Anda di halaman 1dari 5

Prinsip - Prinsip Desain Grafis

Dalam bekerja seorang desainer grafis harus mempertimbangkan berbagai prinsip demi mencapai
hasil akhir yang baik. Prinsip-prinsip desain yang akan dijelaskan di bawah ini bukanlah sebuah nilai
mati bahwa desain yang paling baik adalah seperti apa yang dikandung dalam prinsip tersebut. Tetapi
sekadar anjuran beginilah seharusnya desain yang baik. Karena sesungguhnya tidak ada penilaian
bagus atau jelek atas sebuah desain. Semuanya itu tergantung selera desainer grafis, klien dan
khalayak yang menjadi sasaran pesan. Hal ini ditegaskan pakar desain grafis, Danton Sihombing
dalam majalah Cakram: penilaian karya desain grafis sesungguhnya adalah menguji tingkat
kelayakannya, dalam arti tidak ada karya desain grafis yang benar ataupun yang salah.

Prinsip - Prinsip Desain Grafis adalah sebagai berikut: 

Kesederhanaan
Banyak pakar desain grafis menyarankan prinsip ini dalam pekerjaan desain. Hal ini sangat logis demi
kepentingan kemudahan pembaca memahami isi pesan yang disampaikan. Dalam penggunaan huruf
sebuah berita misalnya. Huruf judul (headline), subjudul dan tubuh berita (body text) sebaiknya
jangan menggunakan jenis font yang ornamental dan njilimet, seperti huruf blackletter yang sulit
dibaca. Desainer grafis lazim juga menyebut prinsip ini sebagai KISS (Keep It Simple Stupid). Prinsip
ini bisa diterapkan dengan penggunaan elemen ruang kosong (white space) dan tidak menggunakan
terlalu banyak unsur-unsur aksesoris. Seperlunya saja.

Keseimbangan
Keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan
menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual. Prinsip keseimbangan ada dua, yaitu:
keseimbangan formal (simetris) dan keseimbangan informal. 

Keseimbangan formal memberikan kesan sempurna, resmi, kokoh, yakin dan bergengsi.
Keseimbangan formal juga menyinggung mengenai konsistensi dalam penggunaan berbagai elemen
desain. Semisal wana logo. Dalam desain kartu nama desain dibuat dengan full color (F/C). Tetapi
dengan pertimbangan agar desain lebih variatif dan tidak membosankan, maka pada media desain
yang berbeda Anda membuat logo tersebut dengan warna duotone. Nah, pada kondisi ini, gagasan
variasi desain sebaiknya tidak diperlukan. Apa jadinya kalau logo tersebut adalah logo sebuah produk
barang. Konsistensi juga sangat diperlukan sebagai kesan identitas yang melekat pada sebuah merek
produk. Kita tidak mau konsumen sampai lupa pada produk yang dijual. Sedangkan keseimbangan
informal bermanfaat menghasilkan kesan visual yang dinamis, bebas, lepas, pop, meninggalkan sikap
kaku, dan posmodernis.

Kesatuan
Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari
komposisi. Contohnya adalah ilustrasi, garis dan teks diberi raster sehingga memberikan kesan
kesatuan terhadap pesan yang dimaksud.

Penekanan (aksentuasi)
Penekanan dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca, sehingga ia mau melihat dan membaca
bagian desain yang dimaksud. Kalau dalam konteks desain surat kabar ini bisa dilakukan dengan
memberikan kotak raster atas sebuah berita. Hal ini akan mengesankan pentingnya berita itu untuk
dibaca oleh pembaca. Atau juga membesarkan ukuran huruf pada judul berita, sehingga terlihat jauh
berbeda dengan berita lainnya. Penekanan juga dilakukan melalui perulangan ukuran, serta kontras
antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif.

Irama (repetisi)
Irama merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Irama merupakan selisih antara
dua wujud yang terletak pada ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun
yang sama. Desain grafis mementingkan interval ruang atau kekosongan atau jarak antar obyek.
Misalnya jarak antarkolom. Jarak antar teks dengan tepi kertas, jarak antar 10 foto di dalam satu
halaman dan lain sebagainya.

Ruang Kosong (White Space)


Dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan
menjadikan objek menjadi dominan karena semua orang sepakat bahwa desain yang terkesan
sibuk(penuh) sangat tidak menarik untuk dilihat. Ruang kosong penting dalam desain dan sering
digunakan untuk berbagai tujuan. Misalnya, untuk memberikan fokus utama kepada audiens terhadap
suatu elemen dalam desain, dan untuk kejelasan pembacaan sekaligus memberikan kesan professional
serta sederhana.

Kejelasan (Clarity)
Kejelasan atau Clarity mempengaruhi penafsiran audien akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya
tersebut mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu atau makna ganda. perhatikan gambar
dibawah :

Kesederhanaan (Simplicity)
Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang, sering juga diartikan
tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian terbaik dari kesederhanaan ialah bisa mendorong
audien/penikmat karya untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh, pesan yang terdapat dalam karya
pun tersampaikan dengan baik secara singkat, padat dan jelas.

Prinsip desain ini juga penting dalam desain, seperti yang dijelaskan diatas desain yang sibuk tidak
menarik untuk dilihat, jadi cukup buat desain yang bisa menyampaikan pesan secara efektif dengan
cara yang lebih kreatif dan menarik perhatian tanpa menambah hal apapun (yang tidak perlu) dalam
desain. Kesalahan yang paling sering ditemui adalah pemilihan font yang tidak seirama dengan desain
yang dibuat sehingga hasilnya malah terlihat berantakan, cukup gunakan maksimal 2-3 font saja
dalam sebuah desain tidak lebih dari itu.

Emphasis (Point of Interest)
Emphasis atau disebut juga pusat perhatian merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk
menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistik. Buat bagian
utama(pesan utama yang ingin ditampilkan) dari desain berbeda dari yang lain baik dari segi warna,
atau bentuknya agar perhatian audien lebih tertuju pada bagian utama tersebut misal pada contoh
sederhana dibawah :

Hal pertama yang dilihat oleh audien yang menjadi pusat perhatian adalah lingkaran dengan warna
berbeda tersebut.
Inilah yang dimaksud dengan Prinsip Emphasis
Prinsip-prinsip Dasar Desain Grafis
Selain prinsip-prinsip utama diatas, terdapat 5 prinsip dasar yang juga perlu diketahui oleh seorang
desain grafis yaitu :

1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar desain grafis yang sangat penting. Tidak adanya
kesatuan dalam sebuah karya desain akan membuat karya tersebut terlihat bercerai-berai atau kacau-
balau berantakan yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini
sesungguhnya adalah prinsip hubungan, jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai
hubungan (warna, raut, arah dan lain-lain), maka kesatuan tersebut telah tercapai.

2. Keseimbangan (Balance)
Sebuah karya desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan mudah difahami serta
tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita
merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu
benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan.

Dalam bidang desain dan seni, keseimbangan tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu
keadaan dimana semua bagian sebuah karya tidak ada yang saling membebani. Ada dua pedekatan
dasar dalam prinsip keseimbangan, pertama adalah keseimbangan simetris yang merupakan susunan
dari elemen agar merata ke kiri dan kanan dari pusat. Kedua adalah keseimbangan asimetris yang
merupakan pengaturan yang berbeda dengan berat benda yang sama di setiap sisi halaman. Warna,
ukuran, bentuk dan tekstur dapat digunakan sebagai unsur balancing.

3. Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar desain untuk memperoleh keserasian sebuah karya, diperlukan
perbandingan-perbandingan yang tepat untuk menghasilkan desain yang serasi. Pada dasarnya,
proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden
Mean) adalah proporsi yang paling populer dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga
karya arsitektur. Dalam bidang desain, semua unsur berperan menentukan proporsi, seperti hadirnya
warna cerah yang diletakkan pada bidang/ruang sempit. Proporsi dapan dijangkau dengan
menunjukkan hubungan antara Suatu elemen dengan elemen lain.
4. Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk-bentuk alah bisa kita
ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedauan, dan lain-lain.
Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dan bentuk-bentuk unsur-unsur rupa.
Pengulangan (mengulangi unsur serupa ddengan cara yang konsisten) dan variasi (perubahan dalam
bentuk, ukuran, posisi atau elemen) adalah kunci untuk menciptakan visual ritme. Menempatkan
elemen dalam sebuah layout secara berkala memberikan kesan halus, tenang dan santai.

5. Dominasi (Domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam sebuah karya seni dan
desain. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan, sifat unggul dan istimewa ini
menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering
juga disebut Conter Of Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai bebera tujuan,
yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan, dan untuk memecah keberaturan, biasanya
ditengarahi dengan emphasis.

Anda mungkin juga menyukai