Nama: Intan Mauliana Alifia Putri Kelas/Prodi: B2/Bimbingan Konseling Islam
NIM: 04020320033 Mata kuliah: IAD/IBD/ISD
1. Bagaimana keterkaitan antara agama dan masyarakat?
Agama merupakan unsur inti yang paling mendasar dari kebudayaan manusia Masyarakat adalah suatu fenomena sosial yang terkena arus perubahan terus-menerus yang dapat dibagi dalam dua kategori : kekuatan batin (rohani) dan kekuatan lahir (jasmani). Contoh perubahan yang disebabkan kekuatan lahir ialah perkembangan teknologi yang dibuat oleh manusia. Sedangkan contoh perubahan yang disebabkan oleh kekuatan batin adalah demokrasi, reformasi, dan agama. Selain unsur inti dari kebudayaan manusia, agama juga memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain. 2. Apa yang melatarbelakangi manusia ber-agama, atau apa motivasi manusia beragama? Berikut yang melatarbelakangi manusia beragama: Pertama, fitrah manusia. Hal ini tercantum dalam ayat al-Qur’an surat ar- Rum ayat 30 bahwa ada potensi fitrah beragama yang terdapat pada manusia. Dalam hal ini dapat ditegaskan bahwa insan adalah manusia yang menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya. Kedua, kelemahan dan kekurangan manusia. Dalam pandangan al-Qur’an, nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Di antara ayat yang menjelaskan hal ini terdapat dalam surat al-Syams ayat 7-8. Ketiga, tantangan manusia. Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama karena manusia dalam kehidupannya menghadapi berbagai tantangan baik yang datang dari dalam amupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya- upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Motivasi manusia beragama: Motivasi beragama adalah bagian dari motivasi lain seperti motivasi akan rasa aman, motivasi dicintai, dan motivasi pernyataan diri dan sejenisnya. Pertama, motivasi untuk mengatasi rasa frustrasi yang disebabkan oleh kebutuhan yang tidak tepenuhi. Kedua, faktor sosial yang dimaksud ialah pengaruh sosial terhadap keyakinan agama seseorang. Dan faktor sosial ini juga meliputi sarana untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib masyarakat. Contoh orang tua yang mendidik anaknya agar beragama. Mereka berpendapat bahwa dengan agama anak-anaknya akan menjadi orang baik. 3. Bagaimana sikap individu dewasa dalam beragama? Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa setiap manusia, yang menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. Dengan kata lain, orang dewasa memahami nilai-nilai yang dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya. Orang dewasa sudah memiliki identitas yang jelas dan kepribadian yang mantap. Kemantapan jiwa orang dewasa ini setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana sikap keberagamaan pada orang dewasa. Mereka sudah memiliki tanggung jawab terhadap sistem nilai yang dipilihnya, baik yang bersumber dari ajaran agama maupun yang bersumber dari norma-norma lain dalam kehidupan. Pemilihan nilai-nilai tersebut telah didasarkan atas pertimbangan pemikiran yang matang. Berdasarkan hal ini, maka sikap keberagamaan seorang di usia dewasa sulit untuk diubah. Jika pun terjadi perubahan mungkin proses itu terjadi setelah didasarkan atas pertimbangan yang matang dan sebaliknya, jika seorang dewasa memilih nilai yang bersumber dari nilai-nilai non-agama, itu pun akan dipertahankannya sebagai pandangan hidupnya. dan jika nilainilai agama yang mereka pilih dijadikan pandangan hidup, maka sikap keberagamaan akan terlihat pula dalam pola kehidupan mereka.