Anda di halaman 1dari 16

c

EKONOMI POLITIK
NEOKLASIK
Bhayu Rhama, Ph.D
bhayurhama@fisip.upr.ac.id
www.bhayurhama.com

Universitas Palangka Raya


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sumber : Bhayu Rhama, Ph.D
bhayurhama@fisip.upr.ac.id
c
www.bhayurhama.com
Disampaikan oleh :
Siti Ahdina Saadatirrohmi, S.E., M.E., AWP.,
dalam Mata Kuliah Ekonomi Politik
Kelas VA & VB ES - 2023

Edited and modified by me


• Munculnya Aliran Neoklasik
Aliran Neoklasik secara sederhana dibedakan atas dua
generasi
A. Neoklasik Generasi Pertama

• Kelompok Ekonomi Austria (The Classical Liberal Perspectives)


• Kelompok Ekonomi Cambridge,

B. Neoklasik Generasi Kedua

• Pakar-pakar ekonomi pada generasi ini, yaitu: Piero Srafa, Joan Violet Robinson,
dan Edward Chamberlint. Pakar-pakar ekonomi Neoklasik generasi kedua lebih
mengasumsikan pasar persaingan tidak sempurna, bisa berbentuk kompetisi,
monopoli, atau obligasi.
Perburuan Rente oleh Pengusaha dan Penguasa

Laba adalah salah satu bentuk dari kekuasaan.


Untuk memperoleh laba sekaligus kekuasaan yang
tinggi, perusahaan berusaha mempengaruhi para
pengambil keputusan demi menciptakan halangan
masuk pasar, halangan masuk pasar tercipta karena
alasan skala ekonomi atau para pengusaha
mendekati para pengambil keputusan untuk
memberikan subsidi, lisensi atau menetapkan biaya
yang tinggi bagi barang luar negeri.
Tekanan Kelompok Kepentingan

Kelompok kepentingan sering menimbulkan regulasi, lama kelamaan, berbagai


kelompok kepentingan yang memiliki kekuasaan makin berhasil memaksakan
kehendak mereka dengan bermain kongkalikong dengan pengusaha dan
pengambil keputusan
Makin Luasnya Campur Tangan Pemerintah

Keynes menganjurkan salah satu cara yang dinilai paling ampuh adalah lewat
kebijakan fiskal yang lebih ekspansif, di pasar tenaga kerja pemerintah perlu
menetapkan kebijakan upah minimum.

Perubahan peran pemerintah sejak era Keynes membawa implikasi bagi


hubungan antara politik dan ekonomi. Argumentasinya sederhana, ketika
otoritas publik semakin banyak mengambil alih fungsi yang dilaksanakan
oleh pasar, perdagangan kita tentang ekonomi dengan sendirinya juga ikut
berubah.
Perburuan Rente oleh Penyelenggara Negara
• Konsep rente (rent) pertama kali dikembangkan oleh pakar ekonomi
Klasik David Ricardo. Ia mengamati bahwa tingkat kesuburan tanah
berbeda-beda. Petani yang memiliki tanah yang lebih subur bisa
beroperasi dengan biaya rata-rata lebih rendah. Sedangkan petani
yang memiliki lahan kurang subur beroperasi dengan biaya rata-rata
lebih tinggi. Dalam literatur ekonomi masa sekarang, yang dimaksud
dengan sewa ekonomi atau rente suatu faktor produksi tertentu
adalah kelebihan pembayaran atas biaya minimum yang diperlukan
untuk tetap mengonsumsi faktor produksi tersebut (Nicholson,
1999).
• Pada tahun 70-an, di kebanyakan negara-negara sedang berkembang,
dijumpai gejala umum di mana semua orang berbicara “demi
bangsa’’, tetapi yang sebetulnya diburu adalah keuntungan pribadi
dan/atau kepentingan kelompok.
• Di Indonesia prilaku “kalap rente” berlangsung sangat lama dan
mendarah daging. Menurut Rachbini (2001), bukti konkrit dari
prilaku kalep rente ini ditandai oleh dua ciri, yaitu:
• pertama, maraknya pertumbuhan perusahaan-perusahaan
bermodal dengkul highly leveraged firm) tetapi mengerjakan
bidang pekerjaan spekulatif dalam skala besar, dan
• kedua, dalam skala nasional, utang luar negeri swasta yang
mulanya kecil tiba-tiba membengkak sangat besar sejak 1990-an
dan kemudian bahkan melebihi utang luar negeri pemerintah.
• Di Indonesia prilaku “kalap rente” berlangsung sangat lama dan
mendarah daging. Menurut Rachbini (2001), bukti konkrit dari
prilaku kalep rente ini ditandai oleh dua ciri, yaitu:
• pertama, maraknya pertumbuhan perusahaan-perusahaan
bermodal dengkul highly leveraged firm) tetapi mengerjakan
bidang pekerjaan spekulatif dalam skala besar, dan
• kedua, dalam skala nasional, utang luar negeri swasta yang
mulanya kecil tiba-tiba membengkak sangat besar sejak 1990-an
dan kemudian bahkan melebihi utang luar negeri pemerintah.
Perspektif Ekonomi Politik Neoklasik

Asumsi dasar ekonomi politik klasik bahwa semua


penyelenggara termotivasi untuk menciptakan kesejahteraan
negara yang berdasarkan konsep benign and welfare
maximizing state sudah ditinggalkan, Berarti diperlukan
alternatif lain untuk menjelaskan fenomena yang terjadi.
Teori Pertukaran dan Teori Prilaku Birokratis

• Dalam hal ini terdapat perbedaan fokus kajian antara teori perilaku
birokratis Neo klasik dengan teori birokratis klasik. Teori birokratis
klasik lebih fokus pada analisis dampak birokrasi sebagai suatu
organisasi terhadap kehidupan sosial ekonomi dan politik
masyarakat. Birokrasi sendiri cenderung dilihat berdasarkan fungsi
sebagai Perangkat pelaksana administrasi negara. Di sisi lain, teori
perilaku birokratis Neoklasik lebih memusatkan perhatian pada
perilaku individu-individu yang berada dalam birokrasi itu sendiri.
Rujuknya Kembali Ekonomi dengan Politik
• Dalam ekonomi politik Neoklasik, peran politik negara justru diperlukan
untuk mengantisipasi penggunaan kekuasaan yang terlalu besar di tangan
perusahaan, terutama dalam pasar monopoli, maupun penggunaan
kekuasaan oleh aparat dan birokrat dalam menjalankan pemerintahan.
Campur tangan pemerintah diharapkan dapat menyelesaikan beberapa
masalah yang tidak bisa diatasi oleh pasar, akan tetapi kenyataan campur
tangan pemerintah ini justru menimbulkan persoalan baru sebab dalam
melakukan aktivitasnya para penyelenggara negara ternyata punya
kepentingan masing-masing.
• Ternyata cerai dan rujuknya ilmu ekonomi dengan ilmu politik ada kaitannya
dengan kalkukus dalam literatur perkembangan pemikiran-pemikiran
ekonomi (misalnya, Deliarnov, 2005), Kemajuan ilmu ekonomi berkat
bantuan kalkulus dalam membuat ilmu ekonomi dan ilmu politik bercerai
dan ilmu ekonomi muncul sebagai disiplin ilmu yang mandiri. Sebaliknya,
dalam literatur ekonomi politik penerapan kalkulus dalam politik justru
menunjukkan bahwa ilmu ekonomi dan Ilmu Politik kembali bersatu.
Penerapan Ekonomi Mikro dalam Politik

Dalam pendekatan ekonomi politik neoklasik, ekonomi


merupakan proses dimana para agen berupaya
memaksimumkan “kesejahteraan” atau kepuasan sesuai
kendala yang dihadapi. Proses ini menentukan efektivitas dari
institusi-institusi pasar maupun politik. Dengan demikian
ekonomi politik dalam perspektif Neoklasik kadang-kadang
diartikan sebagai studi tentang batasan dari pasar sebagai
suatu institusi untuk pemenuhan kebutuhan dan kadang-
kadang dimaksud sebagai studi tentang suatu teori ekonomi
tentang politik (Caporaso & Levine, 1993).
Teori Ekonomi Neoklasik
Menurut Grindle (1989), teori-teori ekonomi politik Neoklasik dapat dibedakan atas
dua kelompok:

(1) pendekatan terpusat ke masyarakat (society centred approach)

(2) pendekatan terpusat ke negara (state centred approach). Pendekatan (use of


political markets by economic agents), sedangkan dalam pendekatan terpusat ke
negara titik berat lebih ditekankan pada penggunaan sumber daya ekonomi oleh
pelaku-pelaku politik untuk tujuan politik (use of economic resources by political
agents for political end).
c
Terima
Kasih
Bhayu Rhama, Ph.D
bhayurhama@fisip.upr.ac.id
www.bhayurhama.com

Universitas Palangka Raya


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Anda mungkin juga menyukai