Anda di halaman 1dari 8

Pedoman tata letak

Layout adalah susunan jenis dan grafis pada publikasi cetak, presentasi, atau
situs web. Tata letak yang baik harus melayani tujuan dirancang oleh perancang,
mengatur informasi dan gambar untuk menciptakan visual jalan bagi pembaca
untuk mengikuti dan menarik perhatian pembaca. Tidak ada satu cara tepat
untuk membuat tata letak yang baik.

Panduan umum untuk Layouts:

Menentukan tujuan anda publikasi, presentasi, atau situs web anda sebelum
anda mulai Layout.

Membuat dasar pesan yang akan disampaikan dan rencana tata ruang di
sekitarnya.

Pilih yang sesuai jenis media (halaman web, presentasi, cetak buku, newsletter,
atau brosur, dll) dan ukuran.

Mengidentifikasi target pemirsa tersebut, kemudian menulis dan mendesain


publikasi, presentasi, atau situs web agar selalu berada dalam benak khalayak.

Mempertimbangkan kepentingan mereka, membaca tingkat, latar belakang, dll

Mengorganisir Layouts

Layiut yang baik mudah untuk mengikuti dan memberikan fokus jelas kepada
khalayak untuk membantu agar mudah menemukan cara mereka melalui
publikasi, presentasi, atau halaman web. Jika ada pembaca untuk bekerja pada
mereka menemukan cara melalui publikasi, mereka mungkin tidak akan
membacanya. Mengatur dan menekankan informasi Anda untuk membuat pesan
Anda sebagai jelas mungkin. Memutuskan apa yang ingin pembaca untuk
melihat atau membaca posisi pertama dan itu yang sesuai, kemudian
memutuskan apa yang ingin pembaca untuk membaca atau melihat berikutnya.
Terus mengatur dan menekankan informasi sampai Anda telah memasukkan
semuanya. Kualitas tata letak Anda menentukan seberapa cepat pembaca Anda
akan diarahkan melalui publikasi cepat dan bagaimana mereka akan dapat
membacanya.

Pedoman untuk Mengorganisir Layouts:

Menggunakan berbagai jenis ukuran untuk berbagai elemen.


Membentuk suatu hirarki dari jenis ukuran untuk utama, subheads, teks, dan
lain-lain sesuai dengan format.

Semua format utama sama, semua teks harus diformat sama, dll

Membuat elemen yang paling pentingagar khalayak bisa menemukan hal yang
besar pada hal-hal yang kecil.

Menggunakan rules (baris) untuk memisahkan informasi ke dalam grup.

Menggunakan berbagai jenisketebalan font.

Gunakan spasi kosong untuk tujuan desain dalam publikasi.

Informasi posisi penting di sudut kiri atas. Di sudut kiri atas biasanya membaca
terlebih dahulu. Menempatkan kotak sekitar informasi penting.

Berikan bullet pada item-item yang penting.

Gunakan warna kebalikan (jenis putih pada latar belakang gelap) untuk
memisahkan atau menekankan.

Menangkap yang Perhatian khayalak

Informasi harus perhatikan sebelum komunikasi berlangsung.Sebelum anda


memutuskan apa yang menjadi perhatian, Anda harus mempertimbangkan siapa
yang akan membaca dan di mana ia akan terlihat. Anda harus mendesain secara
jelas untuk audiens Anda dan sesuai dengan lingkungan.

Pedoman untuk menangkap perhatian khalayak:

Memperbesar gambar atau foto dari sesuatu yang kecil, sehingga akan
mencakup area yang besar.

Pisahkan elemen kecil, seperti blok tipe atau gambar, dengan space.

Gunakan warna terang untuk publikasi, presentasi, atau situs web yang akan
dilihat dalam lingkungan yang gelap atau abu-abu.

Menggunakan warna hitam yang solid untuk background putih yang besar dalam
desain.

Memotong foto dalam suatu cara yang tidak biasa.

Mengatur informasi penting dalam dengan memberi font khusus.


Nirmana

Kamis, 27 Maret, 2008 in Misc, Teori Desain | Tags: Desain Grafis, Teori

Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual


seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang
harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam
bentuk dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan. Nirmana
disebut juga ilmu tatarupa. Elemen –elemen seni rupa dapat dikelompokan
menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya.

Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik
yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan
tanpa arah.

Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna.

Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi
pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.

Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan
kedalaman.

Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga komposisi


dari bentuk-bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan yang
perlu digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan
prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta
harus layak disebut karya yang baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini
bersifat subyektif terhadap penciptanya.

Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip
utama untuk tujuan komunikasi dari sebuah karya desain.

Ruang Kosong (White Space)Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu
padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah
obyek menjadi dominan.

Kejelasan (Clarity)Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton


akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti
dan tidak menimbulkan ambigu/ makna ganda.
Kesederhanaan (Simplicity)Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang
tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak
berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap
lama dan tidak merasa jenuh.

Emphasis (Point of Interest)Emphasis atau disebut juga pusat perhatian,


merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah
satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistic.

Prinsip – prinsip dasar seni rupa

Kesatuan (Unity)Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang
sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat
karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya
tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip
hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan
(warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.

Keseimbangan (Balance)Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan


agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita
melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan
cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu
benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni
keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan
dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.

Proporsi (Proportion)Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk


memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya
diperlukan perbandingan –perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi
adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The
Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini
dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret
bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8
: 13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda
alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang
diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita lihat
dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.

Irama (Rhythm)Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus


menerus. Dalam bentuk –bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak
pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama
sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk unsur rupa.

Dominasi (Domination)Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa


yang harus ada dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata
Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan
menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia
desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye
Catcher. Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu utnuk menarik perhatian,
menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan.

Berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan mengenai layout dalam desain
grafis :

1. KONSISTEN

Penerapan beberapa elemen (bentuk, teks maupun gambar) dalam sebuah


layout adalah salah satu rahasia jitu untuk membuat desain tampak profesional.
misal, terlalu banyak jenis font akan membuat layout kacau, tidak fokus, dan
tidak sedap dipandang mata. Cukup lakukan pengecualian pada bagian-bagian
tertentu, seperti ketika ingin memberi ketegasan pada sebuah teks.

2. PINTAR DALAM MEMILIH FONT

Font adalah salah satu kunci penting dalam menyampaikan informasi dalam
sebuah layout. Setiap font memiliki sifat masing-masing dalam menyampaikan
pesan. Pilihlah font yang sesuai tema. Contoh, jika anda ingin membuat sebuah
brosur yang berisi informasi tentang produk-produk teknologi, pilihlah font yang
elegan, formal, dan terkesan mewah. Jangan menggunakan font grunge atau
font dengan bentuk ceria seperti yang biasa terdapat pada poster anak-anak.

3. PRIORITAS

Dalam setiap layout desain, tentu ada bagian tertentu yang akan jadi prioritas
untuk ditonjolkan, seperti judul maupun sub judul misalnya. Dalam hal ini, anda
harus mampu memandu pembaca visual ke dalam rentetan pesan yang anda
tawarkan dalam desain. Anda pasti sering melihat bagian layout seperti "DISKON
50%" atau "GARANSI SEUMUR HIDUP" yang terlihat menonjol pada sebuah
desain poster. Hal ini ditujukan oleh desainer untuk menarik perhatian pembaca.
Ketika pembaca (dari jauh) melihat dan tertarik untuk membaca detailnya, maka
desainer telah berhasil membimbing pembaca pada tahap itu.

4. WARNA

Setiap warna mewakili sifat tertentu yang dapat mempengaruhi pembaca


(silakan baca postingan saya mengenai Psikologis warna dalam pemasaran).
Berikanlah warna yang sesuai dengan tema. Dan tentukan kapasitas warna
desain anda. Jangan takut bermain dengan warna kontras, dalam hal ini, saya
sarankan untuk sering bereksperimen untuk menemukan warna yang sesuai.
5. MARGIN

Perhatikan margin atau batasan pada layout design anda. Berikan sedikit ruang
yang cukup sehingga desain terlihat rapi. Sebuah layout design yang bagus akan
sekejap menjadi amatir hanya karena kurang memperhatikan margin.

6. DESAIN ALTERNATIF

Jangan langsung menghapus sebuah desain jika anda merasa kurang puas
dengan hasilnya. Cobalah untuk membuat opsi lain, biarkan yang sudah ada. Hal
ini akan sangat membantu untuk memperbandingkan dan mencari kesalahan
pada setiap bagian layout.

7. PRODUKSI

Pertimbangan terhadap produksi adalah hal yang baik untuk dilakukan. Banyak
kasus ditemui dalam bagian produksi ketika desainer tidak mempertimbangkan
kemungkinan yang akan terjadi pada produksi, seperti pergeseran warna,
margin yang terlalu sempit sehingga akan terpotong ketika proses cutting, dll.

8. PRINT TEST

Biasakanlah untuk melakukan tes print pada desain layout anda. Tes print
berguna untuk melihat kesalahan yang sulit ditemukan ketika kita melihat
desain pada screen komputer.

ipografi ▬ Konflik dalam Desain Grafis

Tipografi adalah hal yang penting bagi desainer grafis untuk dipelajari. Tidak
mempelajari tipografi dapat dengan mudah membuat sebuah desain menjadi
kacau dan tak beraturan. Juga tak menutup kemungkinan membuat konflik-
konflik yang cukup mengganggu dalam sebuah desain. Konflik yang disebabkan
oleh teks dapat menghalangi penyampaian pesan yang berarti juga kegagalan
dalam desain grafis.

Ada beberapa faktor yang membuat teks menimbulkan konflik dalam desain,
diantaranya adalah :
1) Menggunakan Font yang Terlalu Banyak

Kebanyakan desainer pemula mengira bahwa menggunakan banyak font dapat


membuat desain tampil tidak monoton dan membosankan. Hal itu salah!
Menggunakan font yang terlalu banyak dapat membuat desain kacau dan
membuat pembaca bingung.

img source

Cukup gunakan tidak lebih dari 3 font saja dalam desain. Untuk desain dengan
format yang lebih sederhana seperti logo, 2 font mungkin sudah terlalu banyak.
Meminimalkan penggunaan yang berbeda dalam satu desain akan membuat
desain tampil harmonis, jelas, dan tentu akan lebih mudah bagi pembaca
menangkap isi pesan yang tampil dalam desain.

2) Menggunakan Font yang Terlalu Mirip

Ok, mungkin kamu sudah praktekkan poin satu diatas dengan tidak
menggunakan font yang terlalu banyak. Sekarang kamu menggunakan hanya
dua font, yaitu Times New Roman dan Georgia. Tetap saja salah! lho? salah
lagi!?

Yap! Times New Roman dan Georgia adalah font jenis serif (berkaki) yang cukup
mirip dan sulit untuk dibedakan. Penggunaan font yang mirip seperti ini terkesan
seperti terdapat error dalam desain. Ini juga salah satu konflik yang dapat
membuat desain terlihat tidak profesional.
3) Tidak cukup kontras

Konflik lain yang timbul bisa diakibatkan oleh tidak cukup kontras yang diberikan
pada teks. Hal ini tentu fatal karena pembaca tidak dapat membaca pesan yang
kamu sampaikan melalui teks. Dalam hal ini, mempelajari teori warna mungkin
hal yang bagus untuk meningkatkan kemampuan sehingga terbiasa bermain
dengan kontras pada warna.

4) Flat

Konflik pada teks juga bisa timbul ketika teks pada desain tampil flat alias rata.
Tidak ada identifikasi terhadap judul, sub judul, sub keterangan, dll. Mungkin
kamu pernah meliat desain semacam ini di banner-banner iklan lalu bertanya
dalah hati : "ini banner tentang apa ya?"

img source

Sebagai solusi, kita bisa memainkan skala, kontras, jarak, dan jenis font untuk
membedakan secara jelas. Desain yang baik adalah desain yang membuat
pembaca dengan mudah mengenali yang mana poin paling penting dan yang
mana yang kurang penting hingga pembaca pun dituntun karenanya.

Anda mungkin juga menyukai