Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena globalisasi yang ditandai perkembangan arus informasi dan teknologi berlangsung
sangat pesat dan tiada batas. Tingkat persaingan di antara individu maupun negara sangat tinggi.
Kondisi inilah, menuntut adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
seimbang. Peningkatan kualitas tersebut salah satunya dapat ditingkatkan melalui pendidikan.
Pendidikan tidak lepas dari proses belajar dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses
pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok,
dan lembaga.

Penyelenggaraan proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah masih cenderung


bersifat teacher centered. Guru menyampaikanpemaparan materi menggunakan metode ceramah
atau membaca materi yang disajikan dalam slide powerpoint kemudian melakukan tanya jawab
pada siswa. Peran aktif siswa yang kurang dalam pembelajaran mengakibatkan pemahaman
siswa terhadap suatu materi cenderung lamban dan hasil belajar bahasa Indonesia yang dicapai
siswa masih kurang. Tidak bisa dinafikan bahwa pendekatan pendidikan sangat dinamis bukan
jalan di tempat, demikian pula gaya belajar yang dialami oleh siswa sudah mengalami
perubahan akibat kemajuan teknologi dan masyarakat yang maju. Pembelajaran dapat dilakukan
oleh siswa tanpa harus bertatap muka denganguru, demikian sebaliknya guru dapat melakukan
pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar lainnya yang pada setiap saat dapat diakses
tanpa mengenal waktu, lingkungan, dan kondisi. Oleh sebab itu, pembelajaran membutuhkan
penggunaan teknologi yang dapat memberikan informasi dengan mudah dan cepat. Penggunaan
teknologi tersebut dilingkungan pendidikan dikenal dengan E-learning (pembelajaran berbasis
komputer).
E-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran tanpa adanya batas ruang dan waktu. Materi
pembelajaran dapat di-download secara bebas sebagai sumber referensi pembelajaran. Menurut
Panen (2007:2) teknologi informasi (e-learning) adalah solusi bagi beragam masalah
pendidikan. Hartoyo (2012:129) mengatakan pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran
dipercaya akan memberikan: (1) kenyamanan dan fleksibilitas; (2) kesempatan danpengalaman
belajar yang lebih efektif dan efisien; (3) sistem pendidikan berkualitas dan dinamis; dan (4)
meningkatkan kualitas pribadi dan institusi.

Saat ini, ketergantungan dunia pendidikan terhadap e-learning sudah makin nyata. Hal ini
terbukti dengan banyaknya lab bahasa yang menggunakan elektronik sebagai media utamanya.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu subsistem yang tidak terlepas dari arah
perubahan yang disebabkan oleh kehadiran e-learning. Berbagai macam strategi dan metode
pembelajaran sudah dilakukan tetapi belum tercapai pembelajaran yangmemerdekakan siswa.
Luasnya penguasaan ilmu pengetahuan pada siswa perlu terus dikembangkan secara mandiri.
Dengan ditrapkannya e-learning di dunia pendidikan diharapkan akan menjadi alternatif untuk
siswa untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuannya secara lebih luas. Siswa dapat belajar
lebih bebas dan mandiri sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Fokus yang menjadi kajian dan perhatian di sini adalah

1. Bagaimana dampak e-learning terhadap pembelajaran bahasa Indonesia?

2. Bagaimana strategi pemanfaatan e-learning dalampembelajaran bahasa Indonesia?

C. Tujuan
Berdasarkanlatar belakang masalah, maka tujuan yang diharapkan adalah

1. Mengetahui dampak penerapan e-learning terhadap pembelajaran bahasaIndonesia dan

2. Mengetaui strategi pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan e-learning dan
pembelajaran bahasa Indonesia.

A. E-learning

1. Pengertian E-learning

Banyak orang menggunakan istilah e-learning yangberbeda-beda, tetapi pada prinsipnya e-


learning adalah pembelajaran yangmenggunakan jasa elektronik sebagai alat bantunya. Untuk
menyederhanakanistilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning.Kata ini terdiri
dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronic’dan ‘learning’ yang berarti
‘pembelajaran’. Departemen Pendidikan New Zealand dalam Hartoyo (2012:
112 )mendefinisikan e-learning sebagai: “Learningthat is enabled or supported by the use of
digital tools and content. Ittypically involves some form of interactivity, which may include on-
line interactionbetween the learner and their teacher or peers. E-learning opportunities areusuall
accessed via the internet, though other technologies such as CD-ROM arealso used.”

Dengan kata lain, e-learning merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan atau didukung
dengan penggunaan sarana atau materi pembelajaran digital. Dalam pelaksanaannya, terdapat
interaksi on-line antara siswa dan guru mereka maupun dengan teman mereka sendiri. E-
learning pada umumnyadilaksanakan melalui internet, meski ada pula yang menggunakan
teknologi lain seperti CD-ROM. Jadi, e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakanjasa
bantuan perangkat elektronik seperti audio, videotape, transmisi satelit atau komputer.

2. Tujuan E-learning

Teknologi merupakan salah satu media pendukung sebagaisarana untuk menyampaikan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang bertujuanuntuk memudahkan siswa dalam belajar dan
meningkatkan kualitas kegiatanpembelajaran. Bates dalam Hartoyo (2012: 116) mengemukakan
bahwa tujuanditerapkannya pendekatan e-learning sebagai berikut.

a. Meningkatkanakses terhadap kesempatan belajar (increase access to learning opportunity)dan


fleksibelitas siswa dalam belajar. Dalam hal ini, e-learning mampu meningkatkan kesempatan
belajar dan fleksibilitas siswa dalam belajar melalui berbagai sarana dan metode pembelajaran
yang digunakan. b. Meningkatkankualitas pembelajaran (enhance general quality). c.
Mengembangkan keterampilan dan kompetensi (develop skills and competencies) yang
diperlukan siswa serta memberikan bekal kecakapan digital yang diperlukan dalam bidang ilmu,
profesi, atau karir mereka. d. Mengakomodasi beragamnya gaya atau cara belajar (to meet the
learning sytles/needs)siswa. e. Meningkatkan efektivitas dana (cost effectivinees), terutama pada
tataran pendidikanmenengah.

3. Karakteristik E-learning
Karakteristik e-learning ini antara lain :

a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru
dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang
bersifat protokoler. b. Memanfaatkan keunggulan komputer(digital media dan computer
networks) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya c. Memanfaatkan jadwal pembelajaran,kurikulum, hasil kemajuan
belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di
komputer.

Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikanmateri pelajaran secara on-line


saja, tetapi harus komunikatif danm enarik. Materi pelajaran didesain seolah peserta didik
belajar di hadapan pengajar melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan
internet.Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W.Purbo
(2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning,yaitu
“sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan memudahkanpeserta didik dalam
memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahanpada panel yang disediakan,
akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat
diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem
elearning-nya.

4. Aspek-aspek dalam Pengembangan E-learning

Susanto dalam Mukmin dalam Hartoyo (2012: 132-133)mengatakan bahwa keberhasilan


pemanfaatanteknologi ditentukan oleh empat komponen yang saling berkaitan, ketidakhadiran
atau kurang optimalnya kualitas salah satu komponen saja dapat menyebabkan keseluruhan
sistem tidak dapat berfungsi dengan baik. Keempat komponen itu adalah:
a. Technoware (object-embodied technology).Komponen ini berkaitan dengan wujud peralatan
seperti manual, peralatanelektronik, mesin-mesin, serta fasilitas lain yang terintegrasi. b.
Humanware(person-embodied technology).Komponenini berkaitan dengan kualitas sumber daya
manusia serta kemampuan pemasangan,pengoperasian, perbaikan, dan pemeliharaan. c.
Orgaware (intution-embodied technology).Komponen ini berkaitan dengan wujud organisasi
atau institusi pendidikanseperti keterkaitan hubungan individual, kolektif, departemental,
ataulingkungan yang lebih jauh lagi yaitu industri, nasional, internasional, danlain-lain. d.
Infoware(document-embodied technology).Komponen yang berkaitan dengan wujud informasi
serta spesifikasi, penggunaan,generalisasi, cara-cara memperoleh data dan informasi, serta
kegiatan lainnyayang berkaitan dengan usaha untuk menghasilkan informasi yang akurat
secaraefektif dan efisien.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Pembelajaran

Dalam penggunaan sehari-hari, istilah pembelajaran seringkali disamakan dengan istilah


pengajaran. Padahal kedua kata tersebut memilikiasal kata yang berbeda. Pembelajaran berasal
dari ‘belajar’ sedangkanpengajaran berasal dari kata ‘mengajar’. Dengan demikian istilah
pembelajaran lebih berfokus pada proses belajar yang terjadi pada diri siswa, sedangkan istilah
pengajaran lebih berorientasi pada proses mengajar yang guru.Menurut Yusuf Hadi Miarso
(2004: 528) pembelajaran adalah usaha mengelola lingkungan belajar dengan sengaja agar
seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu, sedangkan pengajaran adalah
usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada siswa yang biasanya
berlangsung dalam situasi formal.

Smith dan Ragan dalam Martinus Yamin (2012: 66) menyatakanbahwa pembelajaran adalah
desain dan pengembangan penyajian informasi danaktivitas-aktivitas yang diarahkan pada hasil
belajar tertentu. Pembelajaran bukanmenitik beratkan pada ‘apa yang dipelajari’ melainkan pada
‘bagaimana membuatsiswa mengalami proses belajar, yaitu cara-cara yang dilakukan untuk
mencapaitujuan yang berkaitan dengan cara pengorganisasian materi, cara
penyampaianpelajaran, dan cara mengelola pembelajaran. Walter dan Reiser dalam
MartinusYamin (2012: 66) mengemukakan pembelajaran yang efektif adalah pembelajaranyang
dapat membuat siswa mendapat keterampilan-keterampilan, pengetahuan, atausikap-sikap, dan
siswa senang belajar dalam pembelajaran tersebut.

2. PembelajaranBahasa Indonesia

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi.Oleh karena itu, pembelajaran bahasa
diarahkan untuk meningkatkan kemampuansiswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun
tulisan (Depdikbud, 1995: 34). Halini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi siswa
bahasa diarahkan kedalam empat subaspek yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan
mendengarkan.

Tujuan pembelajaran bahasa menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam
berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yangdikembangkan adalah daya tangkap makna,
peran, daya tafsir, menilai, danmengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuannya itu
dikelompokkan menjadikebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam
kurikulum 2004 disebutkan bahwa tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara
umummeliputi: 1) siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (bahasa nasional) dan bahasa negara; 2) siswa memahami bahasaIndonesia dari segi
bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengantepat dan kreatif untuk bermacam-
macam tujuan, keperluan, dan keadaan; 3) siswamemiliki kemampuan menggunakan bahasa
Indonesia untuk meningkatkan intelektual,kematangan, emosional, dan kematangan sosial; 4)
siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis); 5) siswa mampu
menikmati danmemanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas
wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan 6) siswa
menghargai dan membanggakan satra Indonesia sebagai khasanah budaya danintelektual
manusia Indonesia., Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui
prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya,
serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya.
prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikansebagai berikut. Siswa akan belajar bahasa dengan
baik bila: a) diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat; b) diberi
kesempatan berpartisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai
macamaktivitas; c) bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada
bentuk,keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa; d) ia
disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budayamenjadi bagian
dari bahasa sasaran; e) jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya; f) jika diberi
umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka;dan g) jika diberi kesempatan untuk
mengatur pembelajaran mereka sendiri(Aminudin, 1994: 67)

C. E-learning sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Media merupakan sarana komunikasi bagi masyarakat. media inibisa berupa koran, majalah,
TV, radio, telepon, dan internet (Fajri, 2006:556). Media dapat dikelompokkan berdasarkan
bentuknya, yaitu media cetak danmedia elektronik. Media cetak berupa alat komunikasi massa
yang diterbitkandalam bentuk cetakan seperti koran dan majalah. Media elektronik
merupakansarana yang berupa media elektronik seperti TV, radio, dan internet sertatermasuk di
dalamnya e-learning.

Untuk memilih media pendidikan, ada beberapa hal yang perludiperhatikan yaitu (a) harus
memahami usia yang akan menggunakan, lingkungansosial budaya, dan karakteristik subjek
didik; (b) kemudahan mendapatkan media;(c) membantu kelancaran pengajaran atau sekedar
suplemen; dan (d) menariktidaknya bagi siswa (Endaswara, 2003: 30) Peranan media dalam
pendidikan sangat penting. mediapendidkan sedikit banyaknya akan meningkatkan intensitas
kemampuan pemahamansiswa. siswa akan termotivasi untuk lebih dekat dalam menggauli suatu
hal dantentunya pembelajaran akan semakin menarik dan interaktif.

Menurut Arsyad (1997: 25) fungsi media pendidikan adalah :(1) materi pembelajaran akan lebih
jelas maknanya sehingga pemahaman danpenguasaan siswa akan lebih mudah; (2) metode
mengajar akan lebih bervariasi,tidak hanya komunikasi verbal yang monoton sehingga siswa
tidak bosan dan guruakan lebih kreatif saat pembelajaran; dan (30 siswa akan lebih banyak
melakukan kegiatan belajar-mengajar sebab tidak hanya mendengarkan guru, tetapi siswaakan
selalu mendengar, mengamati, dan mendeskripsikan.

Menurut Kempt dan Dayton (1995: 28) media pembelajaranmemenuhi tiga fungsi utama, yaitu
(1) memotivasi minat atau tindakan; (2)menyajikan informasi. ; dan (3) memberi intruksi,
sedangkan menurut Roestiyah (2000: 67) fungsimedia pendidikan ada tiga. pertama, fungsi
edukatif, aritnya mediapendidikan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dapat memberikan
pengaruh baik. Kedua, fungsi sosial, artinya dengan pendidikan hubungan antara guru dan siswa
menjadi lebih baik sebab mereka dapat bersama-sama menggunakan media tersebut. Ketiga,
fungsi ekonomi, artinya dengan satu macam alat atau media sudah dapat dinikmati oleh
sejumlah siswa dan dapat digunakan sepanjang waktu. Penerapan e-learning sebagai media
pembelajaran bahasa Indonesia membutuhkan rancangan pembelajaranyang efektif, efisien, dan
sistematik. Persiapan itu dapat dilakukan sejak awaluntuk menghindari pemanfaatan e-learning
yang sekedar aksesoris atau tambahan yang kurang memberikan andil dalam pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran perludijelaskan tentang kompetensi/skill yang hendak dicapai dengan
mediae-learning. Kemudian perlu dirumuskan tentang partisipasi siswa, efisiensi waktu, strategi
pembelajarannya, dan evalusi pembelajaran. Hal tersebut harus dipersiapkan dengan matang
sehingga saat pembelajaran berlangsung guru dan siswa akan terjalin komunikasi yang baik dan
tujuan pembelajaran akan tercapai.

Keterampilan berbahasa beraneka ragam. Pada keterampilan membaca dapat berbentuk


membaca cepat, membaca komprehensi, skimming,scanning, dan analisis wacana. Keterampilan
menulis dapat berupa ragamjenis tulisan, seperti surat, sinopsis, karya ilmiah, puisi, cerpen,
rangkuman,esai. Untuk keterampilan menyimak dapat dilakukan dengan mendengarkan
berbagaisitus radio, televisi, tayangan iklan atau film. Keterampilan berbicara dapatberupa
latihan diskusi, pengambilan keputusan, pidato, wawancara.

Tercapainya pembelajaran keterampilan dalam bahasa Indonesiaseperti menulis, membaca,


menyimak, dan berbicara dapat dilakukan melalui e-learning. Untuk keterampilan
menulis,membaca, dan menyimak guru mudah untuk melakukan inovasi-inovasi
saatpembelajaran. Hal tersebut dikarenakan program-program dan sofware yangmendukung
pembelajaran, di internet sudah tersedia lengkap. Akan tetapi, untukketerampilan menyimak,
guru masih sangat terbatas melakukan inovasi-inovasi saat pembelajaran. Keterbatasan tersebut
dikarenakan media elektronik dalam bentuk practice pistening belum memadai dan belum
lengkap. Sofware untuk menunjang kegiatan pembelajaran tersebut masih sangat terbatas
sehingga guru masih menggunakan metode lama saat pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran seperti kesusatraan, kosakata,kebahasaan, dan tata bahasa di dalam


program e-learning dapat dimanfaatkansecara optimal. Program-program yang mendukung
seperti kamus, thesaurus,glosarium, search engine, dan encyclopedia semuanya dapat diakses
dan dimanfaatkan. Apabila guru dan siswa mau menggunakan fasilitas tersebut secara optimal,
tentunya komunikasi dua arah akan tercapai dengan bak.

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Dampak Penerapan E-learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Agar iklim pendidikan yang berbudaya dapat tercapai, adabeberapa hal atau komponen dalam
pendidikan yang perlu recovery danperubahan secara cepat dan tepat. Seiring dengan perubahan
penggunaan media E-learningtersebut, bukan berarti secara keseluruhan sistem pendidikan
menggunakanelektronik. Akan tetapi, sistem pembelajaran yang sudah ada masih digunakanjika
diperlukan dan masih up-to-date. Guru maupun siswa dapat mengkombinasikansistem
pembelajaran yang sudah ada dengan sistem pembelajaran berbasis e-learrning.

Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia perubahan terjadiseiring dengan perkembangan ilmu


pengetahuan, beragam kebutuhan masyarakat,serta kemajuan teknologi. Perubahan tersebut, jika
dapat mendukung danmempermudah guru atau siswa dalam proses tranfer ilmu, perlu disikapi
secara positif.Pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi dapat dilakukan
tanpaharus bertatap muka, dan tidak terbatas dalam ruang dan waktu. Sistempembelajaran e-
learning adalah proses pembelajaran maya (virtuallearning). Proses pembelajaran maya terjadi
pada kelas maya (virtualclassroom) yang berada dalam cyberspace (website) melaluijaringan
internet. Aktivitas antara guru dan siswa dapat dilakukan kapan sajadan di mana saja. Guru
dapat memberikan informasi, materi, penugasan, diskusi,refleksi, dan tanya jawab kepada siswa
melalui website. Selain itu,tugas-tugas siswa dapat dikirimkan melalui website dengan mudah
tanpaharus mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu yang lebih.

Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan media e-learningdapat menjadi sistem


pembelajaran tersendiri atau digabung dengan prosespembelajaran langsung (tatap muka di
kelas) yang mengandalkan kehadiran guru.Jika guru mampu mengemas antara pengajaran
dengan media e-learningdengan pertemuan langsung, maka transfer ilmu akan lebih mudah
sampai padasiswa. Selain itu, secara psikologis siswa tetap akan mendapat perhatian
yangbersifat intern dari guru sehingga akan terjalin komunikasi yang kondusif saatpembelajaran
berlangsung.

Menurut Sarwadi (1992: 20) keuntuntungan menggunakan media dalampembelajaran antara


lain: a) pembelajaran lebih produktif, artinya denganmemberikan pengalaman belajar pada siswa
seperti melihat, mendengar, danmemanfaatkan media elektronik; b) pendidikan lebih individual
dengan kehadiran berbagaialternatif penggunaan media, baik media dengar, media pandang,
media pandangdengar, kebutuhan siswa secara individual akan semakin terlayani. Pembelajaran
berbasis media e-learning akan membawaperubahan tradisi atau budaya pembelajaran, dari
pembelajaran yang berfokuskepada guru atau materi (teacher centered atau content centered)
menujubudaya pembelajaran yang berfokus pada siswa dan kompetensi atau pengalamanbelajar.
Dalam pembelajaran berbasis e-learning, peran guru akan menjadifasilitator bagi siswa untuk
berinteraksi dengan berbagai sumber belajar danbersama siswa menemukan berbagai sumber
belajar dan informasi. Jikapembelajaran sudah berfokus pada siswa, maka tujuan pembelajaran
akan tercapaidengan baik dan siswa akan siap bersaing di era sekarang ini.

Pembelajaran berbasis elektronik akan menciptakan suasanapembelajaran yang efektif, efisien,


dan meningkatkan mutu pendidikan. Akan tetapi, e-learning bukanlah tujuan pembelajaran itu
sendiri sehingga kemudahan yang terdapat di dalamnya jangan melupakan esensi utamanya.
Tujuanutama untuk keberhasilan kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh materi pembelajaran
itu sendiri. E-leraning merupakan salah satu media yang digunakan untuk menunjang
kesuksesan pembelajaran.
Menurut Matthew Comerchero (2006) dalam tulisannya E-learning Concepts and Techniques
menyebutkan bahwa e-learning merupakan sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri
sendiri, komunikasi, efisiensi,dan teknologi. E-learning akan membentuk kebiasaan siswa untuk
belajarmandiri, keterampilan berkomunikasi (comunication skill), kemampuanbernalar, dan
bersosialisasi. Selain itu, siswa akan mampu melakukan komunikasidengan baik secara lisan
maupun tertulis dengan orang lain. Tindakan yangdilakukan ialah berburu berbagai macam
referensi sumber pembelajaran yang dapatdi download dan dipelajari secara mandiri oleh siswa
sehingga kemandirian belajar akan tercipta dengan sendirinya.

Pengajaran berbasis e-learning dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan ketika proses
pembelajaran di laboratorium bahasa. Untuk mengajarkan keterampilan berbicara dapat
menggunakan program audio yang terkoneksi satu dengan yang lainnya. Guru hanya mengawasi
dan membimbing siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Misalnya, ketika siswa praktik
membaca berita lewat program audio, siswa yang lain akan menyimak, mencermati,
danmencatat apa yang dianggap penting. setelah itu siswa akan saling berinteraksi(tanya jawab)
melali microphone yang sudah terkoneksi dengan dipandu oleh guru. siswa akan lebih antuias
dan respon terhadap pembelajaran dilaboratorium bahasa tersebut.

Contoh lain pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan e-learning adalah berdiskusi
(group)dengan temannya. Kelompok belajar ini dapat membentuk komunitas, berkolaborasi,dan
membentuk jaringan online yang dapat dilakukan secara langsung dan tidaklangsung. Siswa
dapat selalu berkomunikasi dengan temannya membahas pembelajaran bahasa Indonesia yang
sudah dilakukan di sekolah, apapun yangmendukung pembelajaran bahasa Indonesia dapat
dibahas dalam jaringan.

Penerapan sistem e-learning dirancang untuk meningkatkan keaktifan dan kekreatifan siswa
dalam pembelajaran, serta kemampuan untuk menggunakan teknologi dengan baik. Dalam
pelaksanaannya, program website e-learning dapat dikemas sesuai dengantujuan, sasaran,
materi, metode, keterbukaan, dan output yang akan dihasilkan.Di dalam program e-learning
dapat berisi forum refleksi, tanya jawab,diskusi, penugasan (share file), pengumuman, dan
informasi lainnya.Setiap forum tersebut digunakan berdasarkan tujuan dan hasil yang
akandiperoleh oleh guru ataupun siswa. Misalnya, forum refleksi dapat digunakansiswa untuk
mengungkapkan apa yang dirasakan ketika mengikuti pembelajaran dengan memberikan
kritikan, saran, pendapat, argumen, dan masukan secaratertulis. Masukan dan pendapat yang
ditulis secara tidak langsung dan bermanfaat sebagai media pembelajaran keterampilan menulis.
Siswa akan lebih terbuka dengan guru dalam menjalin interaksi terhadap sistem pembelajaran
yangsudah dilaksanakan. Mereka akan terbiasa menulis terhadap sesuatu yang menjadimasalah
ata ide yang ada dalam pikiran masing-masing untuk disampaikan kepadaguru.

Forum ‘tanya jawab’ dapat digunakan sebagai ajang tanyajawab antara guru dengan murid
mengenai segala hal yang berkaitan denganpembelajaran. siswa akan lebih leluasa bertanya
melalui website tentangtema yang sudah ditentukan. siswa akan lebih dominan dalam
memberikan pendapatdan gagasan. guru hanya bertugas mengarahkan pada tema yang yang
didiskusikanagar tidak melenceng dari tema. siswa akan berlomba-lomba memberikan solusi
yang terbaik terhadap tema yang dibahas sehingga diperoleh proses didkusi yanginteraktif dan
kreatif di dalam website. Forum ‘share file‘ dimanfaatkan untuk pengirimantugas siswa yang
berbentuk nonpaper kepada guru yang mengampu mata pelajaranbahasa Indonesia. Tugas-tugas
siswa dapat dikirimkan melalui forum sharefile dengan waktu yang relatif singkat. selain itu,
forum ini dapatdigunakan guru dan siswa untuk upload maupun download materipelajaran
bahasa Indonesia.

B. Strategi Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran bahasaIndonesia perlu diperhatikan beberapa


hal sebagai berikut.

1. Pengembangan kreativitas guru tentange-learning


Pengembangan kemampuan guru tentang e-learning sangatdiperlukan setiap saat. Upaya
pengembangan tersebut dapat berupa pelatihan, workshop,dan seminar-seminar yang berkaitan
dengan e-learning. pelaksanaan pelatihan e-learning dilaksanakan secara continue dan
aplikatif.Setelah guru mendpatkan pelatihan tentang e-learning hendaknya diterapkan dan
dilaksanakan di sekolah atau instansinya masing-masing.

2. Peningkatan kemampuan siswa tentang e-learning

Kemampuan siswa tentang pemanfaatansangat mendukung pelaksanaan pembelajaran yang


komunikatif. untuk itu,upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah memberikan pelatihan, kursus
danpraktik kepada siswa tentang cara memanfaatkan elektronik (komputer) dan program-
program(internet) yang mendukung pembelajaran. Siswa perlu diarahkan dan dibimbing oleh
guru setiap pembelajaran untuk dapat mengakses materi atau bahan,pengiriman tugas,
download, upload, dan penggunaan fasilitas softwarelainnya.

3. Penyediaan media e-learningdi lembaga yang bersangkutan

Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakanoleh guru sebagai proses
transfer ilmu kepada siswa. pemanfaatan mediapembelajaran yang relevan tentunya akan
mempengaruhi proses pembelajaran karena dapat meningkatkan efektivitas dan kekondusifan
pembelajaran. begitu juga dengan pembelajaran berbasis e-learning, ketersedian media
elektronik di sekolah merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Pihak sekolah harus
menyediakan media tersebut sesuai kebutuhan dan jumlah siswa yangada. selain itu, media
pendukug lainnya juga perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif.

BAB IV
KESIMPULAN

Pemanfaatan e-learning di institusi pendidikanterbukti memberikan andil dan peran yang sangat
penting di dalamnya. Hal tersebut salah satunya dapatdilihat dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, yang sekarang ini sudahsangat membutuhkan media teknologi elektronik sebagai
media. berbagai macamjenis materi dan penugasan sudah menggunakan media elektronik
(internet). Peran dan fungsi tersebut untuk mempermudah, mempercepatpelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Salah satu contoh pemanfaatan media pembelajaran berbasis e-learningdapat dimulai dari
pengumpulan tugas oleh siswa kepada guru. kemudian siswamengirimkan melalui website
matapelajaran yang berkatan di mana pun dan kapan pun sehingga hasil tulisantersebut dapat
diakses dan dibaca oleh semua siswa serta dapat diketahuikelebihan dan kelemahan tugas dari
masing-masing siswa. Kemudahan dankeberagaman model pembelajaran e-learning dapat
meningkatkan mutu pembelajaranbahasa Indonesia pada khususnya dan pembelajaran lain pada
umumnya. pembelajaranberbasis e-learning bersifat terbuka yang dapat diakses siapa saja.
haltersebut bertujuan agar terjalin pertukaran informasi dengan orang lainsehingga pengetahuan
yang diperoleh akan lebih beragam. Upaya dunia pendidikan untuk meningkatkan mutu
pembelajaranharus selalu diperhatikan. Salah satu upaya tersebut yaitu pemanfaatan media e-
learning sebagai media alternatifmemperoleh pengetahuan dan informasi yang seluas-luasnya.
Media e-learningyang sudah di diterapkan di instansi pendidikan, khususnya padapembelajaran
bahasa Indonesia seharusnya diterima dengan pikiran terbuka.

Penerapan e-learning sekarang ini, sudah dapatdirasakan manfaatnya sehingga guru dan siswa
merasa perlu untuk mengajimempelajarinya secara mendalam. Segala upaya perlu dibenahi agar
pembelajaran berbasis e-learning dapat terlaksana dengan baik. Pembenahan tersebutdapat
dilakukan pada sumber daya manusia, sarana prasarana, kurikulum, dan kebijakan-kebijakan
yang berlaku. Jika pembenahan pada aspek-aspek tersebut sudah terlaksana, pastilah
pembelajaran bahasa Indnesia berbasis e-learning akan tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo

Basiran, Mokh. 1999. Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994?.
Yogyakarta: Depdikbud

Endaswara, S. 2003. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: Kota Kembang

Fajri,Zul Em. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Diva Publisher

Kemp, J.E. dan Dauton, D.K. 1985. Planning dan Intructional Media. New York: Harper &
Row, Publisher.

Matthew Comercero. 2005. “E-learning Concept and Technoloques”. http:-//www. 9 Februari


2013.

Hartoyo. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Bahasa. Semarang:
Pelita Insani.

Panen, P, dkk. 2006. “Pemanfaatan Teknologi Informasi dalamPeningkatan Mutu Pembelajaran


Bahasa Indonesia.

Yogyakarta”. http://www.Artikel Pendidikan@yahoo.com. 9 Februari 2013.


Roestiyah.2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Adil Mahasatya.

Yamin, Martinis. 2012. Desain baru Pembelajaran Kontruktivistik. Jakarta: Referensi.

Yusufhadi, Miarso. 2007. Menyemai Benih TeknologiPendidikan. Jakarta: Kencana Persada


Group.

Sarwadi.1994. Pengantar Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka PelajarBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena globalisasi yang ditandai perkembangan arus informasi dan teknologi berlangsung
sangat pesat dan tiada batas. Tingkat persaingan di antara individu maupun negara sangat tinggi.
Kondisi inilah, menuntut adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
seimbang. Peningkatan kualitas tersebut salah satunya dapat ditingkatkan melalui pendidikan.
Pendidikan tidak lepas dari proses belajar dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses
pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok,
dan lembaga.

Penyelenggaraan proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah masih cenderung


bersifat teacher centered. Guru menyampaikanpemaparan materi menggunakan metode ceramah
atau membaca materi yang disajikan dalam slide powerpoint kemudian melakukan tanya jawab
pada siswa. Peran aktif siswa yang kurang dalam pembelajaran mengakibatkan pemahaman
siswa terhadap suatu materi cenderung lamban dan hasil belajar bahasa Indonesia yang dicapai
siswa masih kurang. Tidak bisa dinafikan bahwa pendekatan pendidikan sangat dinamis bukan
jalan di tempat, demikian pula gaya belajar yang dialami oleh siswa sudah mengalami
perubahan akibat kemajuan teknologi dan masyarakat yang maju. Pembelajaran dapat dilakukan
oleh siswa tanpa harus bertatap muka denganguru, demikian sebaliknya guru dapat melakukan
pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar lainnya yang pada setiap saat dapat diakses
tanpa mengenal waktu, lingkungan, dan kondisi. Oleh sebab itu, pembelajaran membutuhkan
penggunaan teknologi yang dapat memberikan informasi dengan mudah dan cepat. Penggunaan
teknologi tersebut dilingkungan pendidikan dikenal dengan E-learning (pembelajaran berbasis
komputer).
E-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran tanpa adanya batas ruang dan waktu. Materi
pembelajaran dapat di-download secara bebas sebagai sumber referensi pembelajaran. Menurut
Panen (2007:2) teknologi informasi (e-learning) adalah solusi bagi beragam masalah
pendidikan. Hartoyo (2012:129) mengatakan pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran
dipercaya akan memberikan: (1) kenyamanan dan fleksibilitas; (2) kesempatan danpengalaman
belajar yang lebih efektif dan efisien; (3) sistem pendidikan berkualitas dan dinamis; dan (4)
meningkatkan kualitas pribadi dan institusi.

Saat ini, ketergantungan dunia pendidikan terhadap e-learning sudah makin nyata. Hal ini
terbukti dengan banyaknya lab bahasa yang menggunakan elektronik sebagai media utamanya.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu subsistem yang tidak terlepas dari arah
perubahan yang disebabkan oleh kehadiran e-learning. Berbagai macam strategi dan metode
pembelajaran sudah dilakukan tetapi belum tercapai pembelajaran yangmemerdekakan siswa.
Luasnya penguasaan ilmu pengetahuan pada siswa perlu terus dikembangkan secara mandiri.
Dengan ditrapkannya e-learning di dunia pendidikan diharapkan akan menjadi alternatif untuk
siswa untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuannya secara lebih luas. Siswa dapat belajar
lebih bebas dan mandiri sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Fokus yang menjadi kajian dan perhatian di sini adalah

1. Bagaimana dampak e-learning terhadap pembelajaran bahasa Indonesia?

2. Bagaimana strategi pemanfaatan e-learning dalampembelajaran bahasa Indonesia?

C. Tujuan

Berdasarkanlatar belakang masalah, maka tujuan yang diharapkan adalah

1. Mengetahui dampak penerapan e-learning terhadap pembelajaran bahasaIndonesia dan

2. Mengetaui strategi pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan e-learning dan
pembelajaran bahasa Indonesia.

A. E-learning

1. Pengertian E-learning

Banyak orang menggunakan istilah e-learning yangberbeda-beda, tetapi pada prinsipnya e-


learning adalah pembelajaran yangmenggunakan jasa elektronik sebagai alat bantunya. Untuk
menyederhanakanistilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning.Kata ini terdiri
dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronic’dan ‘learning’ yang berarti
‘pembelajaran’. Departemen Pendidikan New Zealand dalam Hartoyo (2012:
112 )mendefinisikan e-learning sebagai: “Learningthat is enabled or supported by the use of
digital tools and content. Ittypically involves some form of interactivity, which may include on-
line interactionbetween the learner and their teacher or peers. E-learning opportunities
areusuall accessed via the internet, though other technologies such as CD-ROM arealso used.”

Dengan kata lain, e-learning merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan atau didukung


dengan penggunaan sarana atau materi pembelajaran digital. Dalam pelaksanaannya, terdapat
interaksi on-line antara siswa dan guru mereka maupun dengan teman mereka sendiri. E-
learning pada umumnyadilaksanakan melalui internet, meski ada pula yang menggunakan
teknologi lain seperti CD-ROM. Jadi, e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakanjasa
bantuan perangkat elektronik seperti audio, videotape, transmisi satelit atau komputer.

2. Tujuan E-learning

Teknologi merupakan salah satu media pendukung sebagaisarana untuk menyampaikan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang bertujuanuntuk memudahkan siswa dalam belajar dan
meningkatkan kualitas kegiatanpembelajaran. Bates dalam Hartoyo (2012: 116) mengemukakan
bahwa tujuanditerapkannya pendekatan e-learning sebagai berikut.

a. Meningkatkanakses terhadap kesempatan belajar (increase access to learning opportunity)dan


fleksibelitas siswa dalam belajar. Dalam hal ini, e-learning mampu meningkatkan kesempatan
belajar dan fleksibilitas siswa dalam belajar melalui berbagai sarana dan metode pembelajaran
yang digunakan. b. Meningkatkankualitas pembelajaran (enhance general quality). c.
Mengembangkan keterampilan dan kompetensi (develop skills and competencies) yang
diperlukan siswa serta memberikan bekal kecakapan digital yang diperlukan dalam bidang ilmu,
profesi, atau karir mereka. d. Mengakomodasi beragamnya gaya atau cara belajar (to meet the
learning sytles/needs)siswa. e. Meningkatkan efektivitas dana (cost effectivinees), terutama pada
tataran pendidikanmenengah.

3. Karakteristik E-learning

Karakteristik e-learning ini antara lain :

a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru
dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang
bersifat protokoler. b. Memanfaatkan keunggulan komputer(digital media dan computer
networks) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya c. Memanfaatkan jadwal pembelajaran,kurikulum, hasil kemajuan
belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di
komputer.

Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikanmateri pelajaran secara on-


line saja, tetapi harus komunikatif danm enarik. Materi pelajaran didesain seolah peserta didik
belajar di hadapan pengajar melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan
internet.Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W.Purbo
(2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning,yaitu
“sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan memudahkanpeserta didik dalam
memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahanpada panel yang disediakan,
akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat
diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan
sistem elearning-nya.

4. Aspek-aspek dalam Pengembangan E-learning

Susanto dalam Mukmin dalam Hartoyo (2012: 132-133)mengatakan bahwa keberhasilan


pemanfaatanteknologi ditentukan oleh empat komponen yang saling berkaitan, ketidakhadiran
atau kurang optimalnya kualitas salah satu komponen saja dapat menyebabkan keseluruhan
sistem tidak dapat berfungsi dengan baik. Keempat komponen itu adalah:
a. Technoware (object-embodied technology).Komponen ini berkaitan dengan wujud peralatan
seperti manual, peralatanelektronik, mesin-mesin, serta fasilitas lain yang terintegrasi.
b. Humanware(person-embodied technology).Komponenini berkaitan dengan kualitas sumber
daya manusia serta kemampuan pemasangan,pengoperasian, perbaikan, dan pemeliharaan.
c. Orgaware (intution-embodied technology).Komponen ini berkaitan dengan wujud organisasi
atau institusi pendidikanseperti keterkaitan hubungan individual, kolektif, departemental,
ataulingkungan yang lebih jauh lagi yaitu industri, nasional, internasional, danlain-lain.
d. Infoware(document-embodied technology).Komponen yang berkaitan dengan wujud
informasi serta spesifikasi, penggunaan,generalisasi, cara-cara memperoleh data dan informasi,
serta kegiatan lainnyayang berkaitan dengan usaha untuk menghasilkan informasi yang akurat
secaraefektif dan efisien.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Pembelajaran

Dalam penggunaan sehari-hari, istilah pembelajaran seringkali disamakan dengan istilah


pengajaran. Padahal kedua kata tersebut memilikiasal kata yang berbeda. Pembelajaran berasal
dari ‘belajar’ sedangkanpengajaran berasal dari kata ‘mengajar’. Dengan demikian istilah
pembelajaran lebih berfokus pada proses belajar yang terjadi pada diri siswa, sedangkan istilah
pengajaran lebih berorientasi pada proses mengajar yang guru.Menurut Yusuf Hadi Miarso
(2004: 528) pembelajaran adalah usaha mengelola lingkungan belajar dengan sengaja agar
seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu, sedangkan pengajaran adalah
usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada siswa yang biasanya
berlangsung dalam situasi formal.

Smith dan Ragan dalam Martinus Yamin (2012: 66) menyatakanbahwa pembelajaran adalah
desain dan pengembangan penyajian informasi danaktivitas-aktivitas yang diarahkan pada hasil
belajar tertentu. Pembelajaran bukanmenitik beratkan pada ‘apa yang dipelajari’ melainkan pada
‘bagaimana membuatsiswa mengalami proses belajar, yaitu cara-cara yang dilakukan untuk
mencapaitujuan yang berkaitan dengan cara pengorganisasian materi, cara
penyampaianpelajaran, dan cara mengelola pembelajaran. Walter dan Reiser dalam
MartinusYamin (2012: 66) mengemukakan pembelajaran yang efektif adalah pembelajaranyang
dapat membuat siswa mendapat keterampilan-keterampilan, pengetahuan, atausikap-sikap, dan
siswa senang belajar dalam pembelajaran tersebut.
2. PembelajaranBahasa Indonesia

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi.Oleh karena itu, pembelajaran bahasa
diarahkan untuk meningkatkan kemampuansiswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun
tulisan (Depdikbud, 1995: 34). Halini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi siswa
bahasa diarahkan kedalam empat subaspek yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan
mendengarkan.

Tujuan pembelajaran bahasa menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam
berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yangdikembangkan adalah daya tangkap makna,
peran, daya tafsir, menilai, danmengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuannya itu
dikelompokkan menjadikebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam
kurikulum 2004 disebutkan bahwa tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara
umummeliputi: 1) siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (bahasa nasional) dan bahasa negara; 2) siswa memahami bahasaIndonesia dari segi
bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengantepat dan kreatif untuk bermacam-
macam tujuan, keperluan, dan keadaan; 3) siswamemiliki kemampuan menggunakan bahasa
Indonesia untuk meningkatkan intelektual,kematangan, emosional, dan kematangan sosial; 4)
siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis); 5) siswa mampu
menikmati danmemanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas
wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan 6) siswa
menghargai dan membanggakan satra Indonesia sebagai khasanah budaya danintelektual
manusia Indonesia., Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui
prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya,
serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya.
prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikansebagai berikut. Siswa akan belajar bahasa dengan
baik bila: a) diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat; b) diberi
kesempatan berpartisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai
macamaktivitas; c) bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada
bentuk,keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa; d) ia
disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budayamenjadi bagian
dari bahasa sasaran; e) jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya; f) jika diberi
umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka;dan g) jika diberi kesempatan untuk
mengatur pembelajaran mereka sendiri(Aminudin, 1994: 67)
C. E-learning sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Media merupakan sarana komunikasi bagi masyarakat. media inibisa berupa koran, majalah,
TV, radio, telepon, dan internet (Fajri, 2006:556). Media dapat dikelompokkan berdasarkan
bentuknya, yaitu media cetak danmedia elektronik. Media cetak berupa alat komunikasi massa
yang diterbitkandalam bentuk cetakan seperti koran dan majalah. Media elektronik
merupakansarana yang berupa media elektronik seperti TV, radio, dan internet sertatermasuk di
dalamnya e-learning.

Untuk memilih media pendidikan, ada beberapa hal yang perludiperhatikan yaitu (a) harus
memahami usia yang akan menggunakan, lingkungansosial budaya, dan karakteristik subjek
didik; (b) kemudahan mendapatkan media;(c) membantu kelancaran pengajaran atau sekedar
suplemen; dan (d) menariktidaknya bagi siswa (Endaswara, 2003: 30) Peranan media dalam
pendidikan sangat penting. mediapendidkan sedikit banyaknya akan meningkatkan intensitas
kemampuan pemahamansiswa. siswa akan termotivasi untuk lebih dekat dalam menggauli suatu
hal dantentunya pembelajaran akan semakin menarik dan interaktif.

Menurut Arsyad (1997: 25) fungsi media pendidikan adalah :(1) materi pembelajaran akan lebih
jelas maknanya sehingga pemahaman danpenguasaan siswa akan lebih mudah; (2) metode
mengajar akan lebih bervariasi,tidak hanya komunikasi verbal yang monoton sehingga siswa
tidak bosan dan guruakan lebih kreatif saat pembelajaran; dan (30 siswa akan lebih banyak
melakukan kegiatan belajar-mengajar sebab tidak hanya mendengarkan guru, tetapi siswaakan
selalu mendengar, mengamati, dan mendeskripsikan.

Menurut Kempt dan Dayton (1995: 28) media pembelajaranmemenuhi tiga fungsi utama, yaitu
(1) memotivasi minat atau tindakan; (2)menyajikan informasi. ; dan (3) memberi intruksi,
sedangkan menurut Roestiyah (2000: 67) fungsimedia pendidikan ada tiga. pertama, fungsi
edukatif, aritnya mediapendidikan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dapat memberikan
pengaruh baik. Kedua, fungsi sosial, artinya dengan pendidikan hubungan antara guru dan siswa
menjadi lebih baik sebab mereka dapat bersama-sama menggunakan media tersebut. Ketiga,
fungsi ekonomi, artinya dengan satu macam alat atau media sudah dapat dinikmati oleh
sejumlah siswa dan dapat digunakan sepanjang waktu. Penerapan e-learning sebagai media
pembelajaran bahasa Indonesia membutuhkan rancangan pembelajaranyang efektif, efisien, dan
sistematik. Persiapan itu dapat dilakukan sejak awaluntuk menghindari pemanfaatan e-learning
yang sekedar aksesoris atau tambahan yang kurang memberikan andil dalam pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran perludijelaskan tentang kompetensi/skill yang hendak dicapai dengan
mediae-learning. Kemudian perlu dirumuskan tentang partisipasi siswa, efisiensi waktu, strategi
pembelajarannya, dan evalusi pembelajaran. Hal tersebut harus dipersiapkan dengan matang
sehingga saat pembelajaran berlangsung guru dan siswa akan terjalin komunikasi yang baik dan
tujuan pembelajaran akan tercapai.

Keterampilan berbahasa beraneka ragam. Pada keterampilan membaca dapat berbentuk


membaca cepat, membaca komprehensi, skimming,scanning, dan analisis wacana. Keterampilan
menulis dapat berupa ragamjenis tulisan, seperti surat, sinopsis, karya ilmiah, puisi, cerpen,
rangkuman,esai. Untuk keterampilan menyimak dapat dilakukan dengan mendengarkan
berbagaisitus radio, televisi, tayangan iklan atau film. Keterampilan berbicara dapatberupa
latihan diskusi, pengambilan keputusan, pidato, wawancara.

Tercapainya pembelajaran keterampilan dalam bahasa Indonesiaseperti menulis, membaca,


menyimak, dan berbicara dapat dilakukan melalui e-learning. Untuk keterampilan
menulis,membaca, dan menyimak guru mudah untuk melakukan inovasi-inovasi
saatpembelajaran. Hal tersebut dikarenakan program-program dan sofware yangmendukung
pembelajaran, di internet sudah tersedia lengkap. Akan tetapi, untukketerampilan menyimak,
guru masih sangat terbatas melakukan inovasi-inovasi saat pembelajaran. Keterbatasan tersebut
dikarenakan media elektronik dalam bentuk practice pistening belum memadai dan belum
lengkap. Sofware untuk menunjang kegiatan pembelajaran tersebut masih sangat terbatas
sehingga guru masih menggunakan metode lama saat pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran seperti kesusatraan, kosakata,kebahasaan, dan tata bahasa di dalam


program e-learning dapat dimanfaatkansecara optimal. Program-program yang mendukung
seperti kamus, thesaurus,glosarium, search engine, dan encyclopedia semuanya dapat diakses
dan dimanfaatkan. Apabila guru dan siswa mau menggunakan fasilitas tersebut secara optimal,
tentunya komunikasi dua arah akan tercapai dengan bak.

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Dampak Penerapan E-learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Agar iklim pendidikan yang berbudaya dapat tercapai, adabeberapa hal atau komponen dalam
pendidikan yang perlu recovery danperubahan secara cepat dan tepat. Seiring dengan perubahan
penggunaan media E-learningtersebut, bukan berarti secara keseluruhan sistem pendidikan
menggunakanelektronik. Akan tetapi, sistem pembelajaran yang sudah ada masih digunakanjika
diperlukan dan masih up-to-date. Guru maupun siswa dapat mengkombinasikansistem
pembelajaran yang sudah ada dengan sistem pembelajaran berbasis e-learrning.

Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia perubahan terjadiseiring dengan perkembangan ilmu


pengetahuan, beragam kebutuhan masyarakat,serta kemajuan teknologi. Perubahan tersebut, jika
dapat mendukung danmempermudah guru atau siswa dalam proses tranfer ilmu, perlu disikapi
secara positif.Pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi dapat dilakukan
tanpaharus bertatap muka, dan tidak terbatas dalam ruang dan waktu. Sistempembelajaran e-
learning adalah proses pembelajaran maya (virtuallearning). Proses pembelajaran maya terjadi
pada kelas maya (virtualclassroom) yang berada dalam cyberspace (website) melaluijaringan
internet. Aktivitas antara guru dan siswa dapat dilakukan kapan sajadan di mana saja. Guru
dapat memberikan informasi, materi, penugasan, diskusi,refleksi, dan tanya jawab kepada siswa
melalui website. Selain itu,tugas-tugas siswa dapat dikirimkan melalui website dengan mudah
tanpaharus mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu yang lebih.

Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan media e-learningdapat menjadi sistem


pembelajaran tersendiri atau digabung dengan prosespembelajaran langsung (tatap muka di
kelas) yang mengandalkan kehadiran guru.Jika guru mampu mengemas antara pengajaran
dengan media e-learningdengan pertemuan langsung, maka transfer ilmu akan lebih mudah
sampai padasiswa. Selain itu, secara psikologis siswa tetap akan mendapat perhatian
yangbersifat intern dari guru sehingga akan terjalin komunikasi yang kondusif saatpembelajaran
berlangsung.

Menurut Sarwadi (1992: 20) keuntuntungan menggunakan media dalampembelajaran antara


lain: a) pembelajaran lebih produktif, artinya denganmemberikan pengalaman belajar pada siswa
seperti melihat, mendengar, danmemanfaatkan media elektronik; b) pendidikan lebih individual
dengan kehadiran berbagaialternatif penggunaan media, baik media dengar, media pandang,
media pandangdengar, kebutuhan siswa secara individual akan semakin terlayani. Pembelajaran
berbasis media e-learning akan membawaperubahan tradisi atau budaya pembelajaran, dari
pembelajaran yang berfokuskepada guru atau materi (teacher centered atau content centered)
menujubudaya pembelajaran yang berfokus pada siswa dan kompetensi atau pengalamanbelajar.
Dalam pembelajaran berbasis e-learning, peran guru akan menjadifasilitator bagi siswa untuk
berinteraksi dengan berbagai sumber belajar danbersama siswa menemukan berbagai sumber
belajar dan informasi. Jikapembelajaran sudah berfokus pada siswa, maka tujuan pembelajaran
akan tercapaidengan baik dan siswa akan siap bersaing di era sekarang ini.
Pembelajaran berbasis elektronik akan menciptakan suasanapembelajaran yang efektif, efisien,
dan meningkatkan mutu pendidikan. Akan tetapi, e-learning bukanlah tujuan pembelajaran itu
sendiri sehingga kemudahan yang terdapat di dalamnya jangan melupakan esensi utamanya.
Tujuanutama untuk keberhasilan kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh materi pembelajaran
itu sendiri. E-leraning merupakan salah satu media yang digunakan untuk menunjang
kesuksesan pembelajaran.

Menurut Matthew Comerchero (2006) dalam tulisannya E-learning Concepts and


Techniques menyebutkan bahwa e-learning merupakan sarana pendidikan yang mencakup
motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi,dan teknologi. E-learning akan membentuk
kebiasaan siswa untuk belajarmandiri, keterampilan berkomunikasi (comunication skill),
kemampuanbernalar, dan bersosialisasi. Selain itu, siswa akan mampu melakukan
komunikasidengan baik secara lisan maupun tertulis dengan orang lain. Tindakan yangdilakukan
ialah berburu berbagai macam referensi sumber pembelajaran yang dapatdi download dan
dipelajari secara mandiri oleh siswa sehingga kemandirian belajar akan tercipta dengan
sendirinya.

Pengajaran berbasis e-learning dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan ketika proses
pembelajaran di laboratorium bahasa. Untuk mengajarkan keterampilan berbicara dapat
menggunakan program audio yang terkoneksi satu dengan yang lainnya. Guru hanya mengawasi
dan membimbing siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Misalnya, ketika siswa praktik
membaca berita lewat program audio, siswa yang lain akan menyimak, mencermati,
danmencatat apa yang dianggap penting. setelah itu siswa akan saling berinteraksi(tanya jawab)
melali microphone yang sudah terkoneksi dengan dipandu oleh guru. siswa akan lebih antuias
dan respon terhadap pembelajaran dilaboratorium bahasa tersebut.

Contoh lain pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan e-learning adalah berdiskusi
(group)dengan temannya. Kelompok belajar ini dapat membentuk komunitas, berkolaborasi,dan
membentuk jaringan online yang dapat dilakukan secara langsung dan tidaklangsung. Siswa
dapat selalu berkomunikasi dengan temannya membahas pembelajaran bahasa Indonesia yang
sudah dilakukan di sekolah, apapun yangmendukung pembelajaran bahasa Indonesia dapat
dibahas dalam jaringan.

Penerapan sistem e-learning dirancang untuk meningkatkan keaktifan dan kekreatifan siswa
dalam pembelajaran, serta kemampuan untuk menggunakan teknologi dengan baik. Dalam
pelaksanaannya, program website e-learning dapat dikemas sesuai dengantujuan, sasaran,
materi, metode, keterbukaan, dan output yang akan dihasilkan.Di dalam program e-learning
dapat berisi forum refleksi, tanya jawab,diskusi, penugasan (share file), pengumuman, dan
informasi lainnya.Setiap forum tersebut digunakan berdasarkan tujuan dan hasil yang
akandiperoleh oleh guru ataupun siswa. Misalnya, forum refleksi dapat digunakansiswa untuk
mengungkapkan apa yang dirasakan ketika mengikuti pembelajaran dengan memberikan
kritikan, saran, pendapat, argumen, dan masukan secaratertulis. Masukan dan pendapat yang
ditulis secara tidak langsung dan bermanfaat sebagai media pembelajaran keterampilan menulis.
Siswa akan lebih terbuka dengan guru dalam menjalin interaksi terhadap sistem pembelajaran
yangsudah dilaksanakan. Mereka akan terbiasa menulis terhadap sesuatu yang menjadimasalah
ata ide yang ada dalam pikiran masing-masing untuk disampaikan kepadaguru.

Forum ‘tanya jawab’ dapat digunakan sebagai ajang tanyajawab antara guru dengan murid
mengenai segala hal yang berkaitan denganpembelajaran. siswa akan lebih leluasa bertanya
melalui website tentangtema yang sudah ditentukan. siswa akan lebih dominan dalam
memberikan pendapatdan gagasan. guru hanya bertugas mengarahkan pada tema yang yang
didiskusikanagar tidak melenceng dari tema. siswa akan berlomba-lomba memberikan solusi
yang terbaik terhadap tema yang dibahas sehingga diperoleh proses didkusi yanginteraktif dan
kreatif di dalam website. Forum ‘share file‘ dimanfaatkan untuk pengirimantugas siswa yang
berbentuk nonpaper kepada guru yang mengampu mata pelajaranbahasa Indonesia. Tugas-tugas
siswa dapat dikirimkan melalui forum sharefile dengan waktu yang relatif singkat. selain itu,
forum ini dapatdigunakan guru dan siswa untuk upload maupun download materipelajaran
bahasa Indonesia.

B. Strategi Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran bahasaIndonesia perlu diperhatikan beberapa


hal sebagai berikut.

1. Pengembangan kreativitas guru tentange-learning

Pengembangan kemampuan guru tentang e-learning sangatdiperlukan setiap saat. Upaya


pengembangan tersebut dapat berupa pelatihan, workshop,dan seminar-seminar yang berkaitan
dengan e-learning. pelaksanaan pelatihan e-learning dilaksanakan secara continue dan
aplikatif.Setelah guru mendpatkan pelatihan tentang e-learning hendaknya diterapkan dan
dilaksanakan di sekolah atau instansinya masing-masing.

2. Peningkatan kemampuan siswa tentang e-learning


Kemampuan siswa tentang pemanfaatansangat mendukung pelaksanaan pembelajaran yang
komunikatif. untuk itu,upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah memberikan pelatihan, kursus
danpraktik kepada siswa tentang cara memanfaatkan elektronik (komputer) dan program-
program(internet) yang mendukung pembelajaran. Siswa perlu diarahkan dan dibimbing oleh
guru setiap pembelajaran untuk dapat mengakses materi atau bahan,pengiriman tugas,
download, upload, dan penggunaan fasilitas softwarelainnya.

3. Penyediaan media e-learningdi lembaga yang bersangkutan

Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakanoleh guru sebagai proses
transfer ilmu kepada siswa. pemanfaatan mediapembelajaran yang relevan tentunya akan
mempengaruhi proses pembelajaran karena dapat meningkatkan efektivitas dan kekondusifan
pembelajaran. begitu juga dengan pembelajaran berbasis e-learning, ketersedian media
elektronik di sekolah merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Pihak sekolah harus
menyediakan media tersebut sesuai kebutuhan dan jumlah siswa yangada. selain itu, media
pendukug lainnya juga perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif.

BAB IV

KESIMPULAN

Pemanfaatan e-learning di institusi pendidikanterbukti memberikan andil dan peran yang sangat
penting di dalamnya. Hal tersebut salah satunya dapatdilihat dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, yang sekarang ini sudahsangat membutuhkan media teknologi elektronik sebagai
media. berbagai macamjenis materi dan penugasan sudah menggunakan media elektronik
(internet). Peran dan fungsi tersebut untuk mempermudah, mempercepatpelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Salah satu contoh pemanfaatan media pembelajaran berbasis e-learningdapat dimulai dari
pengumpulan tugas oleh siswa kepada guru. kemudian siswamengirimkan melalui website
matapelajaran yang berkatan di mana pun dan kapan pun sehingga hasil tulisantersebut dapat
diakses dan dibaca oleh semua siswa serta dapat diketahuikelebihan dan kelemahan tugas dari
masing-masing siswa. Kemudahan dankeberagaman model pembelajaran e-learning dapat
meningkatkan mutu pembelajaranbahasa Indonesia pada khususnya dan pembelajaran lain pada
umumnya. pembelajaranberbasis e-learning bersifat terbuka yang dapat diakses siapa saja.
haltersebut bertujuan agar terjalin pertukaran informasi dengan orang lainsehingga pengetahuan
yang diperoleh akan lebih beragam. Upaya dunia pendidikan untuk meningkatkan mutu
pembelajaranharus selalu diperhatikan. Salah satu upaya tersebut yaitu pemanfaatan media e-
learning sebagai media alternatifmemperoleh pengetahuan dan informasi yang seluas-luasnya.
Media e-learningyang sudah di diterapkan di instansi pendidikan, khususnya padapembelajaran
bahasa Indonesia seharusnya diterima dengan pikiran terbuka.

Penerapan e-learning sekarang ini, sudah dapatdirasakan manfaatnya sehingga guru dan siswa
merasa perlu untuk mengajimempelajarinya secara mendalam. Segala upaya perlu dibenahi agar
pembelajaran berbasis e-learning dapat terlaksana dengan baik. Pembenahan tersebutdapat
dilakukan pada sumber daya manusia, sarana prasarana, kurikulum, dan kebijakan-kebijakan
yang berlaku. Jika pembenahan pada aspek-aspek tersebut sudah terlaksana, pastilah
pembelajaran bahasa Indnesia berbasis e-learning akan tercapai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo

Basiran, Mokh. 1999. Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994?.
Yogyakarta: Depdikbud

Endaswara, S. 2003. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: Kota Kembang

Fajri,Zul Em. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Diva Publisher

Kemp, J.E. dan Dauton, D.K. 1985. Planning dan Intructional Media. New York: Harper &
Row, Publisher.

Matthew Comercero. 2005. “E-learning Concept and Technoloques”. http:-//www. 9 Februari


2013.

Hartoyo. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Bahasa. Semarang:


Pelita Insani.

Panen, P, dkk. 2006. “Pemanfaatan Teknologi Informasi dalamPeningkatan Mutu Pembelajaran


Bahasa Indonesia.

Yogyakarta”. http://www.Artikel Pendidikan@yahoo.com. 9 Februari 2013.


Roestiyah.2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Adil Mahasatya.

Yamin, Martinis. 2012. Desain baru Pembelajaran Kontruktivistik. Jakarta: Referensi.

Yusufhadi, Miarso. 2007. Menyemai Benih TeknologiPendidikan. Jakarta: Kencana Persada


Group.

Sarwadi.1994. Pengantar Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai