Bimbingan dan Konseling Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya
intanalifia55@gmail.com
Abstrak: E-learning merupakan salah satu sistem pembelajaran yang saat ini
sedang populer dan digemari oleh banyak siswa. Adanya e-learning
memiliki dampak yang besar pada dunia pendidikan. Siswa dapat merasakan
sensasi belajar yang benar-benar berbeda dibandingkan kelas konvensional.
Mereka dapat mengakses informasi dengan sangat bebas dan cepat. Selain
itu, para siswa juga dapat memilih sendiri cara belajar yang dirasa paling
cocok dengan kepribadian mereka masing-masing ketika mengikuti kelas e-
learning. Namun tak dapat dipungkiri bahwa e-learning ini juga dapat
mempengaruhi psikis mereka. Kesehatan psikis mereka juga mengalami
kenaikan dan penurunan. Sehingga dalam mengikuti e-learning sebaiknya
para siswa lebih diperhatikan agar tidak mengalami gangguan kesehatan
psikis yang mengancam masa depan indah para siswa.
Perlahan dunia berubah seiring dengan berjalannya waktu. Salah satunya teknologi,
teknologi juga mengalami suatu kemajuan yang sangat pesat sehingga berdampak dalam
berbagai efek, salah satunya ialah pendidikan. Sehingga pembelajaran pun bisa
dilakukan secara lebih mudah tanpa harus bertatap muka secara langsung dan hanya
menggunakan alat elektronik/telekomunikasi atau biasa disebut juga dengan
pembelajaran elektronik (e-learning). Perkembangan berbagai media pembelajaran juga
turut berkembang bersama dengan teknologi. Teknologi baru terus berdatangan dan
penggunaan teknologi saat ini mengalami kenaikan yang sangat luar biasa. Sehingga
digunakan sebagai salah satu sistem pembelajaran. Pemanfaatan teknologi dalam sistem
pembelajaran saat ini, telah mengubah sistem pembelajaran dahulu yang masih berpola
konvesional.
Kata “pembelajaran”, menurut Achjar Chalil (dalam Harefa, Ndruru dan Ndraha,
2020: 8), pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan pembelajaran online (e-
learning) adalah kegiatan belajar yang tidak terikat waktu, tempat dan ritme kehadiran
guru atau pengajar serta dapat menggunakan sarana media elektronik dan
telekomunikasi (Yuliani, et al., 2020: 3). Dengan beberapa pemikiran diatas bisa
dikatakan bahwa pembelajaran elektronik (e-learning) merupakan interaksi antara
pendidik dan peserta didik yang melaksanakan suatu proses belajar-mengajar dengan
melalui suatu media perantara alat elektronik dan telekomunikasi.
Sedangkan asynchronous berarti dalam waktu yang tidak bersamaan. Peserta didik
dapat menerima materi pembelajaran berbeda waktu dengan pendidik saat memberikan
materi. Asynchronous training popular dalam e-learning karena peserta didik dapat
mengakses materi pembelajaran dimanapun dan kapanpun secara bebas. Peserta didik
dapat melaksanakan pembelajaran dan menyelesaikannya setiap saat sesuai jadwal
waktu yang sudah ditentukan. Pembelajarannya dapat berbentuk bacaan, animasi,
simulasi, permainan edukatif, tes, kuis dan pengumpulan tugas.
I Ketut Gede Darma Putra (2009) mengemukakan beberapa media yang dapat
digunakan dalam pembelajaran berbasis TI, adalah:
1. Internet
Internet adalah media sesungguhnya dalam pendidikan berbasis TI, karena
perkembangan internet kemudian muncul model-model e-learning, distance
learning, web base learning, dan istilah pendidikan berbasis TI lainnya. Internet
merupakan jaringan komputer global yang mempermudah, mempercepat akses
dan distribusi informasi dan pengetahuan (materi pembelajaran) sehingga
materi dalam proses belajar mengajar selalu dapat diperbaharui. Sudah
seharusnya dalam penerapan pendidikan berbasis TI tersedia akses internet.
Saat ini wilayah Indonesia yang terjangkau jaringan internet semakin meluas
hal ini sebagai dampak dari perkembangan yang pesat dari jaringan
telekomunikasi. Dan bisa dikatakan saat ini telah tersedia banyak pilihan
teknologi untuk melakukan koneksi pada jaringan global.
2. Intranet
Apabila penyediaan infrastruktur internet mengalami suatu hambatan, maka
intranet dapat dijadikan alternatif sebagai media pendidikan berbasis TI.
Karakteristik intranet hampir sama dengan internet, hanya saja untuk area lokal
(dalam suatu kelas, sekolah, gedung, atau antar gedung). Model-model
pembelajaran sinkron dan tidak sinkron dapat dengan mudah dan lebih murah
dijalankan pada intranet. Menurut penulis, pada kondisi-kondisi tertentu intranet
justru dapat menjadi pilihan tepat dalam menerapkan pendidikan berbasis TI.
3. Mobile Phone/Smartphone
Pembelajaran berbasis TI juga dapat dilakukan dengan menggunakan media
telepon seluler, hal ini dapat dilakukan karena kemajuan teknologi telpon
seluler yang pesat. Seseorang bisa mengakses materi pembelajaran, mengikuti
pembelajaran melalui telpon seluler. Begitu canggihnya perkembangan
teknologi ini sampai memunculkan istilah baru dalam pembelajaran berbasis TI
yang disebut M-learning (mobile learning).
4. CD-ROM/Flash Disk
Media CD-ROM atau flash disk dapat menjadi pilihan apabila koneksi jaringan
internet/intranet tidak tersedia. Materi pembelajaran disimpan dalam media
tersebut, kemudian dibuka pada suatu komputer. Pemanfaatan media CD-
ROM/flash disk merupakan bentuk pembelajaran berbasis TI yang paling
sederhana dan paling murah.
Kesehatan Mental (Psikis) Pelajar
Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental diambil
dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa latin yang artinya
psikis, jiwa atau kejiwaan. Mental hygiene merujuk pada kemampuan individu untuk
menyesuaikan diri sendiri dengan orang lain, masyarakat dan lingkungan. Sehingga
terciptalah sebuah keharmonisan dan kesanggupan menghadapi masalah yang bisa saja
terjadi lalu akhirnya individu merasa puas dan mampu. Kesehatan mental seseorang
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
antara lain kepribadian, kondisi fisik, kematangan psikologis, sikap menghadapi
problem hidup. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal antara lain keadaan ekonomi,
budaya, kondisi lingkungan keluarga, kondisi lingkungan masyarakat, lingkungan
pendidikan.
Dari perspektif peserta didik tentang kondisi psikologis mereka dalam mengikuti
pelajaran melalui sistem e-learning terdapat beberapa bagian yakni sisi motivasi,
disiplin diri, dan emosi adalah tiga hal yang akan dibahas untuk menganalisa efektivitas
proses pembelajaran dari sisi peserta didik sendiri.
a. Motivasi
Motivasi salah satu hal yang dapat mempengaruhi sukses atau tidaknya
seseorang dalam melakukan sesuatu. Motivasi juga memiliki fungsi sebagai
pendorong individu untuk memulai ataupun meneruskan kegiatannya. E-
learning sebagai suatu aktivitas juga menuntut para pelajar untuk memiliki
motivasi yang kuat apabila ingin sukses dalam proses pemebelajaran yang
diikutinya. Terlebih lagi sistem e-learning adalah sistem yang menuntut usaha
dari individu, sehingga motivasi diri haruslah kuat dan datang dari individu
tersebut.
b. Emosi
Emosi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, termasuk
pembelajaran e-learning. Sistem e-learning membuat para pesertanya merasa
terisolasi dari yang lain rasa terisolasi ini seringkali menyebabkan frustasi dalam
diri pengguna e-learning tersebut. Terkadang rasa ketakutan pun muncul karena
kurangnya komunikasi secara langsung dan mengontrol situasi dalam kondisi e-
learning. Rasa malu terkadang juga muncul sebagai akibat dari sifat lingkungan
e-learning yang sangat terbuka. Emosi-emosi negatif seperti inilah yang
akhirnya dapat mengurangi motivasi pelajar dalam menggunakan e-learning.
Namun, e-learning tidak hanya menimbulkan emosi negatif saja. Jika para
peserta dapat beradaptasi dengan e-learning, maka emosi positif pun bisa
muncul, seperti antusiasme tinggi dan kebanggaan atas prestasi yang diperoleh.
Untuk itu, yang diperlukan adalah strategi yang tepat dari sisi pelajar untuk
menghadapi kondisi dan situasi dalam e-learning, sehingga akan meningkatkan
efek dari emosi positif dan mengurangi efek dari emosi negatif.
c. Disiplin Diri
Meskipun diberikan sebuah kebebasan memilih cara belajar yang paling cocok
seharusnya kita dapat mengambil manfaat sifat dari sistem e-learning sehingga
memberi kebebasan bagi para pesertanya untuk memilih cara belajar yang paling
cocok dengan kepribadian pelajar tersebut. Hal ini tentunya dapat mendatangkan
keuntungan bagi para pelajar. Namun, para peserta harus dapat menjaga dirinya
agar tetap disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan
konsisten.
Dari hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa sisi
psikologis memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sukses atau tidaknya
suatu proses e-learning. Namun, hal ini seringkali dilupakan oleh para pihak
yang terlibat dalam pengembangan e-learning. Akibatnya, sistem yang
dihasilkan boleh jadi memiliki fitur yang kompleks dan canggih, tetapi kurang
memfasilitasi proses pembelajaran yang diselenggarakan, sehingga akibatnya
para pelajar tidak dapat memanfaatkan sistem yang digunakan dengan efektif.
Pengaruh Psikis dari E-learning
Segala sesuatu pasti memiliki sisi negatif dan positif, begitu pula dengan e-
learning. E-learning ini memiliki dampak positif dan negatif, bagaikan pohon beringin
yang besar dibagian atas dan besar dibagian akarnya, jika dampak positif e-learning
semakin besar namun dampak negatifnya juga semakin besar, begitupun melihat
dampak positiflah yang lebih besar dari e-learning.
Berikut ini merupakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh e-learning terhadap
psikis para pelajar, antara lain :
Metodologi
Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah kualitatif
deskriptif. Yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
luas (Sugiyono, 2005). Dengan cara menyebarkan kuesioner yang diisi oleh
60 responden. Hasilnya akan dijabarkan dalam bentuk deskripsi untuk
menjelaskan analisis berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini
bertujuan searah dengan rumusan masalah serta pertanyaan penelitian /
identifikasi masalah penelitian. Untuk mengolah atau menganalisis hasil
penelitian yaitu dengan membuat analisisnya memakai metode penelitian ini.
Hasil dan
Pembahasan
E-learning dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengambil manfaat
dari materi-materi dan teknologi pengiriman baru untuk mendukung proses
belajar mengajar. Dengan e-learning, para peserta didik akan lebih
diberdayakan, karena kini proses belajar-mengajar tidak lagi berpusat pada
guru tetapi beralih ke siswa. Dengan koneksi ke internet, seorang siswa punya
akses ke berbagai sumber informasi yang tak terbatas. Selain itu, e-learning
dapat membentuk karakter peserta didik sehingga menjadi peserta didik yang
aktif, cepat menyerap materi pelatihan dan akan bisa maju dengan lebih cepat.
Dari 60 responden yang mengisi kuesioner. Sebanyak 80% yang mengisi bahwa
mereka mengalami stres karena berbagai faktor. Faktornya yakni mereka mengalami
kebosanan hingga menyebabkan stres, depresi. Dan sebanyak 70% mengaku bahwa
mereka jarang mengalami kesulitan dalam mengakses ppembelajaran dengan sistem e-
learning. Kedisiplinan dalam waktu belajar para peserta didik juga tidak stabil dan lebih
cenderung mengalami penurunan.
Kesimpulan
Referensi
https://mediaindonesia.com/weekend/340566/online-learning-dan-kesehatan-mental
(diakses pada 14 Januari 2021)
Harefa, Darmawan, Matawati Ndruru, Lies Dian Mars Ndraha. 2020. Teori Model
Pembelajaran Bahasa Inggris Dalam Sains. Solok: CV Insan Cendekia Mandiri.
I Ketut Gede Darma. 2009. Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi. Dalam: Rakorda
Disdikpora Bali, 10 Maret.
https://n4jm4.wordpress.com/2010/03/08/%E2%80%A6-pembelajaran-e-learning-
dalam psikologi%E2%80%A6/ (diakses pada 13 Januari 2021)
Redaksi Dokter Sehat. “Kesehatan Mental: Pengaruh Psikis, Gejala, Diagnosis, &
Pengobatan.” https://doktersehat.com/psikologi-kesehatan-mental/ (diakses pada
13 Januari 2021)
Yuliani, Meda dkk. 2020. Pembelajaran Daring untuk Pendidikan: Teori dan
Penerapan. Cet. I. Medan: Yayasan Kita Menulis.