Anda di halaman 1dari 22

KONSEP E-LEARNING

A. Latar Belakang
Apa itu e-learning? Ketika datang ke pendidikan, model telah cukup lurus ke
depan sampai pendidikan awal berada di ruang kelas siswa dengan seorang guru
yang memimpin proses. Kehadiran fisik adalah sesuatu yang tidak perlu
diganggu gugat, dan segala jenis pembelajaran lainnya dipertanyakan. Kemudian
evolusi komputer terjadi dan secara radikal mengubah lanskap belajar. Intinya,
e-learning adalah alat atau sistem pendidikan berbasis komputer yang
memungkinkan Anda belajar di mana saja dan kapan saja. Hari ini e-learning
sebagian besar disampaikan melalui internet, meskipun di masa lalu itu
disampaikan dengan menggunakan campuran metode berbasis komputer seperti
CD-ROM. Teknologi telah begitu maju sehingga kesenjangan geografis
dijembatani dengan penggunaan alat yang membuat Anda merasa seolah-olah
berada di dalam kelas. E-learning menawarkan kemampuan untuk berbagi
materi dalam semua jenis format seperti video, tayangan slide, dokumen kata dan
PDF.
Melakukan webinar (kelas online langsung) dan berkomunikasi dengan
profesor melalui forum obrolan dan pesan juga merupakan pilihan yang tersedia
bagi pengguna. Ada sejumlah besar sistem e-learning yang berbeda (atau dikenal
sebagai Sistem Manajemen Pembelajaran, atau LMSS) dan metode, yang
memungkinkan untuk kursus yang akan disampaikan. Dengan alat yang tepat
berbagai proses dapat diotomatisasi seperti penandaan tes atau pembuatan konten
yang menarik. E-learning memberi peserta didik kemampuan untuk
menyesuaikan pembelajaran dengan gaya hidup mereka, secara efektif
memungkinkan orang yang paling sibuk sekalipun untuk melanjutkan karier dan
mendapatkan kualifikasi baru. Beberapa perkembangan terpenting dalam
pendidikan telah terjadi sejak peluncuran internet. Hari-hari ini para pembelajar
berpengalaman dalam penggunaan smartphone, utininotina Kursus yang akan

1
disampaikan. Dengan alat yang tepat berbagai proses dapat diotomatisasi seperti
penandaan tes atau pembuatan konten yang menarik.
E-learning memberi peserta didik kemampuan untuk menyesuaikan
pembelajaran dengan gaya hidup mereka, secara efektif memungkinkan orang
yang paling sibuk sekalipun untuk melanjutkan karier dan mendapatkan
kualifikasi baru. Beberapa perkembangan terpenting dalam pendidikan telah
terjadi sejak peluncuran internet. Hari-hari ini para pembelajar berpengalaman
dalam penggunaan smartphone, pesan teks dan menggunakan internet sehingga
berpartisipasi dalam dan menjalankan kursus online telah menjadi urusan
sederhana. Papan pesan, media sosial, dan berbagai cara komunikasi online
lainnya memungkinkan siswa untuk tetap berhubungan dan mendiskusikan hal-
hal yang terkait dengan kursus, sambil memberikan rasa kebersamaan. Dalam
dunia e-learning yang serba cepat, teknologi yang tersedia untuk membuat kursus
menarik selalu berubah, dan konten kursus dapat dan harus diperbarui dengan
cepat untuk memberi siswa informasi terbaru. Ini sangat penting jika pelatihan e-
learning diberikan kepada karyawan di sektor di mana menjaga perkembangan
industri terkini adalah yang paling penting. Ini adalah salah satu alasan mengapa
banyak bisnis sekarang menawarkan pelatihan melalui e-learning - alasan lain
termasuk biaya rendah dan kemampuan bagi karyawan untuk belajar di waktu
dan tempat mereka sendiri. Secara keseluruhan, pembelajaran tradisional itu
mahal, butuh waktu lama dan hasilnya bisa beragam. E-learning menawarkan
alternatif yang lebih cepat, lebih murah dan berpotensi lebih baik.
Teknologi yang digunakan dalam e-Learning E-learning memanfaatkan
banyak teknologi - beberapa di antaranya telah dikembangkan secara khusus
untuk itu, sementara yang lain dengan mudah melengkapi proses pembelajaran,
misalnya permainan komputer. Teknologi komunikasi juga banyak digunakan
dalam e-learning. Dimulai dengan penggunaan email dan pesan instan, forum
pesan 49 dan jejaring sosial, kami melihat banyak alat yang akan digunakan oleh
pengguna internet mana pun. Ada juga beberapa teknologi yang bekerja secara

2
komplementer dengan perangkat lunak lain dan mengaktifkan fitur baru,
misalnya perangkat lunak yang menambahkan papan tulis pada alat konferensi
video Anda untuk memungkinkan Anda atau rekan Anda untuk melakukan
perubahan pada pekerjaan orang lain untuk ditinjau, atau disaring. berbagi yang
memungkinkan seseorang untuk melakukan presentasi sambil tetap memberikan
komentar dan memberikan input menggunakan mikrofon. E-learning
memanfaatkan database dan teknologi CMS (Content Management System).
Keduanya saling bahu membahu untuk menyimpan konten program Anda, hasil
tes, dan catatan siswa. Data disimpan dalam database dan CMS menyediakan
antarmuka pengguna untuk Anda tambahkan, perbarui dan hapus data. LMS
yang baik akan sering menyediakan alat pelaporan untuk menghasilkan dan
menyimpan laporan kemajuan. Teknologi untuk meningkatkan kualitas konten
banyak ragamnya. Perangkat lunak seperti Flash dan PowerPoint akan
membantu Anda membuat presentasi Anda apik dan menarik, dengan kualitas
tinggi, konten yang kaya secara grafis. Ada paket pengolah kata dan editor
HTML tersedia 50hari-hari ini membuat pemformatan teks atau halaman web
Anda menjadi mudah, menghilangkan banyak kerumitan. Ada juga banyak
layanan online yang dapat Anda gunakan untuk membuat elemen interaktif untuk
kursus Anda seperti kuis dan permainan.

3
B. Definisi E - Learning
Persepsi dasar e-learning Perkembangan sistem komputer melalui jaringan
semakin meningkat. Intemet merupakan jaringan publik. Keberadaannya sangat
diperlukan baik sebagai media informasi maupun komunikasi yang dilakukan
secara bebas. Salah satu pemanfaatan internet adalah pada sistem pembelajaran
jarak jauh melalui belajar secara elektronik atau yang lebih dikenal dengan istilah
E-Learning. Secara umum terdapat dua persepsi dasar tentang E-Learning yaitu:
Electronic based e-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi, terutama yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya
internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP,
Slide, LCD, projector, dan lain-lain.
Internet Based, adalah pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet yang
bersifat online sebagai instrument utamanya. Artinya, memiliki persepsi bahwa
e-learning haruslahmenggunakan internet yang bersifat online, yaitu fasilitas
komputer yang terhubung dengan internet. Artinya pembelajar dalam mengakses
materi pembelajaran tidak terbatas jarak ,ruang dan waktu, bias dimana saja dan
kapan saja (any whare and any time).
Kedua persepsi tersebut ditunjang oleh berbagai pendapat para ahli yang
berbeda. Beberapa ahli yang mendukung pendapat e-learning sebagai electronic
based diantaranya Elliott Masie, cisco and comellia (2000) menjelaskan, e-
learnin adalah pembelajaran dimana bahan pembelajaran disampaikan melalui
media elektronik seperti internet, intranet, satelit, TV, CD-ROM, dan lain-lain,
jadi tidak harus internet karena internet salah satu bagian dari e-learning.
Pendapat ini didukung oleh Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic center
(2003) bahwa e-learning adalah proses belajar yang difasilitasi dan didukung
melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi. Para ahli yang mendukung
pemahaman e-learning sebagai media yang menggunakan internet diantaranya e-
learning adalah ''penggunaaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian
solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan".(Rosenberg

4
(2001) E-learning atau internet enable learning menggunakan metode pengajaran
dan teknologi sebagai sarana dalam belajar (Dr.Jo Hamilton-Jones).
Pengertian E-learning LE-learning tersusun dari dua bagian, yaitu 'e' yang
merupakan singkatan dari 'electronica' dan 'learning' yang berarti 'pembelajaran'.
Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan
perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa
audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya Dengan kata
lain e-learning adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya didukung oleh
jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelite atau komputer.
(Tafiardi, 2005). E-learning adalah teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengaktifkan siswa untuk belajar kapanpun dan dimanapun (Dahiya,2012).
Pembelajaran elektronik atau e-learning telah dimulai pada tahun 1970-an
(Waller and Wilson, 2001).

C. Karakteristik E - Learning
Karakteristik e-learning ini antaru lain adalah :
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Sehingga dapat memperoleh
informasi dan melakukan komunikasi dengan mudah dan cepat, baik antara
pengajar dengan pembelajar, atau pembelajar dengan pembelajar.
2. Memanfaatkan media komputer, seperti jaingan komputer (computer
networks) atau (digital media) tempat dimana dia berada
3. Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri (self
learning materials).
4. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh
guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan
memerlukannya
5. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk
mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan serta untuk
memperoleh informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.

5
D. Komponen E-learning
Komponen yang membentuk e-learning menurut Romisatriawahono (2008)
adalah infrastruktur e-learning,Sistem dan aplikasi e-learning dan konten e-
learning. Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-
learning yang dapat berupa Personal Computer ((PC) yaitu komputer yang
dimiliki secara pribadi, jaringan komputer yaitu kumpulan dari sejumlah
perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau perangkat jaringan lainnya
yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu., internet yang
merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan sebagai
komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia dan perlengkapan
multimedia yaitu alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih
media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara
terintegrasi. Termasuk di dalamnya peralatan teleconference yaitu pertemuan
jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda
secara geografis apabila kita memberikan layanan synchronouslearning yakni
proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang
mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.
Sistem dan aplikasi e-learning, Sistem dan aplikasi e-learning yang sering
disebut dengan Learning Management System (LMS), yang merupakan sistem
perangkat lunak yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional
untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas
dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan, misalnya, segala
fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti
bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi,
sistem penilaian, serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan
internet.
Konten e-learning, Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar
yang ada pada e-learning sistem (LMS). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam

6
bentuk misalnya Multimedia-based Content atau konten berbentuk multimedia
interaktif seperti multimedia pembelajaran yang memungkinkan kita
menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya atau Text-based
Content yaitu konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di
wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb. Biasa disimpan dalam Learning
Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan
pun dan dimana pun.
Sedangkan pelaku utama yang ada dalam pelaksanakan e-learningdapat
dimaksudkan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu
adanya pengajar (dosen) yang membimbing siswa (peserta didik) yang menerima
bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar
mengajar.

E. Manfaat E – Learning
E-learning dapat membawa suasana baru dalam ragam pengembangan
pembelajaran. Pemanfaatan e-learning dengan baik dapat meningkatkan hasil
pembelajaran dengan maksimal. Beberapa manfaat dari e-learning diantaranya
menurut Rohmah (2016)
1. Dengan adanya e-learning maka dapat mempersingkat waktu pembelajaran
dan membuat biaya studi lebih ekonomis
2. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan
materi,
3. Pesertadidik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-
bahan belajarsetiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian
itu peserta didikdapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran
4. Dengan e-learning proses pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di
dalam ruangan kelas saja, tetapi dengan bantuan peralatan komputer dan

7
jaringan, para siswa dapat secara aktif dilibatkan dalam proses belajar-
mengajar.
Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari sudut
peserta didik dan guru:
1. Dari Sudut Peserta
Didik Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas
belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan
belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi
dengan guru/dosen setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta
didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran.Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah
perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka
kegiatan e-Learning akan memberikan manfaat (Brown, 2000) kepada peserta
didik yang :
a. Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti
mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya,
b. Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers)
untuk mempelajarii materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh
para orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang
komputer,
c. Merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah
sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan
pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik
yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri,
dan
d. Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan
pendidikan.
2. Dari Sudut Guru/DosenDengan adanya kegiatan e-Learning

8
Beberapa manfaat yang diperoleh guru/dosen/instruktur antara lain adalah
bahwa guru/dosen/ instruktur dapat :
a. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
terjadi,
b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak,
c. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur
juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang
dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik
tertentu dipelajari ulang,
d. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan
setelah mempelajari topik tertentu, dan
e. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada
peserta didik.

F. Fungsi E - Learning
Fungsi E-Learning Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik
terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu
(dalam siahaan, 2002) :
1. Suplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta
didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak
adakewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2. Komplemen (pelengkap) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen, apabila
materi e- learning diprogramkan untuk melengkapi matei pembelajaran yang
diterirna siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi e-learning

9
diprogramkan untuk menjadi materi enrichmen (pengayaan) atau remedial
bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
sebagai enrichment, apabila peserta didik dapat dengan cepat
menguasai/memahami materi pelajarun yang disampaikan guru secara tatap
muka diberikan kesempatan untuk mengakses materi e-learning yang memang
secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin
memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi plajaran yang
disajikan guru di kelas. Sebagai remedial, apabila peserta didik mengalami
kesulitan dalam memahami materi petajaran yang disampaikan guru secara
tatap muka di kelas. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah
memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
3. Substitusi (pengganti) Tujuan dari e-learning sebagai pengganti kelas
konvensional adalah agar peserta didik dapat secara fleksibel mengelola
kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari.
Ada 3 (tiga) alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat diikuti peserta
didik:
a) Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
b) Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau
bahkan
c) Sepenuhnya melalui internet.

G. Strategi Penggunaan E-learning


Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses
belajar, diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari peserta didik atas materi
yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik; meningkatkan
kemampuan belajar mandiri peserta didik; meningkatkan kualitas materi
pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi
dengan perangkat teknologi informasi, memperluas daya jangkau proses

10
belajarmengajar dengan menggunakan internet, tidak terbatas pada ruang dan
waktu.
Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam pengembangan suatu aplikasi
e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus menunjang
penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan
saja; memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan;
memperhatikan teknik evaluasi kemajuan peserta didik dan penyimpanan data
kemajuan peserta didik.
Materi dari proses pembelajaran dapat diambil dari sumber-sumber yang
valid dan dengan teknologi e-learning, materi bahkan dapat diproduksi
berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga ahli (experts). Misalnya, tampilan video
digital yang menampilkan seorang ahli pemasaran menunjukkan bagaimana
caranya melakukan penataan produk dalam suatu retail. Dengan animasi 3
dimensi dapat ditunjukkan bagaimana langkah-langkah penyusunan dengan
benar dalam menerapkan strategi penyusunan produk untuk berbagai macam
jenis produk yang berbeda.
Dalam penerapan teknologi seperti penggunaan e-learning, perlu di
formulasikan strategi yang jelas sebagai acuan. Penyusunan strategi e-learning
seperti disampaikan Empy (2005) berguna untuk (1) memperjelas tujuan
pelatihan atau pendidikan yang ingin dicapai (2) mengetahui sumber daya yang
dibutuhkan (3) membuat semua pihak yang terlibat untuk tetap mengacu pada
tujuan yang sama. (4) mengetahui pengukuran keberhasilan.
Strategi e-learning melibatkan empat tahap yaitu analisis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Analisis, factor-faktor yang perlu dianalisis
diantaranya kebutuhan organisasi dalam melihat keadaan sekarang dan
keberadaan e-learning dalam memberikan dampak positif. Selain kebutuhan
organisasi juga perlu dianalisis tentang infrastruktur organisasi terhadap
pelaksanaan penggunaan e-learning. Perencanaan, aspek perencanaan yang harus
ditinjau yaitu network, learning management system, materi dan manajemen

11
pengelolaan. Pelaksanaan, tahap ini memerlukan keahlian project management
yang baik untuk memastikan koordinasi dan eksekusi pekerjaan sesuai rencana
dan tidak menyimpang dari tujuan dan strategi. Evaluasi, setelah melaksanakan
rencana penerapan e-learning, selanjutnya menilai keberhasilan program.

H. Factor yang perlu dipertimbangkan dan syarat-syarat dalam


memanfaatkan E-Learning
1. Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memanfaatkan E-learning
Faktor yang perlu drpertimbangan dalam memanfaatkan e-learning untuk
pembelajaran jarak jauh adalah memilih internet untuk kegiatan pembelajaran.
Memilih internet ini ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaiu :
a) Analisis kebutuhan (need analysis)
Pemanfaatan e-learning sangat tergantung pada pengguna dalam
memandang atau menilai e-learuing tersebut. Digunakannya teknologi
terscbut jika learning itu sudah merupakan kebutuhan. Untuk menentukan
apakah seseorang ataulembaga pendidrkan membutuhkan atau tidak e-
learning itu, maka diperlukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan ini
untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang muncul, yaitu apakah
fasilitas pendukungnya sudah memadai, apakah didukung oleh dana yang
memadai; dan apakah ada dukungan dari pembuat kebijakan. Jika
berdasarkan analisis kebutuhan itu diputuskan bahwa e-learning
diperlukan, maka perlu membuat studi kelayakan (fasibilitystudy).
Ada beberapa komponen penilaian dalam studi kelayakan yang perlu
dipertimbangkan, antara lain:
1) Secara teknis apakah jaringan internet bisa dipasang beserta
infrasruktur pendukungnya, seperti jaringan komputer, instalasi listrik,
saluran telepon, dan sebagainya.

12
2) Sumber daya manusianya yang memiliki pengetahuan dan kemampuan
atau ketetampilan (skill dan knowledg) yang secara teknis bisa
mengoperasikannya.
3) Secara ekonomis apakah kegiatan vang dilakukan dengan e-learning ini
menguntungkan atau tidak, apakah akan membutuhkan biaya yang
besar atau kecil.
4) Secara sosial, apakah sikap (attitude) masyarakat dapat menerimanya
atau menolak terhadap penggunaan e-learning sebagai bagian dari
teknologi dan komunikasi. Untuk itu perlu diciptakan sikap (attitude)
yang positif terhadap e-learning, khususnya. Dan teknologi informadi
dan komunikasi pada umumnya, agar bias mengerti potensi dan
dampaknya bagi pembelajar dan masyarakat.
b) Rancangan Pembelajaran Dalam menentukan rancangan pembelajaran
perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain:
1) Course content and learning unit analysis (Analisis isi pembelajaran),
seperti ruang lingkup (scope) dan urutan (sequence) materi
pembelajaran, atau topik yang relevan.
2) Learner analysis (analisis pemberajar), seperti : latar belakang
pendidikan, usia, status pekerjaan, dan sebagainya.
3) Learning context analysis (analisis berkaitan dengan pembelajaran),
seperti : kompetensi pembelajaran yang akan dan ingin dibahas secara
mendalam pada rancangan ini.
4) Intructional analysis (analisis pembelajaran), seperti : materi
pembelajaran yang akan dikelompokkan menurut kepentingannya,
menyusun tugas-tugas dari yang mudah hingga yang sulit, dan
seterusnya.
5) State instructional objectives (tujuan pembelajaran) yang disusun
berdasarkan hasil dari analisis pembelajaran.

13
6) Contruct criterion test items, (penyusun tes) yang didasarkan dari
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
7) Select instructional strategt (strategi pemilihan pembelajaran) yang
dapat ditetapkan berdasarkan fasilitas yang ada.
c) Tahap Pengembangan Pengembangan e-learning dilakukan mengikuti
perkembangan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia.
selain itu, pengembangan prototype materi pembelajaran dan rancangan
pembelajaran yang akan digunakan pun perlu di pertimbangkan dan di
evaluasi secara terus menerus.
d) Pelaksanaan
Prototype yang sudah lengkap dapat dipindahkan ke jaringan computer
(LAN). Untuk itu pengujian terhadap prototype hendaknya terus menerus
dilakukan. Dengan pengujian ini akan diketahui berbagau hambatan yang
dihadapi, seperti berkaitan dengan management course tool, apakahmateri
pembelajarannya memenuhi standar materi pembelajaran mandiri (self
learning materials).
e) Evaluasi
Sebelum dilakukan evaluasi, program terlebih dahulu diuji coba dengan
mengambil beberapa sample orang. Dari uji coba ini baru dilakukan
evaluasi. Prototype perlu dievaluai dalam jangka waktu relative lama dan
secara terus menerus untuk diketahui kelebihan dan kekurangannya. Proses
dari kelima tahapan tadi di perrukan waktu yang relative lama dan
dilakukan berulang kali, karena prosesnya terjadi secara terus menerus.
Masukan dari pembelajar atau pihak lain sangat di perlukan untuk
perbaikan program tersebut.

I. Bagaimana E-Learning Dilaksanakan


Konsep pembelajaran dengan menggunakan Komputer dan Jaringan
memungkinkan proses pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di dalam

14
ruangan kelas saja dimana guru secara terpusat memberikan pelajaran secara
searah, tetapi dengan bantuan peralatan komputer dan jaringan, para siswa dapat
secara aktif dilibatkan dalam proses belajar-mengajar.
Mereka bisa terus berkomunikasi dengan sesamanya kapan dan dimana saja
dengan cara akses ke sistem yang tersedia secara online. Sistem seperti ini tidak
saja akan menambah pengetahuan seluruh siswa, akan tetapi juga akan turut
membantu meringankan beban guru dalam proses belajar-mengajar, karena
dalam sistem ini beberapa fungsi guru dapat diambil alih dalam suatu program
komputer.
Disamping itu, hasil dari proses dan hasil dari belajar-mengajar bisa
disimpan datanya di dalam bentuk database, yang bisa dimanfaatkan untuk
mengulang kembali proses belajar-mengajar yang lalu sebagai rujukan, sehingga
bisa dihasilkan sajian materi pelajaran yang lebih baik lagi.
Sebagai bagian dari perkembangan e-Learning, Web merupakan salah satu
teknologi internet yang telah berkembang sejak lama dan yang paling umum
dipakai dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan jarak jauh (e-Learning)
tersebut. Secara umum aplikasi komunikasi di internet terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu sebagai berikut:
1. Synchronous System
Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan
peserta didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan
materi pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta
didik dapat mendengarkan presentasi secara langsung melalui internet. Peserta
didik juga dapat mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung
ataupun melalui chat window. Synchronous training merupakan gambaran
dari kelas nyata, namun bersifat maya (virtual) dan semua peserta didik
terhubung melalui internet. Synchronous training sering juga disebut sebagai
virtual classroom.

15
Aplikasi yang berjalan secara real time dimana seluruh pemakai bisa
berkomunikasi pada waktu yang sama, contohnya: chatting, video conference,
dan sebagainya.

2. Asynchronous System
Asynchronous berarti tidak pada waktu bersamaan. Peserta didik dapat
mengambil waktu pembelajaran berbeda dengan pendidik memberikan materi.
Asynchronous training popular dalam e-learning karena peserta didik dapat
mengakses materi pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Peserta didik dapat
melaksanakan pembelajaran dan menyelesaikannya setiap saat sesuai rentang
jadwal yang sudah ditentukan. Pembelajaran dapat berbentuk bacaan, animasi,
simulasi, permainan edukatif, tes, quis dan pengumpulan tugas.
Aplikasi yang tidak bergantung pada waktu dimana seluruh pemakai bisa
mengakses ke sistem dan melakukan komunikasi antar mereka disesuaikan
dengan waktunya masing-masing, contohnya: e-mail, dan sebagaian.
Di Indonesia, kalaupun perkembangan pemanfaat konsep ini terbilang
berjalan lamban, Dengan fasilitas jaringan yang dimiliki oleh berbagai lembaga
pendidikan atau institusi di Indonesia baik intranet maupun internet, sebenarnya
sudah sangat mungkin untuk diterapkannya sistem pendukung e-Learning
berbasis Web dengan menggunakan sistem synchronous atau asynchronous,
secara mandiri atau digabungkan, walaupun pada dasarnya kedua sistem diatas
biasanya digabungkan untuk menghasilkan suatu sistem yang lebih efektif
karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Dibeberapa negara yang sudah maju dengan kondisi infrastruktur jaringan
kecepatan tinggi akan sangat memungkinkan penerapan teknologi multimedia
secara real time seperti video conference untuk kepentingan aplikasi e-Learning,
tetapi untuk kondisi umum di Indonesia dimana infrastruktur jaringannya masih
relatif terbatas akan mengalami hambatan dan menjadi tidak efektif. Namun
demikian walaupun tanpa teknologi multimedia tersebut, sebenarnya dengan

16
kondisi jaringan internet yang ada sekarang di Indonesia sangat memungkinkan,
terutama dengan menggunakan sistem asynchronous ataupun dengan
menggunakan sistem synchronous seperti chatting yang disesuaikan dengan
sistem pendukung pendidikan yang akan dikembangkan.
J. Model Pembelajaran E - Learning
Dalam implementasi pembelajaran, terdapat model penerapan e-learning yang
bisa digunakan,yaitu :
1) Selective Model
Model selektif ini digunakan jika jumlah computer di sekolah sangat terbatas
(misalnya hanya ada satu unit computer). Di dalam model ini, guru harus
memilih salah satu alat atau media yangtersedia yang dirasakan tepat untuk
menyampaikan bahan pelajaran. Jika guru menemukan bahan e-leaming
yang bermutu dari internet, maka dengan terpaksa guru hanya dapat
menunjukkan bahan pelajaran tersebut kepada siswa sebagai bahan
demonstrasi saja. Jika terdapat lebih dari satu computer di sekolah / kelas,
maka siswa harus diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman
langsung.
2) Sequential Model
Model ini di gunakan jika jumlah computer di sekolah / kelas terbatas
(misalnya hanya dua atau tiga unit computer). para siswa dalam kelompok
kecil secara bergiliran menggunakan computeruntuk mencari sumber
pelajaran yang dibutuhkan. Siswa menggunakan bahan e-learning sebagai
bahan rujuakan atau untuk mencari informasi baru.
3) Static Station
Model Model ini digunakan jika jumlah computer di sekolah / kelas terbatas,
sebagaimana halnya dalam sequential model. Di dalam model ini, guru
mempunyai beberapa sumber belajar yang berbeda untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang sama. Bahan e-leaming digunakan oleh satu atau dua
kelompok siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

17
Kelompok siswa lainya menggunakan sumber belajar yang lain untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sama.

4) Laboratory Model
Model ini di gunakan jika tersedia sejumlah computer di sekolah /
laboratorium yang dilengkapi dengan jaringan internet, dimana siswa dapat
mengguunakannya secara lebih leluasa (satu siswa satu computer). Dalam
hal ini, bahan e-learning dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
mandiri
Setiap model e-learning yang dapat digunakan dalam pembelajaran diatas
masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan- Pemilihannya tergantung
infrashrktur telekomunikasi dan peralatan yang tersedia disekolah.
Bagaimanapun upayapernbelajaran dengan pendekatan e-learning ini perlu terus
dicoba dalam rangka mengatasi perrnasalahan-permasalahan yang dihadapi
dimasa yang akan dating.

K. Kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran online / E - Learning


Apakah Anda seorang guru sekolah menengah yang ingin melibatkan siswa
Anda dengan cara yang lebih interaktif, atau seorang pelatih perusahaan yang
disewa oleh sebuah perusahaan besar untuk merancang kurikulum pelatihan,
paket e-learning menjadi pukulan ketika datang untuk manfaat yang membuat
proses pengiriman dan pengiriman lebih mudah dan bebas repot.
Manfaat penting diuraikan di bawah ini:
1. Tidak Ada Batas,Tidak Ada Batasan
Seiring dengan pembatasan lokasi, waktu adalah salah satu masalah yang
harus dihadapi oleh peserta didik dan guru dalam belajar. Dalam hal
pembelajaran tatap muka, lokasi membatasi kehadiran untuk sekelompok
peserta didik yang memiliki kemampuan untuk berpartisipasi dalam area
tersebut, dan dalam hal waktu, hal itu membatasi kerumunan orang-orang

18
yang dapat hadir pada waktu tertentu. E-learning, di sisi lain, memfasilitasi
pembelajaran tanpa harus mengatur kapan dan di mana setiap orang yang
tertarik pada suatu kursus dapat hadir.
2. Lebih Menyenangkan
Merancang kursus dengan cara yang interaktif dan menyenangkan melalui
penggunaan multimedia atau metode gamifikasi yang lebih baru
dikembangkan (dibahas lebih lanjut dalam bab-bab selanjutnya)
meningkatkan tidak hanya faktor keterlibatan Anda, tetapi juga usia relatif
dari materi kursus. dalam pertanyaan.
3. Hemat Biaya
Ini ditujukan baik untuk peserta didik maupun guru, tetapi ada peluang bagus
bahwa apa pun peran Anda, Anda harus membayar sejumlah uang terlalu
tinggi pada titik tertentu untuk mendapatkan versi terbaru dari buku pelajaran
untuk sekolah atau perguruan tinggi. Sementara buku teks sering menjadi
usang setelah periode waktu tertentu, kebutuhan untuk terus mendapatkan
edisi baru tidak hadir dalam e-learning.
4. Itu Hanya Cocok!
Ketika perusahaan dan organisasi mengadopsi teknologi untuk meningkatkan
efisiensi operasi sehari-hari, penggunaan internet menjadi suatu keharusan.
Ketika perusahaan multinasional berkembang di seluruh dunia, peluang untuk
bekerja dengan orang-orang dari negara lain meningkat, dan melatih semua
pihak bersama-sama merupakan masalah yang berhasil ditangani oleh e-
learning.
Mari kita gabungkan semuanya itu dan terapkan dalam skenario kehidupan
nyata: Dalam upaya meningkatkan kredibilitas materi pelajaran, seringkali
seorang profesor akan memanggil seorang spesialis lapangan untuk memberikan
kuliah yang relevan dengan topik yang dibahas. Dalam model pendidikan
tradisional, profesor harus menyampaikan undangan kepada pakar tersebut, dan
menanggung biaya penerbangan, tinggal, dan pelatihan.

19
Dengan e-learning: Dengan e-learning, profesor memiliki kemampuan untuk
menyelenggarakan kuliah tamu tanpa harus menghabiskan banyak uang. Hal ini
dapat dilakukan secara virtual, dengan kamera untuk dosen dan mahasiswa, dan
dengan menggunakan mikrofon untuk memfasilitasi tingkat interaksi yang sama
yang mungkin terjadi jika dosen hadir secara fisik di dalam ruangan. Manfaat
tambahan datang ketika kita dapat memutar ulang kuliah dan mendapatkan lebih
banyak darinya. Siswa yang ketinggalan dapat melihat rekaman, atau siswa yang
hadir dapat menontonnya lagi untuk memajukan mereka ulangan ceramah dan
dapatkan lebih banyak darinya. Siswa yang ketinggalan dapat melihat rekaman,
atau siswa yang hadir dapat menontonnya lagi untuk meningkatkan pemahaman
mereka.
1. Kekhawatiran yang muncul dengan e-learning
Meskipun diberi semua manfaat dari e-learning, orang tidak dapat
menyangkal ada beberapa kelemahan. Keterampilan praktis agak sulit
diambil dari sumber online. Misalnya, meskipun membangun meja kayu
adalah sesuatu yang dapat Anda bagikan dengan mudah, merekam video, dan
menjelaskannya, pengalaman praktis sangat penting. Tembikar dan rekayasa
mobil adalah contoh keterampilan yang membutuhkan pengalaman langsung.
2. Isolasi
Meskipun e-learning menawarkan kemudahan, fleksibilitas dan kemampuan
untuk mengakses ruang kelas dari jarak jauh di waktu siswa sendiri, peserta
didik mungkin merasakan perasaan terisolasi. Ini karena belajar online adalah
tindakan solo untuk sebagian besar, yang dapat memberi pelajar perasaan
bahwa mereka bertindak sepenuhnya sendirian. Seiring kemajuan teknologi
dan manfaat e-learning dari kemajuan yang dibuat, pelajar sekarang dapat
terlibat lebih aktif dengan para profesor atau mahasiswa lain menggunakan
alat-alat seperti konferensi video, media sosial, dan forum diskusi.
3. Masalah Terkait Kesehatan

20
E-learning membutuhkan penggunaan komputer dan perangkat lain semacam
itu; ini berarti bahwa kelelahan mata, postur tubuh yang buruk dan masalah
fisik lainnya dapat memengaruhi pelajar. Saat menjalankan kursus online,
adalah praktik yang baik untuk mengirim pedoman tentang posisi duduk yang
benar, tinggi meja, dan rekomendasi untuk istirahat teratur.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dahiya, S., Jaggi, S., Chaturvedi, K.K., Bhardwaj, A., Goyal, R.C. and Varghese, C.,
2016. An eLearning System for Agricultural Education. Indian Research
Journal of Extension Education, 12(3), pp.132-135.

Empy Effendi, Hartono Zuang .2005. E-learning Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Penerbit Andi Yogyakarta

Epignosis LLC . 2014. E – Learning concept trend and application. San


fransisco,USA

Hakim, A.B., 2016. Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom


Dan Edmodo. I-STATEMENT: Information System and Technology
Management (e-Journal), 2(1).

Rohmah, L., 2016. Konsep E-Learning Dan Aplikasinya Pada Lembaga Pendidikan
Islam. An-Nur, 3(2).

Sudirman Siahaan; E-Learning Pembelajaran Elektronik Sebagai Salah Satu


Alternatif Kegiatan Pembelajaran, (http://www.Depdiknas.go.id)

Waller, V. and Wilson, J. 2001. A definition for e-learning. TheODL QC Newsletter,


pp. 1-2.

22

Anda mungkin juga menyukai