Anda di halaman 1dari 8

TEORI neoklasik

PAPER BEDAH TEORI EKONOMI


MATA KULIAH PERENCANAAN WILAYAH

Disusun Oleh:

Putri Nadia Suwanti (D1091181007)


Windasari (D1091181019)
Muhammad Fathul R.C.W. (D1091181021)
Leni Kurniawati (D1091181026)

PERENCANAAN WILAYAH DAN TATA KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2019
A. Konsep dan Isi Teori Neo Klasik

Teori ini lebih berdasarkan kepada kepuasan marginal daripada biaya


produksi maupun tenaga kerja. Selain itu permintaan dan penawaran dalam
pasar neo klasik harus maksimal. Didalam teori neo klasik ini ada yang
namanya hak kepemilikan. Hak kepemilikan adalah hak memiliki,
menggunakan, menguasai kekuasaan . Terdapat dua teori dalam hak
kepemilikan, yaitu :

 Teori Positivis, yaitu hak kepemilikan bersifat politik. Jadi hak kepemilikan
ini bisa digugat.
 Teori hak kepemilikan tidak statis, yaitu hak kepemilikan yang bisa berubah
sewaktu-waktu dan berkembang.

Di dalam teori ini juga terdapat eksternalisasi yaitu pihak ketiga atau
pihak luar yang tidak terlibat dalam suatu proses perekonomian tetapi mereka
terkena dampak dari proses tersebut. Jadi, pemerintah harus bisa melindungi
pihak ketiga atau eksternalisasi tersebut. Kemudian didalam teori neo klasik
juga terdapat kegagalan pasar seperti pada teori klasik. Kegagalan pasar yang
dimaksud tersebut adalah barang publik. Bahwa dalam neo klasik, pasar
terkadang tidak bisa menyediakan barang yang dibutuhkan sehingga menjadi
barang publik. Dalam neo klasik juga terdapat istilah monopoli dan oligopoli.
Pasar Monopoli merupakan pasar yang mempunyai hanya satu barang atau
homogen dan banyak yang membutuhkan, produsen atau perusahaannya juga
hanya satu sehingga mereka bebas dalam mengatur segalanya dan tidak ada
pesaing. Sedangkan pasar oligopoli adalah pasar yang barangnya homogen,
sedangkan dalam pasar terdapat dua atau lebih perusahaan yang menjualnya.

Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga


dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan
dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini
menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai
individu ataupun kelompok kerja”.
Aliran pemikiran lebih lanjut yang muncul digambarkan sebagai
neoklasik, dan secara sederhana sebagai teori atau aliran hubungan
manusiawi. Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori
neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori
klasik. Teori neoklasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologi dan
sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
Aliran neoklasik bukan merupakan atau mencetuskan suatu teori
murni seperti yang dilakukan aliran klasik. Pengikut aliran neoklasik adalah
mereka yang membahas kelemahan model klasik pada perilaku organisasi,
tetapi tidak menentang seluruh teori klasik.
B. Pokok Pikiran Teori Neoklasik
Ekonomi neoklasik adalah istilah yang digunakan untuk berbagai
pendekatan untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan
pendapatan distribusi di pasar melalui penawaran dan permintaan , sering
dimediasi melalui maksimalisasi hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas
individu dan dari keuntungan dengan biaya terbatas perusahaan yang
menggunakan informasi yang tersedia dan faktor-faktor produksi, sesuai
dengan teori pilihan rasional.
Ekonomi neoklasik bertumpu pada tiga asumsi, meskipun cabang-
cabang tertentu dari teori neoklasik mungkin memiliki pendekatan yang
berbeda:
- Orang-orang memiliki preferensi rasional antara hasil yang dapat
diidentifikasi dan terkait dengan nilai
- Individu memaksimalkan utilitas dan perusahaan memaksimalkan
keuntungan
- Orang bertindak independen atas dasar informasi yang lengkap dan
relevan.
1) Pemikiran Dasar Teori Neoklasik
Pengembangan diasumsikan sebagai proses linier (rangkaian tahapan)
yang pasti dilalui oleh seluruh Negara ataupun Wilayah. Yang menjadi
kunci pengembangan tersebut ialah peran industrialisasi yang mendorong
adanya pertumbuhan di suatu wilayah tersebut. Teori ini juga menekankan
pada ketergantungan terhadap mekanisme pasar yang terjadi dalam proses
pengembangan wilayah sebab bila suatu lada pasar meningkat membuat
keuntungan dan investasi tinggi, sediaan modal bertambah kemudian nilai
upah juga bertambah yang akan membantu dalam memperbaiki dan
kemajuan dari teknologi dan yang pastinya akan memajukan tingkat hidup
dan pertambahan penduduk.
2) Asumsi Dasar Teori Neoklasik
Mekanisme pasar bekerja untuk mencapai keseimbangan (equilibrium)
dimana baik konsumen maupun produsen telah menyetujui harga suatu
barang, yaitu harga yang Konsumen bersedia membeli untuk sejumlah
barang sama dengan harga yang Produsen bersedia menjual untuk sejumlah
barang tersebut. Harga keseimbangan ditentukan oleh kekuatan permintaan
dan penawaran. Ekonomi merupakan satu-satunya faktor dalam
pengembangan, karena dalam melihat suatu wilayah sudah maju atau tidak
dari perekonomiannya. Menurut teori ini proses pengembangan ekonomi
dapat diramalkan.
C. Perkembangan Teori Organisasi Neo Klasik
Teori organisasi Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori
organisasi Neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal
memperluas teori klasik. Teori organisasi Neoklasik didefinisikan sebagai
suatu organisasi sebagai kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori
klasik banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib,
organisasi formal, factor-faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan
teori neoklasik banyak menekankan pentingnya aspek sosial dalam pekerjaan
atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-
percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg.
Pendekatan neoklasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan
manusiawi seperti Gardener dan Moore, Human Ralation in Industry dan
sebagainya.
Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo
Munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and
Industrial EfficiencyI,pada tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting
antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang
berkembang sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan
adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-
organisasi.
Percobaan Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik
perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chocago, dan
disponsori oleh National Research Council (Lembaga riset Nasinal). Studi
Hawthorne memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu sistem
terbuka dimana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat .
Studi tersebut juga menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana
insentif upah dan kondisi kerja phisik sering dipandang sebagai satu-satunya
faktor yang menetukan produktivitas. Akhirnya percobaan Hawthorne
menunjukan bagaimana kegiatan kelompok-kelopmpok kerja kohesif sangat
berpengaruh pada operasi organisasi.
Penemuan-penemuan Hawthorn, bagaimanapun juga telah menambah
dimensi-dimensi baru esensial bagi teori organisasi. Akhirnya percobaan-
percobaan Hawthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok
kerja kohesif sangar berpengaruh pada organisasi.
Oleh karena itu teori neoklasik mengemukan perlunya:
- Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan
keputusan
- Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi
- Management bottom-up yang member kesempatan kepada para junior
untuk berpasitipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak
- Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi
yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal
muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan sosial manusia, kebutuhan
untuk berhungan dengan orang lain.
Faktor – faktor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal
antara lain :
- Lokasi , untuk membentuk suatu kelompok formal orang harus
mempunyai kontak tatap muka yang ajeg
- Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan
jenis pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama
- Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul
beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar
- Masalah-masalah khusus, kecenderungan setiap orang memiliki masalah
yang berbeda, namun di antara perbedaan tersebut ada kesamaan masalah
dengan oranglain meski tidak semua.
D. Kaitan dengan Teori Neoklasik dengan Perencanaan Wilayah
Teori ini dikemukakan oleh Harry W Richardson (1973) dan bukunya
Regional Economic Growth. Teori ini mengatakan bahwa pertumbuhan wilayah
tergantung pada tiga faktor yaitu tenaga kerja, ketersediaan modal dan kemajuan
teknologi. Selain faktor tadi, teori ini menekankan pentingnya perpindahan
(mobilitas) faktor produksi, terutama tenaga kerja dan modal antar wilayah dana
antar negara. Pola pergerakan ini memungkinkan terciptanya keseimbangan
pertumbuhan antar wilayah.
Terdapat kekuatan berupa potensi yang dimiiliki suatu wilayah, yang dapat
menanggulangi kesenjangan antar wilayah menuju ekuilibrium, ekuilibrium
tersebut dipengaruhi oleh investasi dan tenaga kerja. Investasi adalah pendorong
perkembangan wilayah dan memilih tempat yang memberikan pengembalian
modal tertinggi. Upah merupakan fungsi invers dari ratio K/L dan upah yang
tinggi menunjukkan pengembangan modal yang rendah. Pengembalian modal
yang tinggi didapat di wilayah yang upahnya rendah kemudian terjadi aliran
modal dari wilayah kaya ke wilayah miskin dan aliran buruh dariwilayah miskin
ke wilayah kaya. Menggunakan model pengemangan Growth Pole dimana
adanya suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhan ekonomi dan
pembangunannya sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya
sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain di sekitarnya.
Wilayah kaya adalah wilayah dengan upah yang tinggi dan pengembalian
modal rendah, wilayah kaya memberikan bantuan modal kepada wilayah miskin.
Jadi, wilayah kaya berinvestasi ke wilayah miskin dengan cara menanamkan
modal. Investasi yang berlangsung pada wilayah miskin ini dapat menimbulkan
multiplier effect di wilayah miskin, sehingga lama-kelamaan kesenjangan yang
terjadi antara wilayah kaya dan miskin akan berkurang, tanpa intervensi
pemerintah. Dalam hal ini, modal merupakan salah satu kekuatan tandingan.
Wilayah miskin memiliki ciri upah yang rendah namun pengembalian modal
yang tinggi, wilayah kaya ini fungsinya memberikan tenaga kerja atau buruh bagi
wilayah yang kaya. Buruh bergerak dari wilayah miskin (upah rendah) ke
wilayah kaya. Pendapatan yang diterima oleh buruh secara tidak langsung dapat
memberikan keuntungan bagi wilayah miskin, dan kemudian dapat mengurangi
kesenjangan antar wilayah. Aliran modal dan buruh tersebut akan berhenti jika
antara wilayah kaya dan wilayah miskin sudah terjadi keseimbangan, kemudian
masing masing wilayah akan menjadi seimbang dan mulai mengembangkan
wilayahnya sendiri.
http://repository.ut.ac.id/4601/1/MAPU5102-M1.pdf
Murdani, Andika Drajat. 2018. Neo Klasik: Sejarah dan Pokok Pemikiran
Ekonomi Politik. (daring) (https://portal-ilmu.com/sejarah-neo-klasik/) diakses
tanggal 4 November 2019
Ibrahim, Iqbal. Teori Pertumbuhan Wilayah. (daring)
(https://www.academia.edu/25989514/Teori_Pertumbuhan_Wilayah) diakses
tanggal 4 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai