Anda di halaman 1dari 12

“PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

DEWASA TENGAH 30-60 TAHUN”


Kelompok : VII
Ario Suganda : 21117018
Atika Nurfitria : 21117020
Cissinstia Putri : 21117026
Citra Andera : 21117027
Meri Rizki Sani : 21116109
“PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DEWASA
TENGAH 30-60 TAHUN”

Dalam artikel ini Universitas Psikologi akan


membahas bagaimana perkembangan
psikososial yang terjadi pada masa dewasa
madya. Masa dewasa madya ini berkisar antara
usia 40-60 tahun. Pada umumnya manusia pada
periode ini sudah mapan, berkeluarga, dan
memiliki anak.
Model Tahapan Normatif

A. Generatif vs Stagnasi
Orang dewasa yang sudah berhasil adalah mereka
yang mampu memberikan ‘sesuatu’ kepada keturunan
mereka untuk melangsungkan generasinya, bagi orang
dewasa yang tidak mampu melakukannya akan
mengalami stagnasi atau kemandegan.
Orang dewasa memamerkan kemampuan generatifnya
dikala mereka mampu menyediakan bimbingan pada
orang yang lebih muda dan menjauhkan diri dari
mementingkan diri sendiri (Weiten & Llyod, 2006).
B. Indivisuasi dan Transenden : Jung
Carl Gustav Jung memberikan suatu konsep bagi
orang paruh baya. Konsep tersebut dinamakannya
individuasi, yaitu kemunculan diri sejati seseorang
melalui keseimbangan atau integrasi bagian-bagaian
kepribadian yang bertentangan meliputi bagian-
bagian yang sebelumnya diabaikan.

C. Teori transformasi Gould


Roger Gould percaya bahwa masa paruh usia sama
bergejolaknya dengan masa remaja (Santrock, 1995).
D. Teori Valliant dan Levinson
Valliant dan Levinson keduanya menjelaskan perlaihan
besar yang terjadi pada masa paruh baya. Orang pada usia
30-an memperjuangkan pekerjaan, mengatur kembali
kehidupan secara drastis di usia 40-an dan ke kematangan
dan stabilitas yang relatif di usia 50-an.

E. Jam Sosial
Perkembangan kepribadian orang dewasa tidak
bergantung pada usia dibandingkan dengan peristiwa hidup
yang penting, masa paruh baya ditandai dengan peran-peran
sosial seperti melepaskan anak, menjadi kakek-nenek,
perubahaan pekerjaan dan menghadapi pensiun (Papalia,
Olds & Feldman, 2009).
Persoalan Usia Paruh Baya
A. Krisis Paruh Baya (midlife crisis)
Krisis Paruh Baya (midlife crisis) merupakan masa hidup penuh
stress yang dipicu oleh pengkajian dan evaluasi kembali selama masa
lalu seseorang (Papalia, Olds & Feldman, 2009).

B. Perkembangan Identitas
Ketika seseorang menemukan sesuatu yang baru kemudian
menyesuaikannya dengan konsep diri yang sudah ada, maka orang
tersebut telah mengalami asimilasi identitas. Jika ternyata
pengalaman yang baru tersebut tidak sesuai dengan konsep diri yang
sudah ada dan menyesuaikannya (konsep diri) dengan pengalaman
nyata, maka orang tersebut telah melakuakan akomodasi identitas.
Psikologi Naratif
Psikologi naratif memberikan gambaran
bahwa usia paruh baya adalah usia untuk
merenungi, memikirkan bahkan memperbaiki
kehidupan sebelumnya.
Psikologi naratif memberikan fungsi
eksploratif dimana tertuju pada pemahaman diri
dan orang lain yang matang dan rumit serta
fungsi instrinsik yang berfungsi untuk
kesejahteran dan kebahagiaan keduanya; diri
dan orang lain (Papalia, Olds & Feldman, 2009).
IDENTITAS DAN PERAN GENDER
A. Emosi
Penelitian MIDUS menunjukkan adanya
penurunan secara bertahap dalam hal emosi
negatif, seperti marah, takut dan gelisah.
(Papalia, Olds & Feldman, 2009).
B. Kepuasan Hidup
Bagi orang yang paruh baya keadaan fisik yang masih
berfungsi baik memberikan rasa kesejahteraan begitupun
dengan kemampuan untuk bersyukur dan menikmati
hidup.

C. Generatifitas dan Kesejahteraan Psikososial


mereka yang mampu memberikan ‘sesuatu’ bagi
generasi sebelumnya. Jung mengatakan generatif adalah
tanda kematangan individu. Generatif juga menyangkut
dengan hubungan dengan orang lain. Orang yang generatif
secara komunal adalah mereka yang mampu memberikan
teladan dan mau terlibat dalam kegiatan sosial.
D. Kepuasan Pernikahan
Kepuasan pernikahan dipengaruhi oleh
kondisi mental tiap-tiap psangan (Papalia, Olds
& Feldman, 2009).

Dalam penelitian terhadap 774 pasangan


menikah, tingkat kecemasan, trauma dan
depresi mempengaruhi tingkat kepuasan
pernikahan. Bagi pasangan yang tidak mampu
berbagi maka akan rentan terjadi perceraian

Anda mungkin juga menyukai