Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 M.

K MANAJEMEN DESAIN

AFIQ ZAFFAR IQBAL / 1912271023

PROFESIONALISME DALAM DESAIN INTERIOR

A. Profesionalisme
Menurut Pamudji (1985), Profesionalisme adalah lapangan kerja tertentu yang
diduduki oleh orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu pula.
Menghormati Tindakan sesama profesional desainer interior untuk menjaga
martabat dan kehormatan profesi desainer interior. Dan di sisi lai, melindungi
masyarakat dari segala bentuk penyimpangan dan penyalahgunaan keahlian.
Sangat penting bahwa desainer tidak hanya mengerti estetika saja, tetapi juga aspek
keselamatan dari interior. Karena itu, desainer interior sekarang diwajibkan untuk
memiliki lisensi professional, seperti arsitek, dan perawat. Dewan Nasional untuk
Kualifikasi Desain Interior menawarkan ujian memeriksa keaslian desainer interior
yang telah memenuhi standar minimum untuk praktek professional. Ujian ini adalah
standar untuk mengukur kompotensi seorang desainer.
Sebelum dapat melakukan ujian dan memperoleh lisensi NCIDQ, desainer
harus memiliki setidaknya enam tahun pengalaman bekerja, dua tahun bersekolah
ditambah empat tahun pengalaman kerja atau empat tahun bersekolah ditambah dua
tahun pengalaman bekerja. Anda tidak dapat mengiklankan atau mewakili diri sendiri
sebagai seorang desainer interior terdaftar kecuali anda memenuhi minimum
pendidikan, pengalaman dan persyaratan pemeriksaan dinegara bagian/provinsi, dan
berlaku untuk penggunaan gelar yang diatur.
B. Desain Interior
Menurut Francis D.K. Ching (Chng & Binggeli,2012) desain interior adalah sebuah
perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam di dalam bangunan.
Dalam ilmu desain interior, terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk
menghasilkan produk desain interior yang baik, yaitu
1. Unity (kesatuan) & harmony merupakan prinsip desain dimana elemen-elemen
yang terpisah dan berbeda disatukan untuk mengkreasikan keseluruhan
komposisi dari desain. Unity adalah kualitas dari kesatuan dan keselarasan
yang tercapai melalui penataan berbagai macam elemen-elemen dasar
penunjang desain interior di dalam tema keseluruhan. Unity dapat dicapai
melalui pengulangan garis, bentuk, tektur, material maupun warna. Harmony
adalah suatu keadaan dimana kesesuaian tercapai antara elemen-elemen
dengan keadaan di sekelilingnya. Elemen yang dapat berbaur, menyatu, dan
sesuai satu dan lainnya merupakan rancangan yang telah mencapai prinsip
keharmonisan.
2. Balance atau keseimbangan terbagi menjadi tiga, yaitu keseimbangan
simetrik, asimetrik, dan proksimal. Simetris: Keseimbangan simetris yang ada
apabila berat visual dari elemen-elemen desain terbagi secara merata baik dari
segi horizontal maupun vertikal. Gaya ini mengandalkan keseimbangan
berupa dua elemen yang mirip dari dua sisi yang berbeda (cerminan dari sisi
yang lain). Kondisi pada keseimbangan simetris adalah gaya umum yang
sering digunakan untuk mencapai suatu keseimbangan dalam desain.
Meskipun mudah untuk diterapkan, keseimbangan simetris sulit untuk
membangkitkan emosi dari pembaca visual karena terkesan “terlalu
direncanakan”. Keseimbangan simetris juga biasa disebut dengan
keseimbangan formal. Keseimbangan asimetris adalah keseimbangan informal
dimana dengan komposisi antar sisi sama namun dengan penggunaan material
yang berbeda atau terjadi ketika berat visual dari elemen desain tidak merata
di poros tengah halaman. Gaya ini mengandalkan permainan visual seperti
skala, kontras, warna untuk mencapai keseimbangan dengan tidak beraturan.
Seringkali kita melihat sebuah desain dengan gambar yang begitu besar
diimbangi dengan teks yang kecil namun terlihat seimbang karena permainan
kontras, warna, dsb. Keseimbangan asimetris lebih mungkin untuk menggugah
emosi pembaca visual karena ketegangan visual dan yang dihasilkannya.
Ketegangan asimetris juga biasa disebut dengan keseimbangan informal.
Keseimbangan proksimal sama seperti keseimbangan asimetrik tetapi
pendistribusiannya lebih jauh dan dalam.
3. Focal Point (Interest) adalah aksen yang menjadi daya tarik ruangan. Prinsip
ini merupakan aspek penting dari kepuasan estetik dan keberhasilan suatu
rancangan. Interest tercapai dengan memanfaatkan variasi bentuk, ukuran,
tektur, warna, perbedaan arah, gerakan, suara, atau pencahayaan. Penggunaan
elemen yang unik dan mengejutkan dapat menekankan interest pada ruang.
Focal point bisa satu atau lebih, misalnya focal point pada ruangan adalah
jendela besar yang ada di ruangan, sofa dan meja besar, ataupun aksesoris-
aksesoris ruangan seperti partisi dan lukisan.
4. Ritme dalam desain interior, ritme adalah semua pola pengulangan tentang
visual. Ritme didefinisikan sebagai kontinuitas atau pergerakan yang
terorganisir.
5. Details adalah hal hal yang terperinci yang akan diterapkan pada suatu desain
interior misalnya pemilihan sakelar, tata cahaya ruang, letak pot bunga dan
lainnya yang akan me- dan lainnya yang akan me lainnya yang akan
menambah nilai suatu ruang.
6. Skala dan proporsi merupakan perbandingan tinggi, lebar, luas, massa,
volume. Skala dapat membandingkan antara satu elemen dengan elemen
lainnya dengan sistem pengukuran (alat pengukur), dapat dalam satuan cm,
inchi atau apa saja dari unit-unit yang akan diukur. Dalam arsitek- arsitektur
dan interior yang dimaksud dengan skala adalah hubungan harmonis antara
bangunan beserta komponen-komponennya dengan manusia. Skala-skala itu
ada beberapa jenis yaitu: skala intim, skala manusiawi, skala
monumental/megah, skala kejutan. Menurut Vitruvius proporsi berkaitan
dengan keberadaan hubungan tertentu antara ukuran bagian terkecil dengan
ukuran keselurahan. Proporsi merupakan hasil perhitungan bersifat rasional
dan terjadi bila dua buah perbandingan adalah sama.
7. Warna merupakan prinsip yang harus di pegang kuat karena dengan warna
kita dapat mengatur mood atau suasana suatu ruang. Elemen – elemen ruangan
interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding,
plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati
(2014), apabila salah satu diantaranya tidak ada maka tidak dapat disebut
sebagai interior karena ruangan tersebut tidak dapat berfungsi dan
dipergunakan dengan baik.
Bidang yang menjadi spesialisasi desainer interior :
1. Corporate design
Merancang dan menata ruangan perusahaan menjadi lebih nyaman.
Biasanya mereka akan menciptakan desain untuk ruang kerja yang
profesional dengan menambahkan nilai penting dari perusahaan ke dalam
desainnya. Ruang kerja yang diciptakan haruslah memiliki beberapa poin
penting seperti memiliki tatanan yang nyaman agar karyawan tidak mudah
merasa stres dan jenuh saat bekerja.
2. Healthcare design
merancang dan menata ruangan kantor kesehatan mulai dari rumah sakit,
klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya. Sebelum mulai membuat
rancangan, maka mereka harus melakukan riset terlebih dahulu demi
membuat ruangan yang aman dan ramah untuk pasien.
3. Kitchen and bath design
Merancang dan menata ruangan yang lebih spesifik yaitu dapur dan kamar
mandi. Memiliki banyak pengetahuan mengenai perlengkapan yang
dibutuhkan untuk dapur dan kamar mandi. Terdengar mudah karena harus
mendesain dapur dan kamar mandi saja, bukan? Namun, sebenarnya
pekerjaan ini cukup rumit karena seorang desainer interior juga harus
paham mengenai pemasangan pipa air hingga aliran listriknya.

Seperti yang dijelaskan oleh The Balance Careers, menjadi seorang desainer
interior yang andal memerlukan beberapa skill khusus, antara lain:

1. Kemampuan interpersonal
Kemampuan interpersonal sangat diperlukan karena desainer harus
mengerjakan tugasnya sesuai yang diinginkan oleh klien. Pastinya tidak
akan mudah untuk memahami keinginan klien jika tanpa memiliki skill
yang satu ini. Selain itu, dalam proses mengerjakannya juga harus
berinteraksi dengan arsitek hingga pekerja konstruksi.
2. Problem solving
Skill yang satu ini sangatlah penting dan dibutuhkan pula oleh seorang
desainer interior. Merencanakan ruangan yang sesuai dengan keinginan
klien bukanlah hal yang mudah. Pasti di tengah proses pengerjaannya akan
ditemukan tantangan yang perlu diselesaikan. Masalah tersebut juga tidak
selalu berasal dari klien. Ada kalanya mereka harus menghadapi
permasalahan saat berhadapan dengan arsitek atau pekerja konstruksi.
Itulah mengapa skill problem solving harus dimiliki agar semua pekerjaan
bisa dituntaskan dengan baik.
3. Manajemen waktu
Sebagian besar desainer interior bekerja secara independen dengan
memiliki beberapa klien sekaligus. Jadi pekerjaan yang dimilikinya
sangatlah banyak dan harus bisa memecah fokus ke beberapa proyek
sekaligus. Memiliki skill manajemen waktu yang baik akan membantu
mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya sesuai deadline yang
diberikan.
4. Menggunakan software yang mendukung pekerjaannya
Saat melakukan tugasnya, profesi yang satu ini tidak bisa lepas dari
software yang mendukung pekerjaannya. Dilansir dari Kompas, desainer
interior harus mengikuti perkembangan teknologi terbaru. Selain itu,
mereka juga harus paham AutoCad dan program lainnya untuk
perencanaan ruang dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai