Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH E-LEARNING TERHADAP BUDAYA BELAJAR MENGAJAR

KONVENSIONAL
Geraldo Manuhutu (185020200111083/BE)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Brawijaya
Geraldomanuhutu59@gmail.com

ABSTRAK
Teknologi informasi yang berkembang saat ini mempengaruhi evolusi dalam dunia
pendidikan. Budaya belajar mengajar yang konvensional menjadi terganti dengan E-
Learning. Suatu budaya atau metode pembelajaran yang muncul sebagai solusi atas
banyaknya masalah yang timbul akibat keterbatasan waktu, tempat dan jumlah pertemuan
antara guru dengan murid. E-learning sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran
menawarkan beberapa keunggulan sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang
kerap muncul dalam proses pembelajaran. Berdasarkan keterbatasan jumlah dan waktu
pertemuan, maka dibangunlah E-learning berbasis web. Dalam aplikasi elerning ini
memiliki 3 aktor admin, guru, siswa . admin bertugas sebagai pengelola aplikasi elearning
mengatur jalannya aplikasi agar dapat berjalan dengan baik. admin mengelola data
kurikulum, tahun semester, guru, siswa, mata pelajaran. guru memberikan materi serta
tugas yang dikerjakan oleh siswa, sementara siswa akan mengerjakan tugas yang diunggah
oleh guru dan mengunduh materi yang telah diunggah oleh guru Aplikasi elearning sebagai
penunjang kegiatan belajar, karena sekolah mampu melakukan kegiatan belajar tidak hanya
mengajar di kelas saja. Jika dilaksanakan dengan baik, penggunaan media pembelajaran E-
Learning di sekolah dapat dijadikan sebagai suatu budaya pengganti kegiatan belajar
mengajar yang konvensional di dalam kelas. E-Learning terutama juga akan melatih
kemandirian siswa didalam proses belajar mengajar
Kata Kunci : E-Learning, Budaya belajar mengajar konvensional, Siswa, Internet

PENDAHULUAN
E-learning atau electronic learning merupakan konsep pembelajaran yang dilakukan
melalui jaringan media elektronik. Perkembangan teknologi yang sangat maju di era
modern dan globalisasi saat ini memungkinkan berbagai kegiatan dilakukan secara cepat dan
efisien. Perkembangan teknologi sudah banyak memberi pengaruh terhadap cara hidup
kita, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan dengan penggunaan e-learning dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi. Proses pembelajaran yang terjadi
di dalam beberapa sekolah biasanya masih menggunakan metode tradisional dimana bahan ajar
disampaikan melalui tatap muka, baik secara lisan maupun non-lisan, penggunaan teknologi di
dalam sekolah seperti komputer, dan alat multimedia lainnya terbatas pada materi – materi
belajar tertentu yang membutuhkannya seperti TIK. Biasanya masalah yang dihadapi oleh
beberapa sekolah dalam budaya belajar mengajar yang konvensional adalah kurangnya interaksi
antara guru dengan murid di setiap pertemuan yang harus saling tatap muka, sehingga
menyebabkan banyak murid yang mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran, serta
proses belajar - mengajar yang dibatasi oleh waktu untuk setiap pertemuan antara guru dengan
murid.
E-learning dapat didefinisikan sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan ICT pada
bidang edukasi. Salah satu keunggulan E-Learning dibandingkan metode pengajaran tradisional
adalah memungkinkan peserta didik untuk mengakses konten pembelajaran yang diberikan
pengajar baik yang baru maupun yang lampau sehingga mengefisienkan waktu dan tempat
(Zhang et al., 2004; Edmunds, Thorpe and Conole, 2012). Karakteristik pengguna, konteks
pembelajaran, karakteristik media, interaksi dan personalisasi menjadi faktor yang
mempengaruhi daya tarik, efektifitas dan kesuksesan e-learning(Zhang et al., 2004).
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-
learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning,
peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak
setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal
target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah
program studi atau program pendidikan. Perkembangan teknologi internet memberikan hal atau
dobrakan yang baru dalam sistem pendidikan belajar mengajar kita. Sistem pendidikan bisa
dilakukan dengan jarak jauh yang lebih terbuka lagi. Banyak sistem pembelajaran berbasis web
yang mulai dikembangkan secara luas. Dengan keadaan yang demikian lah, belajar jarak jauh
dan pendidikan terbuka akan menjadi pelopor sistem pendidikan di dekade baru.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penulisan artikel ini
adalah: 1)Memahami pengertian E-Learning serta sejarah perkembangannya. Kemudian,
2)memahami fungsi dan tujuan dari E-Learning. Lalu juga 3)memahami karakteristik yang bisa
membedakan E-Learning dengan budaya belajar mengajar yang kovensional dan 4)untuk
memahami kelebihan dan kekurangan E-Learning jika dibandingkan dengan budaya belajar
mengajar konvesional

PEMBAHASAN

PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN E-LEARNING


E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam
proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem
pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning
menurut versinya masing-masing, diantaranya :
1. Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan
teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003).
2. Henderson menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar
melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
pelajaran di kelas.
3.William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang
bisa diakses dari Internet).
E-Learning berasal dari perpadanan dua kata yakni ‘e’ dan ‘learning’. ‘e’merupakan
singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik
learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi internet dalam
kegiatan pembelajaran dengan menjadikan fasilitas elektronik sebagai media pembelajaran.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik
(internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah
pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun
berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan
pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan
oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas
dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang
penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh
universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis
komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu,
perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-
learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-
1, atau avi.

2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul
dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi
internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang
dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat
membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan
lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh
AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

4. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi,
majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video
streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan
berukuran kecil.

FUNGSI DAN TUJUAN E-LEARNING

Ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di kelas


(classroom instruction), yaitu sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya pilihan/opsional,
pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).

a.  Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan
memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini,
tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan
memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

b. Komplemen
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas. Sebagai
komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
penguatan (reinforcement) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai pengayaan
(enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami
materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan
untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan
untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial,
apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang
disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk
mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang
disajikan guru di kelas.

c. Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model
kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswa-nya. Tujuannya agar para mahasiswa
dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain
sehari-hari mahasiswa.

Penggunaan metode belajar e learning di Indonesia mulai digunakan di beberapa di sekolah


ataupun universitas yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tujuan pembelajaran E-Learning
adalah :
1. Siswa atau mahasiswa dapat belajar mandiri tanpa harus bertatap muka langsung denga
guru atau dosen yang bersangkutan. Contoh universitas yang memilih metode pembelajaran E-
Learning sebagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehari-hari yaitu
Universitas Terbuka (UT) yang berdomisili di Pamulang, Tangerang, Banten.

2. Siswa atau mahasiswa mendapatkan materi pembelajaran mereka tanpa harus membeli
buku aslinya. Materi pembelajaran mereka ada di dalam E-Book dan E-Book ada di dalam
sebuah CD atau DVD. E-Book tersebut nantinya akan berisi materi-materi yang sesuai dengan
kurikulum siswa atau mahasiswa tersebut. Maka dengan adanya ebook bisa menghemat siswa
dalam biaya pembelian buku-buku sekolah ataupun kuliah.

KARAKTERISTIK E-LEARNING DENGAN BUDAYA BELAJAR MENGAJAR


KONVENSIONAL

Karakteristik E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara


cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan
informasi. ( Rosenberg. 2001)
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian
disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan
dimana saja.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

Karakteristik e-learning secara umum, antara lain:


a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik (informasi dan komunikasi); di mana guru dan
siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan
relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Teknologi yang
digunakan dapat berupa internet sehingga penyampaian pesan dan komunikasi antara
pebelajar dengan pebelajar, pebelajar dengan pembelajar, dan pembelajar dengan
pembelajar dapat dilakukan secara mudah dan cepat.
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
c. Menggunakan bahan pelajaran yang bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila
yang bersangkutan memerlukannya. Dengan menggunakan e-learning, pebelajar dituntut
untuk melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak
dilakukan secara langsung. Dabbagh (2007) menjelaskan online learner harus memiliki
kemampuan learn how to learn, memiliki disiplin, mampu memonitor perkembangannya
sendiri, mampu memotivasi diri, dan mampu memanajemen diri. Intinya, dengan
menggunakan e-learning pebelajar dituntut untuk dapat mengorganisir dirinya sendiri
dalam belajar. Oleh karena itu pembelajar harus dapat mendesain e-learning yang dapat
memotivasi pebelajar. Menurut Allen (2007) memotivasi pebelajar dalam e-learning
dapat dilakukan melalui konteks, tantangan, aktivitas yang bervariasi, dan umpan balik
yang membangun.
d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
e. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer.
f. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan
belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari
berbagai sumber informasi.

Pembelajaran konvensional sudah lama digunakan oleh generasi sebelumnya sehingga


sering disebut dengan pembelajaran yang tradisional. Adapun pembelajaran konvensional
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. pembelajaran berpusat pada guru
2. terjadi passive learning
3. interaksi di antara siswa kurang
4. tidak ada kelompok-kelompok kooperatif
5. penilaian bersifat sporadis
6. lebih mengutamakan hafalan
7. sumber belajar banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku
8. mengutamakan hasil daripada proses.

Dari beberapa karakteristik ini, diperoleh pengetahuan bahwa pengembangan ELearning


tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara online saja, namun harus
komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain seolah siswa belajar di hadapan guru melalui
layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat menghasilkan E-
Learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib
dipenuhi dalam merancang E-Learning, yaitu “sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang
sederhana akan memudahkan siswa dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan
kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem E-Learning itu
sendiri, sehingga waktu belajar siswa dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan
bukan pada belajar menggunakan sistem ELearning nya.
Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang
guru yang berkomunikasi dengan siswa di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang
lebih personal, siswa diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang
dihadapinya. Hal ini akan membuat siswa betah berlama-lama di depan layar komputernya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-LEARNING JIKA DIBANDINGKAN DENGAN


BUDAYA BELAJAR MENGAJAR KONVENSIONAL

Kelebihan E-Learning dibanding Budaya Belajar Mengajar Konvensional


1. Pembelajar dapat belajar kapan dan dimana saja mereka punya akses internet.
2. Efisiensi waktu dan biaya perjalanan.
3. Pembelajar dapat memilih materi pembelajaran sesuai dengan level pengetahuannya.
4. Fleksibilitas untuk bergabung dalam forum diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas
dan pengajar secara remote melalui ruang chatting.
5. Mampu memfasilitasi dan menerapkan gaya belajar yang berbeda melalui beragam aktivitas.
6. Pengembangan keterampilan TIK yang mampu mendukung aktivitas lain pembelajar.
7. Keberhasilan menyelesaikan pembelajaran/perkuliahan online mampu membangun
kemampuan belajar mandiri dan kepercayaan diri pembelajar serta mendorong pembelajar untuk
lebih bertanggung jawab dalam studinya.
8. Mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
9. Mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi, peserta didik dengan guru
maupun sesama peserta didik.
10. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang.
11. Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan.
12. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan
mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
13. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

Kekurangan E-Learning dibanding Budaya Belajar Mengajar Konvensional


1. Pembelajar yang tidak termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan terbelakang/tertinggal
dalam pembelajaran.
2. Pembelajar dapat merasakan terisolasi dan bermasalah dalam interaksi sosial.
3. Pengajar tidak mungkin selalu dapat menyediakan waktu pada saat dibutuhkan.
4. Koneksi internet yang lambat dan tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi.
5. Beberapa subjek/mata kuliah bisa saja sulit direalisasikan dalam bentuk e-learning.
6. Pembelajar harus menyediakan waktu untuk mempelajari software/aplikasi e-learning
sehingga dapat mengganggu beban belajarnya.
7. Pembelajar yang tidak familiar dengan struktur dan rutin software akan tertinggal.
8. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang
mahal untuk membangun e-learning.
9. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
10. Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-
learning.
11. Bagi siswa yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
12. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini
dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
13.Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri sehingga
memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.
14. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan internet.
15. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
PENUTUP

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Perbedaan Pembelajaran
antara Metode Tradisional dan Metode E-Learning yaitu pada Metode Tradisional, seorang guru
dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu
pengetahuannya kepada siswa atau mahasiswa.
Sedangkan pembelajaran pada Metode E-Learning seorang siswa atau mahasiswa dituntut
untuk dapat mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya.
Suasana pembelajaran dengan Metode E-Learning akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan
yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi
dengan usaha, dan inisiatif sendiri.

Saran
Perkembangan pesat dari sistem teknologi dan informasi saat ini bisa kita maanfaatkan
dengan sebaik mungkin untuk banyak hal positif. Salah satu nya dibidang pendidikan. Hendak
nya bagi orang yang berada di dalam dunia pendidikan bisa menggunakannya dengan baik.
Sebagai salah satu cara yang efektif dalam menanggulangi kelemahan persoalan budaya belajar
mengajar yang masih konvensional. Sehingga diharapkan ada peningkatan mutu, keterampilan
berfikir, berinteraksi serta keterampilan yang lainnya dari para peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Marfuatun. 2007. Variasi Proses Pembelajaran Melalui Penerapan E-Learning.


[online],(https://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Marfuatun_E-Learning_0.pdf
diakses tanggal 20 November 2018)

Mirfani. 2001. Manfaat dan Kendala Teknologi Informasi Pendidikan

[online],
(https://edukasi.kompas.com/read/2013/10/16/1358103/Efektivitas.Pendidikan.Karakter.
Butuh.Kerja.Sama.Guru.dan.Orang.Tua, diakses tanggal 22 November 2018)

Rahayu, D.A. 2014. Pengertian E-Learning menurut beberapa ahli.


[online],(https://dwiasihrahaayu.blogspot.com/read/2014/01/pengertian-e-learning-
menurut-beberapa_5.html diakses tanggal 20 November 2018)

Sudibyo, Lies. 2011. Peranan dan Dampak Teknolohi Informasi dalam Dunia Pendidikan di
Indonesia, Widyatama Vol. 20 No. 2 Tahun 2011

Sutanta, Edhy. 2010. Konsep dan Implementasi E-Learning


[online],(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=9/konsep-dan-
implementasi-e-learning , diakses tanggal 22 November 2018)

Anda mungkin juga menyukai