Layout adalah susunan jenis dan grafis pada publikasi cetak, presentasi, atau
situs web. Tata letak yang baik harus melayani tujuan dirancang oleh perancang,
mengatur informasi dan gambar untuk menciptakan visual jalan bagi pembaca
untuk mengikuti dan menarik perhatian pembaca. Tidak ada satu cara tepat
untuk membuat tata letak yang baik.
Menentukan tujuan anda publikasi, presentasi, atau situs web anda sebelum
anda mulai Layout.
Membuat dasar pesan yang akan disampaikan dan rencana tata ruang di
sekitarnya.
Pilih yang sesuai jenis media (halaman web, presentasi, cetak buku, newsletter,
atau brosur, dll) dan ukuran.
Mengorganisir Layouts
Layiut yang baik mudah untuk mengikuti dan memberikan fokus jelas kepada
khalayak untuk membantu agar mudah menemukan cara mereka melalui
publikasi, presentasi, atau halaman web. Jika ada pembaca untuk bekerja pada
mereka menemukan cara melalui publikasi, mereka mungkin tidak akan
membacanya. Mengatur dan menekankan informasi Anda untuk membuat pesan
Anda sebagai jelas mungkin. Memutuskan apa yang ingin pembaca untuk
melihat atau membaca posisi pertama dan itu yang sesuai, kemudian
memutuskan apa yang ingin pembaca untuk membaca atau melihat berikutnya.
Terus mengatur dan menekankan informasi sampai Anda telah memasukkan
semuanya. Kualitas tata letak Anda menentukan seberapa cepat pembaca Anda
akan diarahkan melalui publikasi cepat dan bagaimana mereka akan dapat
membacanya.
Semua format utama sama, semua teks harus diformat sama, dll
Membuat elemen yang paling pentingagar khalayak bisa menemukan hal yang
besar pada hal-hal yang kecil.
Informasi posisi penting di sudut kiri atas. Di sudut kiri atas biasanya membaca
terlebih dahulu. Menempatkan kotak sekitar informasi penting.
Gunakan warna kebalikan (jenis putih pada latar belakang gelap) untuk
memisahkan atau menekankan.
Memperbesar gambar atau foto dari sesuatu yang kecil, sehingga akan
mencakup area yang besar.
Pisahkan elemen kecil, seperti blok tipe atau gambar, dengan space.
Gunakan warna terang untuk publikasi, presentasi, atau situs web yang akan
dilihat dalam lingkungan yang gelap atau abu-abu.
Menggunakan warna hitam yang solid untuk background putih yang besar dalam
desain.
Kamis, 27 Maret, 2008 in Misc, Teori Desain | Tags: Desain Grafis, Teori
Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik
yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan
tanpa arah.
Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna.
Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi
pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.
Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan
kedalaman.
Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip
utama untuk tujuan komunikasi dari sebuah karya desain.
Ruang Kosong (White Space)Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu
padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah
obyek menjadi dominan.
Kesatuan (Unity)Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang
sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat
karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya
tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip
hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan
(warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
Berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan mengenai layout dalam desain
grafis :
1. KONSISTEN
Font adalah salah satu kunci penting dalam menyampaikan informasi dalam
sebuah layout. Setiap font memiliki sifat masing-masing dalam menyampaikan
pesan. Pilihlah font yang sesuai tema. Contoh, jika anda ingin membuat sebuah
brosur yang berisi informasi tentang produk-produk teknologi, pilihlah font yang
elegan, formal, dan terkesan mewah. Jangan menggunakan font grunge atau
font dengan bentuk ceria seperti yang biasa terdapat pada poster anak-anak.
3. PRIORITAS
Dalam setiap layout desain, tentu ada bagian tertentu yang akan jadi prioritas
untuk ditonjolkan, seperti judul maupun sub judul misalnya. Dalam hal ini, anda
harus mampu memandu pembaca visual ke dalam rentetan pesan yang anda
tawarkan dalam desain. Anda pasti sering melihat bagian layout seperti "DISKON
50%" atau "GARANSI SEUMUR HIDUP" yang terlihat menonjol pada sebuah
desain poster. Hal ini ditujukan oleh desainer untuk menarik perhatian pembaca.
Ketika pembaca (dari jauh) melihat dan tertarik untuk membaca detailnya, maka
desainer telah berhasil membimbing pembaca pada tahap itu.
4. WARNA
Perhatikan margin atau batasan pada layout design anda. Berikan sedikit ruang
yang cukup sehingga desain terlihat rapi. Sebuah layout design yang bagus akan
sekejap menjadi amatir hanya karena kurang memperhatikan margin.
6. DESAIN ALTERNATIF
Jangan langsung menghapus sebuah desain jika anda merasa kurang puas
dengan hasilnya. Cobalah untuk membuat opsi lain, biarkan yang sudah ada. Hal
ini akan sangat membantu untuk memperbandingkan dan mencari kesalahan
pada setiap bagian layout.
7. PRODUKSI
Pertimbangan terhadap produksi adalah hal yang baik untuk dilakukan. Banyak
kasus ditemui dalam bagian produksi ketika desainer tidak mempertimbangkan
kemungkinan yang akan terjadi pada produksi, seperti pergeseran warna,
margin yang terlalu sempit sehingga akan terpotong ketika proses cutting, dll.
8. PRINT TEST
Biasakanlah untuk melakukan tes print pada desain layout anda. Tes print
berguna untuk melihat kesalahan yang sulit ditemukan ketika kita melihat
desain pada screen komputer.
Tipografi adalah hal yang penting bagi desainer grafis untuk dipelajari. Tidak
mempelajari tipografi dapat dengan mudah membuat sebuah desain menjadi
kacau dan tak beraturan. Juga tak menutup kemungkinan membuat konflik-
konflik yang cukup mengganggu dalam sebuah desain. Konflik yang disebabkan
oleh teks dapat menghalangi penyampaian pesan yang berarti juga kegagalan
dalam desain grafis.
Ada beberapa faktor yang membuat teks menimbulkan konflik dalam desain,
diantaranya adalah :
1) Menggunakan Font yang Terlalu Banyak
img source
Cukup gunakan tidak lebih dari 3 font saja dalam desain. Untuk desain dengan
format yang lebih sederhana seperti logo, 2 font mungkin sudah terlalu banyak.
Meminimalkan penggunaan yang berbeda dalam satu desain akan membuat
desain tampil harmonis, jelas, dan tentu akan lebih mudah bagi pembaca
menangkap isi pesan yang tampil dalam desain.
Ok, mungkin kamu sudah praktekkan poin satu diatas dengan tidak
menggunakan font yang terlalu banyak. Sekarang kamu menggunakan hanya
dua font, yaitu Times New Roman dan Georgia. Tetap saja salah! lho? salah
lagi!?
Yap! Times New Roman dan Georgia adalah font jenis serif (berkaki) yang cukup
mirip dan sulit untuk dibedakan. Penggunaan font yang mirip seperti ini terkesan
seperti terdapat error dalam desain. Ini juga salah satu konflik yang dapat
membuat desain terlihat tidak profesional.
3) Tidak cukup kontras
Konflik lain yang timbul bisa diakibatkan oleh tidak cukup kontras yang diberikan
pada teks. Hal ini tentu fatal karena pembaca tidak dapat membaca pesan yang
kamu sampaikan melalui teks. Dalam hal ini, mempelajari teori warna mungkin
hal yang bagus untuk meningkatkan kemampuan sehingga terbiasa bermain
dengan kontras pada warna.
4) Flat
Konflik pada teks juga bisa timbul ketika teks pada desain tampil flat alias rata.
Tidak ada identifikasi terhadap judul, sub judul, sub keterangan, dll. Mungkin
kamu pernah meliat desain semacam ini di banner-banner iklan lalu bertanya
dalah hati : "ini banner tentang apa ya?"
img source
Sebagai solusi, kita bisa memainkan skala, kontras, jarak, dan jenis font untuk
membedakan secara jelas. Desain yang baik adalah desain yang membuat
pembaca dengan mudah mengenali yang mana poin paling penting dan yang
mana yang kurang penting hingga pembaca pun dituntun karenanya.