Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI SOSIAL DAN POLITIK

TEORI INTERAKSI SIMBOLIK

Oleh

NAMA ANTONIUS KEVIN A.W KOTEN

NIM 1603010137

KELAS ADM.NEGARA C

DOSEN WALI Drs. M .A.Panara,M.si

FAKULTAS ILMU SOCIAL DAN ILMU POLITIK


JURUSAN ADMINISTASI NEGARA
UNDANA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkatNYA saya dapat
menyelesaikan Makalah tentang Teori Interaksi Simbolik..Makalah ini di ajukan sebagai bahan
pendukung dalam Memenuhi Nilai Ujian tengah semester.
Saya ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan ,maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan membantu pembelajaran pada diri
kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan penulisan.......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2

2.1 Pengertian teori interaksi simbolik..................................................... 2


2.2 Sejarah teori interaksi simbolik ........................................................ 2
2.3 Ide dasar dalam interaksi simbolik..................................................... 3
2.4 Tema dan Asumsi teori interaksi simbolik......................................... 4

BAB III PENUTUP................................................................................ 6

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 6

3.2 Saran.. 6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

George Herbert mead, yang dikenal sebagai pencetus awal teori interaksi simbolik,sangat
mengagumi kemampuan manusia untuk menggunakan symbol , dia menyatakan bahwa orang
bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu. Teori
interaksi simbolik berkembang pertama kali di Universitas Chicago dan dikenal dengan mahzab
Chicago tokoh utama dari teori ini berasal dari berbagai Universitas di luar Chicago. Diantaranya
John Dewey dan C. H Cooley, filsuf yang semula mengembangkan teori interaksi simbolik di
universitas Michigan kemudian pindah ke Chicago dan banyak memberi pengaruh kepada W. I
Thomas dan George Herbert Mead.

Sebagaimana kita ketahui konsep itu muncul tatkala Mead mengajar psikologi sosial di
Chicago sekitar tahun 1916-1928. Waktu itu dunia sedang dilanda perang besar antara Jerman
bersama Austria melawan Perancis, Inggris dan negara-negara sekutu, termasuk Amerika
Serikat. Setelah selesai Perang Dunia Pertama, Amerika Serikat mengalami depresi ekonomi
yang sangat berat. Pada saat itu di Amerika Serikat banyak terjadi persoalan sosial. Dari masalah
pengangguran, tingginya kriminalitas, prostitusi, munculnya kasus-kasus perceraian di
masyarakat, hingga banyaknya orang yang mengidap depresi dan persoalan sosial lain yang
mengidab masyarakat urban yang sekulair. Itulah problema masyarakat modern yang menjadi
perhatian ilmuwan social pada masa itu.

Keadaan itu nampaknya mendorong Mead mengamati keseharian kehidupan manusia,


terutama mengenai bagaimana individu melakukan interaksi. Kemudian mengembangkan teori
Psikologi sosial. Pada dasarnya dia percaya bahwa ilmu pengetahuan bisa memberikan solusi
terhadap berbagai persoalan sosial. Untuk itu selain dia memformulasikan pemikirannya dalam
teori interaksi simbolik, keseharian Mead juga aktif dalam kegiatan reformasi sosial. Dia terlibat
kegiatan pengumpulan dana yang berkenaan dengan kebijakan di bidang pemukiman sosial di
Universitas Chicago. Kondisi eksternal semacam itulah yang menjadi setting sosial ketika Mead
menghasilkan pemikiran- pemikirannya. Karena itu tidaklah mengherankan jika kajian tentang
Mind, Mead melihat mind secara pragmatis. Yakni mind atau pikiran melibatkan proses berpikir
yang mengarah pada penyelesaian masalah. Saat itu Mead berasumsi, dunia nyata penuh dengan
masalah (sesuai dengan keadaan saat itu), dan fungsi pikiranlah untuk mencoba menyelesaikan
masalah dan memungkinkan orang lebih efektif dalam kehidupan.

Begitu pula dalam membahas konsep The Self, George Herbert Mead senantiasa
memperhitungkan faktor struktural, yaitu society. Karena pada dasarnya menurut pengamatan
Mead konsep diri (the self) yang dia sebut sebagai I menentukan kehendak, keinginan,
termasuk ambisi-ambisi dari mahkluk yang namanya manusia. Namun disisi lain diri manusia
juga memiliki konsepsi Me, yang sangat memperhitungkan keadaan sekelilingnya. Me
senantiasa dipengaruhi oleh interaksi internal yang dikaitkan dengan keadaan masyarakat. Itulah
struktur sosial yang berpengaruh terhadap konsepsi the self.
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah Pengertian teori interaksi simbolik ?
2. Bagaimana Sejarah teori interaksi simbolik ?
3. Apakah Ide dasar dalam interaksi simbolik ?
4. Bagaimana Tema dan Asumsi teori interaksi simbolik ?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui Pengertian teori interaksi simbolik
2. Untuk mengetahui Sejarah teori interaksi simbolik
3. Untuk mengetahui Ide dasar dalam interaksi simbolik
4. Untuk mengetahui Tema dan Asumsi teori interaksi simbolik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian teori interaksi simbolik

Teori interaksi simbolik (symbolic interaction theory-SI) menekankan pada hubungan antara
symbol dan intraksi. Menurut Stephen W. Littlejohn (2001: 145) dalam bukunya Theories of
Human Communication, interaksi simbolik merupakan pandangan yang meyakini bahwa
struktur sosial dan makna dibentuk dalam Interaksi Sosial.

Sedangkan menurut West & Turner (2012: 98-99) Interaksi simbolik berpandangan bahwa
individu membentuk makna melalui proses komunikasi, dimana tujuan dari interaksi adalah
untuk menciptakan makna yang sama. Ini menjadi penting karena tidak mungkin proses
komunikasi terjadi tanpa makna yang sama.

Raph larossa dan Donald c.reitzes(1993) mengatakan bahwa interaksi simbolik adalah pada
intinya sebuah kerangka untuk memahami bagaimana manusia bersama dengan yang lainnya
,menciptakan dunia simbolik dan bagaiman dunia ini , sebaliknya , membentuk perilaku mansia.

Esensi teori interaksi simbolis adalah suatu aktifitas yang merupakan cirri manusia, yakni
komunikasi atau pertukaran symbol yang diberikan makna .

2.2 Sejarah teori interaksi simbolik

Interaksi simbolik lahir pada dua universitas yang berbeda yaitu university of lowa dan
university of Chicago di lowa. Sebagaimana kita ketahui konsep itu muncul tatkala Mead
mengajar psikologi sosial di Chicago sekitar tahun 1916-1928. Waktu itu dunia sedang dilanda
perang besar antara Jerman bersama Austria melawan Perancis, Inggris dan negara-negara
sekutu, termasuk Amerika Serikat. Setelah selesai Perang Dunia Pertama, Amerika Serikat
mengalami depresi ekonomi yang sangat berat. Pada saat itu di Amerika Serikat banyak terjadi
persoalan sosial. Dari masalah pengangguran, tingginya kriminalitas, prostitusi, mun culnya
kasus-kasus perceraian di masyarakat, hingga banyaknya orang yang mengidap depresi dan
persoalan sosial lain yang mengidab masyarakat urban yang sekulair. Itulah problema
masyarakat modern yang menjadi perhatian ilmuwan social pada masa itu.
Keadaan itu nampaknya mendorong Mead mengamati keseharian kehidupan manusia,
terutama mengenai bagaimana individu melakukan interaksi. Kemudian mengembangkan teori
Psikologi sosial. Pada dasarnya dia percaya bahwa ilmu pengetahuan bisa memberikan solusi
terhadap berbagai persoalan sosial. Untuk itu selain dia memformulasikan pemikirannya dalam
teori interaksi simbolik, keseharian Mead juga aktif dalam kegiatan reformasi sosial. Dia terlibat
kegiatan pengumpulan dana yang berkenaan dengan kebijakan di bidang pemukiman sosial di
Universitas Chicago. Kondisi eksternal semacam itulah yang menjadi setting sosial ketika Mead
menghasilkan pemikiran- pemikirannya. Karena itu tidaklah mengherankan jika kajian tentang
Mind, Mead melihat mind secara pragmatis. Yakni mind atau pikiran melibatkan proses berpikir
yang mengarah pada penyelesaian masalah. Saat itu Mead berasumsi, dunia nyata penuh dengan
masalah (sesuai dengan keadaan saat itu), dan fungsi pikiranlah untuk mencoba menyelesaikan
masalah dan memungkinkan orang lebih efektif dalam kehidupan.

2.3 Ide dasar dalam interaksi simbolik

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula
perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita dapat mengutarakan
perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan oleh
orang lain.
Sesuai dengan pemikiran-pemikiran Mead, definisi singkat dari tiga ide dasar dari interaksi
simbolik adalah :
1) Pikiran (Mind)

Pikiran (mind) menurut Mead dalam West dan Turner (2008: 104-105) adalah kemampuan
menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama. Menurut Mead, manusia
mengembangkan pikiran melalui interaksi dengan orang lain. Dalam interaksi dengan orang lain
ini, manusia menggunakan bahasa (baik bahasa verbal maupun nonverbal) untuk
mengekspresikan pemikiran dan perasaan yang dimiliki bersama. Bahasa tergantung pada
significant symbol, significant symbol merupakan simbol yang bermakna atau simbol yang
maknanya secara umum disepakati oleh banyak orang.
Mind (pikiran) dalam konsep mead adalah sebuah proses dimana individu berinteraksi
dengan dirinya sendiri, berpikir melibatkan keraguan (menunda yang tidak jelas) ketika diri
menafsirkan situasi. Disini seseorang berfikir melalui situasi untuk merencanakan tindakan
selanjutnya. (Little John. 2001: 148). Berfikir adalah interaksi oleh diri yang bersangkutan
dengan orang lain. Berfikir tidak bisa lebas dari situasi sosial dimana diri berada. (Umiarso dan
Elbadiansyah. 2014: 189). Kemampuan interaksi dengan diri sendiri ini terjadi karena adanya
rangsangan sosial dari interaksi seseorang dengan orang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, dengan menggunakan bahasa dan interaksi
sosial, pikiran dikembangkan. Pikiran merupakan proses yang diwujudkan bila individu
berinteraksi menggunakan significant symbol. Dengan menggunakansignificant symbol ini
seseorang berinteraksi dengan dirinya sendiri untuk menentukan makna, dimana makna terhadap
simbol tersebut juga dipengaruhi oleh orang lain yang ada pada suatu kondisi dalam lingkungan
sosialnya. Berpikir merupakan proses refleksi diri dalam merespon fenomena sosial yang akan
berwujud pada tindakan.
Adapun aktifitas penting yang diselesaikan melalui pemikiran adalah pengembilan peran
(role taking), atau kemampuan secara simbolik untuk menempatkan dirinya sendiri dalam
khayalan orang lain. Dalam proses role taking ini seseorang menghentikan persfektifnya sendiri
terhadap sebuah pengalaman, melainkan membayangkannya dari persfektif orang lain. Role
taking adalah sebuah tindakan simbolis yang membantu menjelaskan perasaan tentang diri dan
memungkinkan kita untuk mengembangkan kapasitas untuk berempati dengan orang lain. (West
dan Turner, 2008: 105)
2) Diri (self)

Diri dalam Persfektif Interaksi Simbolik Mead adalah diri yang dipengaruhi dan
mempengaruhi orang lain. Anda dapat merespon diri anda sendiri sebagai sebuah objek. Diri
memiliki dua segi yaitu I dan me. I adalah bagian dari self yang menurutkan kata hati, tidak
teratur, tidak terarah dan tidak dapat ditebak. Sedangkan me adalah refleksi umum orang lain
yang terbentuk dari pola teratur dan tetap yang dibagi bersama dengan orang lain. (Little John.
2001: 147).
Jadi, diri bersifat sosial, diri dan masyarakat saling mempengaruhi dan berfungsi sebagai
rujukan bagi yang lainnya. Makna tentang diri diciptakan melalui bahasa dan budaya bersama
yang berasal dari interpretasi subjektif individu atas penilaian orang lain yang dianggap penting
dan punya hubungan dekat dengan mereka (significant other) mengenai sikap dan tindakan
individu tersebut. (Umiarso dan Elbadiansyah. 2014: 202-203)
3) Masyarakat (Society)

Masyarakat (Society) terdiri atas perilaku-perilaku kooperatif anggota-anggotanya. Adanya


kerjasama dalam masyarakat mengharuskan satu sama lain saling memahami. Kerjasama terdiri
dari membaca tindakan orang lain dan menanggapinya dengan cara yang tepat. Hasil interaksi
anda dengan orang lain adalah makna. Manusia berkomunikasi dengan berbagi makna dari
simbol-simbol yang digunakan. Masyarakat ada karena adanya pertukaran makna atas simbol.
(Little John. 2001: 147)

2.4 Tema dan Asumsi teori interaksi simbolik

Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai diri dan hubungannya dalam
masyarakat . Ralph Larossa dan Donald C.Reitzes telah mempelajari teori interaksi simbolik
yang berhubungan dengan kajian mengenai keluarga . mereka mengatakan bahwa tujuh asumsi
mendasari Interaksi simbolik dan bahwa asumsi ini meliputi tiga tema besar .

a. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

Teori interaksi simbolik berpegang bahwa individu membentuk makna melalui proses
komunikasi karena makna tidak bersifat intrinsic terhadap apapun.dibutuhkan kontruksi untuk
menciptakan makna yang sama.karena tanpa makna yang sama , berkomunikasi akan menjadi
sulit atau bahkan tidak mungkin.menurut larossa dan reitzes , tema ini mengandung tiga asumsi
yang diambi dari karya herben blumer (1969) asumsi-asumsi ini adalah sebagai berikut :
Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain
pada mereka
Asumsi ini menjelaskan perilaku sebagai suatu rangkaian pemikiran dan perilaku yang
dilakukan secara sadar antara rangsangan dan respons orang berkaitan dengan rangsangan
tersebut.teoritikus interaksi sosial seperti Herbert blumer tertarik dengan makna yang ada dibalik
perilaku.meraka mencari makna dengan mempelajari penjelasan psikologis dan sosiologis
mengenai perilaku.

Makna yang kita berikan pada symbol merupakan produk dari interaksi sosial dan
menggambarkan kesepakatan kita untuk menerapkan makna tertentu pada symbol tertentu pula.

Makna diciptakan dalam interaksi manusia

Mead menekankan dasar intersubjectif dari makna.makna dapat ada , menurut mead ,
hanya ketika orang orangbmemiliki interpretasi yang sama mengenai symbol yang mereka
pertukarkan dalam interaksi .Blumer menjelaskan bahwa terdapat tiga cara untuk menjelaskan
asal sebuah makna . Satu,pendekatan mengatakan bahwa makna adalah suatu yang bersifat
intrinsic dari suatu benda.Pendekatan kedua terhadap asal usul makna melihat makna itu.Posisi
ini mendukung pemikiran yang terkenal bahwa makna terdapat didalam orang,bukan didalam
benda. dalam sudut pandang ini, makna dijelaskan dengan mengisolasi elemen-elemen
psikologis didalam seorang individu yang menghasilkan makna.pendekatan ketiga ter hadap
makna sebagai suatu yang terjadi antara orang-orang.

Makna dimodifikasi melalui proses interpretif

Blumer menyatakan bahwa proses interpretative memiliki dua langkah.Pertama, para


pelaku menentukan benda-benda yang mempunyai makna.Blumer berargumen bahwa bagian
dari proses ini berbeda dari pendekatan psikologis dan terdiri atas orang yang terlibat dalam
komunikasi dengan dirinya sendiri. Langkah kedua melibatkan sipelaku untuk memilih ,
mengecek dan melakukan transformasi makna didalam konteks dimana merka berada.

b. Pentingnya konsep mengenai diri

c. Hubungan antara individu dengan masyarakat


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tokoh teori interaksi simbolik antara lain : George Herbert Mend, Herbert Blumer, Charles Horton
Cooley.

Manusia berinteraksi dengan yang lain dengan cara menyampaikan simbol yang lain memberi
makna atas simbol tersebut.

B. Saran

Agar tercipta proses interaksi yang baik sebaiknya semua interaksi antar individu manusia
melibatkan suatu pertukaran simbol.
Daftar pustaka

Dedi mulyana,Metode penelitian kualitatif(Bandung:Rosdakarya,2002)


Digilib.uinsby.ac.id
http://ronikurosaky.blogspot.co.id/2014/05/teori-interaksi-simbolik-menurut-george.html
Moleong, Lexy J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung.
http://adeirfanabdurrahman.com/teori-interaksi-simbolik/
http://nurdewisetyowati.blogspot.co.id/2012/03/teori-interaksi-simbolik.html
Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Ke-3. Rake Sarasin.
Yogyakarta.
Mulyana , Dedy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai