KONVENSIONAL
Geraldo Manuhutu (185020200111083/BE)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Brawijaya
Geraldomanuhutu59@gmail.com
ABSTRAK
Teknologi informasi yang berkembang saat ini mempengaruhi evolusi dalam dunia
pendidikan. Budaya belajar mengajar yang konvensional menjadi terganti dengan E-
Learning. Suatu budaya atau metode pembelajaran yang muncul sebagai solusi atas
banyaknya masalah yang timbul akibat keterbatasan waktu, tempat dan jumlah pertemuan
antara guru dengan murid. E-learning sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran
menawarkan beberapa keunggulan sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang
kerap muncul dalam proses pembelajaran. Berdasarkan keterbatasan jumlah dan waktu
pertemuan, maka dibangunlah E-learning berbasis web. Dalam aplikasi elerning ini
memiliki 3 aktor admin, guru, siswa . admin bertugas sebagai pengelola aplikasi elearning
mengatur jalannya aplikasi agar dapat berjalan dengan baik. admin mengelola data
kurikulum, tahun semester, guru, siswa, mata pelajaran. guru memberikan materi serta
tugas yang dikerjakan oleh siswa, sementara siswa akan mengerjakan tugas yang diunggah
oleh guru dan mengunduh materi yang telah diunggah oleh guru Aplikasi elearning sebagai
penunjang kegiatan belajar, karena sekolah mampu melakukan kegiatan belajar tidak hanya
mengajar di kelas saja. Jika dilaksanakan dengan baik, penggunaan media pembelajaran E-
Learning di sekolah dapat dijadikan sebagai suatu budaya pengganti kegiatan belajar
mengajar yang konvensional di dalam kelas. E-Learning terutama juga akan melatih
kemandirian siswa didalam proses belajar mengajar
Kata Kunci : E-Learning, Budaya belajar mengajar konvensional, Siswa, Internet
PENDAHULUAN
E-learning atau electronic learning merupakan konsep pembelajaran yang dilakukan
melalui jaringan media elektronik. Perkembangan teknologi yang sangat maju di era
modern dan globalisasi saat ini memungkinkan berbagai kegiatan dilakukan secara cepat dan
efisien. Perkembangan teknologi sudah banyak memberi pengaruh terhadap cara hidup
kita, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan dengan penggunaan e-learning dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi. Proses pembelajaran yang terjadi
di dalam beberapa sekolah biasanya masih menggunakan metode tradisional dimana bahan ajar
disampaikan melalui tatap muka, baik secara lisan maupun non-lisan, penggunaan teknologi di
dalam sekolah seperti komputer, dan alat multimedia lainnya terbatas pada materi – materi
belajar tertentu yang membutuhkannya seperti TIK. Biasanya masalah yang dihadapi oleh
beberapa sekolah dalam budaya belajar mengajar yang konvensional adalah kurangnya interaksi
antara guru dengan murid di setiap pertemuan yang harus saling tatap muka, sehingga
menyebabkan banyak murid yang mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran, serta
proses belajar - mengajar yang dibatasi oleh waktu untuk setiap pertemuan antara guru dengan
murid.
E-learning dapat didefinisikan sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan ICT pada
bidang edukasi. Salah satu keunggulan E-Learning dibandingkan metode pengajaran tradisional
adalah memungkinkan peserta didik untuk mengakses konten pembelajaran yang diberikan
pengajar baik yang baru maupun yang lampau sehingga mengefisienkan waktu dan tempat
(Zhang et al., 2004; Edmunds, Thorpe and Conole, 2012). Karakteristik pengguna, konteks
pembelajaran, karakteristik media, interaksi dan personalisasi menjadi faktor yang
mempengaruhi daya tarik, efektifitas dan kesuksesan e-learning(Zhang et al., 2004).
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-
learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning,
peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak
setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal
target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah
program studi atau program pendidikan. Perkembangan teknologi internet memberikan hal atau
dobrakan yang baru dalam sistem pendidikan belajar mengajar kita. Sistem pendidikan bisa
dilakukan dengan jarak jauh yang lebih terbuka lagi. Banyak sistem pembelajaran berbasis web
yang mulai dikembangkan secara luas. Dengan keadaan yang demikian lah, belajar jarak jauh
dan pendidikan terbuka akan menjadi pelopor sistem pendidikan di dekade baru.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penulisan artikel ini
adalah: 1)Memahami pengertian E-Learning serta sejarah perkembangannya. Kemudian,
2)memahami fungsi dan tujuan dari E-Learning. Lalu juga 3)memahami karakteristik yang bisa
membedakan E-Learning dengan budaya belajar mengajar yang kovensional dan 4)untuk
memahami kelebihan dan kekurangan E-Learning jika dibandingkan dengan budaya belajar
mengajar konvesional
PEMBAHASAN
1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-
learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-
1, atau avi.
2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul
dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi
internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang
dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat
membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan
lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh
AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi,
majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video
streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan
berukuran kecil.
a. Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan
memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini,
tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan
memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Komplemen
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas. Sebagai
komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
penguatan (reinforcement) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai pengayaan
(enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami
materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan
untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan
untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial,
apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang
disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk
mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang
disajikan guru di kelas.
c. Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model
kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswa-nya. Tujuannya agar para mahasiswa
dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain
sehari-hari mahasiswa.
2. Siswa atau mahasiswa mendapatkan materi pembelajaran mereka tanpa harus membeli
buku aslinya. Materi pembelajaran mereka ada di dalam E-Book dan E-Book ada di dalam
sebuah CD atau DVD. E-Book tersebut nantinya akan berisi materi-materi yang sesuai dengan
kurikulum siswa atau mahasiswa tersebut. Maka dengan adanya ebook bisa menghemat siswa
dalam biaya pembelian buku-buku sekolah ataupun kuliah.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Perbedaan Pembelajaran
antara Metode Tradisional dan Metode E-Learning yaitu pada Metode Tradisional, seorang guru
dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu
pengetahuannya kepada siswa atau mahasiswa.
Sedangkan pembelajaran pada Metode E-Learning seorang siswa atau mahasiswa dituntut
untuk dapat mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya.
Suasana pembelajaran dengan Metode E-Learning akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan
yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi
dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Saran
Perkembangan pesat dari sistem teknologi dan informasi saat ini bisa kita maanfaatkan
dengan sebaik mungkin untuk banyak hal positif. Salah satu nya dibidang pendidikan. Hendak
nya bagi orang yang berada di dalam dunia pendidikan bisa menggunakannya dengan baik.
Sebagai salah satu cara yang efektif dalam menanggulangi kelemahan persoalan budaya belajar
mengajar yang masih konvensional. Sehingga diharapkan ada peningkatan mutu, keterampilan
berfikir, berinteraksi serta keterampilan yang lainnya dari para peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
[online],
(https://edukasi.kompas.com/read/2013/10/16/1358103/Efektivitas.Pendidikan.Karakter.
Butuh.Kerja.Sama.Guru.dan.Orang.Tua, diakses tanggal 22 November 2018)
Sudibyo, Lies. 2011. Peranan dan Dampak Teknolohi Informasi dalam Dunia Pendidikan di
Indonesia, Widyatama Vol. 20 No. 2 Tahun 2011