Anda di halaman 1dari 4

MATERI 1

3.1 Memahami layout dan komposisi


4.1. Membuat layout dan komposisi

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar
untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan
keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan page layout. Desainer grafis menata
tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan
komunikatif.
Desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi
perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna
menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin. Desain grafis diterapkan
dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat
merujuk kepada proses pembuatan (mendesain) atau pun produk yang dihasilkan
(desain/rancangan).
Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan
brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan
dalam media elektronik yang sering kali disebut sebagai “desain interaktif” (interactive design),
atau “desain multimedia” (multimedia design‟).
Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur
tersebut (termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-
prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti
keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi (”proportion”)
dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.

PENGETIAN LAYOUT
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah
bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan
bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi
komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang
disajikan.

PENGERTIAN TIPOGRAFI
Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan
penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga
dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai
elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan.

PENGERTIAN NIRMANA
Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik,
garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga
diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai
keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa.
Elemen–elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya.
1. Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum
adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah.
2. Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna.
3. Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar
dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.
4. Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman.
Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga komposisi dari bentuk-bentuk
menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan yang perlu digunakan untuk menyusun
bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak,
namun karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang baik. Perlu diketahui bahwa
prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap penciptanya. Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-
prinsip diatas ada beberapa prinsip utama untuk tujuan komunikasi dari sebuah karya desain.
1. Ruang Kosong (White Space)Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam
penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan.
2. Kejelasan (Clarity)Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah
karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak
menimbulkan ambigu/ makna ganda.
3. Kesederhanaan (Simplicity)Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan
tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian
kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.
4. Emphasis (Point of Interest)Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan
pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat
perhatian sehingga mencapai nilai artistic.

Prinsip – prinsip dasar seni rupa


1. Kesatuan (Unity)Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting.
Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-
berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip
ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa
mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
2. Keseimbangan (Balance)Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman
dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan
yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah
keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan.
Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu
keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.
3. Proporsi (Proportion)Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian.
Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan–perbandingan yang tepat. Pada
dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The
Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni
rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci yang
mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 : 13. Konon proporsi ini adalah
perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia
sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi
ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.
4. Irama (Rhythm)Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam
bentuk – bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan
semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan
pengulangan dari bentuk – bentuk unsur rupa.
5. Dominasi (Domination)Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada
dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan
.Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat
perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan
Eye Catcher. Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu utnuk menarik
perhatian menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan.

PENGERTIAN KOMPOSISI
Komposisi ialah susunan unsur-unsur rupa yang memancarkan kesan-kesan kesatupaduan,
irama, dan keseimbangan dalam suatu karya, sehingga karya itu terasa utuh, jelas, dan memikat.
Unsur desain adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan desain, sehingga orang lain
dapat membaca desain itu. Maka yang dimaksud tidak lain adalah unsur-unsur yang dapat dilihat
atau lazim disebut unsur visual. Wujudnya ialah: garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, ukuran,
nada gelap terang, dan arah.
Setiap unsur seni di komposisikan secara estetis. Sebagai kata sifat estetika (estetik) mengandung
pengertian keindahan dan juga rasa indah. Sedangkan sebagai ilmu, estetika berarti ilmu
pengetahuan yang membahas segala sesuatu yang estetik.
Kapasitas estetika dalam seni adalah sebagai “roh” yang menentukan hidup dan matinya sebuah
tampilan karya seni dan desain. Seniman atau designer adalah pemberi “roh” tentu menyadari roh
macam apa yang harus disandangkan kepada seni rupanya. Oleh karena itu seiap karya seni
harus di komposisikan secara estetis agar menghasilkan karya yang menarik.
Ada beberapa aturan yang perlu digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun
penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta harus
layak disebut karya yang baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap
penciptanya.
Pola komposisi
Pola komposisi ada 3 macam, yaitu: simetri, asimetri, dan bebas atau informal.
1. Pola simetri
Pola simetri menggambarkan dua bagian yang sama dalam sebuah susunan. Komposisi yang
berpola simetri meletakkan fokusnya di tengah, dan meletakkan unsur-unsurnya di bagian kiri
sama dengan bagian kanan, ibarat pinang di belah dua. Jika ada dua fokus dalam komposisi
simetri, maka penempatanya bisa stu di kiri, satu di kanan. Penempatan demikian memberikan
kesan bagian kiri dan bagian akanan sama kuat. Komposisi berpola simetri memberikan kesan
formal, beraturan dan statis.
2. Pola asimetri
Komposisi asimetri meletakkan fokusnya tidak di tengah-tengah, dan paduan unsur-unsur di
bagian kiri tidak sama dengan yang di bagian kanan, tetapi tetap memancarkan keseimbangan.
Kompisisi asimetri memberikan kesan keteraturan yang bervariasi dan karenanya tidak formal
serta lebih dinamis.
3. Pola bebas
Komposisi pola bebas meletakkan fokus dan unsur-unsurnya secara bebas, tetapi tetap
memelihara keseimbangan. Dibandingkan dengan pola simetri, pada pola bebas ini kesan
keteraturan dan kesan formal sama sekali tidak terasa. Meskipun demikian, kecermatan dan
ketelitian dalam membentuk irama dan keseimbangannya menjadikan komposisi berpola bebas ini
tampak dan terasa lebih hidup serta semakin menarik.

MATERI 2

3.2 Memahami fungsi dan format warna

4.2 Menempatkan berbagai fungsi dan format warna

Memahami Fungsi dan Format Warna

Memahami Fungsi dan Format Warna


99resepbisnis - Memahami fungsi dan format warna, warna CMYK dan RGB Merupakan dua komponen penting
dalam pewarnaan dari dua type warna inilah menghasilkan warna – warna, jadi bagi seorang desainer harus
menentukan terlebih dahulu bahwa desain tersebut akan dipresentasikan ke monitor atau hasil desain akan dicetak.

CMYK

CMYK merupakan singkatan dari Cyan – Magenta – Yellow – Black yang merupakan standar industri cetak
untuk saat ini. fungsi utama warna CMYK untuk percetakan dikarenakan tinta pada printer percetakan masih
menggunakan warna CMYK.
Adapun contoh dari desain yang dicetak antara lain, Banner, brosur, Undangan, ID Card, Kaos dsb.

RGB

Sedangkan RGB sendiri merupakan singkatan warna dari Red – Green – Blue merupakan tiga warna dasar yang
dijadikan acuan warna secara universal. Dari tiga warna tersebut akan menghasilkan warna yang lebih cerah
dibandingkan dengan warna CMYK. Dikarenakan dari itu warna RGB sangat cocok digunakan untuk tampilan
monitor. Seperti televisi, komputer, camera foto, dan pemindai warna.

Anda mungkin juga menyukai