Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada hakikatnya bahwa pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan

terencana dalam mencapai suasana belajar yang ideal dalam proses pembelajaran

terhadap peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi diri, kekuatan

spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang dibutuhkan

masyarakat. Dalam tubuh proses pendidikan. Setiap kegiatan pembelajaran

merupakan suatu hal yang paling pokok dan mendasar secara keseluruhan.

Ilmu pengetahuan merupakan salah satu tujuan dari setiap tahapan yang

dilakukan melalui pendidikan. Melalui pendidikan, setiap pencapaian dan tujuan

yang dijadikan dasar hidup dapat diraih dengan baik. Pendidikan dapat

membentuk kriteria masyarakat yang berdedikasi tinggi dan memiliki etika serta

moral yang luhur. Orang yang berilmu akan dihormati orang lain karena mampu

mengelola sesuatu dengan baik. Salah satu bentuk pembentukan kriteria manusia

yang luhur dalam bidang pendidikan yaitu melalui konsep pembelajaran aktif dan

berbasis teknologi yang terdapat di setiap sekolah sebagai satu pelajaran yang

sangat penting.

Perkembangan pendidikan di zaman digital ini menuntut siswa menjadi

cerdas dan pandai serta memiliki daya saing tinggi selaras dengan perkembangan

zaman pada abad 21. Salah satu pembelajaran yang banyak diterapkan dalam

dunia pendidikan adalah pembelajaran aktif (Active Learning).

1
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat saat

ini memberikan pengaruh besar terhadap dunia pendidikan. Salah satunya yaitu

sistem pembelajaran konvensional yang berubah menjadi sistem pembelajaran

modern. Salah satu keterbatasan pembelajaran konvensional misalnya, media

pembelajaran hanya berfokus pada buku teks yang akan membuat siswa terpaku

pada satu sumber. Pembelajaran konvensional kurang memperlibatkan siswa

dalam pembelajaran, dan siswa seringkali kurang memperhatikan mata pelajaran

yang mereka pelajari (Carini et al., 2006). Pembelajaran di sekolah mulai

disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga terjadi

perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan (Pitaloka et al., 2016). Hal ini

menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran

di kelas sudah menjadi suatu kebutuhan sekaligus tuntutan di era global ini

(Muhson, 2010). Sebagai fasilitator di sekolah guru juga dituntut untuk

melakukan inovasi dalam penyampaian pembelajaran.

Teknologi informasi dan komunikasi yang berpengaruh dalam pendidikan

salah satunya yaitu jejaring internet, segala informasi apapun termasuk juga dalam

bidang pendidikan bisa kita peroleh melalui internet. Banyak aplikasi yang dapat

membantu siswa untuk memahami materi yang mereka pelajari. Mulai dari

berbentuk teks, animasi atau video yang berisi penjelasan materi dan pemecahan

soal serta aplikasi pembelajaran dan tes secara online. Media dan sumber

pembelajaran yang luas memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri

(Thomas et al., 2014).

Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin

pesat saat ini mempengaruhi perkembangan dalam bidang lain. Salah satu bidang

2
yang memanfaatkan perkembangan TIK adalah bidang pendidikan. Pelaku

pendidikan memanfaatkan teknologi informasi untuk membelajarkan siswa pada

perkembangan iptek informasi itu sendiri dan sebagai media pembelajaran untuk

menyampaikan isi pembelajaran. Perkembangan TIK telah membawa perubahan

yang sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan

tersebut, metode pembelajaran juga banyak mengalami perkembangan, baik

metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran, maupun proses

pembelajaran. Bentuk dari pemanfaatan teknologi informasi yang diterapkan di

dunia pendidikan adalah electronic learning (e-learning).

E-learning merupakan sebuah inovasi yang mempunyai kontribusi sangat

besar terhadap perubahan proses pembelajaran, di mana proses belajar tidak lagi

hanya mendengarkan uraian materi. Materi bahan ajar dapat divisualisasikan

dalam berbagai format dan bentuk yang lebih dinamis dan interaktif sehingga

siswa akan termotivasi untuk terlibat lebih jauh dalam proses pembelajaran

tersebut. Terdapat beberapa platform yang dapat digunakan sebagai media

pembelajaran interaktif, salah satunya ialah Learning Management System

(LMS). LMS merupakan aplikasi yang berisi fitur-fitur yang dibutuhkan dalam

proses pembelajaran. LMS memungkinkan pelaku pendidikan masuk ke dalam

ruang kelas maya untuk saling berinteraksi (berdiskusi, mengerjakan soal latihan

online, dan lain-lain) serta mengakses materi-materi pembelajaran dimana saja

dan kapan saja selama terkoneksi internet. Salah satu LMS yang dapat

dimanfaatkan adalah schoology. Schoology adalah salah satu laman web yang

menawarkan pembelajaran sama seperti di dalam kelas secara mudah digunakan

dan gratis seperti facebook. Schoology memudahkan pelaku pendidik untuk dapat

3
saling berinteraksi sosial maupun belajar tidak hanya terbatas hanya di dalam

kelas, tetapi dapat dilanjutkan di kelas maya atau virtual class.

Kehadiran e-learning mampu memberikan inovasi baru dalam dunia

pendidikan dengan meluasnya penggunaan media komunikasi elektronik. Suasana

pembelajaran e-learning akan memaksa siswa memainkan peran aktif dalam

pembelajaran. Hal ini karena pembelajaran e-learning mengharuskan siswa untuk

mencari materi dengan usaha dan inisiatif sendiri (Amri et al., 2015). Penggunaan

e-learning lebih fleksibel tanpa terikat ruang dan waktu. E-learning mendukung

siswa untuk belajar secara mandiri. Selain itu e-learning mampu menghidupkan

proses pembelajaran. Siswa dapat berdiskusi dengan yang lain sehingga membuat

pembelajaran lebih terbuka (Kusumaningrum et al., 2014). E-learning ini

memunculkan media pembelajaran yang baru seperti yang biasa disebut dengan

istilah blended learning, mobile learning, web-based learning, virtual learning,

internet learning, networked learning, distancing learning (Prawiradilaga et al.,

2013). Penggunaan teknologi dalam kelas dapat merubah suasana pembelajaran di

kelas menjadi lebih hidup. Karena siswa bukan hanya menerima informasi dari

guru, tetapi juga dari media interaktif. Sehingga e-learning mampu menumbuhkan

motivasi belajar siswa (Shana, 2009).

Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student

centered learning) dimana pembelajaran ini mengajak siswa mendominasi

aktivitas pembelajaran, mereka secara aktif menggunakan otak untuk menemukan

ide-ide pokok materi pembelajaran, memecahkan masalah terkait materi dan

menghubungkannya ke dalam kehidupan nyata. Dengan cara ini, siswa akan

mendapatkan pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga dapat

4
memaksimalkan hasil belajarnya terutama dalam pembelajaran TIK. Dalam TIK

pembelajaran yang aktif merupakan solusi untuk meningkatkan daya ingat

termasuk daya tarik siswa untuk belajar, dan hal ini harus ditunjang dengan media

pembelajaran yang menarik.

Pembelajaran tatap muka dan online atau yang biasa disebut dengan

blended learning dapat dipadukan dengan model dan strategi pembelajaran

inovatif. Sehingga proses pembelajaran akan lebih menyenangkan (Fatwa et al.,

2018). Harrell et al., (2019) menjelaskan bahwa blended learning mampu

memberikan peningkatan fleksibilitas, suasana, dan kemampuan untuk

menjangkau siswa secara global. Dalam melakukan blended learning

membutuhkan pelatihan khusus bagi guru, karena perlu adanya persiapan bagi

guru maupun siswa. Persiapan tersebut meliputi strategi dalam pembelajaran,

penggunaan alat baru, serta perlu adanya pendekatan pedagogis (Oliver et al.,

2014). Pemanfaatan fasilitas dalam pembelajaran web bertujuan untuk

memberikan materi pendalaman yang isinya dapat berupa soal dan solusi, materi

pelajaran, virtual praktikum, ujian, tugas, dan diskusi (Hermawanto et al., 2013).

Blended learning dapat dilakukan dengan LMS (learning management

sistem) salah satunya yaitu aplikasi schoology. Aplikasi schoology merupakan

aplikasi yang gratis, memiliki banyak fitur dan sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran. Schoology mempunyai sistem manajemen pembelajaran yang kuat

dengan aplikasi yang tersedia untuk perangkat seluler (Sicat, 2015). Penggunaan

aplikasi schoology dalam pembelajaran mengakibatkan siswa kreatif bertanya dan

menjawab pertanyaan yang diberikan baik secara langsung (di kelas) maupun

melalui media schoology. Siswa juga lebih bertanggung jawab terhadap tugas-

5
tugas belajarnya karena media schoology memberikan kemudahan bagi siswa

untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan guru (Ulva et al.,

2017).

Pada kenyataannya, kurangnya pemahaman konsep TIK peserta didik ini,

dipengaruhi oleh kurang fokusnya peserta didik dalam belajar. Banyak peserta

didik yang asik bermain dengan teman sebangkunya ketika guru menjelaskan.

Akibatnya, ketika peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru

tentang materi yang belum paham, peserta didik tidak ada yang berani bertanya,

karena mereka tidak paham apa yang dijelaskan oleh guru. Pembelajaran yang

dilakukan lebih berpusat pada guru, sementara peserta didik cenderung pasif.

Hampir sebagian peserta didik justru mengaku bahwa seringkali masih mengalami

kesulitan untuk memahami pokok bahasan TIK yang dijelaskan oleh guru.

Sebagian peserta didik hanya menghafal rumus tanpa alur penyelesaian atau

rumus awal yang dijadikan dasar dari permasalahan yang diberikan. Terlebih lagi

jika mereka diberikan soal dengan sedikit variasi yang membutuhkan penalaran

lebih. Hanya beberapa peserta didik yang mampu menjawab dengan benar, itupun

peserta didik yang tergolong lebih pandai dari peserta didik yang lain dikelasnya.

Namun pada kenyataanya TIK masih dianggap sulit untuk dimengerti.

Konsep-konsep yang rumit menyebabkan siswa enggan untuk mencoba

mengkontruksi pemahamannya. Hal ini mengakibatkan kurang aktifnya siswa

untuk berpartisipasi dalam pembelajaran serta rendahnya prestasi belajar TIK

siswa. satu pelajaran yang sangat penting, karena sangat dominan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. TIK diberikan pada siswa

mulai dari sekolah dasar dan menengah.

6
Mata pelajaran TIK pada dasarnya merupakan ilmu pasti. Hal ini menjadi

pertimbangan sebagian peserta didik dalam memahami pembelajaran TIK yang

rendah dan tinggi. Hal ini disebabkan tingkat kesulitan mata pelajaran TIK yang

kompleks. Fenomena ini akan menghasilkan dampak yang besar terhadap

pencapaian hasil belajara di bawah KKM apabila tidak didasari dan diintegrasikan

komponen pendidik yang professional. Profesionalisme pendidik mata pelajaran

TIK di salah satu sekolah, yaitu SMA Negeri 8 Pekanbaru dapat meningkatkan

mayoritas hasil belajar peserta didik.

Pembelajaran TIK pada era revolusi industri 4.0 diharapkan dapat

membentuk generasi digital yang kreatif, inovatif, serta kompetitif. dan untuk

mencapai hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan mengoptimalkan

penggunaan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran TIK sehingga diharapkan

mampu menghasilkan output yang dapat mengikuti perubahan zaman. Dampak

dari penggunaan teknologi dalam pembelajaran TIK dapat memberikan pengaruh

yang posisitif, yaitu teknologi dapat meningkatkan ketercapain pembelajaran TIK,

meningkatkan efektivitas pengajaran TIK, dan integrasi teknologi dapat

mempengaruhi apa dan bagaimana TIK itu seharusnya dipelajari dan dibelajarkan

(Hakim, 2019). Dampak dari era revolusi industri 4.0 ini juga memungkinkan

pembelajaran TIK tidak lagi diajarkan dengan pembelajaran konvensional, namun

pembelajaran TIK yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir tinggat

tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran TIK dengan

memnafaatkan teknologi yang sudah ada salah satunya seperti Schoology. Sudah

saatnya guru meninggalkan proses pembelajaran yang cenderung mengutamakan

hapalan atau sekadar menemukan satu jawaban benar dari soal.

7
Metode pembelajaran harus mulai beralih menjadi proses pemikiran yang

visioner, termasuk mengasah kemampuan cara berpikir kreatif dan inovatif. Hal

ini diperlukan untuk menghadapi perubahan dimana pembelajaran TIK di era

revolusi industri 3.0 masih didominasi alat peraga sedangkan di era revolusi

industri 4.0 lebih pada pemanfaatan aplikasi perangkat lunak.

Menyikapi permasalahan yang berkaitan dengan kondisi kegiatan

pembelajaran dan rendahnya pemahaman konsep peserta didik maka perlu upaya

perbaikan dalam proses pembelajaran. Solusi yang dapat mengatasi permasalahan

dalam pembelajaran TIK adalah guru melakukan pembenahan dalam proses

pembelajaran, dan menggunakan strategi yang dapat memperlibatkan peserta

didik dalam belajar dan dapat mengaktifkan antara peserta didik dan guru. Salah

satu media pembelajaran yang akan diterapkan adalah media pembelajaran e-

learning.

Media pembelajaran e-learning merupakan media pembelajaran yang

memanfaatkan media elektronik sebagai alat bantu saat dalam pembelajaran.

Elearning juga memudahkan guru dalam mengajar karena e-learning bisa kapan

saja digunakan tanpa harus betatap muka antara peserta didik dengan guru.

Dengan menggunakan bahan ajar pada e-learning, pada pelajaran TIK dapat

divisualisasikan dalam berbagai format dan bentuk yang lebih dinamis dan

interaktif sehingga peserta didik akan termotivasi untuk terlihat lebih jauh dalam

proses pembelajaran tersebut. Suasana pembelajaran e-learning juga dapat

mengakomodasi peserta didik memainkan peran yang lebih aktif dalam

pembelajaran, peserta didik membuat perancangan dan materi-materi dengan

usaha sendiri.

8
Banyak media pembelajaran e-learning yang telah dikembangkan untuk

peserta didik menyukai pelajaran TIK salah satunya adalah media pembelajaran e-

learning berbasis schoology. Media pembelajaran e-learning berbasis schoolog

yini juga menitik beratkan kepada pemahaman siswa akan konsep dasar TIK yang

benar, proses pembelajaran TIK dengan menggunakan e-learning guru dapat

menggunakan internet sebagai bahan utama yang mendukung nya dan untuk

menarik perhatian siswa. E-learning juga membantu siswa menalar serta

mengembangkan strategi untuk penyelesaian soalsoal TIK.

Berdasarkan pada uraian diatas maka penulis mencoba mengkaji dalam

tulisan ini dengan judul ”Implementasi Media Online Schoology Berbasis

Pembelajaran Blended Learning Dalam Mata Pelajaran TIK Untuk Meningkatkan

Keaktifan Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Pekanbaru”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang muncul terkait peserta

didik yaitu rendahnya kualitas pembelajaran yang ditunjukkan dengan keaktifan

siswa. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu mengenai peningkatan

keaktifan siswa dalam pembelajaran TIK melalui implementasi model Blended

Learning berbantuan media Online Schoology di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5

Pekanbaru.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian ini adalah bagaimana implementasi model model Blended Learning

9
berbantuan media Online Schoology terhadap kemampuan keaktifan siswa kelas

XI IPA 2 SMA Negeri 5 Pekanbaru.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan diadakannya penelitian

tindakan kelas ini adalah bagaimana meningkatkan berfikir kritis siswa melalui

implementasi model model Blended Learning berbantuan media Online

Schoology siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Pekanbaru.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa, penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan

kemampuan dan keaktifan siswa.

2. Bagi Guru, penelitian ini memberikan referensi tentang model

pembelajaran model Blended Learning berbantuan media Online

Schoology sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa dalam pembelajaran TIK.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin

mengkaji lebih dalam tentang model pembelajaran model Blended

Learning berbantuan media Online Schoology khususnya dalam

pembelajaran TIK.

F. Definisi Operasional

10
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman

pembaca terhadap focus kajian dalam penelitian tindakan kelas ini, maka

peneliti menyajikan beberapa definisi sebagai berikut:

1. Model model Blended Learning merupakan pembelajaran yang

menggabungkan antara model pembelajaran tatap muka dengan model

pembelajaran berbasis TIK. Pembelajaran kombinasi ini juga sering disebut

pengajaran metode hybrid, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan

metode pengajaran tatap muka dengan metode pengajaran online. blended

learning adalah pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran

secara tatap muka dengan pembelajaran online. Blended learning

memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi untuk mendukung

belajar secara mandiri dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa.

Keprofesionalan guru sangat diperlukan karena kunci keberhasilan

pembelajaran terletak pada guru yang mampu mendesain pembelajaran

dengan baik. Pembelajaran blended learning hendaknya memberikan

kemudahan bagi pendidik dan peserta didik dalam melakukan proses

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2. E-Learning E-learning atau electronic learning merupakan suatu proses

perkembangan teknologi yang diaplikasikan dalam hal penyampaian

pengetahuan dalam proses belajar mengajar. E-learning kini semakin dikenal

sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-

negara maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia mengalami masalah dalam proses

11
perataan pendidikan bagi masyarakatnya dikarenakan oleh jarak, oleh karena

itu e-learning merupakan pilihan yang dapat diterapkan.

3. Media Online Schoology adalah salah satu dari beberapa jenis Social

Learning Networks (SLNs) yang beredar di dunia world wide web. Media e-

learning dengan menggunakan Schoology sebagai media pembelajaran yang

mungkin bisa membantu proses pembelajaran yang efektif. Dengan adanya

media ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa sabegai media

pembelajaran baru dan menunjang minat siswa untuk belajar.

4. Model Pembelajaran Konvensional adalah model pembelajaran dengan

langkah-langkah yaitu demonstrasi untuk menjelaskan konsep kemudian

siswa melakukan diskusi dan diakhir pembelajaran siswa mengerjakan soal

latihan yang diberikan oleh guru. Keterlaksanaan model pembelajaran

diamati melalui observasi model pembelajaran konvensional.

5. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu : berbuat

dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Keaktifan

belajar merupakan salah satu unsur terpenting dari proses pembelajaran yang

menjadi salah satu indikator keberhasilan dari pembelajaran yang ditandai

adaya keterlibatan secara langsung dari siswa dalam proses pembelajaran.

12

Anda mungkin juga menyukai