Anda di halaman 1dari 9

“Perkembangan Psikososial Toddler”

Kelompok 2
AFRIYANI DELLA APRIYANTI
EKA KURNIA SARI

DUWI MARDA
ALVIN JUNIAWAN
LENNY

BARLIAN NURCHOLIS

Dosen Pembimbing : Inne, S.Kep., NS., M.Kep


 
Toddler merupakan anak
anak usia 1-3 tahun yang dapat
dilihat peningkatan ukuran
tubuh terjadi secara bertahap
bukan secara linier yang
menunjukan karakteristik
percepatan atau perlambatan
dalam tumbuh kembang
(Muscari, 2005).

DEFINISI
TODDLER Tindakan yang dapat
dilakukan pada periode ini
dengan menganjurkan anak
untuk melakukan perawatan
diri sendiri, memberi stimulasi
untuk berbicara, memberi
kesempatan anak untuk
bermain dengan teman sebaya,
dan berperan aktif dalam
perawatan anak (Hidayat,
2009).
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Anak Usia Toddler

Pertumbuhan Perkembangan
• kenaikan berat badan 1,5-2,5 kg Perkembangan kognitif menurut
• panjang badan 6-10 cm Piaget :
• kenaikan lingkar kepala hanya 2cm • Tahap sensori motor, umur 0-2 tahun
• pertumbuhan gigi susu termasuk gigi dengan perkembangan kemampuan
graham pertama, dan gigi taring dalam mengasimilasi dan
sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 mengakomodasi informasi dengan
buah cara melihat, mendengar, menyentuh,
dan aktifitas motorik
• Tahap pra operasional, umur 2 tahun
dengan perkembangan kemampuan
mengoperasionalkan apa yang
dipikirkan melalui tindakan dalam
pikiran anak, perkembangan anak
masih bersifat egosentrik
Perkembangan
Psikososial

Kepercayaan Dasar Vs Kecurigaan dasar (awal pra kanak-kanak (0-2 tahun)


Pada usia ini anak sangat tergantung pada ibu atau orang yang dianggap ibu. Ibu menjadi sumber kasih
sayang dan memenuhi kebutuhan anak

Otonomi Vs rasa malu dan ragu-ragu (akhir masa pra kanak-kanak, sekitar 2-4 tahun)
Pada fase ini anak mulai belajar untuk berdiri sendiri (otonomi). Untuk itu orang tua diharapkan dapat
bertindak tegas tetapi melindungi, mendukung dan memberi kesempatan keinginan otonomi serta
melindungi dari keraguan dan rasa bersalah

Menurut ki fudyartanta (2012). Periode otonomi vs perasaan malu dan keragu-raguan:


Kualitas ego yang timbul
Pada tahap maskular-anal ini anak mempelajari :
• Apakah yang diharapkan dari dirinya
• Apakan kewajiban-kewajiban dan hak-haknya
• Apakah pembatasan-pembatasan yang dikenakan pada dirinya
 
Next…
• Nilai yang menonjol
Kemauan diri yang terlatih pada anak itu sendiri. caranya kemauan anak berkembang ialah:
– Anak-anak belajar dari diri sendiri dan orang lain mengenai apa yang diharapkan dan
yang tidak diharapkan.
– Dengan kemauan maka menyebabkan anak secara bertahap mampu menerima peraturan-
peraturan hukum dan kewajiban.
– Unsur-unsur kemauan bertambah secara berangsur-angsur melalui pengalaman-
pengalaman yang melibatkan kesadaran dan perhatian. Karena kemauan olah (belajar)
kemampuan untuk:
 Membuat pilihan-pilihan bebas.
 Memutuskan sesuatu dari berbagai pilihan.
 Bertindak untuk melaksanakan pilihan tadi
• Bahayanya
Sebaliknya, jika anak-anak kehilangan kontrol diri dapat
menyebabkan perasaan malu dan ragu- ragu,yang juga dapat
bersifat menetap.
 
Next…
• Ritualisasi tahap kedua
Erikson menyebut ritualisasi tahap kedua dari perkembangan psikososial anak adalah bersifat kebajikan
atau judicious. Hal ini disebabkan oleh:
– Anak mulai menilai diri sendiri
– Anak mulai menilai orang lain
– Anak mengembangkan kemampuan menghayati suatu rasa benar atau salah padatindakan-tindakan
dan kata-kata tertentu
– Hal tersebut menyiapkan anak untuk mengalami perasaan bersalah dalam tahap berikutnya
– Anak juga belajar membedakan antara “jenis kami” dan orang-orang lain yangdinilai berbeda
– Orang-orang lain yang tidak sama dengan jenisnya sendiri secara otomatis dinilaisalah atau buruk
• Ritualisme
Jika terjadi penyimpangan dari ritualisasi tahap kedua ini, ritualismenya disebut legalisme, yakni :
– Mengagung-agungkan huruf ketentuan hukum dari pada semangat hukumnyasendiri.
– Mengutamakan hukuman dari pada balas kasihan
• Karakteristik toddler normal
– Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekelilingnya
– Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing terhadap temannya
– Memperlihatkan minat terhadap apa yang dikerjakan anak lain dan bermaindengan mereka.
– Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluarkeluarganya.
Pola Perilaku Anak

Pola Perilaku Anak yang Pola Perilaku Anak yang Tidak


Sesuai Sesuai
• Pola perilaku sosial anak • Negativisme
– Meniru • Agresive
– Persaingan • Pertengkaran
– Kerja sama • Mengejek dan menggertak
– Simpati • Perilaku sok kuasa
– Empati • Egosentrisme
– Dukungan sosial • Prasangka
– Membagi • antagonisme
Faktor-faktor Yyng Mempengaruhi
Perkembangan Anak

Menurut Soetjiningsih (1998), ada beberapa faktor yang mempengaruhi


perkembangan motorik anak, antara lain sebagai berikut :
• Gizi ibu pada waktu hamil
• Status gizi
• Stimulasi
• Pengetahuan ibu

Anda mungkin juga menyukai