Anda di halaman 1dari 8

PRINSIP DASAR DESAIN

Desain grafis adalah cabang ilmu dari seni desain untuk menciptakan elemen rupa di
suatu media. Ilmu desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak, dan desain
interaksi.
Dikutip dari buku Dasar Desain Grafis karya Alia Nutrisiany Purnomo, S.T., desain grafis
merupakan kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, ilustrasi, hingga angka-angka yang
membutuhkan elemen tertentu sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna dalam bidang
gambar. Dalam sebuah desain, objek akan dibuat dan diproduksi untuk dikomunikasikan
sebagai sebuah pesan.

Elemen-elemen tertentu yang membentuk suatu desain bisa berupa jenis tulisan
dengan tebal-tipisnya, ukuran, warna, spasi, ruang, bidang dan lain-lain, melalui unsur titik
dan garis.

Adapun bentuk desain dapat berupa poster, kemasan produk, banner, kalender, dan
masih banyak lagi.

Nah, untuk menghasilkan desain yang baik, maka para desainer grafis haruslah
memahami prinsip-prinsip desain grafis yang ada. Prinsip-prinsip tersebut bertujuan untuk
membantu menghasilkan desain yang baik dan menarik.

Dengan menerapkan prinsip desain, maka desainer akan dengan mudah


menggabungkan berbagai elemen atau menyatukan komposisi dalam sebuah tata letak,
sehingga pesan dapat tersampaikan.

1. Kesatuan (Unity)
Keserasian adalah prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan di antara unsur-unsur
desain lainnya. Penggabungan elemen-elemen/unsur-unsur desain dengan memperhatikan
keseimbangan, irama, perbandingan, dan semuanya dalam suatu komposisi yang utuh
agar nikmat untuk dipandang. Semua hal yang membentuk suatu rancangan harus ada
hubungannya satu sama lain dengan seluruh rancangan sehingga memberi kesan menjadi
satu (hubungan/ikatan antara unsurunsur yang satu dengan yang lainnya sebagai suatu
bentuk yang tak dapat dipisahkan). Unity dapat diciptakan dengan berbagai cara. Metode
utama adalah melalui:
Proximity — Elemen yang dekat satu sama lain tampak seperti grup terpadu
Alignment — Elemen yang disejajarkan satu sama lain tampaknya terkait
Repetition — Elemen yang diulang juga menciptakan rasa kesatuan, terutama jika
pengulangan itu dilakukan dalam pola yang teratur.

2. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan secara visual diartikan sebagai suatu kondisi yang sama, baik itu secara
horizontal (kanan-kiri) maupun vertikal (atas-bawah.) Unsur keseimbangan desain
meliputi bentuk, tekstur, nilai, ukuran, dan warna. Keseimbangan dalam sebuah desain,
dibuat agar orang yang dapat dengan nyaman melihatnya. Keseimbangan terbagi menjadi
dua macam, yakni keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris.
a. Keseimbangan simetris (formal balance) adalah susunan elemen yang meratakan sisi
pusat atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Keseimbangan ini sifatnya sederhana dan
formal.
b. Keseimbangan asimetris (informal balance) adalah pengaturan berbeda dengan berat
yang sama dari komposisinya pada setiap sisi halaman. Keseimbangan asimetris
biasanya banyak digunakan untuk desain kontemporer atau desain modern.
3. Proporsi (Proportion)
Desain juga harus memenuhi prinsip proporsi yakni perbandingan ukuran yang digunakan
untuk membantu membandingkan panjang dan lebar, antara gambar dengan bidang
gambarnya. Untuk membuat desain yang proporsional, kalian bisa menggunakan kotak
untuk membuat kerangka dengan margin, kolom, dan jarak sehingga membentuk suatu
kekeserasian.

4. Irama (Rhythm)
Selanjutnya ada prinsip irama yang menjadi sebuah pola pengulangan terus menerus
secara teratur, yang dibuat dari adanya unsur-unsur yang berbeda. Irama dapat mengajak
mata kita untuk mengikuti pergerakan objek. Irama adapah pengulangan gerak yang
teratur dan terus menerus dalam bentuk tertentu. Contoh : pengulangan gerak pada ombak
laut, barisan semut, gerak dedaunan.
Pengulangan (mengulangi unsur-unsur serupa dengan cara yang konsisten) dan variasi
(perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi atau elemen) adalah kunci untuk menciptakan
visual ritme.
5. Komposisi (Composition)
Prinsip komposisi merujuk pada penggabungan dari banyak bagian menjadi suatu bentuk
yang serasi. Lebih lengkapnya, komposisi adalah sesuatu yang disusun secara serasi atau
harmoni dengan berlandaskan prinsip-prinsip desain lainnya. Sehingga kesatuan pada
total organization atau unsur-unsur desain.

Dalam dunia desain, komposisi merupakan pedoman dasar untuk berpikir mencapai
rancangan bentuk abstrak, alamiah, non objektif, ornamental, ataupun struktural.
6. Penekanan (Emphasis)
Emphasis atau penekanan adalah bagian dari desain yang menarik perhatian pengamat.
Dalam artian, emphasis merupakan elemen yang menjadi poin utama. Idealnya, ini
menjadi bagian terpenting dari desain. Bagian ini dapat berupa judul, gambar, atau call to
action.

Untuk memastikan bagian yang ingin ditonjolkan pada kesan pertama oleh pengamat,
desainer dapat mengkombinasikan prinsip ini dengan proporsi elemen, white space,
warna, pola, bayangan, dan prinsip lainnya.

7. Kesederhanaan (Simplicity)
Yang dimaksud kesederhanaan dalam prinsip desain ini adalah tidak lebih dan tidak
kurang atau tepat dan tidak berlebihan. Prinsip ini mengandung tujuan hasil desain
menjadi menarik dan pesan yang terdapat dalam karya tersampaikan dengan jelas.
Penerapan prinsip misalnya dalam penggunaan huruf dalam judul (headline), subjudul
(subheading), dan tubuh berita (body text). Kesalahan yang paling sering ditemui adalah
pemilihan font yang tidak seirama dengan desain yang dibuat sehingga hasilnya malah
terlihat berantakan, cukup gunakan maksimal 2-3 font saja dalam sebuah desain tidak
lebih dari itu. Dalam prinsip kesederhanaan ini juga menyangkut Ruang Kosong (White
Space). Desain hendaknya menyisakan ruang kosong agar hasil desain tidak terlalu padat,
penuh, sehingga tidak menarik untuk dilihat. Fungsi ruang kosong untuk memberikan
fokus utama kepada audiens terhadap suatu elemen dalam desain, untuk kejelasan,
sekaligus memberikan kesan professional serta sederhana.

8. Kejelasan (Clarity)
Kejelasan mempengaruhi penafsiran audien akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya
tersebut mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu atau makna ganda.

Kejelasan juga menyangkut warna latar belalakng (background).


9. Ruang (Space)
Ruang negatif atau negative space dalam sebuah desain disebut juga sebagai ruang
kosong. Bagian ini biasanya tidak memiliki elemen desain selain karena warna latar
belakang atau pola dan tekstur yang halus.
Prinsip ini sangat penting karena memberikan elemen-elemen dalam ruang komposisi
untuk bernafas. Tanpa ruang kosong, desain akan terlihat berantakan dan sulit dinavigasi.
Penting untuk desainer memberikan ruang di sekitar elemen di halaman. Negative space
ini akan membuat sebuah elemen lebih menonjol dan memfasilitasi pengalaman
pengguna lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai