Anda di halaman 1dari 15

Tugas Mata Kuliah E-learning kelompok 6:

1. Definisi E-Learning
E-learning merupakan istilah pendayagunaan teknologi elektronik
untuk pembelajaran. Dengan demikian E-learning merupakan payung dari
beberapa istilah lain seperti Virtual leaning, Online Learning, virtual class,
e-training, dan lain-lain.
Definisi E-learning menurut para ahli
 Jaya Kumar C. Koran (2002)
E – learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
 Dong (dalam Kamarga, 2002)
E – learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melaui perangkat
elektronik computer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai
dengan kebutuhannya.
 Rosenberg (2001)
Menekankan bahwa e – learning merujuk pada penggunaan teknologi
internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
 Darin E. Hartley (Hartley, 2001)
E – learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
mengunakan media internet, intranet atau media jaringan computer
lain.
 LearnFrame.com dalam Glossary of e – learning Terms (Glossary,
2001)
E – learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet,
jaringan computer, maupun computer standalone.
 Derek Stockley (2006)
Mendefinisikan E-learning sebagai penyampaian program pembelajarn,
pelatihan, atau pendidikan dengan menggunakan sarana elektronik
seperti komputer atau alat elektronik lain seperti telepon gengam
dengan berbagai cara untuk memberikan pelatihan, pendidikan, atau
bahan ajar
 Som Naidu (2006)
Mendefinikan E-learning sebagai penggunaan secara sengaja jaringan
teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan
mengajar. Istilah lain yang mengacu padahal yang sama Virtual
leaning, Online Learning, virtual class, e-training, distributed learning,
dan network atau web bassed learning. Secara fundamental, E-learning
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan tekonologi informasi
dan komunikasi untuk menjembatani kegiatan belajar dan
pembelajran, baik secara asinkrounus maupun sinkronous.
 Clark dan Mayer (2008)
Mendefinikan E-learning sebagai pemeblajaran yang disampaikan
dengan menggunakan komputer melalui CD-ROM, internet.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa e – learning
merupakan model pembelajaran yang menggunakan jaringan internet
sebagai media utama untuk menyampaikan materi pembelajaran.

2. Sejarah E – learning
Konsep pembelajaran berbasis computer dan jaringan seringkali hanya
diartikan sebagai e – learning. Perkembangan konsep e – learning ini
ditandai dengan munculnya situs – situs yang melayani proses belajar
mengajar dengan berbasiskan computer dan jaringan sejak era 15 tahun
yang lalu di seluruh pelosok internet dari yang gratis maupun yang
komersial (Adawi, 2014). Berikut adalah sejarah perkembangan e – learning
dari masa ke masa:
Tahun Perkembangan
1990 Era CBT (Computer Based Training) di mana mulai
bermunculan aplikasi e – learning yang berjalan dalam PC
standalone ataupun berbentuk kemasa CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio)
dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
1994 Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun
1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik
dan diproduksi secara massal.

1997 LMS (Learning Management System). Seiring dengan


perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai
terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang
dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai
kebutuhan mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah menjadi
halangan lagi. Dari sini munculah LMS yang berkembang
semakin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi
masalah interoperability antara LMS yang satu dengan lainnya
secara standar, sperti yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industy CBT Commettee, IMS, SCORM, IEEE LOM, dan
sebagainya.
1999 Pada tahun ini aplikasi e – learning berbasis web. Perkembangan
LMS menuju aplikasi e – learning berbasis web berkembang
secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan
dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya
juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video
streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan
format data yang lebih standard an berukuran kescil.
3. Karakteristik E-learning
Kelebihan E-learning :
Menurut Empy dan Zhuang (2005) ada beberapa keuntungan E-learning
antara lain :
1) Mengurangi biaya.
Dengan menggunakan E-learnning kita menghemat waktu dan uang
untuk mencapai suatu tempat pelajaran. Dengan E-learning kita dapat
mengakses dari berbagii lokasi dan tempat.
2) Fleksibilitas waktu, tempat dan kecepatn pembelajaran.
Dengan menggunakan E-learning, pengajar dapat menentukan waktu
untuk belajar dimanapun. Dan pelajar dapat belajar sesuai dengan
kemapuan masing-masing. Berbeda dengan belajar dikelas, dimana
semua pelajar belajar dan berhenti pada waktu yang sama.
3) Standarisasi dan efektivitas pembelajaran.
E-learning selalu memiki kualitas sama setiap kali diakses dan tidak
tergantung suasana hati pengajar. E-learning dirancang agar pengajar
dapat lebih mengerti dengan menggunakan simulasi dan animasi.
Manfaat E-learning :
 Dari sudut peserta didik
Dengan kegiatan E-learning dimungkinkan perkembangan
fleksibel belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses
bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga
dapat berkomunikasi dengan guru / dosen setiap saat. Dengan kondisi
yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan
penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia didaerah
perkotaan, tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan,
maka kegiaatan E-learning akan memberikan manfaat. (Brown 2002)
kepada peserta didik yang (1) belajar disekolah kecil didaerah-daerah
miskin untu mengikuti matapelajaran tertentu yang tidak dapat
diberikan oleh sekolahnya. (2) mengikuti program pendidikan keluraga
di rumah atau (home schoolers) untuk mempelajari materi pembelajran
yang tidak dapat diajarkan oleh para orang tuanya, seperti bahasa asing
dan keterampilan dibidang komputer, (3) merasa phobia dengan
sekolah atau peserta didik yang dirawat dirumah skait maupun
dirumah, yang putus sekolah tetap berminat melanjutkan
pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik
yang berada diberbagai daerah atau bahkan yang berada diluar negeri,
(4) tedak tertampung disekolah konvensional untuk mendapatkan
pendidikan.
 Dari sudut Guru/Dosen
Dengan adanya kegiatan E-learning (Soerkatawi, 2002) beberapa
manfaat yang diperoleh oleh guru atau dosen atau instruksi antara lain
adalah bahwa guru atau dosen atau instruksi dapat: (1) lebih mudah
melakukan pemutahiran bahan-bahan ynag menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan tuntutan perkembaangan keilmuan yang terjadi, (2)
mengembangkan diri atau melakukan penelitiaan guna peningkatkan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, (3)
mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru, dosen atau
instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik
apa yang dipelajari, beberapa lama sesuatu topik dipelajri, serta berapa
kali topik tertentu dipelajari ulang. (4) mengecek apakah peserta didik
telah mengerjakan soal-soal latihan setalah mempelajri topik tertentu, (5)
memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnyakepada
peserta didik.
Menurut A.W. Bates (Bates 1995) dan K.Wulf (Wulf 1996) tediri
atas 4 hal yaitu :
1) Meningkatan kadar interaksi pembelajaran peserta didik dengan
guru atau instruktur.
Apabila dirancang secara cermat, pemeblajaran eletronik
dapat meningkatkan kadar intraksi pembelajaran, baik antara
peserta didik dengan guru atau instruktur, antara sesama peserta
didik, maupun antara peserta dengan bahan belajar. Berbeda
halnya dengan pembelajran yang bersifat konvensional, tidak
semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang bersifat
konvensional dapat berani atau mempunyai kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan atau menyampaikan pendapatnya
didalam diskusi. Mengapa ? karena pada pembeljaran yang
bersiafat konvensional, kesempatan ynag ada atua yang
disediakan oleh dosen atau guru, atau instruktur.untuk berdiskusi
atau bertanyajawab snagat terbatas.biasanya kesempatan yang
terbatas ini juga cendrung didominasi oleh beberapa peserta didik
yang cepat tagkap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidaka
kan terjadi pada pembelajran elektronik. Peserta didik yang malu
maupun yang kurang berani mempunyai peluan ynagb luas
untuk mengajukan pertanyaan mamupun menyampaikna
pernyataan atau pendapat tanpa merasa atau mendapat tekanan
dari teman sekelas (Loftus, 2001)
2) Memungkinkan terjadinya intraksi pembelajaran darimana dan
kapan saja.
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara
elektronik dan tersedia untuk diakses oleh para peserta didik
melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan intraksi
dengan sumber belajar kapan saja dan darimana saja. (Dowling,
2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran,
dapat diserahkan kepada guru, dosen atau instruktur begitu
selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk
bertemu denga guru atau instruktur. Peserta didik tidak terikat
dengan waktu dan tempat penyelenggaran kegiatan pembelajan
sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional.
Dalam kaitan ini universitas terbuka inggris telah
memanfaatkan internet sebgai metode atau media pengajian
materi. Sedangkan Universitas Terbuka Indonesia (UT)
penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah
dikembangkan. Pada tahap awal penggunaan internet di UT
masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut
sebagai “tutorial elektronik” (anggoro, 2001)
3) Menjangkau peserta didik dalam cukupan yang luas.
Dengan fleksibilitas waktu da tempat, maka jumlah peserta
didik yang dijangkau melalui kegiatan elektronik semakin lebih
banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi
menjadi hambatan. Siapa saja, dimana saja, dan kapan saja,
seseorang dapat belajar. Intraksi dengan sumber belajar dilakukan
melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar
bagi siapa saja yang membutuhkan.
4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran.
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan
berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut
membnatu mempermudah pengemabnga bahan belajar
elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau
pemuktahiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan
perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara
periodik dan mudah. Disamping itu, penyempurnaan metode
penyajian materi pembelajaran dapat dilakukan, baik yang
didasarkan atas umpan balek dari peserta didik maupun atas
penilaian guru atau dosen atua instruktur selaku
penanggungjawab atau pembinaan materi pembelajran itu
sendiri.

4. Jenis- jenis E-learning


Berdasarkan teknologi yang digunakan E-learning dibagi atas basis
teknologi yaitu :
1. CBT ( Computer Based Training)
Era dimana mulai bermunculan aplikasi E-learning yang berjalan
dalam PC Standalone atau pun berbentuk kemasan CD-ROOM. Isi
berupa materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia ( Vidio atu
Audio) dalam format MOF, MPEG-1 atau AVI.
2. LMS (Learning Management System).
Learning management system atau biasa disingkat dengan LMS.
Perkembangan LMS yang semakin pesat membuat pemikiran baru
untuk mengatasi masalah interoperability antara LMS yang ada dengan
suatu standar. Sandard yang muncul misalnya adalah standart yang
dikeuarkan oleh AICC (Airline Industri CBT Committee), IMS, IEEE,
LOM, ARIADNE, dsb.
3. Aplikasi E-learning berbasis WEB.
Perkembangan LMS menuju ke aplikasi E-learning berbasis WEB secara
total, baik untuk pembelajar (Learner) maupun administrasi belajar
mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs portal yang
pada saat ini boleh dikata menjadi barometer situs-situs informasi,
majalah, dan surat kabar dunia.

5. Komponen-Komponen E-Learning
Menurut Gootschalk (1995), komponen-komponen utama dalam E-
learning terdiri dari :
a) Pelajar.
Memenuhi kebutuhan pelajar adalah dasar dari setiap E-learning yang
efektif. Ketika instruksi disampaikan dari jarak jauh, tantangan baru
muncul karena pelajar terpisahkan satu sama lain dengan latar
belakangyang berbeda.
b) Fakultas atau sekolah
Keberhasihasilan E-learning tergantung dari Fakultas atau Sekolah.
Peran instruktur dalam E-learning adalah : (a) memahami karakteristik
dalam kebutuhan pelajar tanpa adanya kontak langsung, (b)
mengaplikasikan metode pengajaran yang sesuai dengan harapan
belajar, (c) mengembangkan teknologi penyampaian, sementara tetap
mengfokuskan pada perannya sebgai pengajar, (d) berfungsi secara
efektif sebagai fasilitator yaang mahir.
c) Fasilitator
Sebagai fasilitator harus mengerti kebutuhan pelajar dan harapan
instruktur. Yang terpenting fasilitator harus bersedia untuk
mmengikuti arahan pengajar. Fasilitator yang menyediakan peralatan,
mengumpulkan tugas, mengawasi ujian, dan bertindak sebagai indera
instruktur.
d) Staf pendukung.
Staf pendukung memastikan detail-detail yang diperlukan bagi
keberhasilan program digunakan secara efektif. Kebanyakan program
E-learning yang suskes menggunakan staf pendukung untuk mengurus
pendaftaran belajar, duplikasi dari distribusi materi, pemesanan
testbook, penjadwalan fasiltas, pemerosesan nilai, DLL.
e) Administrator
Administrator berfungsi sebagai pembuatan kesepakatan, pembuat
keputusan dan penengah. Mereka mastikan sumber daya teknologi
digunakan secara efektif untuk meneruskan misi akademik lembaga
dan mempertahankan focus akademik agar tetap pada jalur yang
benar.
6. Contoh Platform E – learning
Pendidikan dan teknologi merupakan dua unsur yang dapat terpisahkan
pada saat ini. Pengajar mempunyai peran yang sangat penting dalam
mewujudkan sistem pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi
para pelajar. Dengan berkembangnya teknologi, pengajar juga harus harus
bisa menyesuaikan dengan situasi yang ada. Di anataranya telah tersedia
berbagai macam platform berbasis media soasial yang dapat membantu
pengajar dalam mengajar dan memudahkan jalinan komunikasi serta
keterlibatan antara pengajar dan pelajar.
Platform tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Edmodo
Edmodo merupakan jaringan media social yang
bisa menghubungkan dan berkolaborasi antara
siswa, guru, orangtua, dan antara yang satu dengan
yang lainnya. Edmodo pertama kali dikembangkan
pada akhir tahun 2008
oleh Nic Borg dan Jeff O’hara. Edmodo itu sendiri bisa dibilang
merupakan program e – learning yang menerapkan sistem pembelajaran
yang mudah, efisien sekaligus lebih menyenangkan. Edmodo sangat
membantu sekali dalam proses pembelajaran karena sudah
menyediakan cara yang aman dan mudah untuk membangun kelas
virtual berdasarkan pembagian kelas layaknya di sekolah. Melalui
edmodo, guru atau dosen dapat mengirim nilai, tugas, maupun kuis
untuk muridnya dengan mudah.

b. Edublogs
Edublogs merupakan salah satu layanan
blogging yang dikhususkan untuk dunia
pendidikan. Dengan fitur-fiturnya yang
menarik seperti tampilan dan desain yang mudah, dapat membantu
guru dalam proses pembelajaran. Edublogs memungkinkan kita untuk
membuat dan mengelola blog khususnya dalam dunia pendidikan. Pada
edublogs kita bisa memasukan teks, foto, video maupun podcasts.

c. Skype
Skype merupakan sebuah program
komunikasi dengan teknologi P2P (peer to
peer). Dalam dunia pendidikan, skype
juga dapat digunakan untuk sarana komunikasi antar pelaku
pendidikan baik itu guru, siswa, maupun antar guru satu dengan
lainnya. Selain itu skype juga dapat digunakan untuk menghadiri
pertemuan secara online.

d. Wikispaces
Wikispaces merupakan sebuah platform
media social untuk dunia pendidikan.
Dengan berbagai fitur yang ada di
dalamnya, guru dapat berkomunikasi dengan siswa, member penilaian
serta mengukur kontribusi dan keterlibatan siswa secara real time.

e. Schoology
Schoology merupakan salah
satu situs social yang
memasukan sistem
pembelajaran dalam jejaring social, dengan kata lain Schoolgy
menggabungkan Learning Management System (LMS) dengan jejaring
social layaknya facebook. Berbagai fitur yang terdapat dalam schoology
antara lain membuat kelas mata pelajaran, kelompok belajar maupun
sumber belajar. Dengan beragam fitur dan fungsi yang menarik tersebut,
Schoology menjadi salah satu platform e – learning yang menarik dan
menyenangkan dalam pembelajaran.

f. OpenStudy
OpenStudy merupakan situs social yang
memungkinkan para anggotanya untuk
menemukan solusi atas permasalahan
belajar yang dimiliki misalnya dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah. Dengan
kata lain, OpenStudy adalah situs social untuk belajar bersama. Setiap
anggota yang terdaftar bisa membuat topic tertentu yang kemudian
mengundang beberapa teman atau anggota yang lain untuk bergabung
dalam topic tersebut untuk sarana belajar bersama.

g. Quora
Quora merupakan sebuah platform
tanya jawab yang tentunya sangat
cocok bagi para pendidik. Dalam
pembelajaran, Quora dapat digunakan
untuk membuat diskusi antara guru, siswa, ataupun orang yang
berkompeten di luar jam pelajaran. Siswa akan dapat bertanya mengenai
topic mata pelajaran yang belum dipahami ketika di kelas dan guru atau
anggota yang lain yang kompeten dalam bidangnya dapat memberikan
timbale balik atas pertanyaan dari anggota yang bersangkutan.

h. Pinterest
Pinterest adalah virtual pinboard di mana
kita bisa mengunggah atau gambar yang bisa
dimasukan ke dalam berbagai kategori
tertentu. Dalam pembelajaran guru dapat
menggunakannya sebagai tempat untuk mencari rencana pembelajaran
(lesson plan), tugas atau material yang lain.

7. Penggunaan Google Classroom Sebagai Media E-learning di Sekolah


Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan
terciptanya ruang kelas di dunia maya. Selain itu, google classroom bisa
menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas bahkan menilai tugas-tugas
yang dikumpulkan (Herman dalam Hammi, 2017). Dengan demikian,
aplikasi ini dapat membantu memudahkan guru dan siswa dalam
melaksanakan proses belajar dengan lebih mendalam. Hal ini disebabkan
karena baik siswa maupun guru dapat mengumpulkan tugas,
mendistribusikan tugas, menilai tugas di rumah atau di manapun tanpa
terikat batas waktu atau jam pelajaran.
Google Classroom sesungguhnya dirancang untuk mempermudah
interaksi guru dan siswa dalam dunia maya. Aplikasi ini memberikan
kesempatan kepada para guru untuk mengeksplorasikan gagasan keilmuan
yang dimilikinya kepada siswa. Guru memiliki keleluasaan waktu untuk
membagikan kajian keilmuan dan memberikan tugas mandiri kepada
siswa selain itu, guru juga dapat membuka ruang diskusi bagi para siswa
secara online. Namun demikian, terdapat syarat mutlak dalam
mengaplikasikan google Classroom yaitu membutuhkan akses internet
yang memadai.
Aplikasi google classroom dapat digunakan oleh siapa saja
tergabung dengan kelas yang sudah didesain oleh guru yang sesuai dengan
kelas yang sesungguhnya di sekolah. Rancangan kelas yang menggunakan
aplikasi google classroom sesungguhnya ramah lingkungan. Hal ini
dikarenakan siswa tidak menggunakan kertas dalam mengumpulkan
tugasnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Herman dalam Hammi (2017)
yang memaparkan bahwa dalam google classroom kelas dirancang untuk
membantu guru membuat dan mengumpulkan tugas tanpa kertas,
termasuk fitur yang menghemat wakktu seperti kemampuan untuk
membuat salinan dokumen google secara otomatis bagi setiap siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Bahar, Ayunara. 2016. Tekno: 8 Macam Platform e-learning Berbasis Media
Sosial dalam Pembelajaran Abad 21. Diakses pada 10 September 2019, dari:
http://www.ahzaa.net/2016/09/tekno-guru-8-macam-platform-e-
learning.html.
Desvi, R. 2014. Perancangan Sistem e-learning di SMK Negeri 1 Painan
Menggunakan Pemrograman PHP dan Database MySQL. Diakses 11 September
2019, dari: https://www.academia.edu/13241021/Jurnal_E-Learning.
Mutia, Intan dan Leonard. 2013. Kajian Penerapan E – Learning Dalam
Proses Pembelajaran Di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan, 6(4): 278-289.
Nirfayanti dan Nurbaeti. 2019. Pengaruh Media Pembelajaran Google
Classroom dalam Pembelajaran Analisis Real Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa.
Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika, 2(1): 50.
Prawiradilaga, Dewi Salma, dkk. 2013. Mozaik Teknologi Pendidikan : E –
learning. Jakarta: Kencana Prenamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai