A. Munculnya Aliran Neoklasik Pendekatan neoklasik dianggap lahir pada dekade 1870 yaitu bertepatan dengan bangkitnya aliran marginalis dalam ilmu ekonomi. Sebelum 1970 ilmu ekonomi adalah sebuah pemikiran yang didominasi oleh teori nilai dan tenaga kerja, lalu setelah dekade 1870an agenda ini mengalami perubahan tetapi tidak terlalu drastis. Struktur pemikiran neoklasik ini adalah pilihan yang dibatasi. Istilah “pilihan rasional” merujuk pada keputusan yang dibuat berdasarkan urutan pilihan yang konsisten secara internal. Sebuah urutan konsisten bila ada pilihan A yang memiliki peringkat lebih tinggi dari B dan ada pilihan B yang memiliki peringkat lebih tinggi dari pilihan C. Pilihan rasional berusaha untuk medapatkan level kepuasan subjektif yang setinggi mungkin bagi sang individu. Aliran Neoklasik secara sederhana dibedakan atas dua generasi ( Deliarnov, 2006 : 55) yaitu : 1. Neoklasik Generasi Pertama Pakar-pakar ekonomi Neoklasik generasi pertama banyak memperbaiki teori-teori ekonomi klasik, tetapi mereka pada umumnya masih percaya bahwa di pasar berlaku prinsip pasar persaingan sempurna dan bahwa perekonomian selalu menuju pada keseimbangan. Kelompok Neoklasik generasi pertama dapat dikelompokan lagi dalam dua kelompok, yaitu : (1). Kelompok Ekonomi Austria (The Classical Liberal Perspectives), dan (2). Kelompok Ekonomi Cambridge. 2. Neoklasik Generasi Kedua Pada tahun 1930-an sejumlah pakar ekonomi neo-klasik generasi kedua melakukan revesi terhadap pemikiran-pemikiran neo-klasik generasi pertama. Tokoh yang ikut serta merevisi pemikiran-pemikiran mereka adalah Piero Sraffa (1898- 1983), Joan Violet Robinson (1903-1983) dan Edward Hasting Chamberlin (1899- 1967). Pandangan ketiga tokoh ini bagi pengembangan teori ekonomi adalah (bagi mereka) model pasar persaingan sempurna yang dikembangkan oleh kaum klasik dan neo-klasik terdahulu hanya merupakan suatu konstruksi pemikiran yang diharapkan belaka (secara teoritis) yang kenyataannya mempunyai keterbatasan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Pemburuan Rente oleh Pengusaha dan Penguasa
Pada awal 1950-an muncul keinginan pemerintah untuk membesarkan pengusaha pribumi. Maka, lahirlah Program Benteng yang diinisiasi Sumitro Djojohadikusumo yang saat itu menjabat sebagai menteri perdagangan dan perindustrian. Selain diberi proteksi, pengusaha pribumi juga diberi lisensi untuk impor. Harapannya, program ini melahirkan pengusaha pribumi yang tangguh dan sukses. Sejak itu, sejarah perburuan rente menjadi tak terpisahkan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia. Tampilnya Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto semakin menyuburkan persekongkolan tersebut. Pemburu rente semakin mekar dan berada di berbagai level. Ketika anak-anak Soeharto terjun ke dunia bisnis, perburuan rente semakin tak terkendali karena hampir semua bisnis yang digelutinya hasil dari perburuan rente. Memasuki Orde Reformasi, perilaku tersebut tidak berubah. Korupsi masih merajalela, begitu pula dengan perburuan rente. Keduanya seolah sudah menjadi budaya yang sulit untuk dihilangkan. Revolusi mental barangkali bisa memberantas virus itu, tapi membutuhkan komitmen yang sangat kuat dan dilaksanakan secara konsisten dengan penuh kesabaran karena akan memakan waktu lama. Sang pemburu rente ini bisa pejabat langsung yang memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan atau bisa juga pengusaha yang memiliki koneksi politik ke penguasa. Mereka memiliki pengaruh besar dan juga dana besar sehingga sulit digoyahkan. Jika ada yang mencoba menyerang, mereka akan menyerang balik dengan serangan yang lebih mematikan.
C. Perspektif Ekonomi Politik Neoklasik
Secara singkat perspektif ekonomi politik neoklasik yaitu para teoritisi ekonomi politik menjelaskan perilaku para birokrat, maka mereka mengatakan bahwa dalam upaya untuk mewujudkan pencapaian berbagai tujuan individu para birokrat cenderung untuk memaksimalkan sunberdaya ekonomi. Dengan kata lain perspektif neoklasik digunakan untuk mencapai kemakmuran individu dalam pencapaian jangka pendek. 1. Teori Pertukaran dan Teori Perilaku Birokratis George C. Homans terkenal dengan teori pertukaran sosial pada peringkat mikro yaitu dalam konteks psikologi. Beliau percaya bahwa struktur manusia tidak berlaku secara semula jadi atau di luar jangkauan pemikiran manusia seperti mesin. Sesuatu yang berlaku itu merupakan perilaku ataupun tindakan manusia itu sendiri dimana ia dipengaruhi tindakan serta pemikiran seseorang. Didalam struktur sosial yang telah ada, seseorang itu tidak dapat mengambarkan sesuatu kejadian itu dapat mempengaruhi perilaku atau tindakan orang lain dari segi tindak balas dan sebagainya. 2. Rujuknya Kembali Ekonomi dan Politik Ilmu ekonomi dan politik sempat pisah pada era neonklasik karena pakar ekonomi murni pada periode sebelumnya lebih sibuk dengan fenomena, transaksi, dan penataan pasar, tetapi kurang mau terlibat dalam memperhatikan fenomena, transaksi, dan non pasar, akhirnya rujuk kembali karena tuntutan-tuntutan negara berkembang untuk menata ekonomi international yang lebih adil telah memaksa ilmuwan sosial untuk memahami interaksi ekonomi dan politik dan karena adanya beberapa faktor lainnya. Karena semakin menglobalnya perekonomian yang dan campurtangan politik didalammnya, maka ekonomi tidak bisa dipisahkan lagi dengan politik. 3. Penerapan Ekonomi Mikro Dalam Politik Ekonomi mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak di antaranya menggambarkan metode dari yang lainnya. Regulasi dan organisasi industri mempelajari topik seperti masuk dan keluar dari firma, inovasi, aturan merek dagang. Hukum dan Ekonomi menerapkan prinsip ekonomi mikro ke pemilihan dan penguatan dari berkompetisi dengan rezim legal dan efisiensi relatifnya. Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi.
D. Teori Teori Politik Neoklasik
1. Pendekatan Terpusat Kemasyarakat Model analisis ini terpusat ke masyarakat yang lebih focus pada penggunaan pasar-pasar politik oleh agen-agen ekonomi.salah satu diantaranya yang paling popular adalah model masyarakat pemburu rente (rent seeking society model). Yang menjadi basis ataupun objek utama analisis adalah individu pribadi. Individu diasumsikan sebagai makhluk rasional yang berusaha memaksimumkan berbagai sumber daya guna menghimpun kekayaan.Konsekuensi dari model ini ialah bahwa sulit membatasi individu memanfaatkan interaksi ekonomi untuk mencapai kepentingan pribadi, bahkan sulit juga membatasi individu memanfaatkan pemerintah guna meningkatkan atau melindungi kepentingan pribadi mereka. Dalam model ini, politik dilihat sebagai alat untuk memperjuangkan kepentingan pribadi. Bisa dilakukan melalui pemberian suara pada pemilu maupun berbagai lobi untuk mencapai tujuannya tersebut. Tetapi, konsep lobi oleh kelompok kepentingan tidak mungkin diperoleh melalui mekanisme pasar. Konsekuensinya, makin banyak lobi dilakukan, makin tinggi campur tangan pemerintah dalam pembangunan ekonomi.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam model masyarakat pemburu rente karakteristik utama kehidupan politik adalah persaingan antar kelompok kepentingan untuk mendapatkan akses terhadap perolehan keuntungan dan sumber daya yang dikuasai dan dialokasikan oleh pemerintah. 2. Pendekatan Terpusat ke Negara Pendekatan terpusat ke negara dilandaskan pada asumsi bahwa negara punya agenda sendiri dalam hubungannya dengan masyarakat.dalam analisi ekonomi politik Neoklasik, ekonomi tidak beroperasi secara bebas dalam ruang hampa, tetapi ada keseimbangan antara pasar dan negara, dimana negara ikut menetukan bagaimana ekonomi beroperasi. Artinya, dalam perspektif ini, negara berperan lebih aktif.