Anda di halaman 1dari 10

2 Elemen Dasar Desain Grafik

Objektif :
 Mampu mengidentifikasi elemen-elemen dan prinsip-prinsip dasar desain pemodean grafik
 Manpu memahami konsep skala, rasio matematika dan sistem proporsional serta ilusi dan
manipulasi ruang grafik
 Mampu mengidentifikasi jenis tipograsi yang tepat dalam melakukan desain grafis

2.1 Unsur Desain Grafis


Unsur dalam setiap hasil karya desain grafis terdiri dari bagian-bagian yang bisa
dipelajari secara terpisah. Pada setiap hasil karya desain pasti ada minimal satu dari unsur
berikut :
1. Garis (Line)
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan
titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus
(straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain.
§ Garis lurus Horizontal memilki kesan sugesti ketenangan atau hal yng tak bergerak
§ Garis lurus Vertikal memiliki kesan stabilitas,kekuatan atau kemegahan.
§ Garis lurus miring diagonal memiliki kesan tidak stabil atau dinamika.
§ Garis lurus melengkung (kurva) memiliki kesan keanggunan dan halus.

2. Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang
dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle).

Pada pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
 Huruf (Character) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat
digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan
bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
 Simbol (Symbol) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili
bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol
atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya
gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam
bentuk nyata (dengan detail).
 Bentuk Nyata (Form) : bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari
suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.

3. Tekstur (Texture)
Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai
dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan
sebagai corakdari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit
kayu, cat dinding, cat canvas, dan lain sebagainya.
4. Ruang (Space)
Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya, pada praktek
desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain dan dinamika desain
grafis. Sebagai contoh, tanpa ruang pembaca tidak akan tahu mana kata dan mana
kalimat atau paragraf. Tanpa ruang pembaca tidak tahu mana yang harus dilihat
terlebih dahulu, kapan harus membaca dan kapan harus berhenti sebentar. Dalam
bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek
(figure) dan latarbelakang (background).

5. Ukuran (Size)
Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu
obyek. Dengan menggunakan unsur ini dapat diciptakan kontras dan penekanan
(emphasis) pada obyek desain sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau
dibaca terlebih dahulu.
6. Warna (Color)
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan warna orang
bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari
bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi
dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive color/RGB) yang biasanya
digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan warna yang dibuat
dengan unsur-unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang biasanya
digunakan dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas,
logam, kain atau plastik.

2.2. Prinsip Desain Grafis


Prinsip desain meliputi hal-hal berikut ini
1. Emphasis (Point of Interest)
Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang
bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga
mencapai nilai artistic. Ada hal yang perlu ditonjolkan lebih dari yang lain sehingga
dapat mengarahkan pandangan ke elemen tersebut.
Buat bagian utama (pesan utama yang ingin ditampilkan) dari desain berbeda dari yang
lain, baik dari segi warna ataupun bentuknya, agar perhatian audiens lebih tertuju pada
bagian utama tersebut. Prinsip Penekanan disebut juga Dominasi (Domination) yang
sering juga disebut Conter Of Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi
mempunyai bebera tujuan, yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan,
dan untuk memecah keberaturan.

Hal pertama yang dilihat oleh audien yang menjadi pusat perhatian adalah lingkaran
dengan warna berbeda tersebut. Inilah yang dimaksud dengan Prinsip Emphasis. Prinsip
penekanan dapat dilakukan dengan distorsi ukuran, bentuk, irama, arah, warna kontras,
dan lain-lain.

2. Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak
adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-
berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip
ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa
mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
Kesatuan dalam prinsip desain grafis adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau
keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Prinsip ini sesungguhnya adalah
prinsip hubungan, jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan
(warna, raut, arah dan lain-lain), maka kesatuan tersebut telah tercapai.

Dengan prinsip kesatuan dapat membantu semua elemen menjadi sebuah kepaduan dan
menghasilkan tema yang kuat, serta mengakibatkan sebuah hubungan yang saling mengikat.

3. Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak
membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh,
kita measa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang
dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam
bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu
keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.
Keseluruhan komponen-komponen desain harus tampil seimbang. Tidak berat sebelah.
Desainer harus memadukan keseimbangan antara tulisan, warna, atau pun gambar
sehingga tidak muncul kesan berat sebelah.

Ada dua pedekatan dasar dalam prinsip keseimbangan:


1. Keseimbangan Simetris: susunan dari elemen agar merata ke kiri dan kanan dari
pusat.
2. Keseimbangan Asimetris: pengaturan yang berbeda dengan berat benda yang sama di
setiap sisi halaman.

Warna, ukuran, bentuk dan tekstur dapat digunakan sebagai unsur balancing.

4. Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk
memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan – perbandingan
yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang.
Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai
hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan
deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 :
13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam
termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan
oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam
perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.
Proporsi dapat diartikan pula sebagai perubuhan ukuran/size tanpa perubahan ukuran
panjang, lebar, atau tinggi, sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat
distorsi.

Pada dasarnya, proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Dalam
bidang desain, semua unsur berperan menentukan proporsi, seperti hadirnya warna cerah
yang diletakkan pada bidang/ruang sempit.

5. Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk – bentuk
alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak
dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari
bentuk – bentuk unsur rupa.
Ritme adalah pembuatan desain dengan prinsip yang menyatukan irama. Bisa juga
berarti pengulangan atau variasi dari komponen-komponen desain grafis.
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk-bentuk
alah bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak
dedauan, dan lain-lain.
Pengulangan (mengulangi unsur serupa ddengan cara yang konsisten) dan variasi
(perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi atau elemen) adalah kunci untuk menciptakan
visual ritme. Menempatkan elemen dalam sebuah layout secara berkala memberikan
kesan halus, tenang dan santai.

Jenis irama meliputi regular, mengalir (flowing), dan prosesif atau gradual. Prinsip ritme
dalam desain disebut juga prinsip pengulangan (repetisi).

2.3. Skala
Skala dalam Prinsip Desain Grafis dapat diartikan sebagai perubahan ukuran/size tanpa
perubahan ukuran panjang lebar atau tinggi. Proporsi dalam prinsip desain grafis merupakan
perubahan perbandingan antara panjang lebar atau tinggi sehingga gambar dengan perubahan
proporsi sering terlihat distorsi.

2.4. Rasio
 Rasio bisa diartikan sama dengan „‟ di banding dengan „‟
 Rasio merupakan perbandingan antara 2 kuantitas yaitu kuantitas pembilang dan
kuantitas penyebut
 Kedua kuantitas tersebut dibandingkan tidak harus memiliki sifat / ciri yang sama
 Rasio juga bisa di artikan sebagai frekuensi relatif dari suatu sifat tertentu dibandingkan
dengan frekuensi dari sifat lain.
2.5. Proporsi
 Bentuk khusus dalam perhitungan rasio adalah proporsi
 Proporsi = pembilang merupakan bagian dari penyebut
 Proporsi artinya jumlah / frekuensi dari suatu sifat tertentu di bandingkan dengan seluruh
populasi dimana sifat tersebut didapatkan.
 Rumusan dari proporsi yaitu : X / ( X + Y )
 Proporsi dapat dinyatakan dalam bentuk presentase sehingga nilai proporsi adalah :
“0 < Proporsi <1 atau 0 % < Proporsi < 100%”

2.6. Ilusi dan manipulasi ruang grafik


Manipulasi foto adalah aplikasi editing gambar teknik untuk foto-foto dalam rangka
menciptakan ilusi atau penipuan (berbeda dengan tambahan belaka atau koreksi), melalui
cara-cara analog atau digital. Dalam digital editing, foto-foto biasanya diambil dengan
kamera digital dan masukan langsung ke komputer. Transparansi, negatif atau
foto dicetak juga dapat didigitalkan menggunakan scanner, atau gambar dapat diperoleh dari
database stok fotografi. Dengan munculnya komputer, tablet grafis, dan
kamera digital, mengedit gambar jangka mencakup segala sesuatu yang dapat dilakukan
untuk foto, baik dalam ruang gelap atau di komputer. Manipulasi foto seringkali jauh
lebih eksplisit daripada perubahan halus untuk keseimbangan warna atau kontras dan
mungkin melibatkan overlay kepala ke tubuh yang berbeda atau mengubah teks tanda,
misalnya. Editing gambar perangkat lunak dapat digunakan untuk menerapkan efek dan
merubah komponen gambar sampai hasil yang diinginkan tercapai.
Gambar yang dihasilkan mungkin memiliki sedikit kemiripan atau tidak ke foto (atau
foto dalam kasus composite) dari mana ia berasal. Hari ini, manipulasi foto secara
luas diterima sebagai bentuk seni.

https://www.komunikasipraktis.com/2018/09/pengertian-prinsip-dan-unsur-desain.html
https://www.komunikasipraktis.com/2018/09/pengertian-prinsip-dan-unsur-desain.html
https://ourscientific.wordpress.com/2019/10/19/elemen-elemen-dasar-desain-grafis-2/
http://adityanggraineee.blogspot.com/2015/11/desain-grafis.html

Anda mungkin juga menyukai