Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya Teknologi
Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar
mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep dan mekanisme belajar mengajar
berbasis TI dalam hal ini adalah E-learning, dimana e-learning sudah banyak diterima oleh
masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan
(sekolah, training dan universitas). E-learning merupakan proses pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan media elektronik berupa komputer dan jaringannya sebagai sarana bertukar
informasi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran e-learning sendiri biasanya dilakukan
dari jarak jauh menggunakan koneksi internet dalam pengaplikasiannya sehingga guru dan siswa
tidak harus bertatap muka secara langsung.
E-learning sebenarnya sudah mulai dipopulerkan sejak tahun 1960, ketika ditemukannya program
Computer Based Training pertama (CBT program). Program ini juga dikenal dengan nama
PLATO (Programmed Logic for Automated Teaching Operations). Program tersebut dibuat
untuk para mahasiswa yang belajar di University of Illinois, namun akhirnya program tersebut
digunakan di sekolah-sekolah hampir di seluruh daerah disana. Dalam teknologi e-learning,
semua proses pembelajaran yang biasa didapatkan di dalam sebuah kelas dapat dilakukan secara
live namun virtual. Artinya pada saat yang sama seorang pengajar mengajar di depan sebuah
komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan pembelajar mengikuti pembelajaran tersebut dari
komputer lain di tempat yang berbeda.
a. Electronic based e-learning, yaitu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, terutama perangkat yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya internet, melainkan
semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP, Slide, LCD Projector, tape dan lain-
lain sejauh menggunakan perangkat elektronik.
b. Internet based, yakni pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet yang bersifat online
sebagai instrumen utamanya. Dalam hal ini, e-learning bukanlah pembelajaran yang dilakukan
secara offline (tanpa jaringan internet), tetapi e-learning adalah pembelajaran yang dilakukan
secara online yang harus difasilitasi komputer yang terhubung dengan internet. Artinya
pembelajar dalam mengakses materi pembelajaran tidak terbatas jarak, ruang dan waktu, bisa
dimana saja dan kapan saja (any where and any time).
Sistem e-learning pertama benar-benar hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi untuk
para siswa (trainee). Namun ketika memasuki tahun 70-an, e-learning mulai menjadi lebih
interaktif. Universitas di Inggris sangat ingin menggunakan e-learning. Sistem pendidikan
mereka telah berfokus pada pembelajaran jarak jauh. Pada saat itu, materi kursus yang
disampaikan melalui pos dan komunikasi dengan pengajar (trainer) masih melalui surat.
Sedangkan dengan internet, Universitas Terbuka mulai menawarkan jangkauan yang lebih luas
dari pengalaman belajar interaktif serta komunikasi lebih cepat dengan siswa melalui e-mail.
Kemudian di tahun 1990, saat CBT masih populer digunakan, mulai bermunculan aplikasi e-
learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Di dalamnya
terdapat isi materi berbentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format mov,
mpeg-1, atau avi. Materi-materi pembelajaran tersebut di tahun 1994, muncul dalam bentuk
paket-paket yang lebih menarik dan kemudian diproduksi secara massal.
Pada tahun 1997, Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan
sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta tempat sudah bukan lagi hambatan. Dari sinilah
Learning Management System muncul. Perkembangan Learning Management System (LMS)
yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS
yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang
dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Committee), IMS, SCORM, IEEE LOM,
ARIADNE, dan sebagainya.
Kemudian sekitar pada tahun 2000, perkembangan LMS mulai menuju ke arah aplikasi e-
learning berbasis web. Aplikasi LMS berbasis web tersebut berkembang secara total, baik untuk
peserta trainee, trainer maupun administrator. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia,
video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih
standar dan berukuran kecil.
Penerapan e-learning dalam proses pendidikan di Indonesia juga memiliki kelebihan dan
kekurangan, yaitu:
Kelebihan Kekurangan
Dalam mempertimbangkan waktu dan tempat E-learning sebagai salah satu metode
dilakukan proses pembelajaran menjadi sangat pendidikan membuat peserta didik kurang
fleksibel. Setiap peserta didik memiliki dalam mengingat dan kurangnya interaksi
kebebasan dalam memilih tempat dan waktu dalam hubungan dengan orang lain. Karena
yang cocok. Menurut Smedley, penerapan itu dibutuhkan motivasi yang sangat kuat dan
elearning memberikan banyak fleksibilitas manajemen waktu yang terampil untuk
waktu dan tempat bagi lembaga maupun mengurangi efek tersebut
peserta didik dalam melakukan proses
pembelajaran.
E-learning membutuhkan biaya yang lebih Dalam proses belajar mengajar baik dalam tes
efektif didalam arti bahwa tidak ada maupun penilaian, e-learning lebih sering
kebutuhan untuk peserta didik dalam diawasi oleh proxy, sehingga sulit atau
melakukan perjalanan. Hal ini juga bahkan tidak mungkin dalam mengendalikan
memberikan biaya yang efektif dimana atau mengatur kegiatan peserta didik, salah
menawarkan kesempatan untuk belajar satunya adalah mengawasi kecurangan
dengan jumlah maksimum peserta didik tanpa
memerlukan banyak bangunan.
Meskipun kelebihan dari e-learning telah cukup jelas, penggunanya oleh peserta didik tidak
seperti yang diharapkan. Terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh baik itu pendidik
maupun peserta didik. Keberhasilan utama dari terselenggaranya e-learning di beberapa lembaga
pendidikan, harus dapat menghadapi berbagai tantangan tersebut. Ini adalah beberapa tantangan
yang dihadapi dalam penggunaan e-learning yang diperoleh dari kajian beberapa literatur :
1. Keberhasilan e-learning di lembaga pendidikan secara substansial tergantung pada bagaimana
menghadapi tantangan yang utama yaitu kesadaran tentang bagaimana manfaat e-learning,
pertentangan antara pendidik dan peserta didik dalam penggunaan metode e-learning, dan
tantangan teknisnya. Salah satu hal penting dalam e-learning yaitu permasalahan desain e-
learning itu sendiri menjadi tantangan dalam sistem e-learning.
2. Tantangan yang juga dihadapi yaitu bagaimana para peserta didik melepas ketergantungan
yang kuat pada modul yang diberikan oleh pengajar sehingga mereka berusaha untuk mencari
informasi sendiri sehingga para peserta didik belajar untuk menjadi lebih mandiri
3. Terdapat juga tantangan di bidang infrastruktur dari daerah berupa listrik maupun saluran
telepon, karena di beberapa tempat masih kurangnya sumber daya.
4. Tantangan utama untuk e-learning dalam mengembangkannya terdapat tujuh tantangan utama
yaitu dukungan peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran, fleksibilitas proses belajar
mengajar, aktivitas proses pengajaran dan pembelajaran, akses untuk kegiatan belajar mengajar,
keyakinan peserta didik dalam proses belajar mengajar, sikap peserta didik dan pengajar dalam
elearning, serta bagaimana kepuasan peserta dalam proses belajar mengajar menggunakan e-
learning.
5. Ada tiga tantangan yang harus dihadapi dalam implementasi pembelajaran e-learning yaitu
Sumber daya manusia, Sarana dan Prasarana pendukung. Proses pembelajaran dapat dilakukan
secara maksimal bila ketiga tantangan tersebut dapat saling mendukung.
Dari pernyataan diatas, tantangan yang harus dihadapi pada pemanfaatan e-learning sebagai
media pembelajaran yaitu tentang bagaimana kesiapan lembaga pendidikan dalam menggunakan
media pembelajaran e-learning. Kesiapan itu juga termasuk tenaga pengajar yang harus selalu
kreatif dalam menentukan tema pembelajaran agar menarik para peserta didik untuk terus
bersemangat dalam proses belajar mengajar.
Adapun karakterisik e-learning, antara lain:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan
relative dan mudah.
2. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media, dan computer network).
3. Mengguakan bahan ajar bersifat mandiri disimpan dikomputer sehingga dapt diakses oleh guru
dan siswa kapan saja dan dimana saja. Bila yang bersangkutan memerluarkan.
4. Menmafaatlkan jadwal pembelajaran, kurtikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat diliahat setap saat di computer.
Kesimpulan
Elektronik Learning (E-Learning) adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan media
perangkat elektronik berupa computer dan jaringanya sebagai sarana untuk bertukar informasi
dalam proses pembelajaran.
Adapun karakterisik e-learning, antara lain:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan
relative dan mudah.
2. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media, dan computer network).
3. Mengguakan bahan ajar bersifat mandiri disimpan dikomputer sehingga dapt diakses oleh guru
dan siswa kapan saja dan dimana saja. Bila yang bersangkutan memerluarkan.
4. Menmafaatlkan jadwal pembelajaran, kurtikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat diliahat setap saat di computer.
Penerapan e-learning menggunakan media computer yang terhubung dengan jaringan internet
sehingga memungkinkan guru dapat saling berkomunikasi dengan muridnya di dalam suatu ruang
online.Di Indonesia sendiri penerapan e-lerning menjadi salah satu inovasi dalam pembelajaran.
Dimana keterbatasan waktu pembelajaran yang ada di sekolah tidak lagi menjadi batasan bagi
siswa untuk mendapatkan pembelajaran.Dampak e-learning dalam pendidikan di Indonesia
sendiri sangatlah baik. Dimana penerpan e-learning dalam satuan pendidikan akan mampu
meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia saat ini.Ada beberapa aplikasi yang
dapat digunakan guru untuk menunjang proses pembelajaran didalam kelas.
Daftar Pustaka
A. F. Algahtani, “Evaluating the Effectiveness of the E-learning Experience in Some Universities
in Saudi Arabia from Male Students’ Perceptions,” p. 311, 2011.
E. Sutanta, “Konsep dan implementasi E-learning ( Studi Kasus Pengembangan E-learning di
SMA N 1 Sentolo Yogyakarta),” no. 28, 2009.
Hadjerrouit, Said. 2006. Creating Web-Based Learning System: An Evolutionary Development
Methodology. Disajikan dalam Proceedings of the 2006 Informing Science and IT
Education Joint Conference, Salford, UK-June 25-28.
Jati, Gumawang. 2013. Learning Management System (moodle) And E-Learning Content
Development.Jurnal Sosioteknologi Edisi 28 Tahun 12, April 2013.
Kusumantara, K. S., Santyadiputra, G. S., & Sugihartini, N. (2017). Pengaruh E-Learning
Schoology Terhadap Hasil Belajar Simulasi Digital Dengan Model Pembelajaran Savi.
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 14(2)..
Nurma Anisa Rahmaning Tiyas, “SEJARAH E-LEARNING,” 2014.
N. J. Lewis and P. Orton, “The Five Attributes of Innovative E-learning,” Train. Dev., vol. 54,
no. 6, p. 47, 2000.
N. Wagner, K. Hassanein, and M. Head, “Who is responsible for E-learning Success in Higher
Education ? A Stakeholders ’ Analysis,” vol. 11, pp. 26–36, 2008.
Pina, Anthoby A.2010.An Overview of Learning Management System. Dalam Kats, Yevim(Ed),
Learning Management System Technologies and Software Solutions for Online
Teaching:Tools and Applications (hlm.1-19).New York:IGI Global
Rohmah, L., 2016. Konsep E-Learning Dan Aplikasinya Pada Lembaga Pendidikan Islam. An-
Nur, 3(2) Waller, V. and Wilson, J. 2001. A definition for e-learning. TheODL QC
Newsletter, pp. 12.
S. Codone and D. Ph, “An E-learning Primer,” Managing, no. November, 2001.
Smaldino, Sharon E, et al. 2011. Instructional Technology & Media for Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Edisi ke 9. Diterjemahkan oleh: Arif Rahman.
Jakarta: Kencana