daerah memiliki memiliki adat istiadat atau
kebiasaan yang berbeda-beda, sesuai dengan struktur social daolam masyarakat tersebut.
Dapat di amati pola kebudayaan masyarakat di Desa Wanayasa kabupaten
Banjarnegara yang dari dulu sampai sekarang masih ada didesa tersebut. Pola kehidupan
masyarakat desa sangat intim antara individu dengan individu yang lain. Seperti ketika
sebuah keluarga tertimpa musibah, salah satu keluarganya meninggal dunia. Maka tanpa
adanya sosialisasi pun mereka dengan sendirinya ikut merasakan kesedihan keluarga
tersebut atau ikut simpati. Bukti konkrit dari hel tersebut adalah adanya tahlilan pada hari
ketiga setelah meninggalnya salah satu keluarga, kemudian tahlilan hari ketujuh, dan
tahlilan hari ke empat puluh.
Hal demikian merupakan wujud kepedulian masyarakat desa yang begitu tinggi
dengan sesamanya. Sampai sekarang fenomena tersebut masih berlaku di Desa wanayasa.
Tidak hanya rasa simpati yang ditunjukkan masyarakat desa, namun gotongroyong dalam
pembangunan rumah sebuah keluarga, masyarakat yang lain tanpa dimintai pertolongan
mereka akan membantu dengan ikhlas. Baik tenaga maupun pikiran. Ada hal lain yang
menarik dari kebudayaan suatu desa.Proses struktur social berjalan dengan lancer apabila
jalinan didalam unsur-unsur social tersebut tidak mengalami kegoncangan pada unsure
yang lain.
Dalam hidup bermasyarakat, seseorang biasanya memiliki bebrapa kedudukan
sekaligus. Kedudukan yang berbeda-beda sering disertai hak dan kewajiban yang berbeda-
beda yang terwujud dalam ketidaksamaan social sehingga menimbulkan konflik dalam
masyarakat.
Untuk menyelesaikan konflik dalam masyarakat, setiap daerah juga memiliki cirri
khas/kebiasaan tersendiri yang berlaku. Setelah di amati, apabila terjadi konflik dalam
masyarakat terutama didaerah tempat tinggal saya, maka perangkat desa melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1.     Persuasive
Artinya perangkat desa atau orang tertentu yang dianggap berpengaruh daloam masyarakat
melakukan usaha untuk mengajak / membimbing, berupa anjuran (pendekatan secara
halus)
2.     Coersive
Apabila dengan cara utama tidak efektif maka usaha berikutnya adalah dengan
memberikan sanksi-sanksi mendidik.
3.     Compulsive
Artinya sekelompok masyarakat menciptakan situasi yang sedemikian rupa sehingga
seseorang terpaksa taat atau patuh kepada aturan
4.     Pervasion
Dengan penanaman norma yang ada secara rutin dengan harapan bahwa hal itu dapat
membudaya. Dengan demikian orang tersebut akan mengubah sikapnya.

Lembaga social adalah suatu system pola social yang tersusun secara sistematis,
bersifat permanent, mengandung perilaku-perilaku tertentu yang terpadu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Setiap lembaga social memiliki fungsi dan tanggungjawab masing-
masing yang berbeda satu sama lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pranata
social merupakan seperangkat aturan yang berkisaar sekitar kegiatan atau kebutuhan social
tertentu.
Karena didalam masyarakat ada berbagai kegiatan dan kebutuhan social, maka dalam
masyarakat juga terdapat berbagai lembaga social.
Lembaga social di Desa Wanayasa sangat berperan penting karena sebagai penentu
kebijakan dalam masyarakat desa. Mulai dari lembaga yang paling kecil yaitu lembaga
keluarga, sampai perangkat desa.
C.   Perbedaan Budaya Masyarakat Desa Dan Masyarakat Kota
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat
gradual. Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang
masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri,
dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem
tersebut dapat diungkapkan secara singkat sebagai berikut:
1. Masyarakat Pedesaan    
Perilaku homogen; Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan
kebersamaan; Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status; Isolasi sosial, sehingga
static; Kesatuan dan keutuhan kultural;  Banyak ritual dan nilai-nilai sakral; dan
Kolektivisme.
2. Masyarakat Kota
Perilaku heterogen; Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan
kelembagaan; Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi; Mobilitas sosial,
sehingga dinamik; Kebauran dan diversifikasi kultural; Birokrasi fungsional dan nilai-nilai
secular; dan  Individualisme.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih
mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.
Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting.
Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat
adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti
pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya
merupakan pekerjaan sambilan saja.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Berdasarkan paparan singkat makalah kami ini maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :

Masyarakat adalah suatu kelompok orang yang tinggal di suatu wilayah yang saling
berinteraksi dan bergaul dalam waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan
kebudayaan tersendiri serta memiliki aturan-aturan yang mengatur tata kehidupan anggota
masyarakatnya.
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang jumlahnya kurang dari 2.500
jiwa yang tinggal di suatu wilayah hukum, yang juga merupakan suatu organisasi
pemerintahan yang di pimpin oleh seorang kepala desa dan diberi kewenangan mengatur
urusan rumah tangganya masing-masing.
Masyarakat perkotaan adalah sekolompok orang yang tinggal di wilayah yang
cukup besar, padat, permanen, , dihuni oelh masyarakat yang heterogen, dan cenderung
melakukan interaksi hanya atas dasar kepentingan bukan karena pribadi.

Hubungan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan adalah hubungan


simbiosis mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan antar satu sama lain misalnya
masyarakat pedesaan memenuhi kebutuhan bahan mentah yang dibutuhkan oleh
masyarakat perkotaan untuk membuat barang jadi, dan masyarakat pedesaan nantinya
menggunakan barang jadi tersebut.

B.   Saran

Untuk makalah ini seharusnya para pembaca dapat memahami betul isi dari makalah
ini karena akan berpengaruh pada kondisi atau perkembangan tentang Desa . Khususnya
bagi perkembangan budaya sosial desa di Indonesia dan juga kita harus dukung
pemerintahan kita agar bisa lebih baik dalam melaksankan tujuan untuk perkembagan
Desa-desa di Indonesia.
Daftar Pustaka

Dwi Gustian Airlangga,(https://airlanggadwigustian.wordpress.com/perihal/)

Dwi Winjeng Mistik,(http://blog.ub.ac.id/mistikdwiwilujeng/2012/06/05)

Lutvisu Cimar Dianti,(http://.blogspot.co.id/2012/12/)

Anda mungkin juga menyukai