Anda di halaman 1dari 4

C.

KURIKULUM SD TAHUN 1975

kurikulum tahun 1968 yang telah dilaksanakan di berbagai sekolah ternyata dipandang kurang sesuai
lagi dengan kondisi pembangunan tahap kedua ( Pelita Kedua). Terdapat sejumlah fenomena yang
mempengaruhi perlu adanya perubahan kurikulum, diantaranya pembaharuan pendidikan selama
Pelita 1 yang dimulai tahun 1966 kaulah melahirkan gagasan-gagasan baru dalam pelaksanaan
sistem pendidikan nasional, hasil analisis dan penilaian mendorong peninjauan kembali terhadap
kebijaksanaan pendidikan nasional, masuknya berbagai inovasi dalam sistem belajar mengajar yang
dinilai lebih efisien dan efektif, serta banyaknya keluhan masyarakat terhadap mutu lulusan
pendidikan sekolah dasar yang menuntut adanya peninjauan kembali sistem pendidikan yang sedang
dilaksanakan.

Selain fenomena tersebut, kebijakan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang digariskan
dalam ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN menuntut adanya pelaksanaan. Dalam
GBHN tersebut dinyatakan bahwa dasar Pendidikan Nasional ialah falsafah negara pancasila dan
undang-undang dasar 1945. Tujuan umum pendidikan nasional adalah membentuk manusia
pembangunan yang ber pancasila dan membentuk manusia indonesia yang sehat jasmani dan
rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung
jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat

Mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya
dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam undang-undang
Dasar 1945. Seluruh program pendidikan, terutama program pendidikan umum, harus berisikan
pendidikan moral Pancasila dan unsur-unsur yang cukup untuk meneruskan jiwa dan nilai-nilai 1945
kepada generasi muda.

dengan latar belakang tersebut di atas maka mulai tahun 1975 dikembangkan kurikulum baru yang
dikenal dengan kurikulum SD 1975 yang merupakan tonggak pembaharuan yang lebih nyata dan
lebih mantap dalam sistem pendidikan nasional. perubahan kurikulum tahun 1968 menjadi
kurikulum tahun 1975 dimaksudkan untuk mencapai keselarasan antara kurikulum dengan kebijakan
baru bidang pendidikan, meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengajaran, meningkatkan mutu
lulusan pendidikan dan meningkatkan relevansi pendidikan dengan tuntutan masyarakat yang
sedang membangun.

kurikulum SD 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah dasar yang secara
umum mengharapkan lulusannya:

1. Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik,

2. Sehat jasmani dan rohani, dan

3. Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan untuk:

a. Melanjutkan pelajaran,
b. Bekerja di masyarakat, dan

c. Mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.

Secara lebih khusus, tujuan pendidikan sekolah dasar adalah agar lulusannya memiliki kemampuan
berikut.

1. Di bidang pengetahuan

a. Memiliki pengetahuan dasar yang fungsional tentang:

1) dasar-dasar kewargaan negara dan pemerintah sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945,

2) agama yang dianut,

3) bahasa Indonesia dan penggunaannya sebagai alat komunikasi,

4) prinsip-prinsip dasar matematika,

5) gejala dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya, serta

6) gejala dan peristiwa sosial, baik di masa lampau maupun masa sekarang.

b. Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai unsur kebudayaan dan tradisi nasional.

c. memiliki pengetahuan dasar tentang kesejahteraan keluarga, kependudukan, dan kesehatan.

d. memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai bidang pekerjaan yang terjadi di masyarakat
sekitarnya.

2. Di bidang keterampilan

a. Menguasai cara-cara belajar yang baik.

b. Terampil menggunakan bahasa Indonesia lisan dan tulisan.

c. mampu memecahkan masalah sederhana secara sistematis dengan menggunakan prinsip ilmu
pengetahuan yang telah diketahuinya.

d. Mampu bekerja sama dengan orang lain dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.

e. Memiliki keterampilan berolahraga

f. Terambil sekurang-kurangnya dalam satu cabang kesenian.

g. memiliki keterampilan dasar dalam segi kesejahteraan keluarga dalam usaha pembinaan
kesehatan.

h. menguasai sekurang-kurangnya 1 jenis keterampilan khusus sesuai dengan minat dan kebutuhan
lingkungannya sebagai bekal untuk mencari nafkah.
3. Di bidang nilai dan sikap

a. Menerima dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945.

b. Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha esa
yang dianut nya, serta menghormati ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha esa
yang dianut orang lain.

c. Mencintai sesama manusia, bangsa dan lingkungan sekitarnya.

d. Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa.

e. Memiliki rasa tanggung.

f. Dapat menghargai kebudayaan dan tradisi nasional termasuk bahasa Indonesia.

g. Percaya pada diri sendiri dalam bersikap makarya.

h. Memiliki minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan.

i. Memiliki kesadaran akan disiplin dan patuh kepada peraturan yang berlaku, bebas, dan jujur.

j. memiliki inisiatif, daya kreatif, sikap kritis rasional, dan objektif dalam memecahkan persoalan

k. Memiliki sikap hemat dan produktif.

l. Memiliki minat dan sikap yang positif dan konstruktif tentang olahraga dan hidup sehat.

m. menghargai setiap jenis pekerjaan dan prestasi kerja di masyarakat tanpa memandang tinggi
rendahnya nilai sosial atau ekonomi masing-masing jenis pekerjaan tersebut dan berjiwa pengabdian
kepada masyarakat.

n. Memiliki kesadaran menghargai.

Kurikulum SD tahun 1975 menganut pendekatan yang berorientasi kepada tujuan, pendekatan
integratif, pendekatan sistem, dan pendekatan ekosistem. berorientasi kepada tujuan maksudnya
bahwa semua komponen kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan, yaitu tujuan pendidikan
nasional, tujuan institusional (tujuan SD) , tujuan kurikuler (tujuan bidang studi), dan tujuan
instruksional (umum dan khusus). pendekatan integratif menekankan kepada adanya keterpaduan
atau kesatuan dari keseluruhan sistem pengajaran. pendekatan sistem dimaksudkan bahwa
kurikulum itu merupakan suatu totalitas yang memiliki berbagai komponen, di mana antara
komponen yang satu dengan komponen lainnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan. sedangkan pendekatan ekosistem maksudnya bahwa kurikulum senantiasa
berorientasi atau didasarkan kepada tuntutan kehidupan dalam masyarakat yang sedang
membangun. Selain pendekatan-pendekatan tersebut, kurikulum SD tahun 1975 menganut prinsip
relevansi atau kesesuaian dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat; prinsip efisiensi- efektivitas
terutama dalam hal penggunaan dana, gaya dan waktu; prinsip fleksibilitas (keluwesan program)
dikaitkan dengan ketersediaan fasilitas; prinsip kontinuitas (kesinambungan) dengan lembaga
pendidikan yang ada diatasnya; dan prinsip pendidikan seumur hidup.
Struktur kurikulum SD 1975 terdiri atas program pendidikan umum, program pendidikan akademis,
dan program pendidikan keterampilan. program pendidikan umum berisi program pendidikan yang
wajib diikuti oleh semua siswa dan berfungsi bagi pembinaan warga negara yang baik.

pendidikan kesejahteraan keluarga dan pendidikan kependudukan diintegrasikan ke dalam beberapa


bidang studi yang relevan. Bahasa daerah merupakan bagian dari bidang studi Bahasa Indonesia,
khusus bagi sekolah tidak ada yang memerlukan pelajaran Bahasa Daerah.

D. KURIKULUM SD TAHUN 1984

persamaan dengan diterbitkan nya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
0461/U/1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah dalam lingkungan
Departemen Pendidikan dan kebudayaan maka untuk tingkat sekolah dasar diperlakukan
penggunaan kurikulum baru yaitu kurikulum tahun 1984. Perubahan kurikulum tersebut
dilatarbelakangi oleh faktor empirik, yaitu adanya sejumlah unsur baru dalam GBHN 1983 yang perlu
ditampung dalam kurikulum, adanya kesenjangan program pendidikan, baik dengan kebutuhan anak
didik maupun kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai