Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyusun Karya Ilmiah ini.
Karya Ilmiah ini berupa pembahasan mengenai E-Learning. Karya Ilmiah ini
Pembahasan dalam Karya Ilmiah ini penulis ambilkan dari berbagai sumber antara lain:
buku-buku yang disarankan dan buku-buku lain dan materi-materi dari hasil unduhan di
media internet.
Penulis menyadari bahwa tersusunnya karya tulis ini atas bantuan berbagai pihak dan
masih sangat sederhana, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu dalam penulisan karya tulis ini dan semoga semua amal baik mereka menjadikan
pahala dihadapan Allah Swt. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memenuhi
PENDAHULUAN
A. Pengertian
demikian E-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika. Secara umum
definisi E-learning adalah pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik
seperti Internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive TV, CD-
ROM, dan computer-based training (CBT) secara lebih fleksibel demi mendukung dan
having information available through the use of computer. Sementara dalam wikipedia.org
(2009) bisa ditemukan definisi E-learning sebagai berikut: Electronic learning or E-learning
many contexts that it is critical to be clear what one means when one speaks of 'E-learning'.
Definisi E-learning sangat beragam yang mungkin satu sama lain berbeda, namun
satu hal yang sama tentang E-learning atau electronic learning adalah pembelajaran melalui
pembelajaran online atau juga pembelajaran berbasis web adalah bagian dari E-learning.
Namun seiring perkembangan teknologi dan terjadinya pergeseran konten dan adaptivity, saat
ini definisi klasik E-learning tersebut mengalami perubahan menjadi definisi yang lebih
kontemporer, yakni suatu pengelolaan pembelajaran melalui media internet atau web yang
meliputi aspek-aspek materi, evaluasi, interaksi, komunikasi dan kerjasama (Surjono, 2009).
Saat ini E-learning bahkan merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan
learning seperti internet, komputer, listrik, telepon dan hardware dan software lainnya
tersedia dalam harga yang relatif terjangkau, maka E-learning sebagai alat bantu
pembelajaran menjadi semakin banyak diminati. Di samping itu, istilah E-learning meliputi
berbagai aplikasi dan proses seperti computer-based learning, web-based learning, virtual
classroom, dll; sementara itu pembelajaran online adalah bagian dari pembelajaran berbasis
disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan
dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas
untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang
harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan. Seperti Sebagaimana
yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat
biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan
Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap
saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini
disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan
elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram
komputer. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah misalnya
untuk :
B. Tujuan
Karya Ilmiah ini disusun memiliki tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kompetensi menulis karya tulis ilmiah bagi guru sendiri
2. Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menggunakan media canggih laptop untuk
E-LEARNING
Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan
CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan
(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994
CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara
massal.
internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai
dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan
lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat
pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu
dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar
yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM,
(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan
LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik
digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga
interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran
kecil.
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah
mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan
pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada
pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan semakin
proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan
Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah
merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber
belajar, yaitu:
2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over
head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan
pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder,
dan sebagainya.
5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan
Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan
mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media
pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan
simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini
dinamakan decoding.
dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin
Lantas dimana fungsi media? Ada baiknya kita melihat diagram cone of
learning dari Edgar Dale yang secara jelas memberi penekanan terhadap pentingnya
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar.
4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan
agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai
contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik
pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk
pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan
tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan
sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat
perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya
Untuk itu perlu dicermati daftar kelompok media instruksional menurut Anderson,
Model : Benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya
Grafis : Gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan (Grafik, Chart,
Poster, Kartun)
Kelebihan
Kekurangan
Tutorial
Permainan (games)
Simulasi (simulation)
Penemuan (discovery)
(Heinich,et.al 1996)
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi
audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena
dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan
pembelajaran.
Dibalik kehandalan komputer sebagai media pembelajaran terdapat beberapa persoalan yang
sebaiknya menjadi bahan pertimbangan awal bagi pengelola pengajaran berbasis komputer:
1. Perangkat keras -dan lunak- yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang dibeli saat
Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping
guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati dengan pembuatan modul
Komputer dalam Proses Belajar Sebelumnya perlu dijelaskan istilah CAI dan CMI
menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. CAI
dapat sebagai tutor yang menggantikan guru di dalam kelas. CAI juga bermacam-macam
administratif sekolah seperti pencatatan pembayaran, kuitansi dll. Pada masa sekarang CMI
& CAI bersamaan fungsinya dan kegiatannya seperti pada e-Learning, dimana urusan
administrasi dan kegiatan belajar mengajar sudah masuk dalam satu sistem.
proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut
dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.
Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri. Untuk Tujuan Psikomotor dengan
bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan
untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi
pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.
Untuk Tujuan Afektif Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip
suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat
antara sekolah yang punya dan yang tidak? Memang semua sekolah wajib untuk mempunyai
lab komputer untuk mengajar TI (ini saja belum), tetapi kita akan perlu beberapa kelas
lagi (di semua sekolah) yang dilengkapi dengan komputersupaya mata pelajaran yang
lain juga dapat menggunakan komputer. Kalau kita melihat dari harga teknologinya
(yang setiap beberapa tahun perlu diupdate), kurikulum yang sering dirubah, ongkos
pemiliharaan teknologinya, dll, dengan anggaran yang sekarang tidak cukup untuk
guru dan staf TU sampai jadi manusiawi, bagaimana mungkin? Mengapa kita selalu
mencari solusi baru (yang sering tidak baru seperti TV-Edukasi atau Pembelajaran
anggaran memang tidak cukup untuk memperbaiki pendidikannya dan kita hanya
mencari kesibukan? Atau karena paradigma lama kita (proyek) belum merubah sejak
tujuan utama adalah meningkatkan mutu pendidikan lewat informasi yang lebih lengkap.
Termasuk informasi mengenai keadaan di banyak sekolah yang ambruk dan mengancam
keamanan anak-anak-kita. Kapan masalah masalah begini akan diatasi?. Apakah tidak
lebih baik kalau kita menggunakan 100% dari anggaran Rp.42 triliun itu untuk
mengatasi hal-hal yang sudah jelas dapat meningkatkan mutu pendidikan di tingkat
sekolah, sesuai pemintaan dari lapangan dan perencanaan terhadap semua aspek
kebutuhan sekolah? Maksud kami, kalau atap sekolahnya bocor dan mau ambruk,
tetapi yang diberikan adalah sambungan ke Internat, apakah ini betul bermanfaat?
Kita perlu mulai dengan sekolah yang paling ketinggalan supaya mengarah ke
keadilan akses pendidikan yang bermutu (dan melihat dari segala aspek). Tetapi
karena JarDikNas sudah berjalan sebaiknya kita "Berfikir Optimis" dan mudah-
mudahan banyak sekolah akan diberikan komputer, kalau betul ini memang positif.
economy (ekonomi) yang dapat mengurangi gap di bidang ICT antara daerah
pedesaan dan daerah perkotaan". Tetapi ini akan sangat tergantung peran dan
Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam
pekerjaan. Media merupakan alat Bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang
pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang
memuaskan.
Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang berarti pengantar atau perantara , dengna demikian dapat diartikan
bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Kit Lay Bourne ( 1985 : 82 ) menyatakan bahwa penggunaan media tidak harus
membawa bungkusan berita-berita semua, siswa cukup dapat mengawasi suatu berita. Dari
pendapat tersebut dapat dihubungkan bahwa penyampaian materi pelajaran dengan cara
proses belajar mengajar yang tidak menggunakan media dimana kondisi siswa tidak siap,
akan memperbesar pekuang terjadinya verbalisme. Media yang difungsikan sebagai sumber
belajar bila dilihat dari pengertian harfiahnya juga terdapat manusia didalamnya, benda,
ataupun segala sesuatu yang memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan
pengetahuan yang berguna bagi anak didik dalam pembelajaran, dan bagaimana dengan
adanya media berbasis TIK tersebut, khususnya menggunakan presntasi power point dimana
anak didik mempunyai keinginan untuk maju, dan juga mempunyai kreatifitas yang tinggi
media adalah agar anak didik mampu mencipatakan sesuatu yang baru dan mampu
memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain
yang berguna dalam kehidupannya,. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan
mamahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka. Arief S. Sadiman (
1984:6 ) mengatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar seperti film, buku dan kaset . RE Clark ( 1996 : 62 )
hearing has along history . Dari pandangan yang ada di atas dapat dikatakan bahwa media
merupakan alat yang memungkinakn anak muda untuk mengerti dan memahami sesuatu
dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibangdingkan dengan
penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan.
Menurut Soeparno ( 1987:8 ) menyebutkan ada beberapa alasan memilih media dalam proses
Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak mudah. Media
yang akan digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan dengan pertimbangan bahwa
penggunaan media harus benar-benar berhasil guna dan berdaya guna untuk meningkatkan
Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak
mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar
media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang
dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang digunakan adalah Komputer dan LCD
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu
media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam
keadaan siap pakai ( media by utilization ) dan media rancangan yang perlu dirancang dan
LCD Proyektor meupakan media rancangan yang mana didalam penggunaannya sangat
diperlukan perancangan khusus dan didesain sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan.
Perangkat keras ( hard ware ) yang difungsikan dalam menginspirasikan media tersebut
adalah menggunakan satu unit computer lengkap yang sauah terkoneksikan dengan LCD
Proyektor. Dengan demikian media ini hendaknya menarik perhatian siswa dalam proses
proses belajar secara individual (individual learning). Pemakai komputer atau user dapat
interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan. Berbagai bentuk
lembaga pendidikan jarak jauh di sejumlah negara yang telah maju memanfaatkan medium
ini sebagai sarana interaksi. Pemanfaatan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh
komputer dalam memberikan umpan balik (feedback) yang segera kepada pemakainya.
Contoh penggunaan internet ini adalah digunakan oleh Universitas terbuka dalam
untuk proses belajar mengajar dia juga dapat mengakses informasi melalui internet. Kuliah
lewat Internet oleh IBUteledukasi.com. Universitas virtual IBUteledukasi ini didirikan oleh
Adi sasono, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) bekerjasama dengan
Universitas Tun Abdul Razak (Unitar) Malaysia yang sudah lebih dulu menyelenggarakan
perkuliahan online.
Pada pendidikan jarak jauh Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Interaksi
pembelajaran pada program Magister Manajemen Rumah Sakit dan Magister Manajemen
Pelayanan Kesehatan dilakukan melalui surat elektronik (e-mail) mahasiswa harus menjawab
75% pertanyaan melalui e-mail. Contoh lain pemanfaatan jaringan komputer dilakukan di
informasi yang dikenal dengan nama Jaringan Universitas Indonesia Terpadu (JUITA).
dengan menggunakan jaringan serat optik ( Sri Hartati, dkk 1997 dalam Benny A. Pribadi
dan Rosita, Tita, 2000). Heinich dkk. (1986) mengemukakan sejumlah kelebihan dan juga
kelemahan yang ada pada medium komputer. Aplikasi komputer sebagai alat bantu proses
sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi
yang ditayangkan. Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat mahasiswa dapat
kecepatan belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan
komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya, yang
kecepatan belajar lambat. Dengan kata lain, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang
efektif bagi mahasiswa yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu efektivitas
belajar bagi mahasiswa yang lebih cepat (fast learner).Disamping itu, komputer dapat
diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan
komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record keeping), komputer dapat
diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis. Komputer
juga dapat dirancang agar dapat memberikan preskripsi atau saran bagi mahasiswa untuk
dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran yang bersifat individual (individual learning).
warna, musik dan animasi grafik (graphic animation). Hal ini menyebabkan komputer
mampu menyampaikan informasi dan pengetahu-an dengan tingkat realisme yang tinggi. Hal
ini me-nyebabkan program komputer sering dijadikan sebagai sarana untuk melakukan
kegiatan belajar yang bersifat simulasi. Lebih jauh, kapasitas memori yang dimiliki oleh
dicapai sebelumnya. Hasil belajar sebelumnya ini dapat digunakan oleh siswa sebagai dasar
meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contoh
yang tepat untuk ini adalah program komputer simulasi untuk melakukan percobaan pada
mata kuliah sains dan teknologi. Penggunaan program simulasi dapat mengurangi biaya
bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan. (Benny A. Pribadi dan Tita Rosita,
2002:11-12)
sejumlah kelebihan, komputer sebagai sarana komunikasi interaktif juga memiliki beberapa
kelemahan. Kelemahan pertama adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan
program komputer, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Disamping
itu, pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi. Oleh karena
itu pertimbangan biaya dan manfaat (cost benefit analysis) perlu dilakukan sebelum
memutuskan untuk menggunakan komputer untuk keperluan pendidikan. Masalah lain adalah
komputer biasanya memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat
lunak sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya
tidak sama. Disamping kedua hal di atas, merancang dan memproduksi program
yang tidak mudah. Memproduksi program komputer merupakan kegiatan intensif yang
catatan www.internetworldstats.com/ saat ini ada satu milyard pengguna internet di dunia.
Penetrasi internet di Asia adalah 10%, sedangkan di Amerika mencapai 67%. Indonesia
menduduki urutan ke 13 pengguna internet dunia dengan jumlah pengguna internet tahun
2006, sebanyak 18 juta orang. Angka itu mencapai 10 kali lebih besar dibanding lima tahun
lalu. Tidak berlebihan apabila ada yang mengatakan bahwa TIK membawa gelombang baru
menuju perubahan besar dalam sejarah kebudayaan manusia. Tinsiri memberi perumpamaan
yang sangat baik dalam menghadapi perkembangan TIK. Ia mengatakan, apabila TIK
tersebut diibaratkan arus badai, maka setidak-tidaknya ada tiga kemungkinan sikap kita
menghadapinya, yaitu mencoba bertahan melawan arus, hanyut terbawa arus, atau
memanfaatkan arus. Dalam perumpamaan ini, sikap yang paling tepat adalah yang terakhir,
Demikian pula dalam dunia pendidikan. Arus TIK telah masuk ke dunia pendidikan.
Hadirnya TIK di sekolah, di ruang kelas, di rumah, bahkan di kamar tidur siswa, tidak lagi
dapat dibendung. Hadirnya TIK bukan lagi sebuah pilihan, kita memilih ataupun tidak, era
TIK mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam dunia
pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, stidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK
dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran,
Salah satu kosa kata yang muncul dan populer bersamaan dengan hadirnya TIK dalam dunia
Secara generik elearning berarti belajar dengan menggunakan elektronik. Kata elektronik
sendiri mengandung pengertian yang spesifik yakni komputer atau internet, sehinga elearning
sering diartikan sebagai proses belajar yang menggunakan komputer atau internet.
Sesungguhnya pengertian elearning sendiri mempunyai makna yang sangat luas dan
kontinum dari mulai menambahkan komputer dalam proses belajar sampai dengan
pembelajaran berbasis web. Sebuah kelas yang dilengkapi dengan satu unit komputer untuk
memutar sebuah CD pembelajaran interaktif, dalam batasan yang minimal telah dapat
disebutkan bahwa kelas tersebut telah menerapkan elearning. Namun menurut batasan
UNESCO, elearning paling tidak harus didukung oleh sejumlah syarat-syarat yang harus
dipenuhi, yaitu mencakup; ketersediaan software bahan belajar berbasis TIK, ketersediaan
software aplikasi untuk menjalankan pengelolaan proses pembelajaran tersebut, adanya SDM
guru dan tenaga penunjang yang menguasai TIK, adanya infrastruktur TIK, adanya akses
internet, adanya dukungan training, riset, dukungan daya listrik, serta dukungan kebijakan
J. Perkembangan E-learning
1. Tahun 1990: Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi
E-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi
materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov,
2. Tahun 1994: Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan
informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak, dan
jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS
yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar
LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar
yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM,
ARIADNE, dsb.
4. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS
menuju aplikasi E-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar
(learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-
situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan
multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data
K. Implementasi E-learning
Pada dasarnya E-learning dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme sosial yang
dikembangkan oleh Vigotsky, di mana belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan
lingkungan sosial maupun fisik, dan berintikan interaksi antara aspek internal dan ekternal
dimiliki pembelajaran dengan sistem E-learning adalah dalam hal fleksibilitas dan
interaktifitas. Dengan E-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana
saja, selain itu materi pembelajaran pun dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar
termasuk multimedia dan juga dapat diperbaharui dengan cepat oleh pengajar. Dari segi
langsung atau tidak langsung dan secara visualisasi lengkap (multimedia) ataupun tidak.
Implementasi sistem E-learning sangatlah bervariasi dan belum ada standar yang
baku. Dari pengamatan pada berbagai sistem pembelajaran berbasis web yang ada,
implementasi sistem E-learning bervariasi mulai dari yang sederhana hingga yang terpadu.
Yang bersifat sederhana yakni sistem pembelajaran yang hanya sekedar berisi kumpulan
bahan pembelajaran yang disimpan di web server dengan fasilitas komunikasi melalui e-mail
atau mailing list secara terpisah, sedangkan yang terpadu yaitu berupa portal E-learning yang
berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia dan dipadukan
dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, forum diskusi dan berbagai
sumberdaya manusia baik pengembang maupun staf pengajar dalam E-learning, terbatasnya
perangkat keras maupun perangkat lunak, terbatasnya biaya dan waktu pengembangan, maka
implementasi suatu E-learning dikembangkan secara sederhana ataupun secara terpadu, atau
bahkan bisa merupakan gabungan dari keduanya. Adapun dalam proses belajar mengajar
pemanfaatan sistem E-learning tersebut bisa saja digabung dengan sistem pembelajaran
konvensional yang dikenal dengan sistem blended learning atau hybrid learning.
Meskipun implementasi sistem E-learning yang ada sekarang ini sangat bervariasi,
namun semua itu didasarkan atas suatu prinsip atau konsep bahwa E-learning dimaksudkan
sebagai upaya pendistribusian materi pembelajaran melalui media elektronik atau internet
sehingga peserta didik dapat mengaksesnya kapan saja dari seluruh penjuru dunia. Ciri
pembelajaran dengan E-leaning adalah terciptanya lingkungan belajar yang flexible dan
Fleksibilitas menjadi kata kunci dalam sistem E-learning. Peserta didik memiliki
kefleksibelan dalam memilih waktu dan tempat belajar karena mereka tidak harus datang di
suatu tempat pada waktu tertentu. Pengajar pun dapat memperbaharui materi
pembelajarannya kapan saja dan dari mana saja. Dari segi isi, materi pembelajaran pun dapat
dibuat sangat fleksibel mulai dari bahan kuliah yang berbasis teks sampai materi
pembelajaran yang sarat dengan komponen multimedia. Begitu pula halnya dengan kualitas
pembelajaran, yang bisa sangat fleksibel atau variatif, yakni bisa lebih jelek atau lebih baik
dari sistem pembelajaran tatap muka (konvensional). Oleh sebab itu untuk menciptakan suatu
sistem E-learning yang baik diperlukan suatu perancangan yang baik, dan strategi dan cara-
cara desain instruksional yang tepat. Sementara distributed learning merujuk pada
pembelajaran dimana pengajar, mahasiswa, dan materi pembelajaran terletak di lokasi yang
berbeda, sehingga mahasiswa dapat belajar kapan saja dan dari mana saja.
Dalam merancang sistem E-learning setidaknya perlu dipertimbangkan dua hal, yakni
(1) peserta didik yang menjadi target dan (2) hasil pembelajaran yang diharapkan.
Pemahaman atas peserta didik sangatlah penting, di mana seorang pengajar harus mengetahui
harapan dan tujuan peserta didik dalam mengikuti E-learning, kecepatan dalam mengakses
internet, biaya untuk akses internet, serta latar belakang pengetahuan yang menyangkut
kesiapan dalam mengikuti pembelajaran secara onlline. Pemahaman atas hasil pembelajaran
juga diperlukan demi menentukan cakupan materi, kerangka penilaian hasil belajar, serta
pengetahuan awal.
asynchronous banyak dijumpai di internet baik yang sederhana maupun yang terpadu melalui
portal E-learning. Sedangkan dalam E-learning synchronous, pengajar dan siswa harus
secara live, baik melalui video maupun audio conference. Selanjutnya dikenal pula istilah
pengembangan sistem pembelajaran, yaitu web course, web centric course, dan web
enhanced course. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang
mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap
muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan
pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini
PENUTUP
A.1 Kesimpulan
2. Saat ini E-learning merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan berbagai masalah
internet, komputer, listrik, telepon dan hardware dan software lainnya tersedia dalam
harga yang relatif terjangkau, maka E-learning sebagai alat bantu pembelajaran menjadi
didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan
pengoperasian program
2. itu untuk menciptakan suatu sistem E-learning yang baik diperlukan suatu perancangan
yang baik, dan strategi dan cara-cara desain instruksional yang tepat.
.
DAFTAR PUSTAKA
Riche Chintia Johan, Pembelajaran Berbasis Web, dalam Dr. Rusman, M.Pd (Ed),
/? p=44