Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA DESAIN GRAFIS DALAM KOMUNIKASI

Fudzi Apriliani 0441224321), Rngga Putra Pradipa 0441221572), Nessya Nidaul Adilla Ulya
0441221483), Zeriansyah Arba Zakariyya 0441224384), Frans Kevin Siregar 0441224345).

Pada zaman sekarang ini,teknologi sudah semakin maju dari tahun ke tahun.Bukan hanya
perkembangan luar saja,melainkan perkembangan media pun terjadi di era yang sekarang
ini.Media yang dipakai pada zaman dahulu sangat terlihat jelas berbeda jauh dengan media
yang dipakai pada zaman saat ini.Terutama pada desain grafis logo yang awal mulanya
berbentuk dan berwarna abstrak menjadi sebuah bentuk yang indah dan mempunyai
banyak makna dan arti didalamnya.

Desain grafis logo berhubungan dengan komunikasi karena didalam logo tersebut
mempunyai arti tersendiri dan suatu pesan media yang disampaikan oleh komunikator
tersebut.Logo memiliki banyak bentuk dan warna yang berupa-rupa dan memiliki simbolis
yang berbeda-beda dengan ciri khasnya masing-masing didalam logo tersebut.

Desan Grafis dapat membantu banyak orang untuk mudah dalam membaca pesan dan arti
dari desain tersebut.Menurut wikipedia, desain grafis atau rancang grafis adalah proses
komunikasi menggunakan elemen visual, seperti tipografi, fotografi, serta ilustrasi yang
dimaksudkan untuk menciptakan persepsi akan suatu pesan yang disampaikan. Bidang ini
melibatkan proses komunikasi visual dan desain komunikasi.

Berikut ada beberapa fungsi dari desain grafis,yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai penyampai pesan lewat visual agar lebih mudah dibaca.


2. Mendesain bukan hanya menggambar atau mendekorasi, namun ada kandungan
komunikasi di dalamnya.
3. Desain komunikasi visual mengharuskan desainer untuk tidak hanya memahami
bagaimana cara membuat grafis, tetapi juga memahami konteks yang akan diolah.
4. Desain boleh saja “indah”, tetapi jika tidak ada makna dan pesan yang bisa langsung
tersampaikan, maka hasilnya akan percuma.

Dalam desain grafis, bentuk dari sebuah desain dipengaruhi oleh bebarapa hal. Bentuk desain
ini tentunya akan memengaruhi bagaimana pembaca menangkap isi pesan yang ingin
disampaikan oleh pembuat desain. Beberapa hal yang mempengaruhi bentuk dari sebuah
desain yaitu:

1. Pembaca
Pembaca dari kelompok sosial tertentu akan memiliki pemahaman yang berbeda saat
melihat sebuah desain grafis dibandingkan dengan kelompok sosial yang lain.
2. Peruntukan Desain
Peruntukan desain dibedakan menjadi 2, yaitu untuk pihak internal dan eksternal. Desain
yang dibuat untuk kepentingan internal dalam perusahaan/instansi tentunya akan berbeda
dengan desain yang dibuat untuk kepentingan pihak eksternal. Tidak hanya sifat dari
informasinya saja yang berbeda, namun juga pemahaman terhadap informasi yang
disampaikan juga akan berbeda antara kedua pihak tersebut.
3. Rentang Umur
Rentang umur menentukan tingkat pemahaman dari informasi pada desain yang ingin
disampaikan. Umumnya generasi milenial sekarang lebih memahami informasi dan berita
terkini dari generasi yang lebih tua. Selain itu, minat generasi milenial terhadap desain
pada postingan di media sosial sangat tergantung dari corak atau bentuk desain yang
ditampilkan.
4. Tema dan Waktu Publikasi Desain
Tema desain akan menentukan bagaimana hasil akhir dari desain yang akan dibuat.
Misalnya untuk tema edukatif, bentuk desain yang disampaikan dapat menampilkan
ilustasi berupa peralatan menulis, atau hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan.
Sedangkan untuk waktu dari publikasi desain sendiri dapat dibedakan menjadi dua,
apakah desain tersebut harus segera dipublikasikan atau publikasi dapat dilakukan kapan
saja.
5. Bentuk Publikasi Desain
Bentuk publikasi desain dapat berupa publikasi cetak dan digital. Untuk desain dalam
bentuk publikasi cetak, format pemilihan warna dapat menggunakan format CMYK,
sehingga warna yang ditampilkan pada saat melakukan desain akan sama dengan warna
yang dihasilkan saat dicetak. Di sisi lain, apabila desain hanya dipublikasikan secara
digital, desainer dapat menggunakan format warna RGB. Format warna ini
memungkinkan desain memiliki banyak pilihan warna dibandingkan format CMYK.
6. Jenis Platform yang Digunakan
Saat ini platform untuk menampilkan atau mempublikasikan desain bermacam-macam.
Contohnya saja untuk platform media sosial ada Instagram, Facebook, dan Twitter.
Masingmasing platform ini memiliki format dan kebijakan tersendiri tentang konten bisa
diunggah dan bagaimana cara memaksimalkan desain kontennya.
7. Sifat Desain
Sifat dari desain bermacam-macam, tergantung dari tema dari desain. Misalnya desain
untuk menginformasikan tentang penyerapan APBN, maka desain yang digunakan
wajarnya menggunakan desain yang formal.

Agar desain dapat menarik perhatian dari pembaca, desainer perlu memperhatikan
komposisi-komposisi dan elemen pada desain. Berikut ini adalah prinsip hirarki pada desain
grafis agar desain yang dihasilkan dapat menarik.
 
1.    Size dan Scale
Ukuran objek pada desain yang lebih besar belum tentu akan efektif dalam upaya untuk
menyampaikan informasi dari sebuah desain. Pada dasarnya elemen yang lebih besar
pada sebuah desain akan menarik perhatian lebih besar daripada elemen yang lebih kecil.
Dengan memerhatikan besar kecilnya objek pada sebuah desain, maka akan tercipta
keseimbangan dalam desain. Selain itu, hal tersebut juga dapat meningkatkan fokus dari
pembaca.
2.    Color dan Contrast
Warna yang kontras biasanya akan lebih menarik perhatian pembaca daripada warna yang
kusam. Dengan mengombinasikan warna yang sesuai, desainer dapat meningkatkan fokus
pembaca, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.
3.    Typographics Hierarchy
Pengaturan besar-kecil dan tata letak dari penulisan kata akan menentukan ketertarikan
dari pembaca dalam memahami isi desain. Penggunaan huruf yang terlalu kecil dan
cenderung “ramai” akan menurunkan minat pembaca dalam memahami isi desain.
Hierarki tipografi yang dibuat dari teks dengan berbagai ukuran, bobot, dan spasi atau
kombinasi dari setiap elemen akan menciptakan komposisi keseluruhan yang mudah
dibaca dan dipahami.
4.    Spacing
a.   Rule of Space
Desain yang baik untuk dibaca adalah desain yang memiliki ruang kosong. Desainer
harus dapat menata dan mengatur komposisi elemen-elemen dalam desain agar desain
memiliki ruang kosong. Ruang kosong ini berfungsi untuk memberikan “ruang
bernapas” bagi audiens, sehingga mereka dapat terfokus pada elemen-elemen yang
memang mengandung informasi dalam sebuah desain.
b.   Page-scanning Patterns
Saat melihat sebuah desain, audiens akan cenderung memindai halaman dengan pola
tertentu. Berikut ini adalah beberapa pola umum yang sering dipakai oleh kebanyakan
orang dalam memindai sebuah informasi, khususnya dalam bentuk infografis.
1)   F-Patterns
Pola ini dilakukan dengan cara memindai halaman dari kiri ke kanan bagian atas
dan mengulanginya lagi untuk setiap baris teks hingga mencapai bagian bawah
halaman.
2)   Z-Patterns
Pola ini dilakukan dengan cara memindai halaman secara cepat dengan melirik
dari bagian atas kiri ke kanan, lalu turun ke bagian bawah kiri, dan terus diulangi
hingga mencapai bagian bawah halaman
5.    Proximity
Menempatkan elemen-elemen yang saling berkaitan secara berdekatan akan memberikan
kesan kepada audiens bahwa elemen-elemen tersebut terkait.
6.    Negative Space
Negatif space atau ruang kosong tidak hanya membuat informasi lebih mudah bagi
pembaca untuk mencernanya, tetapi juga menciptakan fokus karena membantu
memusatkan perhatian pada elemen tertentu pada sebuah desain. Bahkan desainer yang
kreatif dapat memanfaatkan ruang kosong ini untuk menampilkan visual tambahan
pada negative space  ini.
7.    Alignment
Alignment adalah bagian dari struktur di mana elemen ditempatkan dalam suatu desain.
Ini menentukan bahwa komponen visual baik itu teks atau gambar, tidak diposisikan
secara asal di seluruh komposisi.
8.    Rule of Odds
Rule of odds memungkinkan desainer untuk menekankan gambar tertentu dengan
menempatkannya di tengah-tengah kelompok. Dengan menempatkan jumlah yang sama
dari benda-benda serupa di kedua sisi titik fokus utama hasilnya jelas menunjuk ke
elemen visual paling penting, yang terletak di tengah.
9.    Repetition
Pengulangan komponen-komponen dalam sebuah desain akan meningkatkan pemahaman
dan menciptakan kesatuan. Contohnya pengulangan beberapa font, warna, bentuk, ukuran
sebuah komponen dari desain akan menciptakan ciri khas dari desain yang diciptakan.
10.  Leading Line
Leading line adalah komponen yang berupa garis-garis baik tampak secara nyata ataupun
tidak pada sebuah desain yang berfungsi untuk mengarahkan audiens agar fokus terhadap
suatu objek atau hal yang ingin disampaikan dalam sebuah desain. Leading line dapat
mengarahkan pandangan audiens terhadap hal yang ingin di highlight oleh desainer. 
11.  Rule of Third
Tidak hanya dapat digunakan dalam dunia seni dan fotografi, rule of third dapat
diterapkan dalam sebuah desain. Rule of third atau aturan satu pertiga adalah aturan yang
digunakan untuk meningkatkan keseimbangan komposisi secara keseluruhan. Hal ini
dilakukan dengan cara membagi komposisi desain menjadi kisi-kisi dalam sebuah desain
menjadi kotak-kotak dengan sembilan bagian yang terpisah.
12.  Perspective
Dengan memanfaatkan perspektif, desainer dapat lebih menampilkan pesan yang ingin di
sampaikan kepada audiens. Contohnya adalah dengan mengatur besar kecilnya elemen
dalam desain. Objek yang lebih besar akan terlihat lebih dekat daripada objek yang
berukuran lebih kecil.
 
Pada akhirnya, desain yang bagus bukanlah desain sekadar indah dan terlihat bagus. Lebih
dari itu, desain yang baik adalah desain yang isinya dapat dipahami dengan jelas oleh
pembaca. Selain itu, agar para pembaca tertarik dengan informasi yang disampaikan, akan
lebih baik lagi jika desain yang dibuat memperhatikan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip
pembuatan sebuah desain. Desain yang menarik tidak hanya dapat menarik minat para
pembaca untuk mengetahui informasi di dalam sebuah desain, namun juga dapat
memudahkan pembaca dalam mengolah informasi yang terdapat di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai