Anda di halaman 1dari 8

Memahami Konsep Desain: Menjadi Lebih Kreatif dan Efektif dalam Mendesain

Abstrak Artikel ini membahas tentang konsep desain dan bagaimana memahaminya untuk menjadi lebih
kreatif dan efektif dalam mendesain. Konsep desain adalah dasar dari setiap karya desain, sehingga
pemahaman yang baik tentang konsep desain sangat penting untuk menghasilkan desain yang
berkualitas tinggi. Artikel ini akan menjelaskan pengertian konsep desain, bagaimana menerapkannya
dalam mendesain, karakteristik dari konsep desain yang berkualitas tinggi, serta kesalahan-kesalahan
umum yang harus dihindari dalam membuat konsep desain. Dengan memahami konsep desain,
pembaca dapat meningkatkan kreativitas dan efektivitas dalam mendesain, serta menghasilkan karya
desain yang lebih menarik dan berkualitas tinggi.

Kata kunci: konsep desain, mendesain, kreativitas, efektivitas, karakteristik konsep desain.

I. Pendahuluan
Dalam dunia desain, konsep desain memiliki peran yang sangat penting dalam proses
penciptaan sebuah karya desain yang berkualitas tinggi. (Norman, 2013) Konsep desain dapat
diartikan sebagai ide dasar yang menjadi pondasi dalam proses mendesain. Tanpa konsep desain
yang baik, sebuah desain akan terkesan kurang maksimal dan tidak efektif dalam menyampaikan
pesan yang ingin disampaikan. (Airey, 2019) Konsep desain akan memengaruhi arah dan
karakteristik desain tersebut, serta menjadi panduan bagi desainer dalam membuat
keputusan tentang elemen-elemen desain seperti warna, tipografi, komposisi, dan
sebagainya. (Lupton, 2015)
Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang konsep desain sangat penting bagi
desainer dalam menciptakan karya desain yang berkualitas tinggi. Dengan memahami konsep
desain, desainer dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang pesan yang ingin
disampaikan dalam desain, serta dapat menghasilkan karya desain yang lebih kreatif dan
efektif dalam menyampaikan pesan tersebut. (Brown, 2008) (Kim & Mauborgne, 2005)
Pemahaman tentang konsep desain juga dapat membantu desainer dalam memecahkan
masalah desain dan menemukan solusi yang tepat untuk setiap kebutuhan desain. (Lidwell,
Holden, & Butler, 2010)
Selain itu, konsep desain juga berperan penting dalam mengembangkan identitas
merek yang kuat dan konsisten. (Keller, 2013) Dengan memiliki konsep desain yang kuat,
sebuah merek dapat memperoleh citra yang jelas dan memikat di mata konsumen. Konsep
desain yang baik akan membantu merek dalam membedakan diri dari pesaing, serta membuat
merek lebih mudah diingat dan diidentifikasi oleh konsumen. (Aaker, 2010) (Clifton & Maughan,
2000)
Artikel ini ditulis untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep
desain dan pentingnya konsep desain dalam proses mendesain yang efektif dan berkualitas.
Konsep desain dianggap sebagai ide dasar yang menjadi pondasi dalam proses mendesain
dan dapat memengaruhi arah dan

karakteristik desain, serta menjadi panduan bagi desainer dalam membuat keputusan tentang
elemen-elemen desain seperti warna, tipografi, komposisi, dan sebagainya.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang konsep desain dan bagaimana konsep desain dapat membantu desainer dalam
menciptakan karya desain yang lebih kreatif dan efektif dalam menyampaikan pesan yang ingin
disampaikan. Artikel ini juga akan membahas bagaimana konsep desain dapat membantu merek
dalam membangun identitas merek yang kuat dan memikat di mata konsumen.
Artikel ini diharapkan memberikan wawasan dapat menjadi sumber informasi yang
berguna bagi para desainer, mahasiswa desain, dan siapa saja yang tertarik dengan dunia desain
yang berguna dalam meningkatkan kreativitas dan efektivitas dalam mendesain. Artikel ini juga
diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep desain bagi
para pebisnis dan pemasar yang ingin membangun merek yang kuat dan konsisten di mata
konsumen.
II. Pengertian Konsep Desain
A. Definsi

Konsep desain dapat didefinisikan sebagai ide dasar atau gagasan yang menjadi pondasi
dalam proses mendesain suatu karya. Menurut Buchanan (1992), konsep desain dapat diartikan
sebagai "suatu ide yang menjelaskan bagaimana suatu objek atau sistem dapat
direncanakan dan diorganisir untuk mencapai tujuan tertentu." Menurut Curedale (2013),
konsep desain adalah "pengorganisasian pikiran dan ide-ide untuk mencapai hasil desain yang
diinginkan." Sedangkan menurut Norman (2004) konsep desain adalah "sebuah kerangka
pemikiran yang digunakan untuk memahami, memformulasikan, dan menyelesaikan masalah
desain."
B. Contoh-Contoh
Contoh-contoh konsep desain yang sering digunakan dalam dunia desain adalah
beragam dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan desain. Salah satu konsep desain
yang populer adalah minimalis, yang menekankan pada kesederhanaan dan ketajaman
bentuk. Konsep desain ini sering digunakan dalam desain web, desain grafis, dan desain
produk untuk menciptakan tampilan yang bersih, elegan, dan modern. (Hakim, 2019)
Selain minimalis, ada juga flat design yang menggunakan bentuk datar dan
minimalis serta menghindari efek-efek tiga dimensi. Konsep desain ini sering digunakan oleh
perusahaan teknologi dan aplikasi mobile untuk memberikan tampilan yang bersih, sederhana,
dan mudah digunakan.
Salah satu contoh konsep desain yang dikembangkan oleh Google adalah material
design. Konsep desain ini menggabungkan elemen-elemen tiga dimensi dan animasi yang
halus dengan warna-warna terang dan kontras yang kuat, sehingga menciptakan tampilan yang
modern dan responsif. Selain itu, di website tersebut juga dijelaskan tentang prinsip-prinsip
desain yang harus diperhatikan dalam pengembangan material design, seperti pemilihan
warna, tipografi, dan ikon. Material design sering digunakan dalam desain web dan aplikasi
mobile yang ingin memberikan pengalaman pengguna yang modern dan intuitif. Serta untuk
menciptakan tampilan yang modern dan responsif. (Google, 2023)
Konsep desain vintage juga sering digunakan untuk memberikan tampilan yang klasik
dan kuno pada desain. Desain dengan konsep vintage biasanya menggunakan warna-warna
hangat dan tampilan yang khas dari masa lalu. Konsep desain ini sering digunakan dalam desain
logo, kemasan produk, dan desain interior. (Thomson, 2016)
Konsep desain typography menekankan pada penggunaan tipografi yang menarik dan
berbeda untuk menonjolkan pesan yang ingin disampaikan dalam desain. Konsep desain ini
sering digunakan dalam desain poster, iklan, dan desain logo untuk memberikan tampilan yang
unik dan menarik. (Chen, 2018)
Selain itu, ada juga konsep desain ilustrasi yang menggunakan gambar-gambar
ilustrasi untuk menambahkan elemen visual yang menarik dan membantu menyampaikan
pesan dengan lebih jelas. Konsep desain ini sering digunakan dalam desain buku anak-anak,
majalah, dan poster. (Dines & Hidayat, 2019)
Simplicity adalah konsep desain yang menekankan pada kesederhanaan dan
penggunaan warna-warna yang minimalis. Konsep desain ini sering digunakan dalam desain
produk dan desain web untuk memberikan tampilan yang bersih dan elegan. (Kumar, 2016)
Terakhir, ada konsep desain gradients yang menggunakan perpaduan warna-warna
gradasi untuk menciptakan tampilan yang menarik dan modern. Konsep desain ini sering
digunakan dalam desain web, desain grafis, dan desain produk untuk memberikan tampilan
yang menarik dan memikat. (Vikram, 2017)
Dengan memahami konsep-konsep desain yang sering digunakan ini, desainer dapat
memilih konsep desain yang tepat untuk proyek desain mereka, dan menciptakan karya desain
yang lebih menarik, kreatif, dan efektif dalam menyampaikan pesan.
III. Menerapkan Konsep Desain dalam Mendesain
A. Langkah-langkah dalam menerapkan konsep desain dalam mendesain
Menerapkan konsep desain dalam mendesain adalah langkah penting yang harus
dilakukan oleh desainer agar hasil karyanya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Secara
umum, berikut-berikut beberapa langkah tahapan yang dapat dilakukan dalam menerapkan
konsep desain:
1. Memahami kebutuhan desain Langkah pertama dalam menerapkan konsep desain
adalah memahami kebutuhan desain yang ingin dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan informasi dari klien atau target pasar. Dalam tahap ini, desainer juga
harus menentukan tujuan desain, pesan yang ingin disampaikan, dan tampilan visual
yang diinginkan.
2. Memilih konsep desain yang sesuai Setelah memahami kebutuhan desain, langkah
selanjutnya adalah memilih konsep desain yang sesuai. Desainer harus memilih konsep
desain yang dapat mencapai tujuan desain yang telah ditentukan sebelumnya. Konsep
desain yang dipilih juga harus dapat diaplikasikan secara konsisten dan sesuai dengan
merek atau identitas perusahaan.
3. Membuat sketsa dan mockup Setelah memilih konsep desain yang sesuai, desainer
dapat membuat sketsa atau mockup untuk menggambarkan ide-ide awal mereka. Sketsa
atau mockup dapat membantu desainer untuk melihat tampilan visual dari ide-ide
mereka dan menguji apakah konsep desain yang dipilih dapat diaplikasikan dengan baik.
4. Mengembangkan desain Setelah menentukan sketsa dan mockup awal, desainer
dapat mulai mengembangkan desain sesuai dengan konsep desain yang dipilih. Pada
tahap ini, desainer harus memperhatikan elemen-elemen desain seperti warna,
tipografi, dan ilustrasi yang digunakan. Desainer juga harus memastikan bahwa desain
yang dibuat dapat menyampaikan pesan yang diinginkan dengan jelas.
5. Menguji dan merevisi Setelah selesai mengembangkan desain, desainer harus menguji
desain tersebut dengan target pasar atau audiens yang dituju. Dalam tahap ini, desainer
dapat meminta umpan balik dari klien atau audiens untuk mengetahui apakah desain
yang dibuat telah mencapai tujuan yang diinginkan. Jika terdapat masalah, desainer
harus merevisi desain tersebut untuk memperbaiki masalah dan mencapai tujuan
desain yang diinginkan.
6. Menerapkan desain Setelah desain telah diuji dan direvisi, desainer dapat menerapkan
desain tersebut pada berbagai media, seperti web, produk, atau media cetak.
Desainer harus memastikan bahwa desain yang diterapkan sesuai dengan konsep
desain yang dipilih dan dapat diaplikasikan secara konsisten.
Dalam keseluruhan proses menerapkan konsep desain, desainer harus memperhatikan
aspek-aspek seperti kreativitas, efektivitas, dan konsistensi dalam mengembangkan desain.
Dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat, desainer dapat menciptakan karya desain yang
berkualitas tinggi dan efektif dalam menyampaikan pesan yang diinginkan.
B. Cara mengasah kreativitas dengan memahami konsep desain
Mengasah kreativitas dalam desain sangat penting untuk memastikan bahwa
desain yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional, tetapi juga memiliki nilai
estetika dan daya tarik visual yang kuat. Salah satu cara untuk mengasah kreativitas adalah
dengan memahami dan menerapkan konsep desain yang tepat. Konsep desain merupakan
prinsip-prinsip dasar dalam desain yang membantu perancang dalam memecahkan masalah dan
menciptakan solusi desain yang efektif.
Pertama-tama, salah satu cara untuk mengasah kreativitas dengan memahami konsep
desain adalah dengan mempelajari prinsip-prinsip dasar desain seperti komposisi, warna,
tipografi, dan sebagainya. Setiap desainer haruslah benar-benar memiliki dasar pemahaman
yang kuat dalam memahami prinsip-prinsip dasar seperti garis, bentuk, tekstur, dan ruang
dapat membantu perancang dalam membangun elemen desain yang solid dan kohesif.
(Ambrose, 2019) Lebih lanjut Ambrose menekankan juga terkait kemampuan dalam
memahami target audiens dan tujuan dari desain juga penting untuk mengasah kreativitas.
Desainer harus memahami siapa yang akan melihat desain mereka dan apa yang ingin dicapai
melalui desain tersebut. Hal ini memungkinkan desainer untuk menyesuaikan desain mereka
dengan target audiens dan tujuan desain, sehingga meningkatkan kemungkinan desain yang
sukses. Menjelajahi berbagai sumber inspirasi juga merupakan cara yang baik untuk
mengasah kreativitas dalam desain. Desainer dapat mencari inspirasi dari berbagai sumber
seperti buku, majalah, situs web, museum seni, dan sebagainya. Mengamati karya-karya desain
yang telah ada dan mempelajari bagaimana konsep dan elemen desain digunakan di dalamnya
dapat memberikan ide-ide kreatif untuk diterapkan dalam desain mereka sendiri. Terakhir,
percayalah pada diri sendiri dan jangan takut untuk mengambil risiko dalam desain. Mengasah
kreativitas membutuhkan keberanian untuk berpikir di luar kotak dan mencoba ide-ide baru.
Terkadang, ide-ide yang paling kreatif dan inovatif lahir dari mengambil risiko. (Ambrose, 2019)
Selain itu, memahami konsep desain juga berarti memahami konteks di mana
desain akan digunakan. Seperti yang dijelaskan oleh Jesse James Garrett (2002) dalam setiap
proses perancangan harus mempertimbangkan konteks penggunaan, tujuan, dan tugas
yang diinginkan pengguna saat merancang suatu produk atau layanan. Dengan memahami
konteks penggunaan, perancang dapat menciptakan solusi desain yang relevan dan efektif.
Selanjutnya, untuk mengasah kreativitas dalam desain, perlu juga untuk berpikir secara
kritis dan inovatif. Terry (2018) bahwa perancang harus terus mencari ide-ide baru dan
mengembangkan solusi desain yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Terakhir, salah satu cara terbaik untuk mengasah kreativitas dengan memahami konsep
desain adalah dengan berlatih dan terus bereksperimen. Seperti yang disebutkan oleh Krug
(2000), perancang harus terus mencoba hal-hal baru dan menguji desain mereka dengan
pengguna untuk memastikan bahwa desain tersebut memenuhi kebutuhan dan preferensi
mereka.

Dalam kesimpulan, memahami konsep desain merupakan kunci untuk mengasah kreativitas
dalam desain. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar desain, konteks penggunaan, berpikir
kritis dan inovatif, serta berlatih dan bereksperimen, perancang dapat menciptakan solusi
desain yang efektif, relevan, dan menarik secara visual.
C. Contoh-contoh penerapan konsep desain pada beberapa jenis desain (logo, website, poster,
dsb)
Adapun contoh-contoh tahapan yang diterapkan didasarkan pada spesifikasi desain,
sebagai berikut:
1. Konsep desain perancangan logo. Menurut Airey (Airey D. , 2019), langkah-langkah
dalam menerapkan konsep desain dalam mendesain logo adalah sebagai berikut:
1) Penelitian dan perencanaan: Langkah pertama dalam mendesain logo adalah
melakukan penelitian dan perencanaan. Tahap ini meliputi mempelajari bisnis atau
organisasi yang ingin memiliki logo, menentukan pesan yang ingin disampaikan
melalui logo, menentukan target pasar, serta mengumpulkan informasi tentang
pesaing.
2) Sketching: Setelah melakukan penelitian, langkah selanjutnya adalah menghasilkan
beberapa sketsa kasar sebagai ide awal. Dalam tahap ini, tidak perlu khawatir
dengan detail yang rumit, namun yang penting adalah menangkap konsep dasar
yang ingin diwujudkan dalam logo.
3) Pemilihan ide: Setelah menghasilkan beberapa sketsa, langkah selanjutnya adalah
memilih beberapa ide yang dianggap paling potensial dan mengembangkannya
lebih lanjut. Dalam tahap ini, fokus pada memperbaiki desain dan menghilangkan
ide-ide yang kurang berhasil.
4) Digitalisasi: Setelah menentukan ide yang paling potensial, langkah selanjutnya
adalah mengubahnya menjadi format digital menggunakan software desain
seperti Adobe Illustrator. Dalam tahap ini, fokus pada pembuatan bentuk dasar dan
pemilihan warna.
5) Refining: Tahap terakhir adalah pengembangan desain yang lebih halus dan rinci.
Pada tahap ini, fokus pada mengembangkan detail-detail kecil dan menyelesaikan
desain hingga tampak profesional dan siap digunakan.
2. Menurut Ambrose dan Harris (2019), berikut adalah langkah-langkah dalam menerapkan
konsep desain dalam desain grrafis:
1) Memahami brief: Pertama-tama, perlu memahami tujuan dan kebutuhan desain.
Brief harus dikaji dengan baik agar dapat menghasilkan desain yang efektif dan
tepat sasaran.
2) Riset dan analisis: Selanjutnya, melakukan riset tentang industri dan pesaing, serta
target pasar dan audiens yang dituju. Dari sana, dapat dilakukan analisis untuk
menentukan elemen-elemen apa yang perlu dipertimbangkan dalam desain.
3) Sketsa ide: Mulai dengan membuat sketsa kasar dari ide-ide yang muncul dari
riset dan analisis. Proses sketsa dapat membantu mengembangkan gagasan dan
memperjelas konsep desain.
4) Pilih konsep: Setelah beberapa ide dikembangkan, pilihlah satu atau dua konsep
desain yang terbaik. Kemudian, perbaiki dan perhalus ide-ide tersebut.
5) Implementasi desain: Dalam langkah ini, implementasikan konsep desain ke
dalam desain sebenarnya. Jangan lupa untuk mempertimbangkan elemen-elemen
desain seperti warna, tipografi, dan layout.
6) Evaluasi: Terakhir, lakukan evaluasi terhadap desain yang telah dibuat untuk
memastikan bahwa desain tersebut efektif dan memenuhi tujuan dari brief. Jika
perlu, lakukan perbaikan dan revisi.
3. Menurut Landa (Landa, 2012), terdapat beberapa langkah dalam menerapkan
konsep desain dalam mendesain, antara lain:
1) Memahami proyek dan tujuannya: Langkah pertama adalah memahami proyek
yang akan didesain dan tujuannya. Hal ini penting untuk menentukan konsep
desain yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan desain.
2) Menganalisis pesaing dan target pasar: Setelah memahami proyek dan tujuannya,
langkah selanjutnya adalah menganalisis pesaing dan target pasar. Hal ini
membantu untuk menentukan bagaimana merek dan produk dapat berbeda dari
pesaing dan menarik bagi target pasar.
3) Menentukan konsep desain: Setelah memahami proyek dan target pasar, langkah
selanjutnya adalah menentukan konsep desain. Konsep desain dapat berupa
minimalis, vintage, ilustrasi, typography, atau gradients, tergantung pada
kebutuhan dan tujuan desain.
4) Membuat sketsa dan prototipe: Setelah menentukan konsep desain, langkah
selanjutnya adalah membuat sketsa dan prototipe. Sketsa dan prototipe
membantu untuk memvisualisasikan desain dan menguji kelayakan desain.
5) Melakukan revisi dan penyempurnaan: Setelah membuat sketsa dan prototipe,
langkah selanjutnya adalah melakukan revisi dan penyempurnaan pada desain. Hal
ini dilakukan untuk memastikan desain yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan desain.
6) Finalisasi dan produksi: Setelah desain telah disempurnakan, langkah terakhir
adalah finalisasi dan produksi. Desain akhir kemudian dapat diaplikasikan pada
berbagai media seperti cetak, digital, atau media sosial. Dalam menerapkan
konsep desain, Landa juga menekankan pentingnya untuk selalu
mempertimbangkan fungsionalitas, keterbacaan, dan keselarasan pada desain yang
dihasilkan. 4. Menurut Terry (Terry, 2018), berikut adalah langkah-langkah dalam
menerapkan konsep desain typography dalam desain antarmuka pengguna: 1) Pilih
jenis huruf yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan cocok dengan
identitas merek atau produk. 2) Atur ukuran huruf dengan mempertimbangkan
pembaca target dan lingkungan penggunaan.
3) Gunakan hirarki visual untuk membedakan elemen penting dari yang tidak penting, misalnya
dengan menggunakan ukuran, tebal, dan gaya huruf yang berbeda. 4) Gunakan kontras warna
untuk menonjolkan elemen penting dan memudahkan pembacaan. 5) Perhatikan jarak antara
huruf, kata, dan paragraf agar mudah dibaca dan tidak terlalu padat atau terlalu longgar. 6)
Gunakan tata letak yang sesuai dan menarik, misalnya dengan mempertimbangkan grid dan
keseimbangan visual. 7) Pertimbangkan penggunaan huruf kapital, huruf kecil, dan huruf tebal
untuk menonjolkan pesan tertentu. 8) Gunakan teknik-teknik seperti kerning dan tracking untuk
mengatur jarak antar huruf dengan lebih detail. 9) Pastikan konsistensi dalam penggunaan jenis
huruf, ukuran, dan gaya di seluruh antarmuka pengguna. 10) Uji coba dan evaluasi desain
typography pada pengguna untuk memastikan keefektifan dan keterbacaan pesan yang ingin
disampaikan. Langkah-langkah di atas bertujuan untuk menciptakan desain typography
yang efektif dan menarik bagi pengguna, serta memudahkan mereka dalam membaca dan
memahami pesan yang ingin disampaikan. 5. Menurut Terry (Terry, 2018), berikut adalah
langkah-langkah dalam menerapkan konsep desain typography dalam desain antarmuka
pengguna (user interface): 1) Pilih jenis huruf yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan
dan cocok dengan identitas merek atau produk. 2) Atur ukuran huruf dengan
mempertimbangkan pembaca target dan lingkungan penggunaan. 3) Gunakan hirarki visual
untuk membedakan elemen penting dari yang tidak penting, misalnya dengan menggunakan
ukuran, tebal, dan gaya huruf yang berbeda. 4) Gunakan kontras warna untuk menonjolkan
elemen penting dan memudahkan pembacaan. 5) Perhatikan jarak antara huruf, kata, dan
paragraf agar mudah dibaca dan tidak terlalu padat atau terlalu longgar. 6) Gunakan tata letak
yang sesuai dan menarik, misalnya dengan mempertimbangkan grid dan keseimbangan visual. 7)
Pertimbangkan penggunaan huruf kapital, huruf kecil, dan huruf tebal untuk menonjolkan
pesan tertentu. 8) Gunakan teknik-teknik seperti kerning dan tracking untuk mengatur jarak
antar huruf dengan lebih detail. 9) Pastikan konsistensi dalam penggunaan jenis huruf, ukuran,
dan gaya di seluruh antarmuka pengguna. 10) Uji coba dan evaluasi desain typography pada
pengguna untuk memastikan keefektifan dan keterbacaan pesan yang ingin disampaikan.
Langkah-langkah di atas bertujuan untuk menciptakan desain typography yang efektif dan
menarik bagi pengguna, serta memudahkan mereka dalam membaca dan memahami pesan
yang ingin disampaikan.

6. Berikut adalah langkah-langkah dalam menerapkan konsep desain dalam mendesain


menurut Jenifer Tidwell (2010) dalam bukunya "Designing Interfaces: Patterns for Effective
Interaction Design": 1) Memahami user requirements: Langkah pertama dalam menerapkan
konsep desain adalah memahami kebutuhan pengguna. Hal ini meliputi pemahaman tentang
siapa pengguna, apa yang mereka butuhkan dari produk atau layanan yang didesain, dan
bagaimana mereka berinteraksi dengan produk tersebut. 2) Mengumpulkan data dan
informasi: Setelah memahami user requirements, langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk membuat desain yang efektif. Ini
dapat mencakup pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif, seperti wawancara dengan
pengguna, survei, atau analisis statistik. 3) Membuat sketsa kasar: Setelah memahami
kebutuhan pengguna dan mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan, langkah
selanjutnya adalah membuat sketsa kasar atau prototipe awal dari desain. Sketsa kasar ini
dapat dilakukan dengan cara manual atau menggunakan perangkat lunak desain. 4)
Menggunakan pattern libraries: Saat membuat sketsa kasar, penggunaan pattern libraries atau
kumpulan pola desain yang sudah ada dapat membantu mempercepat proses desain dan
memastikan konsistensi dalam desain. Pattern libraries ini dapat berupa kumpulan ikon,
template, atau alat desain lainnya yang dapat digunakan kembali. 5) Mengujinya dengan
pengguna: Setelah membuat sketsa kasar atau prototipe awal, langkah selanjutnya adalah
menguji desain dengan pengguna yang sesuai. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
wawancara, pengamatan, atau pengujian user experience. 6) Menerapkan feedback: Setelah
menguji desain dengan pengguna, langkah selanjutnya adalah menerapkan feedback yang
diberikan pengguna untuk memperbaiki dan mengembangkan desain yang lebih baik. 7)
Mengimplementasikan desain: Setelah mendapatkan desain yang efektif dan efisien, langkah
terakhir adalah mengimplementasikan desain tersebut ke dalam produk atau layanan yang akan
digunakan oleh pengguna. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pengguna dapat menerapkan
konsep desain dengan lebih efektif dan menghasilkan desain yang memenuhi kebutuhan
pengguna serta tampil menarik dan fungsional. IV. Karakteristik Konsep Desain yang Berkualitas
Tinggi A. Ciri-ciri konsep desain yang baik dan berkualitas tinggi Konsep desain yang baik dan
berkualitas tinggi memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali. Pertama, konsep desain yang
baik selalu memiliki fokus yang jelas dan spesifik dalam menyelesaikan masalah desain yang
diberikan. Konsep desain harus mampu menggambarkan tujuan akhir dari desain secara jelas
dan terstruktur, sehingga memudahkan dalam proses implementasi. Kedua, ciri-ciri
selanjutnya adalah keberlanjutan dan fleksibilitas. Konsep desain yang baik harus mampu
dipertahankan dalam jangka waktu yang lama dan tetap relevan meskipun dalam kondisi yang
berbeda-beda. Seiring berjalannya waktu, desain akan mengalami perubahan dan berkembang,
oleh karena itu konsep desain

harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Ketiga, konsep desain yang baik juga
memiliki daya tarik visual yang kuat. Konsep desain harus mampu menarik perhatian target
audience dengan tampilan yang menarik dan memukau, sehingga dapat meningkatkan
efektivitas dari desain tersebut. Keempat, ciri-ciri selanjutnya adalah konsistensi dan
kesederhanaan. Konsep desain harus mampu mempertahankan kesamaan visual dan
estetika pada seluruh elemen yang digunakan dalam desain tersebut. Selain itu, konsep
desain haruslah sederhana dan mudah dipahami oleh target audience agar dapat menghindari
kebingungan dan kesalahan dalam memahami pesan yang ingin disampaikan. Kelima, konsep
desain yang baik harus memiliki daya tahan yang kuat. Konsep desain harus mampu bertahan
dalam berbagai kondisi dan situasi yang mungkin terjadi, baik dalam bentuk digital maupun fisik.
Secara keseluruhan, konsep desain yang baik dan berkualitas tinggi harus memiliki fokus yang
jelas, keberlanjutan dan fleksibilitas, daya tarik visual yang kuat, konsistensi dan
kesederhanaan, serta daya tahan yang kuat. Dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut, maka
konsep desain dapat menciptakan desain yang efektif dan memukau untuk target audience.
Berikut beberapa referensi yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan ciri-ciri konsep
desain yang baik dan berkualitas tinggi: 1. Jesse James Garrett dalam bukunya "The Elements of
User Experience" (2002). Dia menyebutkan beberapa ciri-ciri konsep desain yang baik dan
berkualitas tinggi. Pertama, konsep desain yang baik harus mampu memenuhi kebutuhan dan
tujuan pengguna. Konsep desain yang baik harus dapat memberikan solusi yang tepat dan
efektif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pengguna. Kedua, konsep desain
yang baik harus mudah digunakan dan dapat diakses oleh pengguna. Konsep desain yang
baik harus memiliki tata letak yang jelas dan mudah dipahami sehingga pengguna dapat
dengan mudah menavigasi dan menggunakan produk atau layanan tersebut. Ketiga, konsep
desain yang baik harus dapat memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pengguna.
Konsep desain yang baik harus mampu menciptakan tampilan yang menarik dan menawan serta
dapat memicu emosi dan perasaan positif pada pengguna. Keempat, konsep desain yang
baik harus mempertimbangkan aspek keamanan dan privasi pengguna. Konsep desain yang
baik harus mampu memberikan perlindungan dan keamanan pada pengguna agar data dan
informasi pribadi mereka tidak disalahgunakan. Kelima, konsep desain yang baik harus dapat
diakses oleh semua pengguna, termasuk pengguna dengan kebutuhan khusus seperti
pengguna dengan disabilitas. Konsep desain yang baik harus memiliki aksesibilitas yang baik
sehingga semua pengguna dapat dengan mudah mengakses dan menggunakan produk
atau layanan tersebut. Kesimpulannya, konsep desain yang baik dan berkualitas tinggi harus
mampu memenuhi kebutuhan dan tujuan pengguna, mudah digunakan dan diakses,
memberikan pengalaman yang memuaskan, mempertimbangkan aspek keamanan dan privasi,
dan dapat diakses oleh semua pengguna. 2. Jason Beaird dalam bukunya “The Principles of
Beautiful Web Design" memberikan referensi yang sangat baik untuk mempelajari tentang
desain web yang estetis dan efektif. dengan memberikan ciri-ciri konsep desain yang baik dan
berkualitas tinggi pada desain web, yaitu:
1) Simplicity: Desain web yang sederhana lebih mudah dipahami oleh pengguna dan memiliki
tampilan yang lebih profesional. Ciri-ciri simplicitas dapat dilihat dari layout dan tata letak yang
bersih, warna-warna yang minimalis, dan penggunaan huruf yang mudah dibaca. 2) Konsistensi:
Desain web yang konsisten memudahkan pengguna dalam menavigasi dan mengakses
informasi pada situs. Ciri-ciri konsistensi dapat dilihat dari penggunaan elemen desain yang
sama pada setiap halaman, seperti warna, jenis huruf, dan layout. 3) Keterbacaan: Desain web
yang mudah dibaca memudahkan pengguna dalam mengakses dan memahami informasi pada
situs. Ciri-ciri keterbacaan dapat dilihat dari penggunaan jenis huruf yang mudah dibaca,
ukuran huruf yang cukup besar, dan jarak antarhuruf dan antarbaris yang cukup. 4) Kontras:
Desain web yang memiliki kontras yang kuat antara latar belakang dan teks membuat informasi
lebih mudah terlihat dan dipahami oleh pengguna. Ciri-ciri kontras dapat dilihat dari
penggunaan warna-warna yang berbeda secara dramatis pada latar belakang dan teks. 5)
Keteraturan: Desain web yang teratur dan terorganisir dengan baik membuat informasi lebih
mudah dicari dan dipahami oleh pengguna. Ciri-ciri keteraturan dapat dilihat dari penggunaan
layout dan tata letak yang teratur, pengelompokkan informasi yang logis, dan penggunaan
navigasi yang mudah dipahami. 6) Responsif: Desain web yang responsif dapat menyesuaikan
tampilannya dengan baik pada berbagai perangkat dan ukuran layar yang berbeda. Ciri-ciri
responsif dapat dilihat dari penggunaan layout dan tata letak yang fleksibel, penggunaan
gambar yang dapat disesuaikan, dan pengaturan ukuran huruf yang responsif. 7) Dengan
memperhatikan ciri-ciri konsep desain yang baik dan berkualitas tinggi ini, kita dapat
menciptakan desain web yang efektif dan estetis bagi pengguna. 3. Steve Krug (2000)
memberikan ciri-ciri konsep desain yang baik dan berkualitas tinggi dari perspektif
pengguna. Krug menjelaskan bahwa konsep desain yang baik harus memudahkan pengguna
dalam menavigasi dan menggunakan produk atau layanan yang dirancang. Beberapa ciri-ciri
konsep desain yang baik menurut Krug antara lain: 1) Jelas dan mudah dipahami: Konsep desain
yang baik harus memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami bagi pengguna.
Informasi tersebut harus disajikan secara terstruktur dan mudah dinavigasi, sehingga
pengguna dapat dengan mudah menemukan apa yang mereka cari. 2) Efisien: Konsep desain
yang baik harus memungkinkan pengguna untuk mencapai tujuan mereka dengan cara yang
paling efisien dan efektif. Desain yang efisien meminimalkan waktu dan usaha yang diperlukan
oleh pengguna untuk mencapai tujuan mereka. 3) Konsisten: Konsep desain yang baik harus
konsisten dalam seluruh produk atau layanan yang dirancang. Pengguna harus dapat
mengandalkan konsistensi dalam tampilan, perilaku, dan pengalaman yang mereka alami ketika
menggunakan produk atau layanan. 4) Mudah digunakan: Konsep desain yang baik harus
mudah digunakan oleh semua jenis pengguna. Hal ini mencakup pengguna dengan berbagai
tingkat keahlian teknis dan berbagai kebutuhan aksesibilitas.

5) Menarik: Konsep desain yang baik harus menarik dan menarik perhatian pengguna. Desain
yang menarik dapat membantu menginspirasi dan memotivasi pengguna untuk terus
menggunakan produk atau layanan. 6) Responsif: Konsep desain yang baik harus responsif
terhadap perangkat yang digunakan oleh pengguna. Desain yang responsif dapat menyesuaikan
tampilan dan perilaku sesuai dengan perangkat yang digunakan oleh pengguna, termasuk
desktop, tablet, dan ponsel. Secara keseluruhan, ciri-ciri konsep desain yang baik menurut Krug
adalah konsep desain yang mempertimbangkan pengalaman pengguna dan memudahkan
pengguna dalam menggunakan produk atau layanan yang dirancang. Dari ketiga referensi
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep desain yang baik dan berkualitas tinggi
harus memperhatikan kebutuhan pengguna, memudahkan pengguna dalam mengakses
informasi, dan memiliki tampilan yang mudah dipahami dan menarik. Selain itu, konsep desain
yang baik juga harus menggunakan prinsip-prinsip desain yang kuat dan konsisten, serta
terintegrasi dengan teknologi dan platform yang digunakan. B. Menghindari kesalahan-
kesalahan umum dalam membuat konsep desain Dalam dunia desain, membuat konsep desain
yang baik dan berkualitas merupakan hal yang sangat penting. Namun, terkadang kesalahan-
kesalahan umum dalam pembuatan konsep desain sering terjadi dan dapat mengurangi
kualitas dari hasil akhir desain tersebut. Oleh karena itu, penting bagi seorang desainer
untuk mengetahui dan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut agar dapat menghasilkan
konsep desain yang berkualitas tinggi. Beberapa kesalahan umum dalam pembuatan konsep
desain antara lain seperti kurang memahami tujuan desain, tidak mempertimbangkan target
audiens, terlalu banyak mengikuti tren desain, hingga tidak memperhatikan aspek fungsionalitas
desain. Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang harus dihindari saat membuat konsep
desain menurut para ahli: 1. Terlalu kompleks: Menghindari desain yang terlalu rumit dan
kompleks dapat membantu memastikan pesan dan tujuan desain dapat tersampaikan dengan
jelas. (Ambrose, 2019) 2. Tidak mempertimbangkan pengalaman pengguna: Mengabaikan
pengalaman pengguna dapat membuat desain tidak efektif dan tidak dapat digunakan. Pastikan
desain Anda dapat digunakan dengan mudah dan intuitif oleh pengguna. (Garrett, 2002) 3. Tidak
konsisten: Konsistensi sangat penting dalam desain untuk menciptakan kesan yang
profesional dan teratur. Pastikan elemen-elemen desain, seperti warna, tipografi, dan layout
konsisten di seluruh desain. (Tidwell, 2010) 4. Terlalu banyak warna: Menggunakan terlalu
banyak warna dalam desain dapat membuatnya terlihat berantakan dan tidak teratur.
Sebaiknya gunakan warna yang terbatas dan konsisten untuk menciptakan kesan yang bersih
dan teratur. (Beaird, 2010) 5. Tidak mempertimbangkan konteks: Konteks sangat penting dalam
desain. Pastikan desain Anda sesuai dengan konteks atau tujuan tertentu, seperti produk atau
layanan, target audiens, atau situasi penggunaan. (Landa, 2012)

V. Kesimpulan Konsep desain memiliki peran yang sangat penting dalam mendesain, karena
ia membantu merumuskan dan menerjemahkan ide menjadi bentuk visual yang dapat dipahami
oleh pengguna. Dalam mendesain suatu produk, ruang, atau layanan, konsep desain dapat
membantu merumuskan tujuan dan memandu proses desain secara keseluruhan. Tanpa
konsep desain yang kuat, desain dapat menjadi kurang fokus dan mudah hilang arah. Selain
itu, konsep desain juga dapat membantu dalam memecahkan masalah dan menghasilkan solusi
yang inovatif dan efektif. Konsep desain yang baik dapat membantu mendefinisikan masalah dan
memandu proses kreatif untuk mencari solusi yang paling tepat. Dalam konteks desain grafis
pada ruang publik, konsep desain yang baik dapat membantu dalam menciptakan desain yang
komunikatif dan mudah dipahami oleh masyarakat. Desain yang berdasarkan konsep yang jelas
dapat memudahkan masyarakat dalam memahami pesan atau informasi yang disampaikan
melalui desain grafis pada ruang publik. Sehingga, penting untuk menekankan kembali arti
penting konsep desain dalam mendesain.Memberikan saran-saran untuk terus
mengembangkan pemahaman tentang konsep desain VI. Referensi Aaker, D. A. (2010). Building
strong brands. New York City: Simon and Schuster. Airey, D. (. (2019). Logo design love: A guide
to creating iconic brand identities. Peachpit Press. Airey, D. (2019). Log

Anda mungkin juga menyukai