Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada
prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat
bantunya. E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru
di Indonesia (Tafiardi, 2005).
Definisi E-Learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang
diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.
Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk
mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu, istilah
e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses
belajar mengajar yang ada di sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh
teknologi internet (Purbo & Hartanto, 2002).
E-learning ini sendiri mempunyai beberapa karakteristik seperti yang telah dikemukakan oleh
Suyanto (2005) mengemukakan 4 karakteristik e-learning yang terdiri dari:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana pengajar dan peserta didik, peserta
didik dan peserta didik, ataupun pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi
dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan jaringan komputer).
3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri yang dapat disimpan di komputer
sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang
bersangkutan membutuhkannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal
yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di
komputer.
Dengan demikian, e-learning itu dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam pembelajaran yang
mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dengan karakteristik-karakteristik seperti memanfaatkan jasa teknologi,
memanfatkan keunggulan komputer, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, dan
memanfaatkan jadwal belajar yang dapat dilihat pada komputer, serta memberikan fasilitas
yang dapat diakses oleh pengajar dan peserta didik/mahasiswa secara pribadi
Komponen e-learning
c. Konten e-learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-
based Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang
memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text-
based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org,
ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS)
sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun.
Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan
proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing
siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi
dan proses belajar mengajar.
Manfaat e-learning
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi
pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik,
maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya
dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa?
Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik
yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada
pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani
mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan
pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas.
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses
oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan
sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan
pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu
menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur.
Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini,
Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian
materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan
pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas
untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik”.
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau
melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan
tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja,
seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet.
Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai
terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian
juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari
instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus
secara teratur memotivasi peserta didiknya.
Secara lebih rinci, Smaratungga (2009) mengungkapkan manfaat e-learning yang dapat dilihat
dari dua sudut yaitu:
Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah
menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-learning akan memberikan
manfaat kepada peserta didik yang:
a. Kelebihan e-learning
Menyadari bahwa melalui internet dapat ditemukan berbagai informasi yang dapat diakses
secara mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu
kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan
cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di internet (Triluqman,
2007).
Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur,
memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan
terbuka dan jarak jauh, kelebihan e-learning antara lain dapat disebutkan sebagai berikut
(Triluqman, 2007):
b. Kekurangan e-learning
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan antara lain dapat disebutkan sebagai berikut (Triluqman,
2007):
1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik bahkan antar-peserta didik itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
belajar-mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran pendidik dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional.
5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan
masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
7. Kurangnya penguasaan komputer.
Filosofis e-learning
Menurut Cisco (dalam Suyanto,2005) ada beberapa filosofis dari e-learning, yaitu:
Hartanto, A. A., & Purbo, O. W. (2002). Buku pintar internet teknologi e-learning berbasis PHP dan MySQL.
Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Smaratungga. (2009). [online] Available FTP: http://smaratungga.ning.com. Tanggal akses: 21 Mei 2009.
Suyanto. (2005). [online] Available FTP: http://www.ipi.or.id/elearn.pdf. Tanggal akses 15 Februari 2009.
Febrian, J. (2004). Kamus komputer dan teknologi informasi. Jakarta: Penerbit Informatika.
Tafiardi, Drs. (2005). Meningkatkan mutu pendidikan melalui e-learning. Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/
Th.IV.
Nugroho, W. A. (2007). [online] Available FTP: http://www.ilmukomputer.com. Tanggal akses: 16 Januari 2009.
PENGGUNAAN E-LEARNING SEBAGAI PERAN
Widyaiswara Madya
Abstrak
Selain komputer dan jaringan internet, yang berperan dalam e-learning adalah
producer yaitu yang membuat konten (tulisan, gambar, video, animasi), host yaitu
penyedia e-learning melalui jaringan internet (browser), dan learner yaitu
pemakai/pengguna e-learning (mahasiswa, peserta didik, pengguna umum, dan
sebagainya).
Yang perlu diperhatikan pada saat memilih internet untuk kegiatan pembelajaran
adalah analisis kebutuhan. Apakah berfungsi sebagai tambahan, pelengkap atau
pengganti pembelajaran tatap muka. Selain itu ketersediaan internet dan
infrastrukturnya, tenaga pelaksana, dan keuntungan menggunakan e-learning.
PENDAHULUAN
Cara manusia melakukan kegiatan atau aktivitas di semua bidang dipengaruhi oleh
pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Di tempat kerja untuk
menyelesaikan pekerjaan yang rumit, menganalisis data, mengambil keputusan,
berkomunikasi dengan rekan sudah pasti menggunakan komputer dan internet.
Dalam rumah tangga, menikmati hiburan dengan menonton, menciptakan, dan
berpartisipasi di berbagai media, membuat keputusan untuk membeli sesuatu dengan
mencari informasi di internet, saling berhubungan dengan teman dan keluarga
melalui berbagai macam teknologi.
Bahkan untuk memenuhi kewajiban sebagai warga negara misalnya membayar pajak
juga sudah memanfaatkan TIK.
Dalam dunia pendidikan atau sekolah, TIK sudah digunakan untuk mengerjakan tugas-
tugas rumit dan penuh tantangan, sebagai sumber belajar, untuk membuat
keputusan, memecahkan masalah, dan menciptakan gagasan baru.
Menurut Resnick (2002), ada 3 hal penting yang terkait dengan modernisasi
pendidikan :
2. Apa yang kita pelajari, apakah kurikulum telah sesuai dengan kebutuhan peserta
didik dan apakah kurikulum telah dirancang untuk menyiapkan peserta didik untuk
hidup dan bekerja pada masa yang akan datang. Perkembangan TIK yang sangat pesat
mewarnai masa depan, TIK juga mengubah tidak hanya terhadap apa yang seharusnya
dipelajari oleh peserta didik, tetapi juga apa yang dapat dipelajari. Sangat
mungkinbanyak hal yang seharusnya atau dapat dipelajari peserta didik tetapi tidak
bisa dimasukkan ke dalam kurikulum karena “ruang” yang terbatas atau
kompleksitas yang tinggi dalam mengajarkannya.
3. Kapan dan dimana belajar dilakukan: belajar bisa dilakukan dimana saja dan
kapan saja, tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.
WHAT IS E-LEARNING ?
FUNGSI E-LEARNING
1) Suplemen (tambahan)
2) Komplemen (pelengkap)
KELEBIHAN E-LEARNING
KEKURANGAN E-LEARNING
1. Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu
sendiri.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3. Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT (information, communication, dan technology).
5. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan
dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
6. Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.
7. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
8. Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi
peserta didik.
9. Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar,
dan video karena peralatan yang tidak memadai.
10. Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.
11. Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan dan
fitur pertanyaan diperlukan.
12. Peserta didik dapat merasa terisolasi.
Yang berperan dalam e-learning dapat dianalogikan seperti gambar di bawah ini.
Aplikasi/Tools e-learning
KESIMPULAN :
Referensi :
Karakteristik E-Learning
Sebagai sebuah metode belajar tentu saja e-learning juga memiliki kelebihan dan kekurangan
dibandingkan metode belajar yang lain. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan e-learning :
1. Kelebihan E-Learning
E-Learning memiliki banyak kelebihan diantaranya, yaitu lebih mudah diserap, efektif dalam
biaya, lebih ringkas, tersedia 24 jam perhari dan 7 hari/minggu (Tjokro, 2009, hlm.187).
Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks,
animasi, suara,video.
Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu insruktur, tidak perlu minimum audiensi,
bias dimana saja, bias kapan saja, murah untuk diperbanyak.
Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata
pelajaran sesuai kebutuhan.
Tersedia 24 jam/hari dan 7 hari/minggu, artinya penguasaan materi tergantung pada semangat
dan daya serap siswa, bias dimonitor, bias diuji dengan e-test.
2) Kekurangan E-Learning
Berikut ini adalah kekurangan yang biasanya terdapat pada sistem pembelajaran e-
learning (Efendi, 2008, hlm.140):
Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan anatar pelajar itu sendiri.
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan sebaliknya
membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
Proses belajar mengajar cenderung kea rah pelatihan daripada pendidikan.
Berubahnya peran pengajar dari semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan
ICT (Information, Communication, and Technology).
Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan
masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang menguasai internet.
Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta
didik.
Peserta didik bias frustasi jika mereka tidak dapat mengakses grafik, gambar, dan
video karena peralatan yang tidak memadai.
Tersedianya infrastrruktur yang bisa dipenuhi.
Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga panduan dan fitur
pertanyaan diperlukan.
Peserta didik dapat merasa terisolasi.
Referensi
Allen, M. (2013). Michael's Guide to E-Learning. Canada: John Wiley & Sons.
Efendi, N. F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Tjokro, S. L. (2009). Presentasi yang Mencekam. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Arlisnayanti08
Sabtu, 30 Maret 2013
MAKALAH E-LEARNING
Disusun Oleh :
NI MADE LISNAYANTI A 401 11 065
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “E-LEARNING” tepat pada waktunya. Makalah
Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut secara
mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu
dosen serta teman-teman mahasiswa yang telah memberikan bimbingan serta partisipasinya
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, dan kami
mengarapkan saran serta kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia Pendidikan telah mengalami kemajuan pesat seiring dengan kemajuan Teknologi
Informasi. Akibatnya, metode pendidikan lama atau konvensional dirasakan menjadi kurang
efektif karena terbentur masalah ruang dan waktu. Dan Teknologi Informasi menawarkan
disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan
dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas
untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas dan kemandirian mahasiswa, serta
berikut :
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam
proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai
sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
1. Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan
teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003).
melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
pelajaran di kelas.
3. William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang
E-Learning berasal dari perpadanan dua kata yakni ‘e’ dan ‘learning’. ‘e’ merupakan
singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik
learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi internet dalam
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media
elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya
adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan
disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan
pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan
diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana,
misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
2. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar
mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum
diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan
manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan
Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita
manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content
(konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks
seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System
(LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif
SMA dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan
insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology
yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-
Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan
proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing,
siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses
belajar mengajar.
1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-
learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov,
2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul
dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi
internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang
dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat
membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu
dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan
oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner)
informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia ,
video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih
a. Suplemen
memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini,
tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan
b. Komplemen
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas. Sebagai
penguatan (reinforcement) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan
(enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami
materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan
kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus
peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan sebagai
program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi
pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan
untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang
untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran
c. Pengganti (substitusi)
mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih peserta didik tidak menjadi
masalah dalam penilaian, karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapatkan
pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program
perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau
bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan
memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu
sekolah ataupun universitas yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tujuan pembelajaran
E-Learning adalah :
1. Siswa atau mahasiswa dapat belajar mandiri tanpa harus bertatap muka langsung denga guru
atau dosen yang bersangkutan. Contoh universitas yang memilih metode pembelajaran E-
Learning sebagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehari-hari yaitu
2. Siswa atau mahasiswa mendapatkan materi pembelajaran mereka tanpa harus membeli buku
aslinya.
Materi pembelajaran mereka ada di dalam E-Book dan E-Book ada di dalam sebuah CD
atau DVD. E-Book tersebut nantinya akan berisi materi-materi yang sesuai dengan kurikulum
siswa atau mahasiswa tersebut. Maka dengan adanya ebook bisa menghemat siswa dalam biaya
1. Memanfaatkan jasa teknologi informasi dan komunikasi berupa internet sehingga penyampaian
pesan dan komunikasi guru dan siswa secara mudah dan cepat.
2. Memanfaatkan media komputer seperti jaringan komputer (computer networks atau digital
media).
5. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan
belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai
sumber informasi.
6. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
a. Meningkatkan interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi
pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik,
maupun antara peserta didik dengan bahan belajar. Hal tersebut berbeda dengan pembelajaran
yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada
pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran darimana dan kapan saja (time and place
flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses
oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan
sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach aglobal audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau
melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan
tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan sehingga, siapa saja, di mana saja, dan kapan
saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar juga dilakukan melalui internet.
Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak (software) yang
Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan
tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di
samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik
yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian
Jika kita menggunakan sistem pembelajaran berbasis e-learning, kita akan lebih mudah untuk
mencari dan mendapatkan materi atau info. Tinggal ketik apa yang kita cari, tunggu sebentar,
Kita bisa mendapatkan banyak sekali materi, tidak hanya dari dalam negeri, bahkan kita bisa
mencari materi yang berasal dari luar negeri yang tentunya akan menambah wawasan bagi kita
Jika ada tugas, kita bisa mencari bahan yang kita butuhkan dengan cepat. Tidak harus ke sana
ke mari untuk mendapatkan bahan yang kita butuhkan. Tinggal duduk di depan komputer atau
laptop, lalu cari yang kita butuhkan. Setelah itu, susun tugasnya dan selesai.
1. Pembelajar dapat belajar kapan dan dimana saja mereka punya akses internet.
4. Fleksibilitas untuk bergabung dalam forum diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas
5. Mampu memfasilitasi dan menerapkan gaya belajar yang berbeda melalui beragam aktivitas.
kemampuan belajar mandiri dan kepercayaan diri pembelajar serta mendorong pembelajar
9. Mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi, peserta didik dengan guru maupun
10. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang.
12. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan
13. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
1. Pembelajar yang tidak termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan terbelakang/tertinggal
dalam pembelajaran.
3. Pengajar tidak mungkin selalu dapat menyediakan waktu pada saat dibutuhkan.
4. Koneksi internet yang lambat dan tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi.
5. Beberapa subjek/mata kuliah bisa saja sulit direalisasikan dalam bentuk e-learning.
7. Pembelajar yang tidak familiar dengan struktur dan rutin software akan tertinggal.
8. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal
9. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
10. Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-
learning.
11. Bagi siswa yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
12. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini
13. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri sehingga
Seperti kita lihat di atas, peralatan teleconference yang mahal itu posisinya ada di
infrastruktur e-Learning (komponen pertama). Meskipun kalaupun tidak ada juga tidak
masalah. Lho kok bisa? Ya karena peralatan teleconference akan mendukung e-Learning yang
Synchronous tapi tidak untuk yang Asynchronous. Jadi metode penyampaian bahan ajar di e-
tempat berbeda. Nah peran teleconference ada di sini. Misalnya saya mahasiswa di Universitas
Ujung Aspal mengikuti kuliah lewat teleconference dengan professor yang ada di Stanford
University. Nah ini disebut dengan Synchronous e-Learning. Yang pasti perlu bandwidth besar
dan biaya mahal. Jujur saja Indonesia belum siap di level ini, dalam sudut pandang kebutuhan
maupun tingginya biaya. Tapi ada yang main hajar saja (tanpa study yang matang)
sudah terlanjur dibeli mahal hanya digunakan untuk coffee morning, itupun 6 bulan sekali
2. Asynchronous e-Learning: Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun
dalam waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-
Learning berupa Learning Management System dan content baik berbasis text atau multimedia.
Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Guru dan siswa bisa
Learning yang umum, Asynchronous e-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang
antara Metode Tradisional dan Metode E-Learning yaitu pada Metode Tradisional, seorang
guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu
dituntut untuk dapat mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan
3.2 SARAN
Setelah melakukan pembahasan penulis ingin memberikan masukan yang berupa saran
bahwa penulis mengharapkan apa yang menjadi makalah dengan tema ‘E-LEARNING‘ tidak
hanya menjadi suatu teori saja, namun dapat di praktekkan didalam kehidupan bermasyarakat
sebagai suatu pemahaman bahwa dalam persaingan yang ketat di era globalisasi seperti saat ini
Demikianlah Makalah yang sederhana ini saya buat untuk memenuhi syarat
Apabila ada kesalahan dan kekurangan baik isi dan kata-katanya saya mohon maaf, kritik
dan saran juga saya harapkan dari pembaca agar saya bisa membuat yang jauh lebih baik lagi
dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://kampungbiru.wordpress.com/e-learning/
http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=13&Itemid=39
http://e-dufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html
Glossary of e-Learning Terms, LearnFrame.Com, 2001
Darin E. Hartley, Selling e-Learning, American Society for Training and Development, 2001
Dublin, L. and Cross, J., Implementing eLearning: Getting the Most from Your Elearning
Romi Satria Wahono, Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas, Jurnal Teknodik No.
arlisnayanti.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ingin belajar atau melanjutkan sekolah keluar negeri, namun rasanya tidak
punya cukup waktu dan dana atau karena pekerjaan masih menumpuk dan karir sedang
melaju ? ingin menambah pengetahuan dan memperluas wawasan, tetapi sering kali
tidak sempat menghadiri seminar, kuliah ataupun workshop karena pekerjaan, kantor
dan keluarga tidak bisa ditinggal terlalu lama ? untuk orang-orang seperti diatas, ada
wawasan dan menggali ketrampilan baru tanpa harus meninggalkan pekerjaan yang
sekarang sedang mereka tekuni atau keluarga, salah satu opsi yang bias dicoba adalah
e-learning.
B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
ISI
E-LEARNING
learning termasuk dalam model pembelajaran individual. Menurut Loftus (2001) dalam
Siahaan (2004) kegiatan e-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan
belajar pada pendidikan konvensional, karena peserta didik memiliki kebebasan dan tidak
merasa khawatir atau ragu-ragu maupun takut, baik untuk mengajukan pertanyaan maupun
menyampaikan pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya yang secara fisik
(1) mempunyai motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memiliki komitmen untuk belajar
secara bersungguh-sungguh karena tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada diri
(2) senang belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar membaca demi pengembangan diri
membutuhkan penggantinya, atau yang membutuhkan materi pelajaran tertentu yang tidak
disajikan oleh sekolah konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat kelulusan
sehingga mengambil beberapa mata pelajaran lainnya melalui e-learning, serta yang terpaksa
Menurut Siahaan (2004), setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap
1. Suplemen (tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih,
apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak
ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki
2. Komplemen (pelengkap)
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam
apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi
pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi
Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang
telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila peserta didik yang
mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan
untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang
untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi pelajaran
3. Substitusi (pengganti)
Dikatakan sebagai substitusi apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar,
model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2)
sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya
melalui internet.
Ada beberapa pertimbangan untuk menggunakan e-learning dewasa ini, antara lain :
a. harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi diperlakukan
b. Peningkatan kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat dan
a. kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan dalam hal ini internet.
b. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya
c. tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami
kesulitan
e. adanya sikap positif pendidik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan
internet
f. adanya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta
belajar
g. adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar
Selain itu dalam Sembel, 2004, hal-hal yang perlu ada untuk
a. Subject Matter Expert (SME), merupakan nara sumber dari pembelajaran yang disampaikan.
b. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME
menjadi materi e-learning dengan memasukkan metode pengajaran agar materi menjadi lebih
c. Graphic Designer (GD), bertugas untuk mengubah materi teks menjadi bentuk grafis dengan
gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif, dan menarik untuk dipelajari.
d. Learning Management System (LMS), bertugas mengelola sistem di website yang mengatur
lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya, serta hal
lain yang berhubungan dengan pembelajaran, seperti tugas, nilai, dan peringkat ketercapaian
belajar siswa.
Keunggulan e-learning
E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena
a. Pengurangan biaya
b. Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama terhubung dengan internet.
d. Standarisasi. Dengan e-learning mengatasi adanya perbedaan yang berasal dari guru, seperti :
cara mengajarnya, materi dan penguasaan materi yang berbeda, sehingga memberikan standar
e. Efektivitas. Suatu studi oleh J.D Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi dari
f. Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat, karena pelajaran tersebut
Kendala-kendala e-learning
a. Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan tetapi
b. Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk
d. Desain materi. Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk
yang learner-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman
Kekurangan E-Learning
Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan
learning (belajar), maka system ini juga mempunyai kekurangan, antara lain :
1. Bagi orang yang gagap teknologi, system ini belum bisa diterapkan.
pelaksanaan e-learning.
3. Kehadiran guru sebagai makhluk yang dapat berinteraksi secara langsung dengan
Kelemahan lain dalam e-learning yang sering menjadi pembicaraan, antara lain kemungkinan
Para pelajar merasakan sensasi belajar yang benar-benar berbeda dibandingkan kelas
konvensional. Akses mereka terhadap informasi juga meningkat dengan drastis. Selain itu,
para pelajar juga dapat memilih sendiri cara belajar yang dirasa paling cocok dengan
kepribadian mereka ketika mengikuti kelas e-learning. Para pendidik merasakan dampak dari
melakukan adaptasi dalam cara pengajaran yang disampaikan yang tentunya berbeda dengan
metode konvensional. Selain itu juga diperlukan keahlian dalam menyediakan materi
pembelajaran yang menarik untuk digunakan melalui sistem e-learning dan menggunakan
fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning dengan optimal dan efisien. Institusi
pendidikan juga merasakan dampak dari penggunaan e-learning, khususnya dalam hal biaya
kepada para tenaga pengajarnya dan menyediakan teknologi atau media yang menjadi
landasan dari sistem e-learning yang digunakan.Segi pembiayaan adalah salah satu perhatian
utama bagi pihak yang. Adanya masalah biaya ini menyebabkan beberapa institusi
pendidikan yang memiliki keterbatasan finansial memilih untuk bekerja sama dengan institusi
Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima
aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email,
Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World
dalam e-learning.
2.) e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar
teknologi internet.
paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.
PERAN INDUSTRI TI DALAM E-LEARNING
E-learning dikembangkan dari perpaduan aspek pembelajaran dan aspek teknologi. Dari sisi
· Software
Secara garis besar, kontribusi atau peran dari perusahaan-perusahaan atau vendor TI terhadap
Technology Provider
Service Provider
Technology provider di bidang e-learning pun memiliki specialisasi yang berbeda, antara lain
Web-CT
Web-CT merupakan salah satu leader di bidang e-learning software di dunia dengan
BlackBoard
Dengan aplikasi Academic Suite-nya, Blackboard juga menjadi salah satu leader
Plateau
Saba
SumTotal
Docent
Click2Learn
TEDS
RWD, dll
Pembelajaran dengan bantuan komputer (PBK) atau Computer Assisted Instruction (CAI)
merupakan awal mula kemunculan dari e-learning. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini,
penerapan e-Learning merupakan suatu strategi yang efektif untuk mengejar ketertinggalan
bangsa kita dengan bangsa lainnya yang sudah selangkah lebih maju dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), terutama teknologi informasi. Sebagai solusi, e-Learning
memiliki keunggulan berupa biaya pengembangan yang lebih murah, lebih baik, serta lebih
cepat.
* Lebih Murah.
mengajar menghadiri suatu ruang tertentu, tidak diperlukan keberadaan ataupun penyediaan
seorang tutor.
* Lebih Baik.
metode pembelajaran secara e-Learning tidak menetapkan seorang peserta sebagai bagian
dari seluruh peserta lainnya mengikuti cara belajar teman-teman lainnya. Hal ini, jelas sekali
membuat mereka yang memiliki intelegensia tinggi dapat mempelajari subjek masalah yang
ingin dipelajari secara lebih mendalam dan dapat lebih banyak lagi mendapatkan informasi
yang menarik.
*Lebih Cepat.
asalkan peserta tersebut memiliki hak akses perangkat teknologi informasi (misalnya
komputer), dengan cepat ia akan segera mendapatkan informasi yang dicarinya, bahkan tanpa
disadiri ia mungkin akan mendapatkan informasi jauh melebihi dari apa yang ia cari.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah tentang e-learning ini, ternyata system ini selain mempunyai
kelebihan juga mempunyai kekurangan tinggal bagaimana cara kita untuk mengoptimalkan
kelebihan itu dan meminimalisir kekurangan yang ada dengan menyiasatinya agar
pemahaman materi pelajaran. Yang diperlukan untuk tujuan tersebut adalah bagaimana usaha
sekolah agar memiliki infrastruktur dibidang ICT dan bagaimana usaha-usaha yang harus
dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam memanfaatkan ICT dalam proses
pembelajaran.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsolikhin.wordpress.com/2008/02/19/e-learning/
http://adingresik.blogspot.com
http://smkn2-bdl.blogspot.com/2008/01/peran-e-learning-dalam-pembelajaran.html
http://wwwe-learningtp0406.blogspot.com
http://darmasuksma.blogspot.com/2008/01/makalah-e-learning.html
. Metode Penyampaian e-Learning
Jadi metode penyampaian bahan ajar di e-Learning ada dua :
1. Synchrounous e-Learning
Guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Nah peran
teleconference ada di sini. Misalnya saya mahasiswa di Universitas Ujung Aspal mengikuti kuliah
lewat teleconference dengan professor yang ada di Stanford University. Nah ini disebut dengan
Synchronous e-Learning. Yang pasti perlu bandwidth besar dan biaya mahal.1[9] Jujur saja Indonesia
belum siap di level ini, dalam sudut pandang kebutuhan maupun tingginya biaya. Tapi ada yang
main hajar saja (tanpa study yang matang) mengimplementasikan synchronous e-Learning ini.
Hasilnya peralatan teleconference yang sudah terlanjur dibeli mahal hanya digunakan untuk coffee
morning, itupun 6 bulan sekali.2[10]
Adapun gambaran dari metode ini adalah sebagai berikut:
2. Asynchronous e-Learning
Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda.
Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-Learning berupa Learning Management
System dan content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online
dalam 24 jam nonstop di Internet. Guru dan siswa bisa melakukan proses belajar mengajar
dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi e-Learning yang umum, Asynchronous e-Learning
dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan ke Synchronous e-Learning ketika
kebutuhan itu datang.3[11]
Gambaran dari metode ini adalah sebagai berikut:
KESIMPULAN
E-learning atau electronic learning merupakan strategi pembelajaran yang berbasis
pada IT (Information Technology) dengan penggunaan infrastruktur yang berupa media
komputer, internet, dan media komunikasi yang lainnya. Dalam e-Learning juga terdapat
pendekatan-pendekatan yang mana sudah digunakan dalam dunia pendidikan, seperti
pendekatan kognitivistik, behavioristik, dan lain sebagainya, seorang guru/dosen/learning
designer harus mampu mengadopsi pendekatan-pendekatan tersebut kedalam bentuk digital.
e-Learning menggunakan dua metode yaitu metode Synchrounous e-Learning dan
Asynchronous e-Learning. Pembelajaran e-learning saat ini sudah banyak diterapkan di
berbagai institusi, khususnya di perguruan tinggi. Pemanfaatan e-Learning dapat meningkatkan
kompetensi siswa didik sehingga dapat belajar secara mandiri dan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada terutama jaringan INTERNET juga dapat meningkatkan mutu
pembelajaran. Hal ini terjadi karena pengembangan digital content akan dilakukan secara terus
menerus.