Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DESAIN

VISUAL
Adi prasetyawan
Desain Visual
• Desain visual adalah bidang yang berkaitan dengan penggunaan elemen-elemen
visual, seperti gambar, warna, tipografi, dan grafika, untuk mengkomunikasikan
pesan, ide, atau informasi dengan cara yang efektif dan estetis. Ini melibatkan
proses perancangan elemen-elemen visual dalam berbagai media, seperti desain
grafis, desain web, desain produk, desain interior, dan banyak lagi.
• Tujuan utama dari desain visual adalah menciptakan komunikasi yang jelas dan
menarik dengan pengguna atau pemirsa. Desainer visual menggunakan prinsip-
prinsip desain, seperti keseimbangan, kesatuan, kontras, dan ritme, untuk
menciptakan karya yang estetis dan efektif.
Lanjutan…
• Desain visual juga sering kali mencakup pemilihan warna yang tepat untuk
menciptakan suasana atau memengaruhi perasaan pemirsa, serta tipografi yang
baik untuk memastikan teks mudah dibaca dan memiliki estetika yang sesuai.
• Selain itu, desain visual berperan penting dalam menciptakan identitas merek,
mempromosikan produk atau layanan, dan menyampaikan pesan dalam
berbagai media, termasuk cetakan, digital, dan visual.
Dengan kata lain, desain visual adalah seni dan ilmu dalam menciptakan
komunikasi visual yang efektif, estetis, dan bermakna.
Pentingnya Desain Visual dalam Perpustakaan
• Desain visual memiliki peran yang sangat penting dalam perpustakaan karena berkontribusi
pada pengalaman pengguna, efektivitas komunikasi, dan daya tarik perpustakaan. Berikut
beberapa alasan mengapa desain visual penting dalam konteks perpustakaan:
1. Meningkatkan Aksesibilitas Informasi: Desain visual yang baik dapat membantu pengguna perpustakaan
menavigasi dengan lebih mudah dan efisien melalui koleksi buku dan sumber daya informasi. Penataan rak
buku, tanda petunjuk, dan sistem klasifikasi yang jelas adalah contoh dari bagaimana desain visual dapat
meningkatkan aksesibilitas informasi.
2. Menciptakan Lingkungan yang Menyenangkan: Perpustakaan yang dirancang dengan baik dapat
menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi pengunjung. Warna, pencahayaan, dan tata letak yang
baik dapat menciptakan suasana yang nyaman dan mengundang pengguna untuk tinggal lebih lama dan
menjelajahi koleksi.
3. Meningkatkan Kesadaran tentang Koleksi: Desain visual yang menarik dapat membantu menyoroti
koleksi tertentu atau menampilkan buku, majalah, atau materi lainnya yang relevan. Ini dapat
meningkatkan kesadaran pengguna tentang apa yang tersedia di perpustakaan.
Lanjutan…
4. Promosi Acara dan Program: Perpustakaan sering kali menyelenggarakan berbagai
acara, seminar, dan program pendidikan. Desain visual yang baik dapat digunakan untuk
mempromosikan acara-acara ini, menarik perhatian audiens, dan memberikan informasi
yang diperlukan.
5. Branding dan Identitas Visual: Desain visual juga berperan dalam menciptakan
identitas merek perpustakaan. Ini mencakup logo, warna, dan elemen desain lainnya yang
membantu pengguna mengidentifikasi perpustakaan dan merasa terhubung dengannya.
6. Membuat Informasi Lebih Menarik: Dalam koleksi buku dan sumber daya, desain
visual pada sampul buku atau presentasi materi dapat membuat informasi lebih menarik. Ini
dapat membantu menginspirasi minat dalam membaca dan penelitian.
7. Kemudahan Penggunaan Situs Web Perpustakaan: Situs web perpustakaan juga
memerlukan desain visual yang baik. Tata letak yang bersih, navigasi yang intuitif, dan
penggunaan warna dan tipografi yang tepat dapat membuat situs web lebih mudah
digunakan oleh pengguna online.
Dengan demikian, desain visual bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang meningkatkan pengalaman dan
efektivitas perpustakaan sebagai lembaga yang memberikan akses ke pengetahuan dan informasi. Desain visual
yang baik dapat membantu perpustakaan menarik lebih banyak pengunjung, memberikan layanan yang lebih baik,
dan memenuhi kebutuhan komunitasnya.
Konsep Desain Visual
• Konsep desain visual adalah ide dasar atau pandangan keseluruhan yang
membimbing proses perancangan elemen-elemen visual dalam suatu
proyek desain. Ini adalah kerangka kerja inti yang memberikan arah dan
tujuan untuk mengembangkan elemen visual, seperti gambar, warna,
tipografi, dan grafika dalam suatu karya desain. Konsep desain visual
mencakup identifikasi gagasan utama, pesan yang ingin disampaikan,
target audiens, dan suasana atau perasaan yang ingin dicapai.
Konsep desain visual dapat mencakup berbagai
aspek, termasuk:
1. Ide Sentral: Konsep desain visual biasanya didasarkan pada ide atau pesan utama yang ingin disampaikan melalui proyek desain
tersebut. Ini bisa menjadi ide yang abstrak, konsep produk, tema acara, atau pesan spesifik.
2. Target Audiens: Desainer visual harus mempertimbangkan siapa yang akan menjadi pemirsa atau pengguna proyek desain
tersebut. Konsep harus sesuai dengan preferensi, kebutuhan, dan pemahaman audiens potensial.
3. Gaya Visual: Konsep desain visual juga mencakup keputusan tentang gaya visual yang akan digunakan, seperti apakah desain
akan bersifat minimalis, berwarna-warni, klasik, futuristik, atau lainnya. Gaya ini mencerminkan karakteristik unik dari proyek
desain.
4. Warna dan Tipografi: Pemilihan warna dan jenis huruf (tipografi) adalah bagian penting dari konsep desain visual. Ini dapat
mengkomunikasikan emosi, menarik perhatian, dan meningkatkan keterbacaan.
5. Kesatuan dan Konsistensi: Konsep desain visual juga mencakup bagaimana elemen-elemen visual akan disusun dan diatur
untuk menciptakan kesatuan dan konsistensi dalam proyek desain. Ini termasuk penggunaan elemen-elemen seperti bentuk, garis,
dan tekstur.
6. Kreativitas dan Inovasi: Konsep desain visual memberikan ruang untuk kreativitas dan inovasi. Ini memungkinkan desainer
untuk berpikir di luar kotak dan menciptakan solusi yang unik dan menarik.
7. Kohesi Keseluruhan: Konsep desain visual harus memberikan kesan keseluruhan yang kohesif dan membuat elemen-elemen
visual saling terkait.
• Dengan memiliki konsep desain visual yang kuat, desainer dapat bekerja
secara lebih terarah dan menghasilkan karya-karya yang memiliki pesan
yang jelas, estetika yang menarik, dan daya komunikasi yang efektif.
Konsep desain visual juga membantu memandu keputusan desain selama
seluruh proses perancangan.
Teori Desain Visual
Teori desain visual adalah serangkaian prinsip dan pedoman yang membantu desainer menciptakan karya-karya yang
estetis, berfungsi, dan efektif secara visual. Beberapa prinsip desain visual yang umumnya digunakan meliputi:

1. Ketertiban (Unity):
1. Ketertiban mengacu pada konsep kesatuan dalam desain. Ini berarti elemen-elemen visual dalam sebuah karya harus terlihat seperti
bagian dari satu keseluruhan yang koheren, bukan sekadar kumpulan elemen yang terpisah.
2. Contoh: Desain logo perusahaan yang memiliki elemen-elemen yang saling melengkapi untuk menciptakan identitas visual yang kuat.
2. Keseimbangan (Balance):
1. Keseimbangan adalah prinsip yang berhubungan dengan distribusi visual berat atau elemen dalam desain. Keseimbangan dapat berupa
keseimbangan simetris (elemen-elemen yang seimbang secara mirip) atau keseimbangan asimetris (elemen-elemen yang berbeda
namun seimbang dalam perasaan visual).
2. Contoh: Dalam iklan, gambar yang besar dan teks yang cukup besar untuk menciptakan keseimbangan visual.
3. Proporsi (Proportion):
1. Proporsi berkaitan dengan hubungan relatif antara elemen-elemen visual dalam desain. Desainer harus mempertimbangkan ukuran,
skala, dan perbandingan antara elemen-elemen tersebut.
2. Contoh: Dalam desain interior, proporsi dapat diterapkan dengan memastikan perbandingan yang benar antara furnitur dan ruang.
Lanjutan….
4. Ritme (Rhythm):
1. Ritme dalam desain adalah penggunaan pola atau pengulangan elemen-elemen visual tertentu untuk menciptakan perasaan gerakan atau
aliran dalam karya.
2. Contoh: Desain kemasan yang menggunakan motif atau pola tertentu yang berulang secara teratur untuk menciptakan ritme visual yang
menarik.
5. Kontras (Contrast):
3. Kontras melibatkan perbedaan yang signifikan antara elemen-elemen visual, seperti warna, ukuran, bentuk, atau nilai (kecerahan). Kontras
dapat digunakan untuk menyoroti elemen tertentu atau menarik perhatian pengamat.
4. Contoh: Penggunaan warna yang berbeda dalam sebuah iklan untuk menonjolkan pesan utama atau panggilan tindakan.
6. Ketepatan (Emphasis):
5. Prinsip ketepatan berfokus pada penggunaan elemen-elemen visual tertentu untuk menonjolkan atau menggarisbawahi area, objek, atau
pesan yang paling penting dalam desain.
6. Contoh: Penggunaan teks yang lebih besar atau warna yang lebih cerah untuk menyoroti judul dalam sebuah buku.
Tugas
• Contoh Produk dengan Konsep Desain Visual yang Kuat (misalnya: logo,
poster)
Prinsip Desain Visual
• Tiga prinsip desain visual yang umum digunakan adalah kesatuan, kontras, dan keseimbangan. Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut tentang prinsip-prinsip ini:
1. Kesatuan (Unity):
1. Definisi: Kesatuan dalam desain visual mengacu pada kesan bahwa semua elemen dalam karya memiliki hubungan yang kuat satu sama
lain dan terlihat sebagai bagian dari satu keseluruhan yang koheren. Ini menciptakan perasaan harmoni dan integritas dalam desain.
2. Contoh: Dalam desain logo perusahaan, kesatuan dapat dicapai dengan memastikan elemen-elemen seperti logo, teks, dan elemen grafis
lainnya berfungsi bersama secara visual untuk menciptakan citra merek yang kokoh.
2. Kontras (Contrast):
1. Definisi: Kontras adalah perbedaan yang signifikan antara elemen-elemen visual dalam desain, seperti warna, ukuran, bentuk, atau nilai
(kecerahan). Ini menciptakan perbedaan visual yang mencolok antara elemen-elemen tersebut.
2. Contoh: Penggunaan warna yang sangat terang di atas latar belakang yang sangat gelap pada poster dapat menciptakan kontras visual
yang kuat dan menarik perhatian.
3. Keseimbangan (Balance):
1. Definisi: Keseimbangan dalam desain mencakup distribusi visual berat atau elemen dalam desain sehingga tidak ada satu elemen yang
mendominasi secara berlebihan. Keseimbangan dapat berupa keseimbangan simetris (elemen-elemen yang seimbang secara mirip) atau
keseimbangan asimetris (elemen-elemen yang berbeda namun seimbang dalam perasaan visual).
2. Contoh: Dalam desain poster, keseimbangan simetris dapat dicapai dengan menempatkan elemen-elemen visual yang sama di kedua sisi
poster, sementara keseimbangan asimetris dapat dicapai dengan menempatkan elemen-elemen yang berbeda dengan bobot visual yang
seimbang di berbagai posisi.
Lanjutan…
• Penerapan prinsip-prinsip ini dalam desain visual membantu menciptakan
karya-karya yang memiliki pesan yang jelas, estetika yang menarik, dan
komunikasi visual yang efektif. Kesatuan membantu menjaga agar
elemen-elemen terlihat terkait satu sama lain, kontras menonjolkan
elemen yang penting, dan keseimbangan menciptakan kesan harmoni
dalam komposisi. Kombinasi prinsip-prinsip ini dapat menciptakan desain
yang efektif, menarik, dan mudah dimengerti oleh audiens.
Berikut adalah beberapa contoh produk dengan penerapan
prinsip desain visual yang baik:
1. Logo Starbucks:
1. Logo Starbucks adalah contoh yang bagus dari penerapan prinsip desain visual yang baik. Logo ini menciptakan kesan kesatuan
dengan elemen gambar sirip ikan dan teks "Starbucks Coffee." Penggunaan warna hijau yang khas dan tipografi yang khas juga
menciptakan identitas merek yang kuat.
2. Buku "The Great Gatsby" Edisi Klasik:
1. Buku ini seringkali diterbitkan dalam edisi klasik yang menampilkan prinsip desain visual yang baik. Kombinasi tipografi yang
indah dan ilustrasi klasik pada sampul buku menciptakan kontras visual yang menarik, dan elemen-elemen ini berfungsi bersama
untuk menciptakan keseimbangan estetis.
3. Poster "Keep Calm and Carry On":
1. Poster ini menggunakan prinsip-prinsip desain visual dengan baik. Pesan sederhana "Keep Calm and Carry On" ditampilkan
dengan tipografi yang mencolok. Latar belakang warna solid menciptakan kontras yang menarik, dan kesatuan dicapai melalui
kesederhanaan desain.
4. Kemasan Produk "Apple iPhone":
1. Kemasan produk iPhone selalu dikenal karena penerapan prinsip desain visual yang baik. Desain kemasan yang minimalis dan
elegan menciptakan kesan kesatuan, dan tipografi yang rapi dan konsisten meningkatkan pengalaman pembukaan produk.
Lanjutan…
5. Desain Website Airbnb:
1. Airbnb menggunakan prinsip desain visual dengan baik dalam desain situs webnya. Tata letak yang bersih dan responsif menciptakan
keseimbangan visual. Penggunaan warna yang lembut dan tipografi yang mudah dibaca memberikan kesan kesatuan dan kontras yang cocok
untuk platform berbasis web.
6. Majalah "National Geographic":
2. Majalah ini dikenal dengan tata letaknya yang berbasis grid yang rapi dan tipografi yang konsisten. Ini menciptakan keseimbangan visual
yang kuat dalam setiap halaman, memungkinkan konten untuk menonjol.
7. Logo FedEx:
3. Logo FedEx adalah contoh yang menonjol dari penerapan prinsip kontras. Dengan penggunaan warna dan tipografi yang bijaksana, logo ini
memiliki elemen rahasia yang menarik perhatian: panah tersembunyi di antara huruf "E" dan "x."
8. Kemasan Produk "Oreo":
4. Kemasan produk "Oreo" menampilkan prinsip desain visual yang baik dengan menggunakan warna-warna yang kontras (hitam dan putih)
dan grafika sederhana yang menciptakan kesatuan visual yang kuat.

Setiap contoh ini menunjukkan penerapan prinsip-prinsip desain visual seperti kesatuan, kontras, dan keseimbangan dengan
baik untuk menciptakan produk yang menarik, estetis, dan efektif dalam komunikasinya. Prinsip-prinsip ini membantu
menciptakan desain yang berfungsi dengan baik dan dapat dikenali oleh audiens.
Pemilihan Warna
• Pemilihan warna adalah salah satu aspek penting dalam desain visual yang dapat memengaruhi persepsi, emosi, dan
komunikasi dalam sebuah karya. Berikut adalah beberapa faktor dan pertimbangan yang perlu dipertimbangkan saat
memilih warna dalam desain visual:
1. Tujuan Komunikasi: Pertama-tama, pertimbangkan tujuan komunikasi Anda. Apakah Anda ingin menarik perhatian,
menciptakan suasana tertentu, atau mengkomunikasikan merek atau pesan tertentu? Pemilihan warna harus sesuai
dengan tujuan tersebut.
2. Psikologi Warna: Setiap warna memiliki asosiasi psikologis yang berbeda. Sebagai contoh, merah sering kali
dikaitkan dengan gairah atau urgensi, biru dengan ketenangan, dan kuning dengan kebahagiaan. Pelajari makna
psikologis warna-warna yang akan Anda gunakan untuk memastikan sesuai dengan pesan yang ingin Anda sampaikan.
3. Warna dan Merek: Dalam desain merek, warna bisa menjadi salah satu elemen paling kuat dalam mengidentifikasi
merek. Misalnya, warna merah dan putih dihubungkan dengan merek Coca-Cola. Pastikan warna merek Anda
mencerminkan identitas dan pesan yang ingin disampaikan.
4. Kontras: Penggunaan warna yang berbeda secara visual dapat menciptakan kontras yang membantu elemen-elemen
dalam desain berdiri keluar dan menonjol. Ini berguna untuk menyoroti elemen kunci seperti judul atau panggilan
tindakan dalam sebuah iklan atau poster.
5. Konsistensi: Dalam desain yang lebih besar, seperti situs web atau kampanye merek, penting untuk menjaga
konsistensi dalam pemilihan warna. Penggunaan warna yang konsisten membantu menciptakan identitas visual yang
kuat.
6. Warna dalam Kaitan dengan Tipografi: Warna teks dan warna latar belakang harus berkontrast dengan
baik agar teks mudah dibaca. Pemilihan warna tipografi juga harus sesuai dengan pesan dan tujuan desain.
7. Warna dalam Kaitan dengan Target Audiens: Pertimbangkan siapa target audiens Anda. Warna-warna
yang menarik bagi satu kelompok mungkin tidak berlaku untuk yang lain. Misalnya, desain untuk anak-anak
mungkin menggunakan warna-warna cerah, sementara desain untuk profesional mungkin lebih netral.
8. Tipe Proyek: Jenis proyek juga memengaruhi pemilihan warna. Warna yang cocok untuk poster mungkin
berbeda dengan warna yang cocok untuk situs web atau kemasan produk.
9. Pemilihan Palet Warna: Menggunakan palet warna yang sesuai adalah kunci. Palet warna terdiri dari
beberapa warna yang digunakan dalam desain. Anda dapat memilih palet yang telah ada atau membuat palet
sendiri dengan menggabungkan warna yang cocok.
10. Uji Warna: Sebelum menerapkan warna dalam proyek besar, uji warna pada skala kecil untuk
memastikan mereka bekerja dengan baik bersama dan sesuai dengan visi Anda.
11. Aksesibilitas: Pastikan bahwa pemilihan warna Anda juga memperhatikan aksesibilitas. Warna harus
memungkinkan semua orang, termasuk mereka dengan gangguan penglihatan, untuk mengakses dan
memahami informasi dengan mudah.
• Pemilihan warna yang bijaksana dapat memberikan dampak signifikan pada efektivitas komunikasi visual
Anda. Memahami konteks, tujuan, dan audiens adalah langkah awal dalam membuat keputusan warna
yang tepat dalam desain visual Anda.
Tipografi dalam Desain Visual
• Tipografi adalah seni dan ilmu pengaturan teks dan huruf dalam desain visual. Penggunaan tipografi yang baik
dapat memengaruhi cara pesan atau informasi disampaikan dan bagaimana karya visual diterima oleh pemirsa.
Berikut adalah beberapa aspek penting tentang tipografi dalam desain visual:
1. Pemilihan Jenis Huruf (Font):
1. Pilih jenis huruf yang sesuai dengan pesan, merek, atau suasana yang ingin Anda ciptakan. Beberapa jenis huruf populer termasuk
serif (dengan ornamen pada ujung huruf seperti Times New Roman), sans-serif (tanpa ornamen seperti Arial), dan script (huruf
bergaya tulisan tangan).
2. Konsistensi: Pertahankan konsistensi dalam penggunaan jenis huruf. Gunakan jenis huruf yang sama untuk judul,
subjudul, dan teks biasa. Konsistensi membantu menciptakan tampilan yang teratur dan mudah dibaca.
3. Ukuran: Tentukan ukuran teks yang sesuai untuk berbagai elemen dalam desain Anda. Judul mungkin memerlukan
ukuran yang lebih besar daripada teks isi. Pastikan teks cukup besar untuk dibaca dengan nyaman oleh audiens
target Anda.
4. Leading (Jarak Antara Baris):
1. Leading adalah jarak vertikal antara baris-baris teks. Pastikan leading yang sesuai agar teks tidak terlalu padat atau terlalu terpisah. Ini
memengaruhi keterbacaan dan tampilan keseluruhan.
5. Kerning (Jarak Antara Huruf):
1. Kerning adalah penyesuaian jarak antara huruf-huruf dalam kata atau kalimat. Pastikan kerning yang baik untuk menghindari jarak
yang terlalu sempit atau terlalu lebar antara huruf-huruf, yang dapat memengaruhi keterbacaan dan estetika.
6. Warna Teks: Pemilihan warna teks harus mempertimbangkan kontras dengan latar belakang. Pastikan
teks mudah terbaca dan memiliki kontras yang cukup agar terlihat dengan jelas.
7. Hirarki Teks: Gunakan hirarki teks untuk menyoroti informasi yang paling penting. Ini dapat dicapai
dengan mengatur ukuran, jenis huruf, tebal, atau warna teks. Judul dan subjudul harus lebih menonjol
daripada teks isi.
8. Ragam Gaya (Bold, Italic, Underline):
1. Gunakan ragam gaya dengan bijaksana untuk menyoroti kata-kata atau frasa penting dalam teks. Bold, italic, dan
underline dapat memberikan penekanan visual yang diperlukan.
9. Ruangan Putih (Whitespace):
2. Ruangan putih adalah area kosong di sekitar teks yang memungkinkan teks "bernafas" dan memisahkan elemen-
elemen desain lainnya. Manfaatkan ruangan putih dengan baik untuk menciptakan tampilan yang bersih dan teratur.
10. Uji Keterbacaan: Sebelum mempublikasikan desain Anda, uji keterbacaan teks dengan membacanya
sendiri dan meminta pendapat orang lain. Pastikan bahwa teks mudah dibaca dan memahami.
• Pemilihan tipografi yang tepat dan pengaturan teks yang baik adalah aspek penting dalam menciptakan
desain visual yang efektif dan menarik. Tipografi yang cerdas dapat meningkatkan pesan Anda dan
memberikan tampilan yang profesional.
Studi Kasus 1: Desain Visual Website

• Gambaran Singkat tentang Sebuah Situs Web dengan Desain Visual yang
Menarik
• Penjelasan Bagaimana Konsep, Prinsip Desain, Pemilihan Warna, dan
Tipografi Diterapkan
• Screenshot atau Gambar-Gambar Produk
Studi Kasus 2: Desain Visual Produk
• Gambaran Singkat tentang Produk dengan Desain Visual yang Memukau
• Bagaimana Warna dan Tipografi Mempengaruhi Citra Produk
• Foto Produk dengan Desain Visual yang Dibahas

Anda mungkin juga menyukai