Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN E-LEARNING DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA

Oleh: Irma Dhitasarifa


Abstrak
Pendidikan adalah hal yang penting untuk kemajuan suatu bangsa yang dapat menjadikan bangsa
tersebut maju dan meraih tujuan negara. Pendidikan merupakan proses melahirkan generasi
penerus yang berkualitas. Indonesia sendiri merupakan negara berkembang yang masih memiliki
masalah dalam dunia pendidikan. Masalah pendidikan ini sering dijumpai di daerah-daerah. Pada
proses pembelajaran di Indonesia sejauh ini hanya satu arah, yaitu siswa menerima materi dari
guru dan hanya terpaku pada buku. Hal ini yang menyebabkan terbatasnya pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa. Sebagian besar dari mereka hanya memahami apa yang tercantum dalam
buku ataupun materi yang dijelaskan oleh guru.keterbatasan waktu juga menjadi salah satu
penghalang dalam pengembangan potensi yang ada ada diri mereka. Di era saat ini yang
mengedepankan teknologi dapat menjadi salah satu wadah dan solusi dalam meminimalisir
masalah pendidikan yang ada di Indonesia sehingga dengan adanya pemanfaatan teknologi
informasi dalam bidang pendidikan dapat menjadi salah satu kunci agar menjadikan Indonesia
memiliki standar yang sama dengan Negara lain. Pembelajaran ini biasa kita sebut sebagai
pembelajaran berbasis e-learning. Pembelajaran e-learning ini lebih mudah dipahami di berbagai
kalangan siswa karena dalam penerapan pembelajaran ini menggunakan fasilitas multimedia
berupa animasi, video, gambar, audio, dll. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran ini dinilai
lebih efektif dan efisien karena dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Kata kunci: pendidikan Indonesia, proses belajar, e-learning.

Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya Teknologi
Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar
mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep dan mekanisme belajar mengajar
berbasis TI dalam hal ini adalah E-learning, dimana e-learning sudah banyak diterima oleh
masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan
(sekolah, training dan universitas). E-learning merupakan proses pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan media elektronik berupa komputer dan jaringannya sebagai sarana bertukar
informasi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran e-learning sendiri biasanya dilakukan
dari jarak jauh menggunakan koneksi internet dalam pengaplikasiannya sehingga guru dan siswa
tidak harus bertatap muka secara langsung.
E-learning sebenarnya sudah mulai dipopulerkan sejak tahun 1960, ketika ditemukannya program
Computer Based Training pertama (CBT program). Program ini juga dikenal dengan nama
PLATO (Programmed Logic for Automated Teaching Operations). Program tersebut dibuat
untuk para mahasiswa yang belajar di University of Illinois, namun akhirnya program tersebut
digunakan di sekolah-sekolah hampir di seluruh daerah disana. Dalam teknologi e-learning,
semua proses pembelajaran yang biasa didapatkan di dalam sebuah kelas dapat dilakukan secara
live namun virtual. Artinya pada saat yang sama seorang pengajar mengajar di depan sebuah
komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan pembelajar mengikuti pembelajaran tersebut dari
komputer lain di tempat yang berbeda.

Secara umum terdapat dua persepsi dasar tentang e-learning yaitu:

a. Electronic based e-learning, yaitu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, terutama perangkat yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya internet, melainkan
semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP, Slide, LCD Projector, tape dan lain-
lain sejauh menggunakan perangkat elektronik.

b. Internet based, yakni pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet yang bersifat online
sebagai instrumen utamanya. Dalam hal ini, e-learning bukanlah pembelajaran yang dilakukan
secara offline (tanpa jaringan internet), tetapi e-learning adalah pembelajaran yang dilakukan
secara online yang harus difasilitasi komputer yang terhubung dengan internet. Artinya
pembelajar dalam mengakses materi pembelajaran tidak terbatas jarak, ruang dan waktu, bisa
dimana saja dan kapan saja (any where and any time).
Sistem e-learning pertama benar-benar hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi untuk
para siswa (trainee). Namun ketika memasuki tahun 70-an, e-learning mulai menjadi lebih
interaktif. Universitas di Inggris sangat ingin menggunakan e-learning. Sistem pendidikan
mereka telah berfokus pada pembelajaran jarak jauh. Pada saat itu, materi kursus yang
disampaikan melalui pos dan komunikasi dengan pengajar (trainer) masih melalui surat.
Sedangkan dengan internet, Universitas Terbuka mulai menawarkan jangkauan yang lebih luas
dari pengalaman belajar interaktif serta komunikasi lebih cepat dengan siswa melalui e-mail.

Kemudian di tahun 1990, saat CBT masih populer digunakan, mulai bermunculan aplikasi e-
learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Di dalamnya
terdapat isi materi berbentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format mov,
mpeg-1, atau avi. Materi-materi pembelajaran tersebut di tahun 1994, muncul dalam bentuk
paket-paket yang lebih menarik dan kemudian diproduksi secara massal.

Produksi materi-materi pembelajaran masih berlangsung hingga berkembangnya komputer dan


internet pada akhir abad 20 dan desain e-learning pun semakin berkembang. Penemuan Mac pada
tahun 80-an membuat orang-orang dapat memiliki komputer di rumah dan menjadikan
pembelajaran lebih mudah. Kemudian dalam dekade berikutnya, lingkungan belajar virtual mulai
benar-benar berkembang, sehingga orang-orang bisa mengakses informasi secara online.

Pada tahun 1997, Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan
sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta tempat sudah bukan lagi hambatan. Dari sinilah
Learning Management System muncul. Perkembangan Learning Management System (LMS)
yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS
yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang
dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Committee), IMS, SCORM, IEEE LOM,
ARIADNE, dan sebagainya.
Kemudian sekitar pada tahun 2000, perkembangan LMS mulai menuju ke arah aplikasi e-
learning berbasis web. Aplikasi LMS berbasis web tersebut berkembang secara total, baik untuk
peserta trainee, trainer maupun administrator. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia,
video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih
standar dan berukuran kecil.

Penerapan e-learning dalam proses pendidikan di Indonesia juga memiliki kelebihan dan
kekurangan, yaitu:
Kelebihan Kekurangan
Dalam mempertimbangkan waktu dan tempat E-learning sebagai salah satu metode
dilakukan proses pembelajaran menjadi sangat pendidikan membuat peserta didik kurang
fleksibel. Setiap peserta didik memiliki dalam mengingat dan kurangnya interaksi
kebebasan dalam memilih tempat dan waktu dalam hubungan dengan orang lain. Karena
yang cocok. Menurut Smedley, penerapan itu dibutuhkan motivasi yang sangat kuat dan
elearning memberikan banyak fleksibilitas manajemen waktu yang terampil untuk
waktu dan tempat bagi lembaga maupun mengurangi efek tersebut
peserta didik dalam melakukan proses
pembelajaran.

E-learning meningkatkan keberhasilan Berhubungan dengan klarifikasi, penjelasan


pengetahuan dan memberikan kemudahan dan interpretasi, metode e-learning dianggap
menggunakan akses untuk sejumlah besar kurang efektif daripada metode pembelajaran
informasi yang dibutuhkan. tradisional. Hal tersebut lebih mudah
dilakukan dengan proses belajar mengajar
tatap muka dengan tenaga pendidik atau
instruktur

Memberikan banyak kesempatan untuk Dalam peningkatan keterampilan dalam


menggunakan forum diskusi antara peserta berkomunikasi, e-learning memiliki efek
didik. Melalui e-learning ini membantu negatif. Meskipun peserta didik memiliki
menghilangkan rasa takut berbicara bagi pengetahuan akademis yang baik, mereka
peserta didik, sehingga membantu memotivasi mungkin tidak memiliki keterampilan dalam
peserta didik untuk berinteraksi antara satu membagikan pengetahuan yang diperoleh
dengan yang lainnya, serta memberikan kepada orang lain. E-learning dapat
pertukaran informasi dan menghormati sudut berdampak negatif terhadap kemampuan
pandang orang lain. Elearning memudahkan bersosialisasi serta membatasi peran instruktur
komunikasi dan juga meningkatkan hubungan sebagai direktur dari proses pendidikan.
dalam proses belajar mengajar.

E-learning membutuhkan biaya yang lebih Dalam proses belajar mengajar baik dalam tes
efektif didalam arti bahwa tidak ada maupun penilaian, e-learning lebih sering
kebutuhan untuk peserta didik dalam diawasi oleh proxy, sehingga sulit atau
melakukan perjalanan. Hal ini juga bahkan tidak mungkin dalam mengendalikan
memberikan biaya yang efektif dimana atau mengatur kegiatan peserta didik, salah
menawarkan kesempatan untuk belajar satunya adalah mengawasi kecurangan
dengan jumlah maksimum peserta didik tanpa
memerlukan banyak bangunan.

Penggunaan e-learning memungkinkan Penggunaan e-learning memungkinkan


peserta didik untuk belajar dengan kecepatan peserta didik untuk belajar dengan kecepatan
diri sendiri, apakah lambat atau cepat. Oleh diri sendiri, apakah lambat atau cepat. Oleh
karena itu meningkatkan kepuasan dan karena itu meningkatkan kepuasan dan
mengurangi stres peserta didik mengurangi stres peserta didik

Meskipun kelebihan dari e-learning telah cukup jelas, penggunanya oleh peserta didik tidak
seperti yang diharapkan. Terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh baik itu pendidik
maupun peserta didik. Keberhasilan utama dari terselenggaranya e-learning di beberapa lembaga
pendidikan, harus dapat menghadapi berbagai tantangan tersebut. Ini adalah beberapa tantangan
yang dihadapi dalam penggunaan e-learning yang diperoleh dari kajian beberapa literatur :
1. Keberhasilan e-learning di lembaga pendidikan secara substansial tergantung pada bagaimana
menghadapi tantangan yang utama yaitu kesadaran tentang bagaimana manfaat e-learning,
pertentangan antara pendidik dan peserta didik dalam penggunaan metode e-learning, dan
tantangan teknisnya. Salah satu hal penting dalam e-learning yaitu permasalahan desain e-
learning itu sendiri menjadi tantangan dalam sistem e-learning.
2. Tantangan yang juga dihadapi yaitu bagaimana para peserta didik melepas ketergantungan
yang kuat pada modul yang diberikan oleh pengajar sehingga mereka berusaha untuk mencari
informasi sendiri sehingga para peserta didik belajar untuk menjadi lebih mandiri
3. Terdapat juga tantangan di bidang infrastruktur dari daerah berupa listrik maupun saluran
telepon, karena di beberapa tempat masih kurangnya sumber daya.
4. Tantangan utama untuk e-learning dalam mengembangkannya terdapat tujuh tantangan utama
yaitu dukungan peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran, fleksibilitas proses belajar
mengajar, aktivitas proses pengajaran dan pembelajaran, akses untuk kegiatan belajar mengajar,
keyakinan peserta didik dalam proses belajar mengajar, sikap peserta didik dan pengajar dalam
elearning, serta bagaimana kepuasan peserta dalam proses belajar mengajar menggunakan e-
learning.
5. Ada tiga tantangan yang harus dihadapi dalam implementasi pembelajaran e-learning yaitu
Sumber daya manusia, Sarana dan Prasarana pendukung. Proses pembelajaran dapat dilakukan
secara maksimal bila ketiga tantangan tersebut dapat saling mendukung.
Dari pernyataan diatas, tantangan yang harus dihadapi pada pemanfaatan e-learning sebagai
media pembelajaran yaitu tentang bagaimana kesiapan lembaga pendidikan dalam menggunakan
media pembelajaran e-learning. Kesiapan itu juga termasuk tenaga pengajar yang harus selalu
kreatif dalam menentukan tema pembelajaran agar menarik para peserta didik untuk terus
bersemangat dalam proses belajar mengajar.
Adapun karakterisik e-learning, antara lain:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan
relative dan mudah.
2. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media, dan computer network).
3. Mengguakan bahan ajar bersifat mandiri disimpan dikomputer sehingga dapt diakses oleh guru
dan siswa kapan saja dan dimana saja. Bila yang bersangkutan memerluarkan.
4. Menmafaatlkan jadwal pembelajaran, kurtikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat diliahat setap saat di computer.

Berikut juga ialah pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran, yakni :


1. Pembelajaran lebih realistis dan kontekstual.
2. Penggunaan media e-learning sangat efisien dan efektif
3. Penggunaan e-learning bisa menghemat biaya.
4. E-learning sebagai sumber kerja.
5. Berfungsi sebagai media pembelajaran.
6. Membuat siswa lebih peka terhadap kemajaun teknologi.
7. Memudahkan pelaksaan ujian nasional.
8. Pembelajaran meanjdi lebig menyenangkan.

Berikut beberapa contoh penerapan atau aplikasi e-learning:


1. MOODLE
Salah satu aplikasi e-learning yang berbasis open source adalah Moodle. Moodle adalah paket
software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan website. Moodle pertama
kali dikembangkan oleh Martin Dogiamas yang mempertahankan moodle sebagai paket software
e-learning yang free (gratis) dan open source (terbuka source programnya).
Moodle terus mengembangkan rancangan sistem dan desain user interface setiap minggunya (up
to date). Oleh karena itu Moodle tersedia dan dapat digunakan secara bebas sebagai produk open
source. Sistem e-learning berbasis open source (moodle) yang digunakan diharapkan dapat
meningkatkan efsiensi dan efektivitas kinerja pengajar dan pemahaman pembelajar terhadap
materi pembelajaran. Istilah moodle singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning
Enviroment yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek
atau merupakan paket lingkungan pendidikan berbasis web yang dinamis dan dikembangkan
dengan konsep berorientasi objek.
2. Edmodo
Edmodo didirikan oleh Nicolas Borg dan Jeff O’Hara, dua orang yang bekerja di sekolah terpisah
di daerah Chicago. Edmodo sendiri adalah media social network microblogging yang aman bagi
siswa dan guru. Pada situs ini orangtua pun dapat bergabung serta berkomunikasi dengan guru
dan orangtua siswa lain, selain tentu saja dengan putra atau putri mereka sendiri. Sekarang
Edmodo sudah berkembang pesat dan sudah memiliki kurang lebih 7 juta akun yang terdiri dari
guru dan murid.
Edmodo adalah situs microblogging yang dapat digunakan di dalam kelas maupun rumah.
Edmodo juga dapat membantu guru yang tidak bisa mengajar di kelas dengan memberikan materi
pembelajaran secara online. Dalam Edmodo, Guru bisa memberikan tugas yang bisa ditentukan
waktu pengumpulannya serta meng-upload materi belajar. Murid juga bisa berbagi pemikiran
atau ide lewat posting-nya di Edmodo atau jika disamakan dengan facebook, bisa dikatakan
Update Status. Lebih tepatnya lagi, edmodo adalah “Facebook Guru dan Murid” karena fitur
yang ditawarkan hampir sama dengan facebook.
3. SEVIMA EdLink
EdLink adalah aplikasi yang membantu mahasiswa dan dosen dalam kegiatan pembelajaran.
Berbagi informasi, materi perkuliahan / pelajaran, dan memberikan tugas menjadi lebih mudah
hanya lewat genggaman.
4. Google Classroom
Google Classroom (atau dalam bahasa Indonesia yaitu Ruang Kelas Google) adalah suatu
serambi pembelajaran campuran yang diperuntukkan terhadap setiap ruang lingkup pendidikan
yang dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar atas kesulitan dalam membuat, membagikan
dan menggolong-golongkan setiap penugasan tanpa kertas.
5. Schoology
Schoology adalah solusi sistem manajemen pembelajaran (LMS) yang dirancang untuk
kolaborasi antara semua jenis pelajar dan instruktur. Solusinya ditujukan untuk pembelajaran K-
12 (istilah yang digunakan dalam pendidikan dan teknologi pendidikan di Amerika Serikat, yakni
seperti TK, dan dari kelas satu sampai kelas dua belas.), pendidikan tinggi dan program pelatihan
perusahaan.

Kesimpulan
Elektronik Learning (E-Learning) adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan media
perangkat elektronik berupa computer dan jaringanya sebagai sarana untuk bertukar informasi
dalam proses pembelajaran.
Adapun karakterisik e-learning, antara lain:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan
relative dan mudah.
2. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media, dan computer network).
3. Mengguakan bahan ajar bersifat mandiri disimpan dikomputer sehingga dapt diakses oleh guru
dan siswa kapan saja dan dimana saja. Bila yang bersangkutan memerluarkan.
4. Menmafaatlkan jadwal pembelajaran, kurtikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat diliahat setap saat di computer.
Penerapan e-learning menggunakan media computer yang terhubung dengan jaringan internet
sehingga memungkinkan guru dapat saling berkomunikasi dengan muridnya di dalam suatu ruang
online.Di Indonesia sendiri penerapan e-lerning menjadi salah satu inovasi dalam pembelajaran.
Dimana keterbatasan waktu pembelajaran yang ada di sekolah tidak lagi menjadi batasan bagi
siswa untuk mendapatkan pembelajaran.Dampak e-learning dalam pendidikan di Indonesia
sendiri sangatlah baik. Dimana penerpan e-learning dalam satuan pendidikan akan mampu
meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia saat ini.Ada beberapa aplikasi yang
dapat digunakan guru untuk menunjang proses pembelajaran didalam kelas.

Daftar Pustaka
A. F. Algahtani, “Evaluating the Effectiveness of the E-learning Experience in Some Universities
in Saudi Arabia from Male Students’ Perceptions,” p. 311, 2011.
E. Sutanta, “Konsep dan implementasi E-learning ( Studi Kasus Pengembangan E-learning di
SMA N 1 Sentolo Yogyakarta),” no. 28, 2009.
Hadjerrouit, Said. 2006. Creating Web-Based Learning System: An Evolutionary Development
Methodology. Disajikan dalam Proceedings of the 2006 Informing Science and IT
Education Joint Conference, Salford, UK-June 25-28.
Jati, Gumawang. 2013. Learning Management System (moodle) And E-Learning Content
Development.Jurnal Sosioteknologi Edisi 28 Tahun 12, April 2013.
Kusumantara, K. S., Santyadiputra, G. S., & Sugihartini, N. (2017). Pengaruh E-Learning
Schoology Terhadap Hasil Belajar Simulasi Digital Dengan Model Pembelajaran Savi.
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 14(2)..
Nurma Anisa Rahmaning Tiyas, “SEJARAH E-LEARNING,” 2014.
N. J. Lewis and P. Orton, “The Five Attributes of Innovative E-learning,” Train. Dev., vol. 54,
no. 6, p. 47, 2000.
N. Wagner, K. Hassanein, and M. Head, “Who is responsible for E-learning Success in Higher
Education ? A Stakeholders ’ Analysis,” vol. 11, pp. 26–36, 2008.
Pina, Anthoby A.2010.An Overview of Learning Management System. Dalam Kats, Yevim(Ed),
Learning Management System Technologies and Software Solutions for Online
Teaching:Tools and Applications (hlm.1-19).New York:IGI Global
Rohmah, L., 2016. Konsep E-Learning Dan Aplikasinya Pada Lembaga Pendidikan Islam. An-
Nur, 3(2) Waller, V. and Wilson, J. 2001. A definition for e-learning. TheODL QC
Newsletter, pp. 12.
S. Codone and D. Ph, “An E-learning Primer,” Managing, no. November, 2001.
Smaldino, Sharon E, et al. 2011. Instructional Technology & Media for Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Edisi ke 9. Diterjemahkan oleh: Arif Rahman.
Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai