Anda di halaman 1dari 32

TUTORIAL

KEPERAWATAN KELUARGA

DI SUSUN OLEH :

1. Citra Mega Tazmadi (21117028)


2. Bayu Yudha Samudra (21117024)
3. Cici Mulyani (21117025)
4. Cissinstia Putri Damayanti (21117026)
5. Citra Andera Putri (21117027)
6. Dea Surya Kartika (21117029)
7. Dede Setiawan (21117030)
8. Dela Amelia Nursaleha (21117031)
9. Della Apriyanti (21117032)
10. Desta Elfani (21117033)
11. Deta Arinda Putri (21117034)

Dosen Pengampuh : Sukron S.Kep,.Ns,.MNS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan dalam bentuk maupun isi makalah
tutorial ini dengan sangat sederhana,tak lupa kami juga berterima kasih kepada
Bapak Sukron S.Kep,.Ns,.MNS, yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya sebagai
petunjuk maupun pedoman bagi pembacanya. Harapan kami semoga makalah ini
dapat membantu pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami sadari makalah ini masih banyak kekurangannya, kami mohon maaf
apabila ada kesalahan, baik dari kata-kata maupun cara penulisan, apabila ada saran
dan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini,
kami dapat menerimanya dengan senang hati, sehingga kami dapat memperbaiki
segalanya di masa yang akan datang.
Wasalamuallaikum wr.wb

Palembang, Juni 2020

2
KASUS TUTORIAL KEPERAWATAN KELUARGA I
Keluarga Tuan S (Jawa) usia 39 tahun tinggal bersama Ny F istri (Sumatra)
usia 35 tahun memiliki 2 orang anak, anak laki-laki FR berusia 10 tahun dan anak
perempuan YA berusia 5 tahun. Telah dikunjungi oleh perawat keluarga dalam
Catatan folder Central Keperawaatan, Keluarga memiliki stress marital, kesulitan
ekomomi keluarga, anak yang sering membantah orang tua dan membolos sekolah
dan sering terjadi penyakit infeksi pernafasan akut pada anak YA dan Anak AN
dan Anak RB adalah bukan anak kandung Ny F, tetapi mereka hasil pernikahan
Tuan S dengan Istri sebelumnya (Ny R- 37 tahun ), Anak AN-13 tahun dan Anak
RB 11 tahun dan tinggal bersama Ny R hanya pada saat libur sekolah, masalah
yang dihadapi keluarga saat ini disebabakan oleh tidak terpenuhinya tugas
perkembangan keluarga Tn S yang sering dialami pada jenis keluarga ini. Keluarga
ini memang terhubung oleh ikatan darah dan perkawinan, namun struktur keluarga
Tn S cukup unik dalam pola komunikasi, struktur kekuatan, struktur peran dan nilai
keluarga. Perawat keluarga akan melakukan pengkajian mendalam membuat
genogram, menentukan fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dengan
melakukan pengkajian lengkap akan membantu perawat keluarga memberikan
asuhan keperawatan keluarga dengan optimal.

STEP TUTORIAL
1. Klasifikasi istilah yang belum diketahui dalam kasus dan mencari istilah
yang belum diketahui ?
a. Stress Marital
Stress Marital adalah kondisi disharmoni dalam pernikahan yang disebabkan
sering terjadi perbedaan persepsi dan harapan.

2. Mengidentifikasi masalah berdasarkan kasus dari pandangan skenario


dalam bentuk pertanyaan ?
a. Tipe keluarga apakah pada kasus diatas? Dan apa saja tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi? (Citra Mega Tazmadi)

3
b. Tindakan apa yang dapat dilakukan Tn.S dan Ny.F untuk mengoptimalkan
agar terpenuhinya tugas dan perkembangan dlm keluarga? (Deta Arinda
Putri)
c. Hal apa yang harus diperbaiki dalam keluarga untuk mengahdapi stres
marital? (Cici Mulyani)
d. Pola pengobatan yang harus diberikan pada anak yang sering terjadi infeksi
saluran pernafasan akut? (Dela Amelia Nursaleha)
e. Apa yang harus dilakukan tuan S dan keluarga agar dapat memenuhi tugas
perkembangan keluarga tuan S yang dialami anak anaknya? (Bayu Yudha
Samudra)
f. Dalam skenario dijelaskan struktur komunikasi keluarga yg sangat
unik,apakah karna komunikasi itu menyebabkan permasalahan sehingga
anaknya sering membolos dan membantah? (Cisinstia Putri Damayanti)
g. Apa saja peran perawat keluarga sesuai pada kasus tersebut, dan bagaimana
prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada keluarga? (Dea Surya Kartika)
h. Apa yang menyebabkan anak Sering membolos dan apa yang harus
dilakukan sekolah dan orangtua untuk menghadapinya? (Dede Setiawan)
i. Apa saja yang harus dilakukan oleh keluarga dan perawat untuk mengatasi
anak yang memiliki gangguan emosi atau perilaku seperti sering membantah
perkataan orang tua? (Desta Elfani)
j. Apakah dengan adanya kunjungan perawat dapat membantu
mengoptimalkan tugas perkembangan keluarga Tn. S? (Della Apriyanti)
k. Dalam materi tahap keluarga terdapat 8 tahap keluarga, tehap berapakah
dalam kasus tersebut dan apa sajakah tugas dan pelayanan yang belum
terpenuhi? (Citra Andera Putri)

4
3. Mendiskusikan masalah yang telah diidentifikasi dalam step 2 dengan
jawaban singkat dan pertanyaan pada step 2 berdasarkan pengetahuan
dasar mahasiswa tanpa refrensi
a. Tipe keluarga apakah pada kasus diatas, dan apa saja tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi?
Jawaban : Dea Surya Kartika
1) Tipe keluarga
Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah perceraian
yaitu anak merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri
atas dua rumah inti maternal atau paternal, dengan keragaman dalam hal
tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap rumah
tangga.
2) Apa saja tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi?
Tugas perkembangan pada yang belum terpenuhi pada tahap ini antara
lain:
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat
otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka anatara anak dan orangtua,
hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
b. Tindakan apa yang dapat dilakukan Tn.S dan Ny.F untuk mengoptimalkan
agar terpenuhinya tugas dan perkembangan dlm keluarga?
Jawaban : Della Apriyanti
Yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan dlm keluarga, seperti kebutuhan
sembako dan kebutuhan anak sekolah, adapun pemenuhan kebutuhan
spiritual pada keluarga, seperti mengajarkan anak untuk sholat dan mengaji

5
c. Hal apa yang harus diperbaiki dalam keluarga untuk mengahdapi stres
marital?
Jawaban : Bayu Yudha Samudra
Menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah yang berfokus pada masalah,
seseorang akan dengan sendirinya mencermati stres yang dihadapi,
kemudian berupaya mendapatkan cara terbaik dalam mengatasi stres.
Mendekatkan diri kepada Tuhan. Stres merusak keseimbangan alamiah
dalam diri manusia. Mengalami keadaan yang tidak normal ini secara terus-
menerus akan merusak kesehatan tubuh dan berdampak pada beragam
gangguan fungsi tubuh. Manusia adalah mahluk fitrah (berkeTuhan-an)
memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar spiritual yaitu dengan
mendekatkan diri kepada Tuhan, menekuni ajaran agama masing-masing
untuk mencari keselarasan, keharmonisan, dan kedamaian.
d. Pola pengobatan yang harus diberikan pada anak yang sering terjadi infeksi
saluran pernafasan akut?
Jawaban : Citra Andera Putri
Menurut saya pola pengobatan infeksi saluran pernapasan akut (ispa) jenis
obat ISPA apa yang digunakan, regimen dosis dan frekuensi terapi pada
pasien anak dikaitkan dengan data klinik dan pemeriksaan fisik, serta
mengidentifikasi problema obat terkait (DRP), meliputi regimen dosis, efek
samping obat dan interaksi obat yang mungkin terjadi.
e. Apa yang harus dilakukan tuan S dan keluarga agar dapat memenuhi tugas
perkembangan keluarga tuan S yang dialami anak anaknya?
Jawaban : Cici Mulyani
1) Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tangung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Menfokuskan kembali hubungan intim perkawinan
3) Berkomunikasikan secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
4) Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh dan
kembang anggota keluarga

6
f. Dalam skenario dijelaskan struktur komunikasi keluarga yg sangat
unik,apakah karna komunikasi itu menyebabkan permasalahan sehingga
anaknya sering membolos dan membantah?
Jawaban : Dede setiawan
Komunikasi yang baik antara orang tua atau orang dewasa dengan anak
remaja adalah kunci utama untuk menguraikan permasalahan yang terjadi
pada mereka. Melalui komunikasi yang baik dan efektif, maka selanjutnya
tentu akan muncul hubungan yang harmonis dengan remaja, sehingga dapat
membentuk suasana keterbukaan yang dapat membuat remaja tidak takut
dan ingin berbicara pada saat mereka mendapatkan kesulitan dan masalah,
selain itu juga akan dapat membuat remaja mau mendengar dan menghargai
orang tua dan orang dewasa saat mereka berbicara, ini semua tentu akan
mempermudah orang tua atau orang dewasa dalam membantu remaja untuk
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.
Komunikasi efektif remaja dengan orang tua juga berperan dalam timbulnya
kenakalan remaja, seperti halnya penelitian yang dilakukan di Lembaga
Permasyarakatan Pondok Bambu, Jakarta Timur pada tahanan remaja.
Penelitian itu menyebutkan apabila komunikasi efektif antara remaja dan
orang tua dalam taraf yang tinggi maka akan lebih kecil kemungkinan
seorang anak mengalami kenakalan remaja, begitu pula sebaliknya apabila
komunikasi efektif antara remaja dan orang tua dalam taraf yang rendah
maka akan lebih besar kemungkinan seorang anak mengalami kenakalan
remaja.
g. Apa saja peran perawat keluarga sesuai pada kasus tersebut, dan bagaimana
prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada keluarga?
Jawaban : Citra Mega Tazmadi
1) Peran perawat keluarga :
a) Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga,terutama untuk

7
memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
memiliki masalah kesehatan
b) Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat
bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif.
c) Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan
dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan
anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan.
d) Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan
supervise ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan
rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun
yang tidak
e) Sebagai fasilisator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,
keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan
dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat
membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
2) Prinsip2 yang perlu di perhatikan dalam pemberian asuhan keperawatan
pada keluarga :
a) Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.
b) Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan
keluarga.
c) Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap
perkembangan keluarga.
d) Menerima dan mengakui struktur keluarga.
h. Apa yang menyebabkan anak Sering membolos dan apa yang harus
dilakukan sekolah dan orangtua untuk menghadapinya?
Jawaban : Cissinstia Putri Damayanti
Secara umum faktor-faktor penyebab siswa membolos, yaitu lingkungan
dan hubungan keluarga, diri sendiri, sekolah dan lingkungan
sekolah,tekanan kelompok teman sebaya dan pengaruh media. penyebab
tertinggi siswa membolos adalah pengaruh media dan keluarga pihak

8
sekolah hendaknya menyediakan sarana berupa media pembelajaran bagi
siswa sehingga mendukung siswa untuk dapat menikmati fungsi media yang
sebenarnya, sebagai sumber informasi serta sumber edukasi bagi siswa.
guru bimbingan konseling dapat membuat program prefentif berupa
bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok serta program kuratif dengan
konseling kelompok pendekatan behavioral. Orang tua hendaknya
menyediakan waktu bagi anaknya untuk diskusi tentang dampak positif dan
negatif dari media dan memberikan waktu untuk berdisuki bersama , serta
memberikan pemahaman kepada anak mengenai penggunaan media secara
positif.
i. Apa saja yang harus dilakukan oleh keluarga dan perawat untuk mengatasi
anak yang memiliki gangguan emosi atau perilaku seperti sering
membantah perkataan orang tua?
Jawaban : Deta Arinda Putri
1) Pendekatan Perilaku difokuskan pada penyediaan lingkungan belajar
yang sangat terstruktur dan bahan pengajaran untuk anak-anak; Perilaku
siswa diukur dengan tepat; Intervensi dirancang dan dilaksanakan untuk
meningkatkan atau mengurangi perilaku; Kemajuan tujuan diukur
dengan hati-hati dan sesering mungkin.
2) Pendekatan Ekologi; Masalah anak dipandang sebagai hasil dari interaksi
dengan keluarga, sekolah dan masyarakat. Anak atau remaja bukan satu-
satunya fokus perawatan. Keluarga, sekolah, lingkungan, dan masyarakat
juga akan diubah dalam rangka untuk meningkatkan interaksi.
Pendekatan ini diaplkasikan dalam bentuk penanganan Intervensi
Keluarga. Dalam penanganan ini dilakukan pelatihan manajemen pola
asuh (PMP), di mana para orang tua diajari untuk mengubah berbagai
respons terhadap anak-anak mereka sehingga perilaku prososial dan
bukannya perilaku antisocial dihargai secara konsisten. Para orang tua di
ajarkan teknik-teknik seperti penguatan positif bila si anak menunjukkan
perilaku positif dan pemberian jeda serta hilangnya perlakuan istimewa
bila ia berperilaku agresif atau antisocial. Dukungan terapeutik bagi

9
anak-anak diberikan melalui psikoterapi individu, terapi bermain, dan
program pendidikan khusus untuk anak-anak yang tidak mampu
berpartisipasi dalam sistem sekolah yang normal. Metode pengobatan
perilaku pada umumnya digunakan untuk membantu anak dalam
mengembangkan metode koping. Terapi keluarga dan penyuluhan
keluarga. Penting untuk membantu keluarga mendapatkan keterampilan
dan bantuan yang diperlukan guna membuat perubahan yang dapat
meningkatkan fungsi dari semua anggota keluarga.
3) Pendekatan Sosial-Kognitif Anak diajarkan interaksi antara pengaruh
lingkungan dan / perilakunya. Pendekatan sosial kognitif ini di
implementasikan dalam bentuk penanganan Penanganan Kognitif, yaitu
terapi kognitif individual bagi anak-anak yang mengalami gangguan
tingkah laku dapat memperbaiki perilaku mereka, meskipun tanpa
melibatkan keluarga. Contohnya, mengajarkan keterampilan kognitif
kepada anak-anak untuk mengendalikan kemarahan mereka
menunjukkan manfaat yang nyata dalam membantu mereka mengurangi
perilaku agresifnya. Dalam pelatihan pengendalian kemarahan, anak-
anak yangagresif diajari cara pengendalian diri dalam berbagai situasi
yang memancing kemarahan. Strategi lain memfokuskan pada
kurangnya perkembangan moral pada anak-anak dengan gangguan
tingkah laku. Mengajarkan keterampilan penalaran moral kepada
kelompok remaja yang mengalami gangguan perilaku di sekolah cukup
berhasil.
4) Pendekatan Psikoedukasional; Pandangan psikoanalitik digabungkan
dengan prinsip-prinsip mengajar, dengan perlakuan diukur terutama
dalam hal belajar; memenuhi kebutuhan individu anak ditekankan
seringkali melalui proyek-proyek dan seni kreatif.

10
j. Apakah dengan adanya kunjungan perawat dapat membantu
mengoptimalkan tugas perkembangan keluarga Tn. S?
Jawaban : Desta Elfani
Yang kita ketahui Salah satu peran perawat dalam memenuhi kebutuhan
yaitu rasa aman pasien adalah peran sebagai pendidik. Perawat sebagai
pendidik bertugas memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarga dalam upaya untuk menciptakan perilaku yang menunjang
kesehatan keluarga tersebut. Jadi dengan adanya kunjungan perawat ke
dalam keluarga dapat memberikan pendidikan sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan keluarga terutama kepala keluarga, perawat
sebagai pendidik dapat mebantu masyarakat Dan dapat membantu
mengoptimalkan tugas keluarga dengan memberi pendidikan kepada
keluarga.
k. Dalam materi tahap keluarga terdapat 8 tahap keluarga, tehap berapakah
dalam kasus tersebut dan apa sajakah tugas dan pelayanan yang belum
terpenuhi?
Jawaban : Dela Amelia Nursaleha
Tahap 3 (keluarga dengan anak sekolah )usia 5-13 tahun
Tugas dan pelayanan yang belum terpenuhi
1) Tugas
a) Mensosialisasikan anak anak
b) Mempertahan hubungan yang memuaskan
c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik keluarga
2) Pelayanan
a) Kesehatan anak

11
4. Analisis masalah, review step 2 dan 3 dengan diskusi interaktif membuat
peta konsep yang berisi kesimpulan keseluruhan. (buat bagan atau skema).

Pengkajian terhadap keluarga Pengkajian anggota keluarga secara

Tn.S dan Ny.F (mengidentifikasi individu (Mental, Fisik, Emosional,

Data subyektif dan Objektif) sosial dan Spiritual)

Identifikasi Masalah Keluarga Dan Individu

Rencana Keperawatan Keluarga

Implementasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi Keperawatan Keluarga

5. Merumuskan learning objective berdasarkan kesepakatan kelompok


dengan persetujuan dosen tutor. Minimal tujuan khusus harus dicapai.
a. Mahasiswa mampu mengetahui definisi keluarga
b. Mahasiswa mampu mengetahui tipe keluarga
c. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi keluarga
d. Mahasiswa mampu mengetahui tahap perkembangan keluarga
e. Mahasiswa mampu mengetahui peran perawat keluarga

12
6. Self Study, mahasiswa belajar mandiri dengan mencari sumber
berdasarkan tujuan belajar yang sudah disepakati kelompok.
a. Tipe keluarga apakah pada kasus diatas, dan apa saja tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi?
Jawaban : Dea Surya Kartika
1) Tipe keluarga
Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah perceraian
yaitu anak merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri
atas dua rumah inti maternal atau paternal, dengan keragaman dalam hal
tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap rumah
tangga.
2) Apa saja tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi?
Tugas perkembangan pada yang belum terpenuhi pada tahap ini antara
lain:
e) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat
otonominya.
f) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
g) Mempertahankan komunikasi terbuka anatara anak dan orangtua,
hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
h) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
b. Tindakan apa yang dapat dilakukan Tn.S dan Ny.F untuk mengoptimalkan
agar terpenuhinya tugas dan perkembangan dlm keluarga?
Jawaban : Della Apriyanti
Tugas perkembangan keluarga dibagi menjadi dimensi anak dan dimensi
orang tua. Dimensi anak yang capaiannya sedang adalah anak belum dapat
menyesuaikan waktu belajar dan bermain serta ibu belum mengajarkan
kemandirian kepada anaknya seperti memakai baju sendiri, mengancing dan
menggunakan sepatu sendiri. Akan tetapi, capaian yang sudah baik adalah
ibu sudah mengajarkan cara berbicara dan merespon kepada orang lain. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu mengenai pertumbuhan

13
dan perkembangan serta kemandirian anak masih kurang, sehingga lebih dari
setengah ibu belum mengajarkan kemandirian kepada anaknya. penelitian ini
menunjukkan bahwa pengetahuan pengasuhan yang belum memadahi
sehingga ibu tidak menyadari pentingnya sarana dan prasarana seperti buku
untuk panduan menstimulasi anak dan fasilitas belajar untuk menstimulasi
anak. Selain itu, orang tua juga belum menciptakan lingkungan yang nyaman
untuk anak.
Tugas perkembangan keluarga menunjukkan lebih dari setengah pada
kategori sedang. Hal ini dikarenakan pada dimensi anak sudah cukup baik,
akan tetapi pada dimensi orang tua masih kurang. Selain itu, hasil ini
mengindikasikan bahwa lebih dari setengah keluarga telah siap untuk
menjalankan tugas perkembangan keluarga selanjutnya. (Refrensi jurnal
tugas perkembangan keluarga dan kepuasan pernikahan pada pasangan
menikah usia muda, Program Studi Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak,
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680, Indonesia )
c. Hal apa yang harus diperbaiki dalam keluarga untuk mengahdapi stres
marital?
Jawaban : Bayu Yudha Samudra
Menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah yang berfokus pada masalah,
seseorang akan dengan sendirinya mencermati stres yang dihadapi,
kemudian berupaya mendapatkan cara terbaik dalam mengatasi stres.
Mendekatkan diri kepada Tuhan. Stres merusak keseimbangan alamiah
dalam diri manusia. Mengalami keadaan yang tidak normal ini secara terus-
menerus akan merusak kesehatan tubuh dan berdampak pada beragam
gangguan fungsi tubuh. Manusia adalah mahluk fitrah (berkeTuhan-an)
memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar spiritual yaitu dengan
mendekatkan diri kepada Tuhan, menekuni ajaran agama masing-masing
untuk mencari keselarasan, keharmonisan, dan kedamaian.

14
d. Pola pengobatan yang harus diberikan pada anak yang sering terjadi infeksi
saluran pernafasan akut?
Jawaban : Citra Andera Putri
Pola pengobatan infeksi saluran pernapasan akut (ispa) jenis obat ISPA apa
yang digunakan, regimen dosis dan frekuensi terapi pada pasien anak
dikaitkan dengan data klinik dan pemeriksaan fisik, serta mengidentifikasi
problema obat terkait (DRP), meliputi regimen dosis, efek samping obat dan
interaksi obat yang mungkin terjadi.
e. Apa yang harus dilakukan tuan S dan keluarga agar dapat memenuhi tugas
perkembangan keluarga tuan S yang dialami anak anaknya?
Jawaban : Cici Mulyani
1) Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tangung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Menfokuskan kembali hubungan intim perkawinan
3) Berkomunikasikan secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
4) Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh dan
kembang anggota keluarga
f. Dalam skenario dijelaskan struktur komunikasi keluarga yg sangat
unik,apakah karna komunikasi itu menyebabkan permasalahan sehingga
anaknya sering membolos dan membantah?
Jawaban : Dede setiawan
Komunikasi yang baik antara orang tua atau orang dewasa dengan anak
remaja adalah kunci utama untuk menguraikan permasalahan yang terjadi
pada mereka. Melalui komunikasi yang baik dan efektif, maka selanjutnya
tentu akan muncul hubungan yang harmonis dengan remaja, sehingga dapat
membentuk suasana keterbukaan yang dapat membuat remaja tidak takut
dan ingin berbicara pada saat mereka mendapatkan kesulitan dan masalah,
selain itu juga akan dapat membuat remaja mau mendengar dan menghargai
orang tua dan orang dewasa saat mereka berbicara, ini semua tentu akan
mempermudah orang tua atau orang dewasa dalam membantu remaja untuk
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.

15
Komunikasi efektif remaja dengan orang tua juga berperan dalam timbulnya
kenakalan remaja, seperti halnya penelitian yang dilakukan di Lembaga
Permasyarakatan Pondok Bambu, Jakarta Timur pada tahanan remaja.
Penelitian itu menyebutkan apabila komunikasi efektif antara remaja dan
orang tua dalam taraf yang tinggi maka akan lebih kecil kemungkinan
seorang anak mengalami kenakalan remaja, begitu pula sebaliknya apabila
komunikasi efektif antara remaja dan orang tua dalam taraf yang rendah
maka akan lebih besar kemungkinan seorang anak mengalami kenakalan
remaja.
(Aprilia, 2007,askep keluarga anak remaja dengan masalah
ketidakefektifan Komunikasi inefektif).
g. Apa saja peran perawat keluarga sesuai pada kasus tersebut, dan bagaimana
prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada keluarga?
Jawaban : Citra Mega Tazmadi
1) Peran perawat keluarga :
a) Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga,terutama untuk
memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
memiliki masalah kesehatan
b) Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat
bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif.
c) Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan
dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan
anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan.
d) Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan
supervise ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan
rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun
yang tidak

16
e) Sebagai fasilisator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,
keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan
dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat
membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
Sumber : Kemenkes (E-book)
2) Prinsip2 yang perlu di perhatikan dalam pemberian asuhan keperawatan
pada keluarga :
e) Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.
f) Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan
keluarga.
g) Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap
perkembangan keluarga.
h) Menerima dan mengakui struktur keluarga.
Sumber : Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga Riset, Teori, dan
h. Apa yang menyebabkan anak Sering membolos dan apa yang harus
dilakukan sekolah dan orangtua untuk menghadapinya?
Jawaban : Cissinstia Putri Damayanti
Secara umum faktor-faktor penyebab siswa membolos, yaitu lingkungan
dan hubungan keluarga, diri sendiri, sekolah dan lingkungan
sekolah,tekanan kelompok teman sebaya dan pengaruh media. penyebab
tertinggi siswa membolos adalah pengaruh media dan keluarga pihak
sekolah hendaknya menyediakan sarana berupa media pembelajaran bagi
siswa sehingga mendukung siswa untuk dapat menikmati fungsi media yang
sebenarnya, sebagai sumber informasi serta sumber edukasi bagi siswa.
guru bimbingan konseling dapat membuat program prefentif berupa
bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok serta program kuratif dengan
konseling kelompok pendekatan behavioral. Orang tua hendaknya
menyediakan waktu bagi anaknya untuk diskusi tentang dampak positif dan
negatif dari media dan memberikan waktu untuk berdisuki bersama , serta
memberikan pemahaman kepada anak mengenai penggunaan media secara

17
positif. (Jurnal faktor penyebab siswa membolos,jakarta Hety Yulianth
2012)
i. Apa saja yang harus dilakukan oleh keluarga dan perawat untuk mengatasi
anak yang memiliki gangguan emosi atau perilaku seperti sering
membantah perkataan orang tua?
Jawaban : Deta Arinda Putri
1) Pendekatan Perilaku difokuskan pada penyediaan lingkungan belajar
yang sangat terstruktur dan bahan pengajaran untuk anak-anak; Perilaku
siswa diukur dengan tepat; Intervensi dirancang dan dilaksanakan untuk
meningkatkan atau mengurangi perilaku; Kemajuan tujuan diukur
dengan hati-hati dan sesering mungkin.
2) Pendekatan Ekologi; Masalah anak dipandang sebagai hasil dari interaksi
dengan keluarga, sekolah dan masyarakat. Anak atau remaja bukan satu-
satunya fokus perawatan. Keluarga, sekolah, lingkungan, dan masyarakat
juga akan diubah dalam rangka untuk meningkatkan interaksi.
Pendekatan ini diaplkasikan dalam bentuk penanganan Intervensi
Keluarga. Dalam penanganan ini dilakukan pelatihan manajemen pola
asuh (PMP), di mana para orang tua diajari untuk mengubah berbagai
respons terhadap anak-anak mereka sehingga perilaku prososial dan
bukannya perilaku antisocial dihargai secara konsisten. Para orang tua di
ajarkan teknik-teknik seperti penguatan positif bila si anak menunjukkan
perilaku positif dan pemberian jeda serta hilangnya perlakuan istimewa
bila ia berperilaku agresif atau antisocial. Dukungan terapeutik bagi
anak-anak diberikan melalui psikoterapi individu, terapi bermain, dan
program pendidikan khusus untuk anak-anak yang tidak mampu
berpartisipasi dalam sistem sekolah yang normal. Metode pengobatan
perilaku pada umumnya digunakan untuk membantu anak dalam
mengembangkan metode koping. Terapi keluarga dan penyuluhan
keluarga. Penting untuk membantu keluarga mendapatkan keterampilan
dan bantuan yang diperlukan guna membuat perubahan yang dapat
meningkatkan fungsi dari semua anggota keluarga.

18
3) Pendekatan Sosial-Kognitif Anak diajarkan interaksi antara pengaruh
lingkungan dan / perilakunya. Pendekatan sosial kognitif ini di
implementasikan dalam bentuk penanganan Penanganan Kognitif, yaitu
terapi kognitif individual bagi anak-anak yang mengalami gangguan
tingkah laku dapat memperbaiki perilaku mereka, meskipun tanpa
melibatkan keluarga. Contohnya, mengajarkan keterampilan kognitif
kepada anak-anak untuk mengendalikan kemarahan mereka
menunjukkan manfaat yang nyata dalam membantu mereka mengurangi
perilaku agresifnya. Dalam pelatihan pengendalian kemarahan, anak-
anak yangagresif diajari cara pengendalian diri dalam berbagai situasi
yang memancing kemarahan. Strategi lain memfokuskan pada
kurangnya perkembangan moral pada anak-anak dengan gangguan
tingkah laku. Mengajarkan keterampilan penalaran moral kepada
kelompok remaja yang mengalami gangguan perilaku di sekolah cukup
berhasil.
4) Pendekatan Psikoedukasional; Pandangan psikoanalitik digabungkan
dengan prinsip-prinsip mengajar, dengan perlakuan diukur terutama
dalam hal belajar; memenuhi kebutuhan individu anak ditekankan
seringkali melalui proyek-proyek dan seni kreatif.
(Jurnal gangguan prilaku pada anak dan implikasinya terhadap
perkembangan anak usian sekolah, Ani Siti Anisah (2012))
j. Apakah dengan adanya kunjungan perawat dapat membantu
mengoptimalkan tugas perkembangan keluarga Tn. S?
Jawaban : Desta Elfani
Kemandirian keluarga dengan hasil yang maksimal, perlu peningkatan
pelayanan keperawatan keluarga dalam bentuk home care secara
berkesinambungan sehingga kemandirian keluarga dalam mengenal dan
mengatasi masalah kesehatan di keluarganya semakin meningkat Peran
perawat adalah harapan yang diinginkan oleh pasien dari tingkah laku
perawat dalam menjalankan tugasnya. Perawat mempunyai peranan dalam
berinteraksi dengan pasien yang dapat mempengaruhi kesehatan sehingga

19
pasien memiliki derajat kesehatan yang lebih tinggi (Suryadi, 2013). Peran
perawat adalah tingkah laku perawat yang diharapkan oleh orang lain untuk
berproses dalam sistem sebagai pemberi asuhan, pembela pasien, pendidik,
koordinator, kolaborator, konsultan, dan pembaharu (Ali, 2002).Salah satu
peran perawat dalam memenuhi kebutuhan rasa aman pasien adalah peran
sebagai pendidik. Perawat sebagai pendidik bertugas memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga dalam upaya untuk
menciptakan perilaku yang menunjang kesehatan (Asmadi, 2008). Hasil
penelitian yang terkait dengan peran perawat sebagai pendidik dan
pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien adalah penelitian Duffield’s (2007,
dalam Sayers, 2011) menunjukkan bahwa perawat yang menggunakan
perannya sebagai pendidik akan membuat pasien merasa aman. Jadi dengan
adanya kunjungan perawat ke dalam masyarakat dapat meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang perkembangan dalam keluarga
(Menurut penelitian Meilianingsih dan Setiawan (2016), Untuk mencapai
tingkat)
k. Dalam materi tahap keluarga terdapat 8 tahap keluarga, tehap berapakah
dalam kasus tersebut dan apa sajakah tugas dan pelayanan yang belum
terpenuhi?
Jawaban : Dela Amelia Nursaleha
Tahap 3 (keluarga dengan anak sekolah )usia 5-13 tahun
Tugas dan pelayanan yang belum terpenuhi
1) Tugas
a) Mensosialisasikan anak anak
b) Mempertahan hubungan yang memuaskan
c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik keluarga
2) Pelayanan
a) Kesehatan anak
(Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen
Publishing)

20
7. Hasil Reporting berdasarkan Learning Objective :
a. Definisi keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yangtergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan RI, 2014). Keluarga adalah anggota rumah tangga
yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan
(WHO, 2012).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah
ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),
tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

b. Tipe keluarga
Menurut Friedman (2010) pembagian tipe kularga bergantung pada
konteks kelilmuan dan orang yang mengelompokkan. Secara tradisional
keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti yang ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek,
nenen, bibi, paman).
3) Keluarga adopsi adalah sebuah cara lain untuk membentuk keluarga
dengan menyerahkan secara sah tangungjawab sebagai orangtua
seterusnya dari orangtua kandung ke orangtua adopsi dengan

21
menimbulkan suatu keadaan saling menguntungkan baik bagi orangtua
mapun anak.
4) Keluarga asuh adalah sebuah layanan kesejahteraan anak yaitu anak
ditempatkan di rumah terpisah dari salah satu orangtua atau kedua
orangtua kandung untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan fisik
serta emosional mereka.
5) Keluarga orangtua tunggal yaitu keluarga dengan ibu atau ayah sebagai
kepala keluarga.
6) Dewasa lajang yang tinggal sendiri.
7) Keluarga dengan orangtua tiri yaitu keluarga yang menikah lagi yang
dapat terbentuk atau tanpa anak dan keluarga yang terbentuk kembali.
8) Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah perceraian
yaitu anak merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri
atas dua rumah inti maternal atau paternal, dengan keragaman dalam hal
tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap rumah
tangga.
9) Cohabiting familyadalah pasangan kumpul kebo.
10) Keluarga homo seksual adalah ikatan dua atau lebih individu yang
berbagi orientasi seksual yang sama atau minimal ada satu orang homo
seksual yang memelihara anak.

c. Fungsi keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu
1) Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :

22
a) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
b) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
2) Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam
hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
3) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
4) Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan
tempat tinggal.
5) Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

23
d. Tahap dan tugas perkembangan keluarga
1) Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu
suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing, secara psikologi keluarga
tersebut membntuk keluarga baru. Suami istri yang membentuk
keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan yang baru
karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi
seharihari. Masing-masing pasangan menghadapi perpisahan dengan
keluarga orangtuanya dan mulai membina hubungan baru dengan
keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-masing. Masing-masing
belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya. Misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pasi, bekerja
dan sebagainya. Hal ini yang perlu diputuskan adalah kapan waktu yang
tepat untuk mempunyai anak dan berapa jumlah anak yang diharapkan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:
a) Membina hubungan intim dan memuaskan.
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
d) Menetapkan tujuan bersama.
e) Merencanakan anak (KB)
f) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orangtua.
Masalah Kesehatan Yang Muncul : Penyesuaian seksuaal dan
peran perkawinan, aspek luas tentang KB, Penyakit kelamin baik
sebelum/sesudah menikah. Konsep perkawinan tradisional : dijodohkan,
hukum adat. Tugas Perawat : membantu setiap keluarga untuk agar
saling memahami satu sama lain.

24
2) Tahap perkembangan keluarga dengan kelahiran anak pertama (child
bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu
disiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas
perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi
perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Masalah
yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan merasa
diabaikan karena faktor perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi.
Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya.
Tugas perkembangan pada masa ini antara lain:
a) Persiapan menjadi orangtua.
b) Membagi peran dan tanggung jawab.
c) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan. .
d) Mempersiapkan dana atau biaya untuk child bearing.
e) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
f) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
g) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
Masalah kesehatan keluarga : Pendidikan maternitas fokus
keluarga, perawatan bayi, imunisasi, konseling perkembangan anak,
KB, pengenalan & penanganan masalah kesehatan fisik secara dini.
Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu & anak.
3) Tahap keluarga ketiga dengan anak pra sekolah (famillies with
preschool)
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orangtua beradaptasi
terhadap kebutuhan- kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam
meningkatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini

25
sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada orangtua. Kedua orang
tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhn anak,
suami/istri, dan pekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi.
Orangtua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan
perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan
langgeng dengan cara menguatkan kerja sama antar suami istri. Orang
tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan individual
anak, khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan anak pada
fase ini tercapai.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling
repot).
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
Masalah kesehatan keluarga : Masalah kesehatan fisik : penyakit
menular, jatuh, luka bakar, keracunan & kecelakaan dan lain- lain.
4) Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (famillies with
children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah
pada usia 6 tahun dan beakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat
sibuk. Selain aktifitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas
dan minat sendiri demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas
yang berbeda dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk

26
mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orangtua) perlu
belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk
bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
a) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan
semangat belajar.
b) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis
dalam perkawinan.
c) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
d) Menyediakan aktifitas untuk anak.
e) Menyesuaikan pada aktifitas kemunitas dengan mengikutsertakan
anak.
Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu: Kecelakaan dan
injuri pada anak, Kanker terutama leukemia pada usia 1-14 tahun,
Bunuh diri, HIV-AIDS. Peran perawat pda tahap ini adalah: diskusi
keselamatan anak dengan orangtua, melakukan screening atau
pemeriksaan diri melalui riwayat kesehatan dan pemeriksaan diri.
5) Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (familles with teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Tugas perkembangan pada
tahap ini antara lain:
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat
otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka anatara anak dan orangtua,
hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

27
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Masalah-masalah kesehatan : Masalah kesehatan fisik keluarga
biasanya baik,tapi promosi kesehatan tetap perlu diberikan. Perhatian
gaya hidup keluarga yang sehat : penyakit jantung koroner pada
orangtua (usia 35 th ). Pada remaja : kecelakaan, penggunaan
obatobatan,alkohol, mulai menggunakan rokok sebagai alat pergaulan,
kehamilan tidak dikehandaki. Konseling Dan pendidikan tentang sex
education menjadi sangat penting. Terdapat beda persepsi antara
orangtua dengan anak remaja tentang sex education : konseling harus
terpisah antara orangtua dengan anak Persepsi remaja tentang sex
education: uji kehamilan, AIDS, alat kontrasepsi dan aborsi.
6) Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching
center famillies)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak pada keluarga atau
jika anak belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan
utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk
tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga
mempesiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri
dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua anak
meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina
hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orangtua akan merasa
kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa ksong karena
anakanaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan
ini orangtua perlu melakukan aktifitas kerja, meningkatkan peran
sebagai pasangan, dan tetap memelihara hubungan dengan anak. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
a) Memperluas keluarga int menjdi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.

28
c) Membantu orangtua suami atau istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua.
d) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak.
e) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
f) Berperan sebagai suami, istri, kakek dan nenek.
g) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya.
Masalah kesehatan : Masalah komunikasi anak dengan orangtua,
perawatan usia lanjut, masalah penyakit kronis, Hipertensi, Kolesterol,
Obesitas, menopause, DM, Dll
7) Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age afamilles)
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada
tahap ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus
untuk mempertahankan kekuatan dengan berbagai aktifitas. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:
a) Mempertahankan kesehatan.
b) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah
minat sosial dan waktu santai.
c) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua.
d) Keakraban dengan pasangan.
e) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
f) Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan keakraban
pasangan.
Masalah kesehatan : Kebutuhan Promosi Kesehatan : istirahat
cukup, kegiatan waktu luang dan tidur, nutrisi, olahraga teratur, berat
badan ideal, smoking. Masalah hubungan perkawinan, komunikasi
dengan anak-anak dan teman sebaya, masalah ketergantungan
perawatan diri.

29
8) Tahap kedelapan keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia
lanjut dan pensiun merupakan ralitas yang tidak dapat dihindari karena
berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dialami keuarga.
Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai
hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya
produktifitas dan fungsi kesehatan. Mempertahankan penataan
kehidupan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada
tahap ini. Usia lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal dirumah
sendiri daripada tinggal bersama anaknya. Tugas perkembangan pada
tahap ini adalah:
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik, dan pendapatan.
c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat.
e) Melakukan life review
f) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian. (Suprajitno, 2012).
Masalah kesehatan pada tahap ini yaitu : Menurunnya fungsi dan
kekuatan fisik, sumber-sumber financial yan tidak memadai, isolasi
sosial, kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami lansia
menunjukan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia. Peran perawat
pada tahap ini yaitu: memfasilitasi perawatan kesehatan bagi lansia.

e. Peran perawat keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan
keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan
masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga

30
melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno,
2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga
adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :
1) Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri.
b) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif
dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program
kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi
tumpang tindih dan pengulangan.
3) Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
4) Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga
5) Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara
terbuka dapat dipercaya.
6) Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
7) Fasilisator

31
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8) Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat
sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
9) Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

32

Anda mungkin juga menyukai