Anda di halaman 1dari 18

Tugas: Keperawatan Komunitas Masyarakat Pedesaan

Dosen Pengampu: Ns. Ruslang. S.Kep., M.Adm.Kes

Makalah
Organisasi Sosial Masyarakat Desa
Dan
Institusi Lokal Formal Dan Institusi Informal

Disusun oleh:

Kelompok 3
Hendra Kamal (210402024)
Nabilah Khaerunnisya (210402030)
Nur Rifkah (210402032)
Rabiatul Adewia (210402038)
Rabiatul Adawiyah SR (210402039)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan rahmat-

Nya , penulis dapat menyalesaikan tugas makalah yang berjudul “Organisasi Sosial

Masyarakat Desa Dan Institusi Lokal Formal Dan Institusi Informal” dan tak lupa,

penulis berterima kasih kepada Ns. Ruslang. S.Kep., M.Adm.Kes, selaku Dosen mata

kuliah Keperawatan Komunitas Masyarakat Pedesaan yang telah memberikan penulis

tugas membuat makalah yang sangat bermanfaat ini.

Dalam makalah ini penulis membahas tentang Organisasi Sosial Masyarakat

Desa Dan Institusi Lokal Formal Dan Institusi Informal. Penulis berharap agar

makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta ilmu pengetahuan

pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu masukan berupa kritikan dan saran sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, sekiranya makalah ini dapat berguna dan bisa menjadi

pedoman bagi mahasiswa untuk dapat mempelajari serta memahami tentang

Organisasi Sosial Masyarakat Desa Dan Institusi Lokal Formal Dan Institusi Informal.

Sekian dan terima kasih.

Sengkang, 24 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
A. Rumusan Masalah..........................................................................................3
B. Tujuan Penulisan............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Organisasi Sosial Masyarakat Desa...............................................................4
1. Pengertian Organisasi .............................................................................4
2. Ciri-Ciri Organisasi .................................................................................4
3. Unsur-Unsur Organisasi ..........................................................................5
4. Organisasi Sosial Masyarakat .................................................................5
B. Institusi Lokal Formal Dan Institusi Informal...............................................8
1. Pengertian Institusi Lokal .......................................................................8
2. Manfaat Institusi Lokal ...........................................................................8
3. Keberhasilan Institusi Lokal ...................................................................9
4. Institusi Formal Desa.............................................................................11
5. Institusi Informal Desa .........................................................................12
6. Perbedaan Institusi Formal Dan Institusi Informal................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun dalam kehidupannya


harus berkelompok atau bermasyarakat. Manusia tidak dapat berdiri sendiri namun
tergantung pada orang lain. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Dalam
hubungannya dengan manusia lain manusia berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya dan orang lain, karena manusia mempunyai naluri untuk selalu hidup
dengan orang lain (gregariausness).
Manusia menurut kodratnya itu dilahirkan untuk menjadi bagian dari suatu
kebulatan masyarakat. Dengan demikian manusia itu merupakan bagian dari suatu
organisi sosial. Perhatikanlah kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan
manusia dilakukan dalam kaitannya dengan orang lain dan daam kehidupan bersama
dengan manusia lainnya.
Landasan dari adanya hasrat untuk selalu berada dalam kesatuan dengan
orang lain adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan
yang mendasar dan kebutuhan sosial maupun kebutuhan intergratif. Oleh karena
manusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam, dan cara-cara yang dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan itupun bermacam-macam pula, maka manusia
menentukan bentuk kehidupan sosial tertentu di tempat ia hidup dengan sebaik-
baiknya.
Organisasi sosial manusia mewujudkan diri dalam bentuk kelompok sosial.
Di dalam hubungannya antara manusia dengan manusia lain, agaknya yang paling
penting adalah reaksi yang timbul akibat hubungan-hubungan timbal balik antara
sesama manusia. Reaksi tersebut menyebabkan tindakan seseorang menjadi
bertambah luas.
Manusia sejak dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok
yaitu; 1) Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu
masyarakat dan 2) Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan
tersebut di atas, manusia menggunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya.
Organisasi sosial atau social organization di dalam kehidupan manusia ini,
merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama
Dalam memasuki abad 21 tampaknya bangsa Indonesia harus berangkat dari
kondisi yang kurang menguntungkan. Krisis ekonomi dan politik yang terjadi sekitar
pada pertengahan tahun 1997 tidak hanya memporak-porandakan basis mate-rial
negara yang selama ini telah dijadikan sumber utama penggerak roda ekonomi dan
politik (Hidayat, 2000), tapi juga telah mengakibatkan semakin melemahnya empat
kapasitas utama negara yaitu “institutional, technical, administrative and political
capacity” (Grindle, dalam Hidayat, 2000) yang dibutuhkan untuk dapat menjamin
kesinambungan pembangunan ekonomi dan politik.
Persoalan utama berkaitan dengan proses politik dan pembangunan selama
ini adalah lemah dan diabaikan institusi-institusi yang ada di dalam masyarakat.
Institusi yang diperkenalkan dan dipaksakan pemberlakuannya oleh pemerintah
ternyata tidak dapat diandalkan karena telah merentankan dan merapuhkan institusi-
institusi berbasis lokal yang sebe-narnya merupakan penyangga beroperasi-nya
institusi yang ada disuatu daerah (Marut, 2000).
Sebagai elemen yang tak terpisahkan dalam berbagai aktifitas serta aspek
kehidupan masyarakat, terutama masya-rakat pedesaan, sudah sepantasnyalah
institusi lokal perlu bahkan harus diberdayakan, atau sekurang-kurangnya mem-
berdayakan masyarakat pedesaan melalui institusi lokal. Cheema (1981)
mengemukakan bahwa pemberdayaan institusi lokal merupakan sesuatu yang
dipandang harus dilakukan mengingat fungsi dan atau tugasnya adalah: (1) sebagai
sarana partisipasi masyarakat; (2) sebagai sarana perencanaan dan perumusan tujuan;
(3) memfasilitasi berbagai macam bentuk
penyediaan pelayanan; (4) memobilisasi sumberdaya lokal; (5) membangun
komunikasi dua-arah; (6) sebagai sarana dalam mengartikulasikan dan memproses
kebutuhan dan tuntutan masyarakat lokal; dan (7) membangun kesadaran sosial dan
politik masyarakat.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka batasan masalah


dalam makalah ini adalah:

1. Organisasi Sosial Masyarakat Desa:


a. Apa pengertian dari organisasi?
b. Apa saja ciri-ciri organisasi?
c. Apa saja unsur-unsur organisasi?
d. Apa saja jenis-jenis organisasi sosial masyarakat?
2. Institusi Lokal Formal Dan Institusi Informal:
a. Apa pengertian dari institusi lokal?
b. Apa manfaat institusi lokal?
c. Apa saja keberhasilan dari Institusi Lokal?
d. Apa saja institusi formal desa?
e. Apa saja institusi informal desa?
f. Apa perbedaan institusi formal dan institusi informal?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan


adalah:
1. Organisasi Sosial Masyarakat Desa:
a. Untuk mengetahui pengertian organisasi
b. Untuk mengetahui ciri-ciri organisasi
c. Untuk mengetahui unsur-unsur organisasi
d. Untuk mengetahui Jenis-jenis organisasi sosial masyarakat
2. Institusi Lokal Formal Dan Institusi Informal:
a. Untuk mengetahui pengertian dari institusi lokal
b. Untuk mengetahui manfaat institusi lokal
c. Untuk mengetahui keberhasilan dari Institusi Lokal
d. Untuk mengetahui institusi formal desa
e. Untuk mengetahui Institusi informal desa
h. Untuk mengetahui perbedaan institusi formal dan institusi informal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organisasi Sosial Masyarakat Desa


1. Pengertian Organisasi

Organisasi sosial adalah suatu kumpulan individu yang berbentuk pengaturan


perilaku anggotanya yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama yang
disepakati. Dalam organisasi tersebut, diberlakukan aturan yang membuat setiap kegiatan
anggotanya menjadi terstruktur dan terorganisir
Kita juga sering menemui adanya organisasi masyarakat di daerah pedesaan.
Biasanya untuk daerah desa perangkat dan struktur organisasinya lebih sederhana
dibandingkan yang ada di perkotaan. Namun tetap saja lembaga ini memiliki peran
sosial-nya masing masing yang berdampak positif bagi kehidupan disana.

2. Ciri-Ciri Organisasi
Menurut Berelson dan Steiner (1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Formalitas
Merupakan organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis
daripada peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan,
strategi, dan seterusnya.
b. Hierarki
Merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan
dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang
memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada
anggota biasa pada organisasi tersebut.
c. Besarnya dan kompleksnya
Dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota
sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini
biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”. Lamanya (duration) menunjuk pada diri
bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam
organisasi itu.

3. Unsur-Unsur Organisasi
Beberapa unsur organisasi sosial yang perlu sebagai berikut:
a. Adanya sekumpulan individu
b. Terdapat interaksi sosial
c. Terbentuknya Lembaga sosial
d. Adanya Peran sosial
e. Terbentuknya Kelas sosial
f. Penetapan Tujuan organisasi

4. Organisasi Sosial Masyarakat


Contoh Organisasi Sosial beberapa contoh dari organisasi sosial kemasyarakatan
yang sering kita temui di kehidupan sehari hari.
a. Keluarga
Keluarga menjadi salah satu unit dari organisasi sosial yang paling kecil karena
hanya terbentuk dari ibu, ayah dan anak. Walaupun menjadi unit terkecil namun
keluarga memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sosial suatu individu
Karena dalam keluarga kita pertama kali mengalami yang namanya
pembelajaran, bagaimana proses untuk mengenal kata pertama kalinya, berperilaku,
melihat kondisi disekitar kita. Dengan demikian, baik buruknya keluarga akan
berpengaruh kedalam tatanan kehidupan bermasyarakat secara umum.

b. RT (Rukun Tetangga)
Rukun Tetangga hampir sama dengan Rukun Warga, hanya saja berada di
bawahnya, namun organisasi ini bukan termasuk dalam pembagian administrasi
pemerintahan

c. RW (Rukun Warga)
Rukun Warga adalah sistem pembagian wilayah dimana ini menjadi salah satu
lembaga masyarakat yang dibentuk melalui musyawarah pengurusan yang memiliki
wilayah kerja lebih sempit di bawah Kelurahan, dengan melayani berbagai bentuk
pelayanan administratif khas daerah.
RW adalah salah satu lembaga sosial masyarakat yang secara resmi diakui oleh
pemerintah dan bertugas untuk memelihara dan melestarikan nilai kehidupan
masyarakat di Indonesia. Pemimpin dari RW sering disebut sebagai ketua RW

d. Kelurahan
Kelurahan menjadi salah satu bagian dari organisasi sosial yang merupakan
sekumpulan dari wilayah administrasi RW, yang berada di bawah kecamatan.
Pemimpin dari Kelurahan disebut sebagai Lurah.

e. Remaja Masjid
Salah satu organisasi kemasyarakatan di bidang agama adalah remaja masjid.
Dimana organisasi ini terdiri dari berbagai Pemuda dan Pemudi muslim yang bertugas
untuk mensejahterakan masjid. Artinya remaja masjid terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan yang melibatkan masjid sebagai tempat untuk sarananya. Misalnya
kegiatan isra mi'raj, maulid nabi atau buka bersama yang diadakan di suatu
lingkungan, dan remaja masjid menjadi pengurus sekaligus pantia yang bertugas untuk
menangani acara tersebut

f. BPD (Badan Permusyawaran Desa)


Badan Permusyawaratan Desa adalah perwujudan dari organisasi yang
berlandaskan demokrasi dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan di tingkat desa.
BPD adalah DPR-nya desa yang menjadi lembaga baru pada era otonomi daerah di
Indonesia. Anggota BPD terdiri dari perwakilan masyarakat berdasarkan wilayah yang
ditetapkan dari proses musyawarah dan mufakat. BPD terdiri dari Ketua RW,
pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh masyarakat tertentu yang
mewakili setiap elemen yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Memiliki masa
jabatan selama enam tahun dan bisa diusulkan kembali dalam satu kali masa jabatan
selanjutnya.
g. Karang Taruna
Salah satu organisasi yang masih berjalan di masyarakat adalah karang taruna.
Karang taruna merupakan organisasi tempat berkumpulnya pemuda di masyarakat.
Organisasi ini biasanya bergerak di bidang kesejahteraan sosial, seperti mengadakan
pembinaan kegiatan ekonomi di daerah masing-masing. Selain itu, karang taruna juga
mempelopori kegiatan rutin merayakan Kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus.

h. Posyandu
Pos Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Terpadu atau yang sering disebut
Posyandu merupakan salah satu organisasi di bidang kesehatan. Posyandu biasanya
akan memberikan bantuan medis melalui tenaga terampil yang dimilikinya. Anggota
posyandu merupakan masyarakat itu sendiri. Manfaat adanya organisasi ini, seperti
memperoleh pelayanan kesehatan hingga menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

i. PKK (Pembina Kesejahteraan Keluarga)


Organisasi ini diluncurkan secara resmi oleh pemerintah sejak tahun 1957.
Tujuannya adalah demi mencapai kesejahteraan di tengah keluarga Indonesia.
Terdapat banyak program inti dari organisasi PKK, yakni mengamalkan nilai dasar
Pancasila, gotong royong hingga tata laksana rumah tangga.

j. Sistem Keamanan Lingkungan


Sistem keamanan lingkungan atau yang sering disebut dengan siskamling ini
juga masih banyak berjalan di masyarakat. Fungsinya yakni untuk menjaga keamanan
dan ketertiban di masyarakat. Salah satu wujud dari siskamling adalah pengadaan
ronda malam dengan anggotanya yang dipilih berdasarkan sistem giliran. Ronda
malam ini biasanya diikuti oleh laki-laki yang telah berusia di atas 17 tahun.
B. Institusi Lokal Formal Dan Institusi Informal
1. Pengertian Institusi Lokal
Konsep Institusi Lokal Institusi sebagai organisasi lokal menurut Brett adalah
“group of individuals bouned by some common purpose who come together to achieve
join objectives as an actors in society solving the problems of collective action amongst
individuals” (Brett, 2000). Dikemukakan dengan bahasa lain, institusi lokal adalah
sekelompok individu yang secara bersama-sama terikat oleh kepentingan dan tujuan
bersama yang dicapai melalui tindakan kolektif yang menempatkan diri mereka sebagai
pelaku dalam pemecahan masalah.
Institusi lokal pada level pedesaan meliputi : koperasi, organisasi kelompok tani,
komite pembangunan pedesaan, kelompok ibu-ibu, organisasi atau ke-lompok pemuda,
organisasi kesejahteraan pedesaan, organisasi keagamaan, orga-nisasi atau sarikat
pekerja, cabang-cabang partai politik. Timbulnya organisasi atau institusi lokal menurut
Cheema (1981), ada yang karena diprakarsai atau disponsori oleh pemerintah dengan
tujuan yang sudah dirumuskan secara jelas, dan ada pula institusi atau organisasi yang
murni inisiatif masyarakat dengan tujuan yang biasanya bersifat dinamis dan tidak
tersusun secara jelas, tapi lebih bersifat evolutif sesuai dengan perkembangan institusi
yang bersangkutan.

2. Manfaat Institusi Lokal


Dalam berbagai pelaksanaan pembangunan pedesaan, institusi lokal atau
lembaga lokal yang dapat menunjang atau bermanfaat adalah:
a. Institusi yang memiliki adaptasi yang tinggi untuk menjawab berbagai masalah dan
kondisi yang bervariasi, dimana masyarakat atau kelompok sasaran biasanya
heterogen dalam hal permasalahan, kebutuhan maupun keinginan-keinginan;
b. Institusi yang saling melengkapi dan menyatu dengan berbagai institusi atau lembaga
lainnya dalam mengatasi berbagai permasalahan pembangunan pedesaan;
c. Institusi yang dibentuk berdasarkan sifat-sifat budaya, praktek dan perilaku
masyarakat disekitarnya agar menjadi institusi yang adaptif dan dapat diterima oleh
masyarakat;
d. Institusi yang jaringannya tersusun untuk mentrans-formasikan perilaku dan praktek-
praktek tradisional untuk mencapai pertumbuhan dan distribusi pendapatan yang
seimbang;
e. Institusi yang menyalurkan pelayanan secara merata kepada anggota dan masya-rakat;
dan
f. Dibentuk secara bersama-sama dan memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk berpartisipasi, berkecimpung langsung ataupun menjadi pemimpin
dalam institusi tersebut (Rondinelli dan Ruddle, 1977 dalam Supriatna, 2000).
Pendidikan dan Pelatihan Sebagai Sarana Pemberdayaan Institusi Lokal
Pendidikan pada hakikatnya berfungsi untuk megembangkan kemampuan,
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia baik individu maupun
kelompok masyarakat, atau dengan kata lain bahwa pendidikan berfungsi sebagai
sarana pemberdayaan individu dan kelompok masyarakat dalam menghadapi masa
depannya (Babari dan Prijono, 1996).
Dalam lingkup organisasi, pendidikan lebih ditujukan pada upaya kearah
perubahan perilaku yang walaupun tidak dapat diramalkan, paling tidak cocok dan
efektif sesuai dengan konteks dimana perilaku ditunjukkan atau paling tidak orang-
orang mengetahui adanya seperang-kat aturan atau prinsip dan alasan-alasan yang
mendasarinya, walaupun tidak mungkin mengendalikan perilaku orang-orang tersebut
(Stewart, 1998).
Berbeda dengan pendidikan, pelatihan lebih ditujukan pada menstandarkan
perilaku sehingga orang-orang di dalam organisasi berprilaku secara konsisten dan
dapat diandalkan dalam keadaan tertentu seperti yang telah diperkirakan serta
berkaitan dengan kecapakan-kecakapan tertentu yang dibutuhkan. Dalam hal
pendidikan dan pelatihan ini, pemberdayaan yang sejati menghendaki agar orang-
orang yang ada dalam organisasi dapat mengambil kepu tusan secara mandiri, sesuai
dengan keadaan (Stewart, 1998).

3. Keberhasilan Institusi Lokal


Berhasil atau tidaknya pemberdayaan organisasi atau institusi lokal dapat dilihat
atau dinilai dari: ownership team and leade, culture and structure (Kempton, 1995).
a. Ownership
Berkenaan dengan cara keterlibatan individu-individu di dalam aktifitas
organisasi, semisal rasa bertanggung-jawab atas berbagai tindakan nya. Jika rasa
kepemilikan terhadap organisasi dari setiap individu ada, mereka cenderung akan
bertindak lebih baik.
b. Team and leader
Pemberdayaan organisasi yang berhasil selalu meletakkan dasar pada kerjasama
tim yang dalam aktifitas keseharian organisasi, kelompok-kelompok merupakan unsur
dasar pembentuk organisasi dan berbagai aktifitas yang perlu dikembangkan
mencakup beragam ke-ahlian yang diperoleh melalui pembelajaran. Anggota
organisasi dalam pola kerja seperti ini akan mendapat tambahan keahlian dan lebih
fleksibel.
c. Structure and culture
Struktur dan budaya organisasi yang dimaksud disini adalah keterbukaan dan
responsifitas terhadap perubahan yang berarti sebagai perbaikan terus-menerus atau
“continous improvement”. Dalam hal perubahan budaya organisasi memerlukan
komitmen kepemimpinan yang jelas, keterlibatan dan partisipasi seluruh anggota.

Implementasi kebijakan peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui


pendidikan dan pelatihan dalam pemberdayaan institusi lokal, dilihat dari:
a. Pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah melalui pendidikan dan pelatihan;
b. Pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak swasta melalui pendidikan dan pelatihan;
dan
c. Pemberdayaan diri anggota institusi lokal melalui pendidikan dan pelatihan, yang
meliputi: Kesadaran individu, Kesadaran kelompok, maupun Kesadaran pemimpin

Implikasi pemberdayaan bagi masyarakat, dilihat dari:


a. Rasa kepemilikan;
b. Jalinan kerjasama antar anggota, antar anggota dengan pemimpin; dan
c. Keterbukaan dan responsifitas terhadap perubahan
4. Institusi Formal Desa
Lembaga formal adalah lembaga yang pembentukannya atas prakarsa
pemerintah pusat, daerah dan desa. Misalnya RT, RW, PKK, LPMD, LINMAS, Karang
Taruna, dan lain sebagainya. Selanjutnya yang disebut lembaga informal adalah lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat sendiri, mislanya kelompok arisan, dan lain-lain.
a. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Jumlah anggota BPD Desa ialah sebanyak 9 (sembilan) orang, yang terdiri dari
seorang ketua, seorang sekretaris, seorang wakil ketua, dan 6 (enam) orang lainnya
sebagai anggota. Pemilihan anggota BPD ini melalui musyawarah bersama
berdasarkan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki, dimana kandidat dari
pengurus mewakili dusun, ataupun mewakili Rukun Warga (RW) yang ada di Desa.
Jumlah RW yang ada sebanyak 4 (empat) RW, kandidat anggota BPD meliputi 2 (dua)
orang dari RW 01, 2 (dua) orang dari RW 02, 3 (tiga) orang dari RW 03, dan 2 (dua)
orang dari RW 04. Perbedaan jumlah kandidat dari RW 03 dengan RW lainnya, yakni
3 (tiga) orang disebabkan karena wilayah RW 03 lebih luas dibandingkan dengan RW
yang lainnya, sehingga keterwakilan warga tidak terlalu timpang.

b. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)


Merupakan salah satu lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah
desa untuk mengelola, merencanakan dan melaksanakan pembangunan dengan
menggali swadaya gotong-royong masyarakat desa. Lembaga ini juga bertugas untuk
menyusun rencana pembangunan yang berpartisipatif, menggerakkan swadaya gotong-
royong masyarakat, dan melaksanakan pengendalian pembangunan. Jumlah anggota
LPMD Desa Kelangdepok ialah sebanyak 9 (sembilan) orang, yang terdiri dari
seorang ketua, seorang sekretaris, seorang bendahara, dan 6 (enam) orang lainnya
sebagai anggota.

c. Aparat Desa/Perangkat Desa


Merupakan unsur penyelenggara pemerintahan desa guna membantu Kepala
Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dalam pelaksanaan tugasnya,
perangkat desa bertanggung jawab penuh terhadap Kepala Desa. Jumlah perangkat
desa yang ada di Desa Kelangdepok adalah sebanyak 9 (sembilan) orang belum
termasuk sekretaris desa, yang terdiri dari seorang bendahara desa, seorang polisi desa,
seorang lebe, seorang kaur pembangunan, seorang kaur pelayanan masyarakat, dan
empat kepala dusun.

d. Karang Taruna
Merupakan salah satu lembaga kemasyarakatan yang menjadi wadah
pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan
rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda.

5. Institusi Informal Desa


a. Paguyuban Warga
Merupakan salah satu lembaga yang dibentuk oleh kalangan masyarakat
setempat, juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya tentang
isuisu yang berhubungan dengan berbagai bentuk praktik penyelenggaraan
pemerintahan desa. Nantinya akan diteruskan sampai lembaga formal desa. Anggota
dari paguyuban ini terdiri dari berbagai kalangan masyarakat, seperti masyarakat
biasa, kalangan profesi, atau mantan pejabat desa sekalipun. Jumlah dari anggota
paguyuban ini pun lebih dari 10 (sepuluh) orang.
b. Organisasi Masyarakat Keagamaan
Merupakan lembaaga atau perkumpulan warga yang tidak terikat dengan
wewenang resmi dari pemerintah desa, dan berkumpul berdasarkan kesamaan
kepercayaan dan keyakinan yang mereka anut.

6. Perbedaan Institusi Formal dan Institusi Informal

Dalam Praktik Pemilihan Kepala Desa pada tahap persiapan dan tahap
pelaksanaan juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Terlihat bahwa anggota
formal lebih efektif dibandingkan anggota informal, hal ini dibuktikan dengan besaran
nilai ratarata anggota formal lebih besar dibandingkan besaran nilai rata-rata anggota
informal. Tetapi, dapat dilihat pula bahwa perbedaan besaran nilai rata-rata tersebut tidak
terpaut jauh. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tingkat akses pada tahap persiapan yang
sering berkaitan dengan urusan administratif dan urusan berkas-berkas lainnya. Dalam
urusan seperti itu, sudah pasti anggota formal lebih menguasai dan juga lebih bisa
mengontrolnya. Pada tahap pelaksanaan pun, pemberian tugas dan wewenang lebih
dipercayakan kepada anggota formal dibandingkan anggota informal, dengan
pertimbangan bahwa anggota informal kurang memiliki pengalaman dan penguasaan
materi tentang prosedur pemerintahan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi sosial adalah suatu kumpulan individu yang berbentuk pengaturan
perilaku anggotanya yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama yang
disepakati.Dikemukakan dengan bahasa lain, institusi lokal adalah sekelompok individu
yang secara bersama-sama terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama yang dicapai melalui
tindakan kolektif yang menempatkan diri mereka sebagai pelaku dalam pemecahan masalah.
Pendidikan dan Pelatihan Sebagai Sarana Pemberdayaan Institusi Lokal
Pendidikan pada hakikatnya berfungsi untuk megembangkan kemampuan, meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat manusia baik individu maupun kelompok. Berhasil atau
tidaknya pemberdayaan organisasi atau institusi lokal dapat dilihat atau dinilai dari:
ownership team and leade, culture and structure (Kempton, 1995). Anggota formal lebih
efektif dibandingkan anggota informal, hal ini dibuktikan dengan besaran nilai ratarata
anggota formal lebih besar dibandingkan besaran nilai rata-rata anggota informal.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Scribd,’’Organisasi Sosial Masyarakat’’.https://id.scribd.com/doc/9406552/Organisasi-Sosial-


Masyarakat. Dikases pada tanggal 24 Februari 2023 pukul 14.25 Wita.
Bobo.grid.id.https://bobo.grid.id/read/083319499/macam-macam-bentuk-organisasi-di
lingkungan-masyarakat-materi-kelas-5-sd?page=all. Dikases pada tanggal 21 Februari
2023 pukul 13.48 Wita.
www.kosngosan.com.https://www.kosngosan.com/2020/04/contoh-organisasi-sosial.html?m=1.
Dikases pada tanggal 21 Februari 2023 pukul 13.50 Wita.
Id.m.wikipedia.org.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial.Dikases pada tanggal 24
Februari 2023 pukul 12.23 Wita.
Wacana.ub.ac.id. https://wacana.ub.ac.id/index.php/wacana/article/view/185. Dikases pada
tanggal 24 Februari 2023 pukul 12.47 Wita.
Repo.iain-tulungagung.ac.id. http://repo.iain-tulungagung.ac.id/14330/4/BAB%20I.pdf. Dikases
pada tanggal 24 Februari 2023 pukul 21.01 Wita.

Anda mungkin juga menyukai