Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KUANTITATIF

PENGARUH MEDIA E-LEARNING TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA KELAS IV SD 4 PUYOH

Dosen Pengampu: Sekar Dwi Ardianti S.Pd, M.Pd.

Oleh :
ANANG SETYAWAN JODI
NIM 201933021
KELAS 4A PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah
membawa perubahan pesat dalam aspek kehidupan manusia, perkembangan
tersebut telah mengubah paradigma manusia dalam mencari dan mendapatkan
informasi semakin mudah. Pekerjaan yang semula dilakukan manusia secara
manual kini dapat digantikan dengan mesin (Hartono, 2012:1). Hal ini
menuntut manusia untuk berpikir lebih maju dalam segala hal agar tidak
dianggap tertinggal. Salah satu bidang yang cukup berarti dalam
perkembangan IPTEK adalah pendidikan. Pendidikan merupakan proses
komunikasi dan informasi antara guru kepada siswa, media sebagai sarana
penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta siswa itu sendiri.
Tingkat pendidikan Sekolah Dasar merupakan pendidikan awal atau
dasar, dimana anak mulai mengenal pendidikan yang sesungguhnya. Tidak
seperti di Taman Kanak-Kanak yang pembelajaran cenderung berisi
permainan. Pada tingkat pendidikan dasar ini anak mulai mengenal berbagai
macam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Anak mulai belajar beberapa
mata pelajaran yang harus dikuasai, seperti Matematika, Bahasa Indonesia,
IPA, IPS, dan sebagainya.
Prawiradilaga (2013:19) secara khusus menyebutkan media
pembelajaran digunakan dengan tujuan :
1. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi
sehingga merangsang minat siswa untuk belajar.
2. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang
teknologi.
3. Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan tidak mudah
dilupakan oleh siswa
4. Menjadikan belajar lebih efektif, efisien, dan bermakna.
5. Membuka peluang belajar di mana saja, dan kapan saja.
6. Memberikan motivasi belajar kepada siswa.

1
7. Menjadikan belajar sebagai kebutuhan.
Seiring dengan berkembangnya arus globalisasi, dunia mengalami
perubahan teknologi menuju pada kemajuan zaman dimana diciptakannya
teknologi yang memudahkan kegiatan manusia khususnya dalam bidang
pendidikan seperti membuat media pembelajaran yang semakin menarik
sesuai perkembangan jaman. Seperti yang dikatakan Sutedjo (2002:119),
“dunia pendidikan terus bergerak secara dinamis, khususnya untuk
menciptakan media, metode dan materi pendidikan yang semakin interaktif
dan komprehensif”.
“Dalam menciptakan harmonisasi dan dinamika pembelajaran yang
kreatif dan interaktif, maka diperlukan peran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK/ICT) sebagai instrumen teknologi pembelajaran interaktif.
Salah satu produk TIK untuk pembelajaran adalah e-Learning” (Yazdi,
2012:146). Pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. Dalam pendidikan
konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti, melainkan
memperkuat model pembelajaran konvensional. Seperti yang dijelaskan
Cisco (dalam Yazdi, 2012:146) mengenai fungsi e-learning sebagai berikut:
1. E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi,
pendidikan, pelatihan secara off-line atau on-line.
2. E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya
nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional,
kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis
komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan
globalisasi.
3. E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional
di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui
pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.
4. Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan
cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar content dan
alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik
kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang

2
lebih baik. Ariani dan Haryanto (dalam Ismiasri, 2011:128)
mengatakan pemanfaatan teknologi merupakan kebutuhan mutlak
dalam dunia pendidikan sehingga sekolah benar-benar menjadi
ruang belajar dan tempat siswa mengembangkan kemampuannya
secara optimal, dan nantinya bisa berinteraksi ke tengah-tengah
masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di SD 4 Puyoh bahwa sarana
dan prasarana di sekolah tersebut sudah sangat memadai sesuai dengan
perkembangan teknologi, salah satunya laboratorium komputer. Namun guru
di sekolah tersebut belum memanfaatkannya secara maksimal untuk
menunjang proses belajar siswa.

1.2. Rumusan Masalah


Dengan melihat permasalahan di atas dan perkembangan teknologi
yang belum dimanfaatkan secara optimal di dunia pendidikan maka dapat
dibuat sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Media E-Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 4 Puyoh”. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh media e-
learning terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri 4 Puyoh ?

1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh media e-learning terhadap
hasil belajar kelas IV di SD 4 Puyoh.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Siswa


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa lebih
memahami pembelajaran menggunakan e-learning, siswa dapat

3
meningkatkan kemampuan belajar mandiri dengan menggunakan media-
media yang lain.
1.4.2 Manfaat Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan guru mampu melakukan model
pembelajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
terjadi, dan dapat mengontrol kegiatan belajar siswanya.
1.4.3 Manfaat Bagi Sekolah

Seluruh informasi detail mengenai siswa disimpan dalam satu sistem


terpusat secara aman. Sekolah dapat menentukan siapa saja yang bisa
mengakses data siswa. Biodata, kelas yang diikuti, tugas dan ujian yang
diselesaikan, status pembayaran mereka, dan berbagai aktivitas
pembelajaran mereka, semuanya dapat dengan mudah dipantau dalam
satu layar.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


1. Ruang lingkup materi, penelitian ini membahas tentang terdapat
pengaruh media e-learning terhadap hasil belajar siswa kelas IV di SD 4
Puyoh.
2. Ruang lingkup subjek, subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
di SD 4 Puyoh.
3. Ruang lingkup populasi dan sampel penelitian, yang menjadi populasi
adalah seluruh siswa kelas IV di SD 4 Puyoh.
4. Ruang Lingkup lokasi, penelitian ini dilaksanakan di SD 4 Puyoh yang
terletak di desa Puyoh kec. Dawe, kab. Kudus.
5. Ruang Lingkup Waktu, penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
2021.
1.6 Definisi Operasional Variabel

1.6.1 Media E-Learning (X)


E-Learning merupakan singkatan dari electronic learning , yaitu
proses pembelajaran yang menggunakan media elektronik khususnya
internet.

4
1.6.2 Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam suatu
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku siswa.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian E-Learning


Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem
elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses
pembelajaran (Michael, 2013: 27). E-learning adalah suatu sistem atau
konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam
proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian E-learning dari
berbagai sumber:

1. Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-


prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati,
2010).
2. Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses
belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka
secara langsung antara guru dengan siswa (Ardiansyah, 2013).

2.1.2 Karakteristik E-Learning

Menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning tersebut


bersifat jaringan, yang membuatnya mampu untuk dapat memperbaiki
dengan secara cepat, menyimpan atau juga memunculkan kembali,
mendistribusikan, serta juga sharing pembelajaran juga informasi.
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) antara lain :

 Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)

yang kemudian disimpan didalan komputer, sehingga dapat untuk


diakses oleh doesen serta mahasiswa kapan saja dan dimanapun.
 Memanfaatkan suatu jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil
kemajuan belajar, serta hal-hal yang berkaitan dengan suatu
administrasi pendidikan dapat dilihat pada tiap-tiap komputer.

6
 Memanfaatkan suatu jasa teknologi elektronik.

 Memanfaatkan suatu keunggulan komputer (digital media serta

juga komputer networks)

2.1.3 Manfaat E-Learning

Manfaat E-learning anra lain sebagai berikut :

 Efisiensi Biaya.

E-learning tersebut memberi efisiensi biaya bagi administrasi


penyelenggarannya, efisiensi penyediaan sarana serta juga fasilitas fisik
untuk dapat belajar serta juga efisiensi biaya bagi pembelajar
ialah biaya transportasi serta akomodasi.

 Fleksibel

E-learning tersebut memberi fleksibilitas didalam memilih waktu serta


juga tempat untuk dapat mengakses perjalanan.

 Belajar Mandiri.

E-learning tersebut memberi kesempatan bagi pembelajar dengan


secara mandiri memegang seluruh kendali atas keberhasilan dalam
proses belajar.

Manfaat E-learning dengan menurut Pranoto, dkk (2009:309) antara lain


sebagai berikut:

 Meningkatkan suatu partisipasi aktif dari mahasiswa.


 Meningkatkan suatu kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
 Meningkatkan suatu kualitas materi pendidik serta juga pelatihan.
 Meningkatkan suatu kemampuan untuk dapat menampilkan
informasi dengan perangkat teknologi informasi, yang mana dengan
perangkat biasa akan sulit dilakukan.

7
2.1.4 Jenis E-learning

Jenis E-learning berdasarkan teknologi informatika yang digunakan dan


dikelompokkan berdasarkan basis teknologi yaitu :

1. Computer Based Training (CBT)

Sistem ini mulai berkembang di tahun 80-an dan masih


berkembang terus sampai sekarang. Hal ini ditunjang anatar lain
oleh perkembangan sistem animasi yang kian menarik dan realistis
(misalnya sistem animasi 3 dimensi).

2. Web Based Training (WBT)

Sistem ini merupakan perkembangan lanjutan dari CBT dan


berbasis teknologi internet. Sehingga dengan menggunakan konsep
ini, dapat terjadi komunikasi dua arah antar pengguna. Namun
lancarnya proses belajar ini bergantung kepada infrastruktur
jaringan kecepatan tinggi. Kendala penerapan konsep ini terletak
pada kenyataan bahwa jaringan internet di negara kita masih belum
merata.Pada dasarnya, terdapat 3 alternatif model kegiatan
pembelajaran yang dapat dipilih, yaitu :

A. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional).

B. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui


internet.

C. Sepenuhnya melalui internet.

Salah satu komponen WBT yang sangat digemari adalah


video-conferencing, yaitu dimana siswa dan guru dapat langsung
mendiskusikan semua hal tanpa harus bertemu muka secara
langsung.

8
2.1.5 Hasil Belajar

Menurut Winarno Surakhmad (dalam


buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars,
1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan,
ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu
indek dalam menentukan keberhasilan siswa.

Menurut Purwanto (2011 : 46) hasil belajar adalah perubahan


perilaku yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dalam domain kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dalam domain kognitif diklasifikasikan menjadi
kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Dalam domain afektif hasil belajar meliputi level penerimaan,
partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi. Sedang domain
psikomotorik terdiri dari level persepsi,kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas.

Menurut Arsyad (2005 : 1) pengertian hasil belajar adalah adanya


perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan
oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau
sikapnya. Perubahan diarahkan pada diri peserta didik secara terencana,
baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Menurut Aqib (2010 : 51) hasil belajar berupa perubahan perilaku,


baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Karena
menurut Driscoll dalam Smaldino (2011 : 11) belajar didefinisikan
sebagai perubahan terus menerus dalam kemampuan yang berasal dari
pengalaman pembelajaran dan interaksi pembelajaran dengan dunia.

Menurut Dimyati (2006 : 20) pengertian hasil belajar merupakan


suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama
berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan

9
dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil belajar peserta didik
yang dapat diukur dengan segera atau secara langsung. Dampak
pengiring adalah hasil belajar peserta didik yang tampak secara tidak
langsung atau merupakan transfer hasil belajar. Kedua dampak tersebut
bermanfaat bagi guru dan peserta didik.

2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Secara umum hasilbelajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-
faktor tersebut akan saya uraikan dibawah ini, yaitu :
1. Faktor internal (factor dalam diri)
2. Faktor eksternal (factor diluar diri)
3. Faktor pendekatan belajar

Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama
adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik,
kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara :
makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus
anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.

Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek


psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan
kepribadian. Factor psikologis ini jugamerupakan factor kuat
dari Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap,
minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor
psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus
mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan
mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah.

Faktor eksternal
Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:

10
1) Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan
masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang
bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia
disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan
sosial adalah pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi
sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman
sangat penting, mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah
laku yang mereka lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita.
Kalau kalian sudah terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang
lemah akan motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman
kalian untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa
memposisikan diri sebagai seorang pelajar.

Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan


dengan Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi
bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di
dalam kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa yang merasa
guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana
pembelajaran yang monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses
pembelajaran.

Keluarga, juga menjadi faktor yang


mempengaruhi Hasil belajar seseorang. Biasanya seseorang yang
memiliki keadaan keluarga yang berantakan (broken home)
memiliki motivasi terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya
terlalu difokuskan pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak
berkesudahan. Maka dari itu, bagi orang tua, jadikanlah
rumahkeluarga kalian surga, karena jika tidak, anak kalian yang
baru lahir beberapa tahun lamanya, belum memiliki konsep
pemecahan konflik batin yang kuat, mereka bisa stress melihat

11
tingkah kalian wahai para orang tua yang suka bertengkar, dan
stress itu dibawa ke dalam kelas.

Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang


yang hidup dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan
gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi
lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk
berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas
kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun
juga berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.

2) Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah,


peralatan, alam (cuaca).
Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik),
apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang
menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga
mempengaruhi Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak
pintar masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa
mengungguli teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan
dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas yang sama saat
lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya
biasa saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam,
berpengaruh terhadap hasil belajar.

2.2 Kajian Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan olehMaya Rahmatia, Monawati, Said


Darnius mengenai pengaruh media e-learning terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas IV SD.
Berdasarkan skor variabelnilai hasil tes matematika siswa kelas IV SD
Negeri 20 Banda Aceh pada materi pecahan menunjukkan hasil yang
beragam untuk setiap harinya. Rata-rata nilai hasil tes matematika siswa
83,75. Nilai maksimum yang diperoleh yaitu 100dan nilai minimum yang

12
diperoleh yaitu 68. Untuk mengidentifikasi ketuntasan hasilbelajar siswa,
dilakukan pengukuran dengan menggunakan acuan KKM, yaitu 75 untuk
pelajaran matematika. Dari data hasil yang diperoleh diketahui dari 32 siswa
yang mengikuti tes hanya 25 siswa yang dinyatakan dapat menguasai materi
pecahan menggunakan media e-learning dengan indikator berhasil
memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan nilai KKM mata pelajaran
matematika yaitu 75, jika dipersentasekan, maka jumlah siswa yang berhasil
adalah 78,125% 100% . Sementara itu 7 orang siswa lainnya dinyatakan tidak
berhasil atau masih kesulitan dalam belajar pecahan menggunakan media e-
learning adalah 21,875% 100% .

2.3 Kerangka Berpikir

X Y
Keterangan :

Variabel X (variabel independen atau bebas) : Media E-Learning

Media E-Learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang


berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan
komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan
untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian
dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet.

Variabel Y (variabel dependen atau terikat) : Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik yang terjadi
setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi aspek kognitif
(kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi),
afektif (penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi) dan
psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,

13
gerakan kompleks dan kreativititas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk
angka atau nilai.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap


masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya.Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya
sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan
melalui penelitian.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis


dalam penelitian ini adalah:

1. Ha (Hipotesis Nol). Terdapat hubungan positif dan signifikan pada


penggunaan media e-learning dengan hasil belajar siswa kelas IV di SD 4
Puyoh.
2. HO (Hipotesis Alternatif): Tidak terdapat hubungan positif dan
signifikan pada penggunaan e-learning dengan hasil belajar siswa kelas
IV di SD 4 Puyoh.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

3.11 Populasi

Menurut Sugiyono (1997: 57), Populasi adalah wilayah generalisasi


yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa
kelas IV di SD 4 Puyoh.

3.1.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah


dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Sehingga sampel merupakan bagian dari populasi yang ada, sehingga
untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang
didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada.

3.2 Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu Media E-


Learning.

2. Variabel Terikat

Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas 4
SD 4 Puyoh.

15
3.3 Metode Pengumpulan Data

Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui


tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber.
Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan
melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype.
Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data
tentang pengaruh penggunaan media e-learning dalam proses
pembelajaran.

Metode Kuisioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan


dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode
pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan
pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden. Metode kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang
pengaruh penggunaan media e-learning dalam proses pembelajaran.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013) instrumen penelitian adalah suatu alat


yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
untuk memperoleh data mengenai pengaruh media e-learning terhadap
hasil belajar siswa.

16
3.5 Teknik Analisis Data

Analisis deskriptif

Menurut Sugiyono (2017) analisis deskriptif bertujuan untuk


memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data populasi
tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum. Penyajian data pada analisis deskriptif ini menggunakan distribusi
frekuensi dan diagram lingkaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Daryanto. 2002. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Ismiasri, T. 2011. Pemanfaatan Teknologi Multimedia dalam


Pembelajaran Matematika. Blitar: STKIP

Mayer, Richard. 2009. Multimedia Learning Prinsip-prinsip Aplikasi.


Surabaya:ITS

Press. Nikmah, Z. 2013. Implementasi E-learning PAI di SMAN 1 Teladan


Yogyakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai