dapat memengaruhi hasil. Desain grafis dikatakan baik bila menerapkan semua
prinsip tata letak desain grafis.
Indikator keberhasilan desain grafis yaitu keberhasilan penyampaian pesan
kepada audiens. Prinsip-prinsip tata letak (layout) dapat digunakan sebagai panduan
untuk mempermudah dalam membuat komposisinya. Komposisi tata letak yang
tepat dapat membuat karya desain grafis menjadi menarik. Oleh karena itu, seorang
desainer harus memahami komposisi desain karena semua desain yang tercipta
berasal dari kreativitas yang dimiliki.1
Pengertian layout Menurut bahasa, layout memiliki arti tata letak. Menurut
istilah, layout merupakan kegiatan menyusun, menata, mengatur, dan memadukan
unsur-unsur komunikasi grafis seperti teks, gambar, dan bidang menjadi komposisi
karya visual yang komunikatif, estetik, persuasif, dan menarik. Dengan kata lain,
layout adalah proses memulai perancangan suatu produk cetakan. Unsur yang
harus jelas tampak pada layout:
1. Gaya huruf dan ukurannya.
2. Komposisi gambar yang digunakan.
3. Bentuk ukuran dan komposisi.
4. Warna.
5. Ukuran dan jenis kertas.
1
https://mediaindonesia.com/teknologi/524484/memahami-prinsip-tata-letak-atau-lay-out-dalam-desain-
grafis
2
Ibid
2. Keseimbangan (Balance)
Setiap karya desain grafis harus dapat mengomunikasikan informasi secara
jelas sekaligus estetis. Hal itu memerlukan keadaan keseimbangan pada unsur-
unsurnya agar tujuan tersebut dapat tercapai. Keseimbangan atau balance secara
visual dapat diartikan sebagai kondisi yang sama berat. Dalam desain, selain
semua unsurnya harus saling menyatu, kita juga perlu memperhatikan masing-
masing komposisinya. Untuk itu, perlu adanya prinsip keseimbangan. Dengan
menerapkan prinsip keseimbangan, desain yang kita buat akan memiliki estetika
yang baik dan lebih komunikatif. Ada empat metode pendekatan dalam
menciptakan keseimbangan3 :
3
https://www.ruangguru.com/blog/unsur-dan-prinsip-dasar-desain-grafis
3. Irama (Rhythm)
Irama merupakan pola tata letak atau layout yang dibuat dengan melakukan
pengulangan unsur-unsur tata letak secara teratur agar menciptakan kesan yang
menarik. Penerapan prinsip irama merupakan salah satu upaya menggambarkan
unsur gerak pada media grafis yang statis. Penampilan unsur gerak dilakukan
untuk mendapatkan unsur dinamis dalam menambah nuansa penekanan yang
lebih informatif. Langkah-langkah dalam menata tata letak untuk menciptakan
irama.
a. Menggandakan objek dengan bentuk dan ukuran yang sama untuk
menciptakan sebuah ritme biasa.
b. Menggandakan objek dengan variasi ukuran semakin besar atau dengan
variasi bentuk yang berbeda untuk menciptakan ritme yang dinamis.
Secara sederhana, gambar yang lebih besar akan menarik perhatian lebih
dulu dibandingkan yang kecil. Itu sebabnya, sering kali kita melihat informasi
utama di situs tertentu atau koran sebagai yang paling besar. Bukan hanya
untuk menarik perhatian, elemen yang berukuran besar umumnya membawa
pesan yang paling penting.
Penentuan skala membantu kita sebagai desainer grafis, juga audiens,
mengetahui mana yang lebih dominan.
2. Warna dan kontras
4
https://www.interaction-design.org/literature/topics/visual-hierarchy
5
https://glints.com/id/lowongan/prinsip-hierarki-visual/
Meski kontras warna membantu menonjolkan desain, menggunakan
terlalu banyak juga akan membuat bingung. Hal ini akan mengaburkan elemen
desain yang penting.
3. Tipografi
Ada dua pola membaca yang menjadi prinsip dalam hierarki visual, yakni
pola F dan pola Z.
Pola membaca F adalah pola yang paling umum digunakan banyak
orang. Sebab, ini adalah pola yang juga kita gunakan ketika membaca sehari-
hari. Beberapa menyebutnya sebagai pola E.
Kita akan mulai membaca dari kiri kemudian ke kanan, baru beranjak ke
informasi yang ada di bawahnya. Itu sebabnya, web designer yang bertugas
mendesain website yang padat dengan teks akan menggunakan pola ini.
Sementara itu, pola membaca Z biasanya lebih banyak dipakai untuk
situs yang berbasis gambar. Hal ini karena otak manusia memproses gambar
lebih cepat ketimbang teks.
Lewat pola ini, informasi penting akan diletakkan di paling atas.
Setelahnya, pengguna akan menyapu pandangannya ke sebelah kanan, untuk
kemudian secara diagonal melihat apa yang ada di kiri bawah. Itu sebabnya,
pola ini disebut sebagai pola Z.
6. Kedekatan (proximity)
5. Kesatuan (Unity)
Kesatuan (unity) dalam desain grafis berarti kohesi, konsistensi,
keutuhan, dan keselarasan semua unsur desain. Dengan memperhatikan
prinsip kesatuan, karya yang kita buat bisa lebih padu dan menghasilkan tema
yang kuat. Contohnya, saat memilih tone warna pada desain, kamu bisa
menggunakan color palette supaya nggak ada warna yang saling bertabrakan.
Selain itu, kamu juga bisa menggunakan jenis font yang sama atau setipe jika
desain kamu banyak mengandung teks.6
Tips menata tata letak untuk menciptakan kesatuan.
a. Membentuk suatu hierarki dari jenis ukuran untuk unsur utama, sub judul, teks,
dan lain-lain sesuai dengan format.
b. Mendekatkan elemen-elemen agar berdampingan atau bersinggungan.
c. Konsisten dengan jenis font, ukuran, dan gaya untuk judul, subjudul,
keterangan, headers, footers pada beberapa media.
6. Kesederhanaan
Hal ini sangat logis demi kepentingan kemudahan pembaca memahami isi
pesan yang disampaikan. Dalam penggunaan huruf sebuah berita misalnya.
Huruf judul (headline), subjudul dan tubuh berita (body text) sebaiknya jangan
menggunakan jenis font yang ornamental dan njlimet, seperti huruf blackletter
yang sulit dibaca. Desainer grafis lazim juga menyebut prinsip ini sebagai KISS
(Keep It Simple Stupid). Prinsip ini bisa diterapkan dengan penggunaan elemen
ruang kosong (white space) dan tidak menggunakan terlalu banyak unsur-unsur
aksesoris. Seperlunya saja.
6
https://www.ruangguru.com/blog/unsur-dan-prinsip-dasar-desain-grafis