Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH

ANALISIS MEDIA DESAIN

“PRINSIP-PRINSIP DESAIN DALAM PERANCANGAN”

Dibuat Oleh :
Dewa Ayu Ketut Sri Murtini
Kelas : U/17.20 – 19.50
NIM : 17101495

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMATIKA


JURUSAN DESAIN GRAFIS MULTIMEDIA
STMIK STIKOM INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
1. Prinsip Keseimbangan (balance) dalam Desain

Gambar 1 Keseimbangan prinsip pada Desain


(Sumber : Buku Belajar Desain Grafis)

Deskripsi Teori Keseimbangan dalam Desain :


Menurut Wibowo (2013,106), Karya desain harus memiliki keseimbangan agar
nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau
bangunan yang akan roboh, kita merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan
adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling
meniadakan. Dalam bisang seni, keseimbangan tidak dapat diukur, tapi dapat dirasakan, yaitu
suatu keadaan dimana semua bagian sebuah karya tidak ada yang membebani.
Menurut Sitepu pada buku online yang berjudul “Panduan Mengenal Desain Grafis”
yang dipublikasikan pada situs www.escaeva.com, prinsip keseimbangan ada dua, jenis
yaitu: keseimbangan formal (simetris) dan keseimbangan informal. Keseimbangan formal
memberikan kesan sempurna, resmi, kokoh, yakin dan bergengsi.
Keseimbangan formal juga menyinggung mengenai konsistensi dalam penggunaan
berbagai elemen desain. Semisal warna logo. Dalam desain kartu nama desain dibuat dengan
full color (F/C). Tetapi dengan pertimbangan agar desain lebih variatif dan tidak
membosankan, maka pada media desain yang berbeda Anda membuat logo tersebut dengan
warna duotone Sedangkan keseimbangan informal bermanfaat menghasilkan kesan visual
yang dinamis, bebas, lepas, pop, meninggalkan sikap kaku, dan posmodernis.
Relevansi/Analisis :
Prinsip keseimbangan dalam desain meupakan hal yang sangat berpengarus terhadap
daya pandang seorang yang melihatnya. Ketika dalam membuat sebuah karya desain yang
tidak mengandung keseimbangan maka tidak akan terciptanya unsur yang harmonis di
dalamnya. Namun zaman sekarang, justru karya yang tidak mengandung keseimbangan yang
dapat dilihat kasat mata memiliki nilai jual tinggi, seperti abstrak. Jika orang awam melihat
sebuah karya abstrak maka hal yang akan terbayang yaitu tidak adanya kesan harmonis
dilihat dari segi bentuknya, hanya orang yang memiliki nilai seni tinggi yang mengerti
keindahan yang dapat dilihat dari hasil karya seni tersebut. Namun jika bicara di dalam
desain grafis prinsip keseimbangan tentu berpengaruh, dimana kita ditantang untuk membuat
suatu hal bukan menjadi karya yang biasa tanpa mengurangi unsur dari prinsip ini.
1. Contoh Implementasi Prinsip Keseimbangan pada Karya Desain

Gambar
Gambar 1.1 1.2 . Keseimbangan
Keseimbangan Formal dalam Desain Buku dan
(Sumber : www.escaeva.com) Iklan
(Sumber : www.escaeva.com)

Gambar 1.3. Keseimbangan


Gambar 1.4. Informal
Keseimbangan pada Poster Film
(Sumber : www.escaeva.com)
(Sumber : https://www.flickr.com/)
2. Prinsip Kesatuan (Unity) dalam Desain

Gambar 2 Kesatuan Prinsip dalam Desain


(Sumber : https://serupa.id/prinsip-prinsip-seni-rupa-dan-desain/)

Deskripsi Teori Kesatuan (Unity) dalam Desain :


Menurut Menurut Wibowo (2013,106), Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar
desain grafis yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya desain akan
membuat karya tersebut terlihat cerai-berai atau kacau-balau, yang mengakibatkan karya
tersebut tidak nyaman dipandang. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai
hubungan (warna, raut arah, dan lain-lain) maka kesatuan telah tercapai.
Menurut Sitepu pada buku online yang berjudul “Panduan Mengenal Desain Grafis”
yang dipublikasikan pada situs www.escaeva.com, Kesatuan adalah kohesi, konsistensi,
ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi.
Menurut Mulyana dan Suriansyah (2019, 46), Prinsip kesatuan (utility) adalah satu
hubungan elemen-elemen desain (yang tadinya berdiri sendiri mempunyai ciri-ciri sendiri)
yang disatukan menjadi suatu yang baru dan mempunyai fungsi yang baru dan utuh pula.
Penerapan prinsip kesatuan dalam desain grafis harus benar-benar memperhatikan
karakteristik dan fungsi dari setiap elemen pada saat berdiri sendiri.

Relevansi/Analisis :
Sebuah karya desain akan enak dipandang jika memiliki kesatuan pada karya tersebut
baik dari warna, bentuk, raut, dll akan membawa kesan bahwa pembaca akan memahami isi
dari sebuah karya tersebut tanpa harus membaca isi keseluruhan.informasi di dalamnya.
Menjadi satu kesatuan dalam sebuah karya bukan berarti menempatkan objek dalam berfokus
pada satu tempat.
2. Contoh Implementasi Prinsip Kesatuan (Unity) pada Karya Desain

Gambar 1. Keseimbangan Formal Gambar 2 . Keseimbangan dalam Desain Buku dan Iklan
(Sumber : www.escaeva.com) (Sumber : www.escaeva.com)

Gambar 3. Keseimbangan Informal Gambar 4. Keseimbangan pada Poster Film


(Sumber : www.escaeva.com) (Sumber : https://www.flickr.com/)
3. Prinsip Proporsi (proportion) dalam Desain

Gambar Prinsip Proporsi pada Desain


(Sumber : Buku Belajar Desain Grafis)

Deskripsi Teori Proporsi dalam Desain :


Menurut Menurut Wibowo (2013,107), Proporsi termasuk prinsip dasar desain untuk
memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian sebuah karya diperlukan
perbandingan-perbandingan yang tepat. Pada dasarnya, proporsi adalah perbandingan
matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang
paling popular dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur.
Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618,
sering juga diapakai 8:13.

Relevansi/Analisis :
3. Contoh Implementasi Prinsip Proporsi pada Karya Desain

Gambar 1. Keseimbangan Formal Gambar 2 . Keseimbangan dalam Desain Buku dan Iklan
(Sumber : www.escaeva.com) (Sumber : www.escaeva.com)

Gambar 3. Keseimbangan Informal Gambar 4. Keseimbangan pada Poster Film


(Sumber : www.escaeva.com) (Sumber : https://www.flickr.com/)
4. Prinsip Irama (Rhythm) dalam Desain

Gambar 4 Prinsip Irama pada Desain


(Sumber : Buku Belajar Desain Grafis)

Deskripsi Teori Irama dalam Desain :


Menurut Menurut Wibowo (2013,108), Irama adalah pengulangan gerak yang teratur
dan terus-menerus. Dalam bentuk-bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak
pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya
adalah hubungan pengulangan dari bentuk-bentuk unsur rupa.
Menurut Wibawanto (2017, 26) Ritme terjadi karena adanya pengulangan pada
bidang/ruang yang menyebabkan kita dapat merasakan adanya gerakan, getaran, atau
perpindahan dari unsur sat uke unsur lain. Gerak dan pengulangan tersebut mengajak mata
mengikuti arah Gerakan yang terjadi pada sebuah karya.
Dari ritme dapat ditentukan eyeflow atau arah baca sebuah desain. Secara umum arah
baca suatu desain adalah dari kiri ke kanan dan dari task e bawah.

Relevansi/Analisis :
4. Contoh Implementasi Prinsip Proporsi pada Karya Desain

Gambar 1. Keseimbangan Formal Gambar 2 . Keseimbangan dalam Desain Buku dan Iklan
(Sumber : www.escaeva.com) (Sumber : www.escaeva.com)

Gambar 3. Keseimbangan Informal Gambar 4. Keseimbangan pada Poster Film


(Sumber : www.escaeva.com) (Sumber : https://www.flickr.com/)
5. Prinsip Dominasi (Domination) dalam Desain

Gambar Prinsip Dominasi pada Desain


(Sumber : Buku Belajar Desain Grafis)

Deskripsi Teori Dominasi dalam Desain :


Menurut Menurut Wibowo (2013,108), Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar
tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata Dominance
yang berarti keunggulan. Sifat unggul dan istimewa ini menjadikan suatu unsur sebagai
penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of
Interest dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk menarik
perhatian, meghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan. Biasanya ditengarahi
dengan emphasis.
Menurut Mulyana dan Suriansyah (2019, 38), prinsip penekanan/dominasi digunakan
untuk menonjolkan suatu bagian elemen yan akan diperlihatkan sehingga pembaca langsung
akan melihat apa yang ditonjolkan tersebut.
Pada buku “Computer Graphic Design” yang ditulis oleh Hendratman (2005, 55)
menyebutkan bahwa mata akan melihat komponen yang terbesar dan kontras terlebih dahulu,
dilanjutkan ke komponen yang lebih kecil lagi seperti body text dan logo sponsor. Dengan
demikian tidak semua komponen grafis sama pentingnya, audience harus fokuskan/diarahkan
pada satu titik/objek terlebih dahulu.

Relevansi/Analisis :
Pada prinsip ini bagaimana cara seorang designer menyampaikan sebuah informasi
tanpa seorang audience membaca isi dari keseluruhan teks yang berada pada kkarya tersebut
sehingga dapat disebut eye catcher tanpa perlunya menghabiskan banyak waktu untuk dapat
berpikir dan mengerti isi dari sebuah karya design, sekilas ketika orang melihat langsung
dapat memahami. Dalam prinsip ini memperlihatkan prinsip dominasi pada sebuah karya
tidak selalu objek yang ingin ditonjolkan harus objek yang berbetuk besar saja. Bisa saja
objek dapat diatur dari warna tertentu sehingga kontras satu sama lain, penggunaan corak
huruf, menggunakan tekstur, atau gunakan pembanding dari objek.
Semisal untuk membedakan hasil dari suatu efek obat pelangsing maka digunakan
satu orang gemuk yang tidak menggunakan obat dan sebagai pembandingnya satu orang
langsing yang menggunakan obat.
5. Contoh Implementasi Prinsip Dominasi pada Karya Desain

Gambar 1. Keseimbangan Formal Gambar 2 . Keseimbangan dalam Desain Buku dan Iklan
(Sumber : www.escaeva.com) (Sumber : www.escaeva.com)

Gambar 3. Keseimbangan Informal Gambar 4. Keseimbangan pada Poster Film


(Sumber : www.escaeva.com) (Sumber : https://www.flickr.com/)
6. Prinsip Keselarasan (Harmony) dalam Desain

Gambar 6 Prinsip Keselarasan pada Desain


(Sumber : Buku Belajar Desain Grafis)

Deskripsi Teori Keselarasan dalam Desain :


Menurut buku ajar “Desain Grafis dan Multimedia Teori dan Implementasi” bahwa
prinsip ini berhubungan dengan prinsip lainnya yaitu keseimbangan dan kesatuan dalam arti
keseimbangan dan kesatuan yang disertai dengan keselarasan. Bentuk harmonis lainnya yang
harus diperhatikan adalah mengenai penempatan elemen seperti pembatasan (border) dan
asesoris (ornament) yang harus disesuaikan dengan proporsi bagian putih halaman dan
keseluruhan halaman.
Menurut Wibawanto (2017, 26) Kondisi selaras atau harmoni terbentuk karena tidak
adanya pertentangan antara satu elemen dengan elemen lainnya. Dalam desain untuk
membentuk harmoni dengan dilakukan dengan mengaplikasikan bentuk dan warna yang
sama pada elemen sejenis dan menampilkan elemen dengan penggayaan yang sama.

Relevansi/Analisis :
Contoh Implementasi Prinsip Keselarasan pada Karya Desain

Gambar 6.1 Elemen yang selaras dari segi warna, gaya Gambar 2 . Keseimbangan dalam Desain Buku dan Iklan
desain dan proporsi (Sumber : www.escaeva.com)
(Sumber : Pintaka, 2016)

Gambar 3. Keseimbangan Informal Gambar 4. Keseimbangan pada Poster Film


(Sumber : www.escaeva.com) (Sumber : https://www.flickr.com/)
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Ibnu Teguh. 2013. Belajar Desain Grafis. Yogyakarta : Buku Pintar.
Mulyana, I., Kom, M., Putra, A. P., Kom, M., Suriansyah, M. I., & Kom, M.
(2019). Buku Ajar Desain Grafis dan Multimedia (Vol. 1). Flash.
Wibawanto, W., & Ds, S. S. M. (2017). Desain dan Pemrograman Multimedia
Pembelajaran Interaktif. Cerdas Ulet Kreatif Publisher.
Hendrattman, Hendra. 2015. Computer Graphic Design. Bandung : Informatika
Bandung.
www.escaeva.com
www.flickr.com
https://serupa.id/prinsip-prinsip-seni-rupa-dan-desain/

Anda mungkin juga menyukai