Klasifikasi berbeda juga dilakukan oleh Collins (Sunarto, 2000: 227) dengan
mengacu pada pemikiran sosiologi seabad lalu yang diidentifikasi berdasarkan luas
ruang lingkup pokok bahasan, yaitu:
1. Teori Sosiologi Makro, yaitu teori-teori yang difokuskan pada analisis proses
sosial berskala besar dan jangka panjang, meliputi teori tentang: evolusionisme,
sistem, konflik, perubahan sosial,dan stratifikasi.
2. Teori Sosiologi Mikro, yaitu teori yang diarahkan untuk analisis rinci tentang
apa yang dilakukan, dikatakan, dan dipikirkan manusia dalam pengalaman
sesaat, mencakup teori tentang interaksi, diri, pikiran, peran sosial, definisi
situasi, konstruksi sosial terhadap realitas, strukturalisme, dan pertukaran
sosial.
Hal serupa juga dilakukan oleh para sosiolog, seperti Jack Douglas (1973),
Broom dan Selznick (1977), Doyle Paul Johnson (1981), yang membagi teori
sosiologi menjadi dua kelompok besar yakni Sosiologi Makro dan Sosiologi
Mikro (Sunarto, 2007: 18).
a. Jack Douglas (1973) Membedakan atara perspektif makro sosial dan
perspektif mikro sosial. Dia juga menyebut adanya sosiologi kehidupan
sehari-hari (the sociology of everyday life situations) dan sosiologi struktur
sosial (the sociology of social structure), yang pertama mengindikasikan kajian
yang berskala mikro (apa yang terjadi pada hubungan antar individu,
bagaimana mereka berkomunikasi, bersikap, dan bertindak), sedang sosiologi
berskala makro, pada tataran struktur dan berperspektif makro sosial
memandang masyarakat secara keseluruhan (makro), di luar individu-individu
dan tidak sekedar kumpulan individu-individu kelompoknya
. b. Rendall Collins (1981) Membedakan antara sosiologi makro (macro
sociology) dan sosiologi mikro (micro sociology). Sosiologi mikro menganalisis
apa yang dilakukan, dikatakan, dan dipikirkan manusia dalam kehidupan
sehari-hari yang temporal, sedang sosiologi makro menganalisis proses-proses
sosial berskala luas dan berjangka panjang. Pada pokok kajian sosiologi mikro
menurut Collins umumnya memperlajari fenomena sosial (peristiwa) yang terjadi
dalam waktu pendek (aktual, fenomenal, sesaat) sedangkan sosiologi makro lebih
pada fenomena sosial berjangka panjang.
Beberapatokohteorisosialmakro:
AGUSTE COMTE
Auguste Comte
memilikisuatupandanganuntuklebihmencurahkantenagadalammenyata
kanharapanbagisosiologidanmenetapkantuntutanatashakdaripadamend
efinisikanpokokpembahasanya.
Sosiologidibagimenjadi 2 bagianutama,
yaitustatikasosialdandinamikasosial.Duakonseptersebutmerupakanbag
ianutamaatauintidalampokokpembahasansosiologi.
Aliranmakroyaituteori yang di
kenaldenganberbagainamasepertiteoristruktur –
fungsi,fungsionalisme,danfungsionalismestrukturalmerupakanteori
yang terkuakdanhinggakini paling luaspengaruhnya.
Sumbanganutama Comte
bagisosiologiyaitupositivismepembagianantarastatikasosialdandinami
kasosialdanorganismemenampilkankesalingterkaitan yang erat.
EMILE DURKHEIM
Durkheim merupakantokohsosiologiklasik yang
secararincimembahaskonseopfungsidanmenggunakanyadalamanalisist
erhadapberbagaipokokpembahasanya.Dalambukunya The division Of
Labor in Society
(1964),membahassecararincikonsepfungsidanmembahasfungsipemba
giankerjadalammasyarakat.
Durkheim perpendapatbahwasosiologymerupakanilmu yang
mempelajarifaktasosial.Faktasosialmerupakancara-carabertindak,berp
ikir,danberperasakan yang berada di
luarindividudanmempunyaikekuatanmemaksa yang mengendalikanya.
Sosiologi mikro dan makro sebenarnya berkaitan dengan sesuatu yang pada
dasarnya sama, yakni interaksi antar individu yang telah terpolakan. Keduanya
hanya menganalisis berbagai interaksi yang ada dari batasan waktu, ruang, dan
jumlah yang berbeda.Dengan demikian, perbedaan sosologi mikro dan makro
hanyalah menyangkut perbedaan perspektif, dan bukan perbedaan masalah
pokoknya.
Teori sosiologi mikro menjelaskan tentang perilaku yang menjadi perhatian
dalam teori sosiologi makro.