Anda di halaman 1dari 8

TEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM

A. DEFINISI PERANCANGAN RUANG DALAM/ DESAIN INTERIOR

Desain interior atau perancangan ruang dalam merupakan ilmu yang mempelajari tentang menata,
merencanakan dan merancang ruang – ruang interior di sebuah bangunan agar memenuhi tatanan
fisik kebutuhan dasar penghuninya dalam hal penyediaan sarana bernaung dan berlindung.

Pengertian desain interior dikemukakan oleh D.K. Ching (2002:46) sebagai berikut:
” Interior design is the planning, layout and design of the interior space
within buildings. These physical settings satisfy our basic need for
shelter and protection, they set the stage for and influence the shape of
our activities, they nurture our aspirations and express the ideas which
accompany our action, they affect our outlook, mood and personality.The
purpose of interior design , therefore, is the functional improvement,
aesthetic enrichment, and psychological enhancement of interior space.”
Desain interior merupakan sebuah ilmu yang tidak bisa dibatasi ruang lingkupnya, yang memiliki
beberapa keterkaitan ilmu dengan ilmu lain diantaranya ilmu arsitektur, ilmu konstruksi, ilmu seni
rupa, dan ilmu seni kriya/kerajinan. Perancangan ruang dalam atau desain interior pada dasarnya titik
fokusnya berada pada perancangan tiga elemen pembentuk ruang, yaitu Elemen Dasar/ Lantai,
elemen samping/dinding, dan elemen atas/langit-langit, ketiga elemen tersebut dirancang melalui
metode-metode tertentu sehingga menghasilkan beberapa buah konsep desain interior.
B.Prinsip-prinsip Perancangan Ruang dalam

Dalam perancangan ruang dalam, ada beberapa prinsip yang harus diperhatiakan, diantaranya :

1.Unity and Harmony


Unity and harmony dapat diwujudkan melalui suatu kesatuan dimana semua elemen yang ada saling
melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan komposisi yang
seimbang yang membentuk suatu ruang yang harmonis dan mampu mewadahi aktivitas penghuni.

2.Keseimbangan (Balance)
Unsur Balance atau keseimbangan yang dimaksudkan merupakan suatu langkah perancangan dari
elemen pembentuk ruang yang membentuk susunan yang harmonis, tidak berat sebelah, dan tidak
menonjol hanya pada satu elemen saja, namun semua komponen harus balance/seimbang.

Style keseimbangan terbagi 3 yaitu: Simetris, Asimetris, dan Radial


– Keseimbangan Simetris:
Keseimbangan simetris terjadi apabila berat visual dari elemen-elemen desain terbagi secara merata
baik dari segi horizontal maupun vertikal. Gaya ini mengandalkan keseimbangan berupa dua elemen
yang mirip dari dua sisi yang berbeda. Kondisi pada keseimbangan simetris adalah gaya umum yang
sering digunakan untuk mencapai suatu keseimbangan dalam desain. Meskipun mudah untuk
diterapkan, keseimbangan simetris sulit untuk membangkitkan emosi dari pembaca visual karena
terkesan “terlalu direncanakan”. Kesimbangan simetris juga biasa disebut dengan keseimbangan
formal.

– Keseimbangan Asimetris:
Gaya ini mengandalkan permainan visual seperti skala, kontras, warna untuk mencapai keseimbangan
dengan tidak beraturan. Seringkali kita melihat sebuah desain dengan gambar yang begitu besar
diimbangi dengan teks yang kecil namun terlihat seimbang karena permainan kontras, warna, dsb.
Keseimbangan asimetris lebih mungkin untuk menggugah emosi pembaca visual karena ketegangan
visual dan yang dihasilkannya. Ketegangan asimetris juga biasa disebut dengan keseimbangan
informal

– Keseimbangan Radial:
Adalah ketika semua element desain tersusun dan berpusat di tengah.

3. Focal Point
Focal point yang dimaksud merupakan sebuah aksen di dalam ruangan yang mampu menjadi daya
tarik tersendiri dan menjadi pusat perhatian dalam ruangan. hal itu dapat diwujudkan melalui
furniture, dinding, maupun elemen-elemen lain yang mampu menjadi aksen focal point.
seperti yang terlihat pada gambar diatas, lukisan menjadi focalpoint yang diwujudkan melalui warna
yang cukup kontras dibandingkan dengan elemen-elemen pembentuk ruang yang lain, sehingga
menjadi aksen yang mampu menjadi pusat perhatian dalam ruangan.

4. Ritme
Ritme dapat didefinisikan sebagai semua pola pengulangan tentang visual. berikut merupakan contoh
gambar yang menggambarkan kata Ritme secara visual :

5. Detail
Dalam konteks perancangan ruang dalam, detail sangat diperlukan dalam hal penentuan lighting, tata
letak furniture, ukuran yang presisi pada suatu furniture maupun elemen additional sehingga dapat
menambah estetika dalam ruang.
sebagai contoh, desain ruangan diatas merupakan konsep interior classic yang sangat memunculkan
dari segi detail ornamen furniture, maupun detail elemen pembentuk ruangnya.

6. Skala dan Proporsi


Skala dan Proporsi merupakan bagian yang sangat penting dalam perancangan ruang dalam/interior
karena berkaitan dengan dimensi dan bentuk ruang.

Proporsi adalah perbandingan atau ratio antara panjang dengan lebar atau volume atau tinggi dengan
lebar yang terdapat dalam ruang atau bidang. Proporsi yang baik dapat menimbulkan suatu kesatuan
dan keseimbangan yang menyenang-kan.

Seperti yang dikatakan oleh Viollet-le-Duc mengenai proporsi sebagai berikut :

“yang dimaksud dengan proporsi adalah hubungan-hubungan yang ada antara keseluruhan dan
bagian-bagiannya, hubungan-hubungan yang logis, perlu dan menjadi se-demikian rupa sehingga
secara bersamaan, proporsi ini akan me-muaskan kesan pengamat secara visual.”
Salah satu faktor yang mem-pengaruhi kualitas arsitektur adalah kualitas skala. Skala dalam arsitektur
menimbul-kan kualitas yang membuat sebuah bangunan terlihat sesuai besarnya bagi kebutuhan
pemakai/manusia. Skala ditentukan bukan hanya oleh aktifitas yang dan dilakukan dalam bangunan
itu tetapi juga oleh banyaknya manusia yang ikut dalam kegiatan tersebut. dalam perancangan ruang
dalam, skala manusia menjadi patokan dalam standarisasi ruang, dan standar-standar tersebut sudah
terdapat pada buku “Time Saver Standard” dan pada Buku Erns and Neufert “architecture standard”.
Faktor ergonomi menjadi bagian yang penting dalam perancangan ruang dalam.

7. Warna
Pengalaman ruang diawali oleh penginderaan atau rangsangan. Salah satu rangsangan tersebut adalah
warna. Oleh karena itu, keputusan penerapan warna dalam ruang berpengaruh terhadap kegiatan fisik
dan mental. warna akan sangat mempengaruhi kondisi dan suasana ruang. terkadang ruang
mencerminkan kepribadian si penghuni, dan secara psikologis, warna sangat berdampak pada
emosional penghuni. pemilihan warna-warna tertentu pada setiap ruang didasarkan atas cerminan
kepribadian, kesenangan, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh.

8.Pencahayaan
Aspek lighting atau pencahayaan merupakan komponen vital dalam perencanaan ruang dalam, karena
memberi pengaruh sangat luas serta menimbulkan efek-efek tertentu. Dengan pengetahuan mengenai
cahaya seorang ruang dalam dapat mengembangkan kreativitasnya dalam memberikan kesan-kesan
tertentu pada ruang dengan menanggapi efek-efek dan keuntungan-keuntungan lain dari system
pencahayaan. Perancangan ruang dalam, terutama yang berfungsi di malam hari tidak ada yang lebih
menonjol dan lebih banyak kemungkinan kreativitas yang dapat dicapai selain dari pencahayaan

(Bahan Bacaan : http://arsitekturinteriorku.blogspot.com/2013/04/pengertian-desain-interior-


dan.html )

C. KONSEP – KONSEP DESAIN INTERIOR


Konsep Interior merupakan dasar pemikiran si desainer untuk memecahkan permasalahan desain.
secara substantif, pencarian konsep adalah tahapan eksplorasi untuk mendapatkan kriteria yang sesuai
terhadap ruang-ruang yang ingin dirancang. seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman, ada
beberapa konsep interior yang berkembang, diantaranya :

1. RUSTIC

.
Konsep rustic adalah konsep yang berbasis pada kesadaran lingkungan, dan dideskripsikan sebagai
gaya yang menekankan pada unsur alam serta elemen yang belum terfabrikasi. Desain interior rustic
juga memiliki esensi berupa desain yang memberikan kesan alami bagi pengguna ruang, dan memberi
ilusi memori yang menggambarkan suasana pedesaan yang disebabkan oleh suasana ruang dan
material penyusun elemen ruang yang alami, berkarat, memiliki dimensi yang besar, bahkan tidak
difinishing sehingga menimbulkan sisi vernakular. Dengan konsep yang berbasis alam, dengan
bahan-bahan berasalah dari alam yang diolah dengan metode 3R ( Reduce, Reuse, Recycle). Pada
gaya rustic, material penyusun sering kali tidak di finishing. Untuk menggabungkannya dengan gaya
modern, kita bias tidak memfinishingnya, namun merapikannya menjadi elemen yang elegan. Contoh
logwood pada rustic biasanya di susun begitu saja demi menciptakan kesan pedesaan yang kental.
Kita dapat membentuknya menjadi suatu geometri yang simetris seperti bentuk balok solid, lalu
polish sehingga serat tetap terlihat namun kayu menjadi mengkilat seperti hasil pabrikan.
2. KONSEP KLASIK

Konsep klasik berasal dari gaya Romawi dan Yunani, Konsep ini lebih mengutamakan susunana,
keseimbangan, harmonisasi yang sempurna dan elemen-elemen yang sangat detail. Desain interior
yang menggunakan konsep klasik umumnya memiliki banyak focal point tungku api, meja yang
besar, lukisan, tangga, serta sebuah ornamen. Sehingga untuk mendukung focal point tersebut
furniture-furniture pada ruangan hanya menjadi penunjang focal point tersebut. Kelebihan dari
konsep ini adalah tampilan ruangan akan menjadi mewah, elegan dan mengingatkan kita kemasa
lampau. Kekurangannya adalah boros dalam menggunakan material sebagai pusat fokusnya.
3. KONSEP MODERN MINIMALIS

Konsep modern minimalis lebih mengutamakan fungsi atau efektivitas serta faktor
ekonomis penggunanya sehingga penggunakan ornamen sangat minim bahkan tidak digunakan sama
sekali karena lebih banyak mempermainkan bidang-bidang geometri. Selain itu keterbatasan lahan
dan ruangan di perkotaan, serta semakin berubahnya gaya hidup seseorang juga menjadi faktor
pendorong munculnya konsep ini. Kelebihan konsep ini adalah dalam mendesain serta pemilihan
materialnya yang bersifat ekonomis. Sedangkan kekurangannya adalah terlihat dari kualitas
pengerjaanya, jika pekerjanya kurang ahli dalam teknik finishingnya makan kesan yang akan
ditimbulkan akan kurang baik, kurang presisi dan terlihat kasar.

4. KONSEP FUTURISTIK

Konsep futuristik adalah konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang
ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan logam dan
bahan-bahan yang bersifat fabrikan dengan efisiensi dan teknologi tinggi. Kelebihan konsep ini
adalah biasanya desain dengan konsep ini akan menciptakan inovasi-inovasi baru yang berbasis
smart technology sehingga desain menjadi lain daripada yang lain dan dapat menjadi sebuah ikon di
lingkungan sekitarnya, Sedangkan kekurangannya adalah biaya yang mahal karena materialnya lebih
didominasi oleh bahan logam dan proses finishingnya juga sangat sulit serta harus dilakukan oleh
orang yang sudah ahli.
5. KONSEP EKLETIK (MIXED CONCEPT/COMBO)

Konsep Eklektik adalah konsep yang menggabungkan dua jenis gaya dalam penataan ruang
dalamnya. Biasanya konsep ini dipilih jika arsitek ingin menghasilkan 2 jenis gaya dalam satu
ruangan. Kelebihan dari konsep ini desain ruangan tidak terlihat formal dan kaku karena tampilan
ruangan tidak hanya berpaku pada satu konsep saja. Selain itu ruangan juga akan terlibat lebih
dinamis. Sedangkan kekurangannya adalah jika arsitek tidak tepat dalam mengatur komposisi-
komposisi di dalam ruangan maka gaya yang satu dengan gaya yang lainnya akan saling tumpang
tindih dan akan menyebabkan suasana ruang kurang enak dipandang dan nilai estetika pada ruang
akan berkurang karena keambiguan dari konsep yang dipilih.

Anda mungkin juga menyukai