Anda di halaman 1dari 21

MODEL PEMBELAJARAN I-LEARN, IDENTIFY, LOCATE,

EVALUATE, APPLY, REFECT, DAN KNOW

Mata Kuliah

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS PAI.I

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Dr. Sugiyar, M. Pd. I.

Oleh :

Muhammad Ridho Al-Farisi (201210280)

Murni Karomah (201210291)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis pada pengorganisasian pengalaman belajar
buat mencapai tujuan. model pembelajaran mendeskripsikan
penyelenggaraan proses belajar mengajar asal awal hingga akhir, sehingga
satu model pembelajaran di dalamnya bisa memakai variasi asal beberapa
metode dan teknik pembelajaran. Perkembangan teknologi berita dan
komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai forum pendidikan
memanfaatkan sistem e-learning buat menaikkan efektivitas serta
fleksibilitas pembelajaran. E-learning artinya galat satu model
pembelajaran yang sedang dikembangkan dan akan menjadi tuntutan pada
pendidikan di masa depan.
E-learning dapat didefinisikan menjadi aplikasi teknologi web pada
dunia pembelajaran buat sebuah proses pendidikan. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi internet serta selama proses belajar dirasakan
terjadi oleh yg mengikutinya, maka kegiatan itu bisa diklaim menjadi
pembelajaran berbasis web. Pembelajaran elektro (e-learning) artinya
pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet sebagai metode
penyampaian, hubungan, serta fasilitas serta didukung sang aneka macam
bentuk layanan belajar lainnya. Seiring kemajuan teknologi serta
perubahan musim dan gaya hidup manusia yang cenderung berkiprah
secara dinamis (mobile), kebutuhan akan proses belajar jeda jauh atau
yang biasa diklaim dengan tele-edukasi semakin semakin tinggi pula.
E-learning bertujuan untuk memudahkan guru dan siswa dalam
melaksanakan pembelajaran dan melakukan evaluasi, karena dengan e-
learning semua informasi dapat secara cepat diunduh dari situs e-learning
dan bisa dengan cepat melakukan evaluasi hasil belajar siswa tanpa harus
melakukan ujian di dalam kelas.
B. KAJIAN TEORETIK
1. Identifikasi (Identify)
Pembelajaran jarak jauh atau distance learning adalah
pembelajaran dimana antara pebelajar (siswa, mahasiswa) dengan
pembelajar (guru, dosen) tidak berada dalam satu tempat pada waktu
yang bersamaan. Pada pembelajaran semacam ini, penggunaan media
sangat menentukan hasil belajar. Media yang digunakan dalam belajar
jarak jauh dapat berupa media cetak seperti modul atau media
elektronik yang biasanya dikemas dalam bentukpembelajaran
berbantuan komputer yang berbasis web selanjutnya dikenal dengan e-
learning.1
E-Learning yaitu kependekan asal electronic learning, yang
berarti belajar menggunakan menggunakan elektro, elektronik sendiri
memiliki arti internet atau personal komputer . E-Learning sebagai
bentuk Pendidikan jarak jauh yg dilaksanakan dengan menggunakan
media internet. E- Learning artinya proses intruksi yg melibatkan
penggunaan peralatan elektronik pada menciptakan, membantu
perkembangan, memberikan isu, menilai serta memudahkan suatu
proses belajar mengajar dimana siswa sebagai pusat belajar serta
dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.
Beberapa pendapat dari para ahli dalam mendefiniskan
pengertian daripada E-Learning, adalah sebagai berikut:
a. Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning
sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan bekajar yang
sesuai dengan kebutuhannya.
b. E-Learning pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. (Rosenberg, 2001)

1
Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran : Sesuai kurikulum
2013, cetakan pertama (Sidoarjo : Nizamia Learning Center, 2016) hal. 120.
c. Istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning
digunakan sebagai istilah untuk semua teknologi yang
digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat
teknologi elektronik internet. (Onno W. Purbo, 2002)
d. Darin E. Harley (2001), e-learning adalah kegiatan belajar
mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media
jaringan computer lainnya.
e. LearnFrance.com dalam Glossary of Learning Termas
(Glossary, 2001), menyatakan bahwa e-learning adalah sistem
pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengna media internet, jaringan
komputer maupun komputer standalone.
f. Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning
sebagai sembarang pengetahuan dan pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet)
untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau
bimbingan.

Berdasarkan beberapa pendapat asal para ahli, bisa


disimpulkan bahwa E-learning ialah aktivitas belajar mengajar
yang memanfaatkan media elektronik dalam menciptakan,
membantu perkembangan, memberikan informasi, menilai serta
memudahkan pada suatu proses belajar mengajar tersebut.

2. Ciri-ciri (Locate)
Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari e-learning yaitu sebagai
berikut:
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektro. sehingga dapat memperoleh
gosip serta melakukan komunikasi menggunakan mudah serta
cepat, baik antara pendidik menggunakan peserta didik, atau
peserta didik menggunakan siswa.
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer
networks).
c. Memakai bahan ajar bersifat berdikari (selflearning materials)
disimpan pada komputer.
d. Materi pembelajaran dapat disimpan di personal komputer sebagai
akibatnya bisa diakses sang pendidik serta siswa kapan saja serta
dimana saja Jika yg bersangkutan membutuhkannya.
e. Memanfaatkan komputer buat proses pembelajaran dan untuk
mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan
serta buat memperloleh isu yg poly dari aneka macam asal
informasi.
3. Evaluasi (Evaluate)
Adapun evaluasi dari pembelajaran dengan menggunakan E-
Learning yang mencakup kelebihan dan kekurangan antara lain
sebagai berikut:
Adapun penilaian dari pembelajaran menggunakan menggunakan E-
Learning yg mencakup kelebihan serta kekurangan diantaranya sebagai
berikut:
a. Kelebihan penggunaan e-learning
1) bisa berkomunikasi secara praktis melalui fasilitas internet
secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi tadi
dilakukan tanpa dibatasi sang jarak, tempat, dan saat.
Pendidik serta siswa bisa memakai bahan ajar atau petunjuk
belajar yg terstruktur melalui internet.4
2) siswa dapat belajar setiap saat, dimana saja dan kapan saja
saat diperlukan, sebab mengingat materi ajar tersimpan di
personal komputer siswa bisa melakukan akses di internet
secara lebih mudah Bila memerlukan tambahan isu yang
berkaitan dengan materi ajar yang dipelajarinya.
3) peserta didik serta pendidik bisa melakukan diskusi melalui
internet yang dapat diikuti menggunakan jumlah peserta
yang banyak. menjadikan perubahan khususnya pada siswa
yang semulanya pasif sebagai aktif serta berdikari.
4) relatif, efisien, serta praktis dijangkau.
b. Kekurangan penggunaan e-learning
1) Kurangnya hubungan dan komunikasi antara pendidik dan
peserta didik, atau bahkan bisa juga terjadi antar sesama
siswa itu sendiri.
2) Cenderung mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial
dan sebaliknya, mendorong tumbuhnya aspek usaha atau
aspek komersial.
3) Proses pembelajarannya cenderung ke pembinaan daripada
Pendidikan.lima
4) Cenderung akan gagal bagi peserta didik yg tidak memiliki
motivasi belajar tinggi.
5) Kurangnya kawasan yang menyediakan fasilitas internet.
6) Kurangnya tenaga kerja yang memiliki keterampilan atau
keahlian mengoperasikan internet.
7) Kurangnya personil dalam hal penguasaan bahasa
pemrograman komputer.
4. Penerapan (Apply)
Adapun penerapan dari e-learning tersebut mengacu kepada
yang lebih praktis dan efisien, diantaranya yaitu:
a. Internet sebagai sumber belajar
Peran internet dalam pendidikan sangat menguntungkan
karena kemampuannya dalam mengolah data dengan jumlah yang
sangat besar. Teknologi informasi sudah menjadi jaringan
komputer terbesar di dunia, yang dapat berfungsi dengan baik jika
didukung oleh perangkat komputer dengan perangkat lunak yang
baik dan dengan guru yang terlatih baik pula. Menggunakan
internet dengan segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan
untuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan yang secara
langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa bagi
keberhasilannya dalam beljar. Karena internet merupakan sumber
informasi utama dan pengetahuan, melalui teknologi ini kita dapat
melakukan beberapa hal, diantaranya yaitu:
1) Penelusuran dan pencarian bahan pustaka.
2) Membangun Program Artificial Intelligence (kecerdasan
buatan) untuk memodelkan sebuah rencana pembelajaran.
3) Memberi kemudahan untuk mengakses apa yang disebut
dengan virtual classroom ataupun virtual university.
4) Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian.

Kegunaan-kegunaan seperti di atas itu dapat diperluas


bergantung pada peralatan komputer yang dimiliki, jaringan dan
fasilitas telepon yang tersedia, serta provider yang bertanggung
jawab agar penggunaan jaringan komunikasi dan informasi
tersebut tetap terpelihara. Dari waktu ke waktu, jika dilihat dari
jumlah pemakaian yang semakin meningkat secara eksponensial,
setiap tahunnya memungkinkan fasilitas yang pada mulanya hanya
dapat dinikmati segelintir orang dan sekelompok kecil sekolah
terkemuka dengan biaya operasional yang tinggi, ke depan besar
kemungkinan biaya yang besar itu akan dapat ditekan, sehingga
pemanfaatannya benar-benar dapat menjadi penunjang utama bagi
pengelolaan pendidikan khususnya bagi pusat sumber belajar bagi
kegiatan pendidikan di daerah.

b. Internet untuk manajemen pembelajaran


Keberhasilan seorang manajer dalam membuat keputusan
bergantung pada pelaksanaan fungsi manajerial seperti planning,
organizing, directing, dan controlling. Di era informasi, para
pembuat keputusan harus menguasai alat dan teknik baru untuk
membantu membuat keputusan. Saat membuat keputusan, para
manajer pendidikan akan melalui proses yang sistematis. Simon
(1977) mengatakan bahwa proses ada tiga tahap, yaitu:
intelligence, design, dan choice, kemudian dia menambahkan
dengan implementation. Proses ini sebenarnya cukup dikenal dan
dapat didukung dengan alat bantu keputusan dan modelling. Untuk
memperoleh modelling dan alat bantu keputusan itu, para manajer
dapat mengakses software dari internet.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki
beberapa kelebihan sebagai berikut.
1) Kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak
memerlukan ruang kelas.
2) Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya
tatap muka biasa,
3) Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
4) Lama waktu belajar tergantung pada kemampuan masing-
masing.
5) Adanya ketelitian dan keakuratan materi pembelajaran.
6) Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga
menarik peserta didik dan memungkinkan pihak
berkepentingan ( orang tua maupun guru) turut serta
menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek
tugas-tugas yang dikerjakan secara online.
5. Refleksi (Refect)
Menggunakan pembelajaran E-learning atau berbasis digital
dalam Pendidikan membuat proses pembelajaran lebih mudah bagi
peserta didik. Membuat peserta didik dapat menerima bahan ajar lebih
mudah dan membuat mereka lebih aktif untuk mengakses sumber
pembelajaran secara mandiri, merupakan manfaat dari digitalisasi
dalam proses pembelajaran. Selain itu dialihkannya sistem tes berbasis
kertas menjadi tes berbasis digital (komputer, internet) dapat
memudahkan proses assesmen dan membuat hal tersebut lebih efektif.
Refleksi terhadap pembelajaran melalui e-learning atau
berbasis digital meliputi 2 pembahasan ,yaitu :
a. Pembelajaran Digital (E-Learning)
Pemanfaatan teknologi digital dalam dunia pendidikan
memiliki perkembangan dimulai dari penggunaan perangkat Audio
untuk menyampaikan materi pembelajaran dikelas, dilanjutkan
dengan penggunaan komputer sebagai media untuk mengakses dan
mengolah informasi, penggunaan software pada komputer
memudahkan proses pengolahan dan pertukaran informasi (Munir,
2017). Perkembangan tersebut membuat pergeseran paradigma
Purdy dan Wright (1992), bahwa terdapat pergeseran perbedaan
paradigma pola pembelajaran antara pembelajaran yang tidak
melibatkan teknologi dengan pembelajaran yang menggunakan
teknologi dan antara konsep pembelejararan di kelas (classroom
setting) dengan pembelajaran terbuka atau pembelajaran digital
yang tidak harus menjalankan pembelajaran di kelas. Lebih lanjut
Munir (2017), menjelaskan dalam pandangan model pembelajaran
digital memiliki perbedaan dalam hal gaya mengajar, teknik serta
motivasi pembelajar dam pengajar, serta model pembelajaran
digital merupakan model masa depan yang efektif karena sesuai
dengan tuntutan teknologi.
Dalam melaksanakan pembelajaran digital atau E-learning,
ruang lingkup kompetensi bagi seorang pendidik dalam hal ini
adalah guru, dalam pembelajaran digital meliputi persiapan
pembelajaran terdiri dari perencanaan dan pengorganisasian
pembelajaran, keterampilan dalam penyajian baik verbal maupun
non verbal, kerjasama yang baik antar tenaga pengajar,
keterampilan strategi dalam hal bertanya dan ditanya, keahlian
dalam penguasaan materi pembelajaran, melibatkan pembelajar
dalam pembelajaran dan koordinasi aktivitas belajarnya,
pengetahuan tentang teori belajar, pengetahuan tentang
pembelajaran digital, pengetahuan tentang perencanaan
pembelajaran, dan menguasai media pembelajaran yang digunakan
(Crys, 1997).
Pembelajaran digital memiliki tiga potensi menurut Kenji
Kitao (1998), potensi pembelajaran digital yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, meliputi potensi alat
komunikasi, potensi alat mengkakses informasi dan potensi alat
Pendidikan atau pembelajaran. Selain potensi, Munir (2017),
menjelaskan pembelajaran digital memiliki fungsi sebagai fungsi
suplemen pembelajar mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak, tidak ada
kewajiban/keharusan bagi pembelajar untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik, kedua fungsi komplemen yaitu materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima pembelajar di dalam kelas dan ketiga
fungsi substitusi yaitu pembelajar diberi beberapa alternatif model
kegiatan pembelajaran, tujuannya untuk membantu mempermudah
pembelajar mengelola kegiatan pembelajarannya sehingga dapat
menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya dengan kegiatan
pembelajarannya. Dari potensi dan fungsi pembelejaran digital
tersebut sangat cocok untuk meningkatkan kualitas dan
mengefektifkan proses pembelajaran.
b. Dampak Digitalisasi
Tidak dapat dipungkiri digitalisasi memberikan dampak
nyata pada dunia pendidikan, Suripto, et al. (2014), menjelaskan
dampak positif digitalisasi terhadap dunia pendidikan, meliputi
tersedianya media massa untuk mendapatkan dan melakukan
publikasi, menciptakan metode-metode pembelajaran yang
terbaharu, membuat pembelajaran tidak harus selalu melalui tatap
muka, pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat
dipenuhi dengan cepat serta dalam kegiatan pembelajaran dapat
membuatnya menjadi lebih menarik, efektif, memudahkan
penjelasan materi kompleks/abstrak, mempercepat proses yang
lama, menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi, menunjukan
peristiwa yang berbahaya atau diluar jangkauan. Oleh sebab itu
digitalisasi dalam pendidikan mutlak akan terjadi secara alaminya,
karena hal tersebut merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
efektitifitas dan efisiensi dalam dunia pendidikan.
Adapun dampak negatif dari digitalisasi terhadap
pendidikan seperti yang dikemukan oleh Sudibyo (2011), bahwa
digitalisasi memiliki dampak negatif terhadap dunia pendidikan
meliputi menyebabkan pengalihfungsiaan peran guru oleh aplikasi
pembelajaran, terpapar dengan konten negatif internet, mengalami
overload informasi karena peserta didik menemukan informasi
yang tiada hentinya membuat mereka kecanduan dengan hal
tersebut, meningkatnya kecanduan terhadap dunia maya, tindakan
cyber crime, menimbulkan sifat apatis dan individualis di kalangan
peserta didik. Segala sesuatu yang ada selalu memiliki dua dampak
yang berbeda, hal tersebut merupakan hal yang pasti sehingga
peranan guru menjadi sangat penting untuk mencegah dan
menyeimbangkan penggunaan teknologi digital oleh peserta didik
dalam ranah pembelajaran.
6. Manfaat (Know)
Menurut Jaya Kumar C. Koran (2002), E-learning adalah
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN,
atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interasksi, atau
bimbingan. Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk
pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian
solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini
sama dengan yang disampaikan oleh Campbell (2002), Kamarga
(2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam
pendidikan sebagai hakikat E-learning. Bahkan, Onno W. Purbo
(2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik
dalam E-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi
yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pembelajaran lewat
teknologi elektronik internet.
Di dalam pembelajaran E-learning fokus utamanya adalah
pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab
untuk pelajarannya. Suasana pembelajaran E-learning akan memaksa
pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pelajarannya.
Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha dan
inisiatif sendiri. Sedangkan untuk menerapkan model e-learning guru
harus memiliki kompetensi dasar, seperti kemampuan untuk membuat
rencana yang sesuai dengan kaidah paedagogis yang ada dalam
rencana pembelajaran, penguasaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran, yaitu pemanfaatan internet
sebagai sumber pembelajaran untuk mendapatkan materi ajar, dan
penguasaan materi pembelajaran yang sesuai dengan bidang keahlian
yang dimiliki (Sutrisno, 2007).
Kegunaan lain dari adanya pembelajaran melalui E-Learning
terhadap kegiatan pembelajaran (Siahaan, 2002) adalah sebagai
berikut.
a. Sebagai Suplemen (Tambahan), kebebasan dalam memilih,
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik, tidak atau ada
untuk mewajibkan untuk mengakses materi pembelajaran,
berpotensi untuk memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan
yang lebih, walaupun sifatnnya opsional.
b. Sebagai Komplemen (Pelengkap), materi pembelajaran yang di
programkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima.
c. Sebagai Substitusi (Pengganti), memberikan kesempatan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang fleksibel, dapat disesuaikan
dengan waktu dan kegiatan lainnya.
E-learning dapat mempermudah hubungan antara peserta didik
menggunakan bahan bahan ajar. siswa bisa saling membuatkan gosip
atau pendapat mengenai banyak sekali hal yang menyangkut pelajaran
atau kebutuhan pengembangan diri siswa. Selain itu, pendidik bisa
menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yg harus
dikerjakan sang peserta didik pada tempat tertentu dalam web buat
pada akses sang siswa. sinkron dengan kebutuhan, pendidik bisa pula
menyampaikan kesepatan pada peserta didik buat mengakses bahan
belajar tertentu juga soal-soal ujian yg hanya bisa diakses oleh peserta
didik sekali saja dam dalam rentangan waktu tertentu pula.

Secara lebih jelas manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 sudut


yaitu peserta didik dan pendidik.

a) Sudut peserta didik


Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi.
b) Pendidik
Menurut Sukartawi (beberapa manfaat yang diperoleh pendidik
yaitu:
1) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan
perkembangan keilmuan yang terjadi.
2) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna
peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki
relative banyak.
3) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga
dapat mengetahuu kapan peserta didiknya belajar, topik apa
yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta
berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
4) Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal
latihan setelah mempelajari topik tertentu.
5) Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan
hasilnya kepada peserta didik.

Selain itu, manfaat E-learning dengan penggunaan internet


khususnya dalam pembelajaran jarak jauh antara lain:

1) Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah


dan cepat melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh
tempat, jarak, dan waktu.
2) Guru dan siwa dapat menggunakan materi
pembelajaran yang ruang lingkup (scope) dan urutan
sudah systematisnya sudah sistematis terjadwal melalui
internet.
3) Dengan e-learning dapat menjelaskan materi
pembelajaran yang sulit dan rumit menjadi mudah dan
sederhana.
4) Mempermudah dan mempercepat mengakses atau
memperoleh banyak informasi yang berkaitan dengan
materi pembelajaran yang dipelajarinya.
5) Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi
antara guru dengan siswa, baik untuk seorang
pembelajar atau dalam jumlah pembelajar terbatas.
C. KAJIAN EMPIRIK
1. Paparan data empirik
Penggunaan model pembelajaran e-learning dalam menaikkan kualitas
pembelajaran menyatakan hasil bahwa model pembelajaran
menggunakan memakai e-learning artinya sebuah cara lain baru
dibidang pengajaran dan pembelajaran, karena bisa meminimalkan
disparitas cara mengajar dan materi, sebagai akibatnya menyampaikan
baku kualitas pembelajaran yg lebih konsisten.
Tabel 1. Presentase Hasil Kuesioner

No Pernyataan Sangat Setuju Netral Tidak Sangat


tidak
Setuju Setuju Setuju
A Materi
Pembelajaran
Pada E-Learning
1 Materi 27% 46% 21% 5% 1%
pembelajaran
dijelaskan secara
langsung
menggunakan
media, seperti
Google Meet,
Zoom, dll.
2 Materi 17% 35% 42% 6% 0%
pembelajaran
diberikan dalam
bentuk video
3 Materi 26% 50% 20% 4% 0%
Pembelajaran pada
kelas teori
dijelaskan dengan
baik
4 Terdapat materi 25% 45% 24% 6% 0%
pada kelas teori
yang hanya bisa
dijelaskan secara
tatap muka
5 Mahasiswa banyak 34% 42% 20% 1% 3%
mencari
pengetahuan teori
secara mandiri di
internet pada
pembelajaran
online
B Tugas
Pembelajaran
pada E-learning
6 Terdapat banyak 44% 24% 20% 7% 5%
tugas pada
pembelajaran
online
7 Terdapat lebih 38% 32% 18% 8% 4%
banyak tugas pada
pembelajaran
online daripada
pembelajaran tatap
muka
8 Durasi waktu yang 14% 26% 42% 14% 4%
diberikan dalam
pengerjaan tugas
berkisar
seperempat sampai
setengah waktu
pembelajaran
9 Tugas yang 20% 47% 30% 2% 1%
diberikan
memperdalam
pengetahuan teori
yang telah
diajarkan

C Metode
Pembelajaran
pada E-learning
10 Pembelajaran teori 8% 56% 34% 2% 0%
pada kelas E-
leaning selama ini
dengan diskusi
11 Pembelajaran teori 12% 60% 22% 4% 2%
pada kelas E-
leaning selama ini
dengan
penjelasan/ceramah
dari dosen
12 Pembelajaran teori 9% 48% 40% 2% 1%
pada kelas E-
leaning selama ini
dengan pemecahan
masalah
13 Pembelajaran teori 16% 50% 25% 8% 1%
pada kelas E-
leaning selama ini
dengan tugas
14 Pembelajaran teori 15% 41% 38% 5% 1%
pada kelas E-
leaning selama ini
dengan
menemukan secara
mandiri
15 Pembelajaran teori 11% 51% 36% 2% 0%
pada kelas E-
leaning selama ini
dijelaskan secara
komunikatif
16 Pembelajaran teori 9% 38% 44% 7% 2%
pada kelas E-
leaning selama ini
dengan latihan
berulang
D Media
Pembelajaran
pada E-learning
17 Media 38% 50% 8% 2% 0%
pembelajaran yang
digunakan adalah
google meet atau
zoom
18 Media 39% 42% 22% 4% 0%
pembelajaran yang
digunakan adalah
google classroom
19 Media 45% 40% 14% 1% 0%
pembelajaran yang
digunakan adalah
whatsapp

2. Pembahasan
Dari hasil kuesioner di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada materi pembelajaran, 46% responden setuju bahwa materi
pembelajaran dijelaskan dengan Google Meet atau Zoom, 42%
responden netral pada penggunaan video pada penyampaian materi
pembelajaran, 50% responden setuju bahwa materi pembelajaran
dijelaskan dengan baik, 45% responden setuju bahwa terdapat materi
yang hanya dapat dijelaskan dengan pembelajaran tatap muka, 42%
responden setuju dalam mencari materi secara mandiri di internet.
Pada tugas dalam pembelajaran E-learning, 44% responden
setuju bahwa banyak tugas pada pembelajaran E-learning, 38%
responden setuju bahwa lebih banyak tugas pada pembelajaran E-
learning daripada pembelajaran tatap muka, 42% responden netral
dalam durasi waktu pengerjaan tugas, dan 47% responden setuju
bahwa tugas yang diberikan memperdalam pengetahuan yang
diajarkan.
Pada metode pembelajaran E-learning yang digunakan, 56%
responden setuju bahwa metode yang digunakan adalah diskusi, 60%
responden setuju bahwa metode yang digunakan adalah
ceramah/penjelasan , 48% responden setuju bahwa metode yang
digunakan adalah pemecahan masalah, 50% responden setuju bahwa
metode yang digunakan adalah dengan tugas, 41% responden setuju
bahwa metode yang digunakan adalah dengan menemukan secara
mandiri, 51% responden setuju bahwa metode yang digunakan secara
komunikatif, 44% responden netral pada metode pembelajaran dengan
latihan berulang.
Pada media pembelajaran E-learning, 50% responden setuju
bahwa media yang digunakan adalah Google Meet atau Zoom, 42%
responden setuju bahwa media yang digunakan adalah Google
Classroom, 45% responden setuju bahwa media yang digunakan
adalah Whatsapp.
Berdasarkan hasil berasal survey dapat disimpulkan bahwa
materi pembelajaran lebih poly disampaikan dengan Google Meet atau
Zoom dan materi disampaikan menggunakan baik. Febriyanti &
Sundari (2020: 22) menyatakan Zoom digunakan dalam pembelajaran
daring. Responden pula mencari pengetahuan secara berdikari pada
internet. di tugas pembelajaran bisa dijelaskan bahwa ada poly tugas
pada pembelajaran E-learning, tetapi tugas yang diberikan memperinci
pengetahuan yg diajarkan. Geng, Law, Niu (2019: 5) menyatakan
pembelajaran self-directed learning membuat siswa berpartisipasi aktif
dalam tugas seperti membaca materi secara online.
Dalam metode pembelajaran E-learning dapat diketahui bahwa
metode yang digunakan lebih banyak dengan cara penjelasan, diskusi,
dam tugas. Li, Qi, Wang, & Wang (2014: 48) menyatakan metode
diskusi digunakan dalam pembelajaran E-learning. Terdapat juga
metode pemecahan masalah dan menemukan secara mandiri yang
digunakan dalam pembelajaran. Pada media pembelajaran E-learning
yang digunakan, terdapat berbagai media yang digunakan yang lebih di
dominasi dengan menggunakan virtual conference seperti Google
Meet atau Zoom.
D. KESIMPULAN
E-learning artinya aktivitas belajar mengajar yg memanfaatkan
media elektronika dalam menciptakan, membantu perkembangan,
memberikan berita, menilai dan memudahkan dalam suatu proses belajar
mengajar. menggunakan memanfaatkan jasa elektro yg memudahkan
dalam berkomunikasi, pula mampu dilaksanakan dimana saja serta kapan
saja. membuahkan pendidik buat menguasai kompetensi dasar dimana
diharuskan buat mempunyai kemampuan dalam membentuk rencana yang
sinkron menggunakan kaidah paedagogis yg terdapat dalam planning
pembelajaran, penguasaan teknologi dan komunikasi dalam pembelajaran,
yaitu pemanfaatan internet menjadi asal pembelajaran buat mendapatkan
bahan ajar, serta dominasi materi pembelajaran yang sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki. pula menghasilkan suasana yg kreatif dan menarik
agar pada pembelajaran secara E-learning menjadi efektif fan efisien.
Pembelajaran E-learning menghasilkan siswa untuk mamainkan peran
aktif dan nyaman pada pembelajarannya.
E. DAFTAR PUSTAKA
Adhitya Amarulloh, Endang Surahman, Vita Meylani, Refleksi
Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Berbasis Digital ,Vol.1 No.1 (2019).
Ananda Hadi Elyas, Penggunaan Model Pembelajaran E-Learning
dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Warta Edisi : 56
(2018).
Indah Purnama Sari, Implementasi Pembelajaran Berbasis E-
Learning Menggunakan Claroline. Vol. 4 No. 1 (2017).
Nuke L. Chusna, Pembelajaran E-Learning, Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan KALUNI. Vol 2 (2019).
Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model
Pembelajaran : Sesuai kurikulum 2013, cetakan pertama (Sidoarjo :
Nizamia Learning Center, 2016).
Paskalina Widiastuti, Ria Triyomi, “Analisis model pembelajaran
pada kelas E-Learning” , Jurnal Pendidikan. Vol. IX. Issu 1. Januari-April
2021.

Anda mungkin juga menyukai