Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Desain interior adalah Ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang ada di
dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia. Salah satu
bidang study keilmuan yang didasarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan ini bertujuan
untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen
pendukungnya, baik fisik maupun nonfisik. Sehingga kualitas kehidupan manusia yang
berada didalamnya menjadi lebih baik. Perancangan interior meliputi bidang arsitektur yang
melingkupi bagian dalam suatu bangunan. Contoh : Perancangan interior tetap, bergerak,
maupun dekoratif yang bersifat sementara.
Menurut Francis D. K. Ching (Chng & Binggeli, 2012) interior desain adalah Interior
design is the planning, layout, and design of the interior spaces within buildings. These
physical settings satisfy our basic need for shelter and protection,set the stage for and
influence the shape of our activities, nurture our aspirations, express the ideas that
accompany our actions, and affect our outlook, mood, and personality. The purpose of
interior design, therefore, is the functional improvement, aesthetic enrichment, and
psychological enhancement of the quality of life in interior spaces. Definisi di atas
menjelaskan bahwa desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan
ruang dalam di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita akan
naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi kita dan
mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan kita,disamping itu sebuah desain interior
juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan kepribadian kita. Oleh karena itu tujuan dari
perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan
psikologi ruang interior.

1
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

A. PENGERTIAN INTERIOR
Desain interior adalah Ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang ada di
dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia. Salah satu
bidang study keilmuan yang didasarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan ini bertujuan
untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen
pendukungnya, baik fisik maupun nonfisik. Sehingga kualitas kehidupan manusia yang
berada didalamnya menjadi lebih baik. Perancangan interior meliputi bidang arsitektur yang
melingkupi bagian dalam suatu bangunan. Contoh : Perancangan interior tetap, bergerak,
maupun dekoratif yang bersifat sementara.
Menurut Francis D. K. Ching (Chng & Binggeli, 2012) interior desain adalah Interior
design is the planning, layout, and design of the interior spaces within buildings. These
physical settings satisfy our basic need for shelter and protection,set the stage for and
influence the shape of our activities, nurture our aspirations, express the ideas that
accompany our actions, and affect our outlook, mood, and personality. The purpose of
interior design, therefore, is the functional improvement, aesthetic enrichment, and
psychological enhancement of the quality of life in interior spaces. Definisi di atas
menjelaskan bahwa desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan
ruang dalam di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita akan
naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi kita dan
mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan kita,disamping itu sebuah desain interior
juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan kepribadian kita. Oleh karena itu tujuan dari
perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan
psikologi ruang interior.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan desain interior adalah untuk memperbaiki fungsi,memperkaya nilai
estetika dan meningkatkan aspek psikologis dari ruang interior. Setiap desain bertujuan
menyusun secara teratur bagian demi bagian menjadi satu tatanan yang utuh demi maksud-
maksud tertentu.
C. ELEMEN-ELEMEN DALAM DESAIN INTERIOR

1. SPACE
Space diartikan sebagai tata letak. Seperti seni untuk meletakkan furnitur dan dekorasi
lainnya. Tata letak interior tidak hanya mengenai meletakkan furnitur dan dekorasi sesuai
keinginan dan kebutuhan, melainkan juga mempertimbangkan arah datang cahaya, sirkulasi
udara, susunan ruangan, dan akses jalan bagi orang yang berlalu lalang diruangan tersebut

2. TEKSTUR
Tekstur diartikan sebagai penampilan suatu elemen yang mengisi ruangan dilihat dari
tingkat kekerasan atau kelembutan, mengkilap atau kusam, dsb.

2
3. GARIS
Garis didalam ruangan dibuat dengan menggunakan furnitur, dekorasi, dan bentuk
arsitektur satu ruangan. Garis akan membentuk harmoni, kontras, dan kesatuan dala interior.
4. FORM
Form atau bentuk adalah harmonisasi dari satu atau lebih dimensi yang ada didalam suatu
ruangan. Penerapan form tersebut dapat dengan cara meletakkan meja panjang ditengah
ruangan akan seimbang dengan lampu gantung yang bermodel lampion dibagian atas
ruangan.
5. LANTAI
Lantai merupakan salah satu elemen terpenting dalam sebuah interior. Lantai merupakan
batas bawah bagi interior sebuah ruangan.
6. DINDING
Dindng merupakan elemen interior yang membatasi ruangan. Dinding terbentang secara
vertikal dan merupakan bidang terbesar dalam interior ruangan. Pengolahan dinding haruslah
tepat karena dinding merupakaan bidang dominan suatu interior ruangan. Dinding dapat
diaplikasikan sebagai material finishing, material pembentuk, pencahayaan, dll
7. CAHAYA
Cahaya merupakan elemen interior yang tidak dapat dilupakan, interior ruang memerlukan
cahaya yang cukup intesitasinya.

D. PRINSIP-PRINSIP DASAR DESAIN INTERIOR

1) Unity and Harmony


Yaitu suatu ruangan dianggap sebagai suatu kesatuan dimana semua elemen yang ada
saling melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lainnya sehingga menghasislkan
komposisi yang seimbang.
2) Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan berarti tidak “berat” sebelah. Tidak terlalu condong ke sisi sebelah kanan atau
kiri atau atas dan sebagainya. Segala sesuatu yang seimbang akan menciptakan unity dan
harmony.
Keseimbangan dibagi menjadi 3 yaitu:

 Keseimbangan Simetris: Keseimbangan simetris terjadi apabila berat visual dari


elemen-elemen desain terbagi secara merata baik dari segi horizontal maupun
vertikal. Gaya ini mengandalkan keseimbangan berupa dua elemen yang mirip dari
dua sisi yang berbeda.
 Keseimbangan Asimetris: Keseimbangan asimetris terjadi ketika berat visual dari
elemen desain tidak merata di poros tengah halaman. Gaya ini mengandalkan
permainan visual seperti skala, kontras, warna untuk mencapai keseimbangan dengan
tidak beraturan.
 Keseimbangan Radial: Adalah ketika semua element desain tersusun dan berpusat di
tengah. Misalnya: Tangga berbentuk spiral.

3
3) Vocal Point

Vocal Point disini maksudnya adalah aksen yang menjadi daya tarik ruangan. Bisa satu
atau lebih. Misalnya vocal point pada ruangan adalah jendela besar yang ada di ruangan,
perapian atau bisa juga lukisan. Pemberian warna atau detail dan bentuk tertentu juga dapat
dijadikan sebagai vocal point.

4) Ritme
Dalam desain interior, ritme adalah semua pola pengulangan tentang visual. Ritme
didefinisikan sebagai kontinuitas atau pergerakan terorganisir.

5) Detail

Detail pada desain interior mencakup segala kelengkapan yang ada pada ruangan. Mulai
dari furniture utama, furniture tambahan, hingga furniture artivasial. Detail-detail tersebut
juga berpengaruh besar terhadap suasana ruang yang tercipta.

6) Skala dan Proporsi

Kedua prinsip desain yang berjalan beriringan, karena keduanya berhubungan dengan
ukuran dan bentuk. Skala dan proporsi disini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan
civitas yang berada di dalam ruangan.

7) Warna

Warna pada desain interior berpengaruh terhadap mood dan suasana ruang. Warna-warna
yang soft akan cenderung menciptakan suasana ruang yang menenangkan, sedangkan warna-
warna cerah akan memberikan suasana ruang yang menyegarkan.

E. KONSEP DESAIN IINTERIOR

 Bohemian

4
Kata Bohemian sebenarnya telah dikenal sejak lama. Awalnya, istilah ini digunakan
untuk menggambarkan gaya hidup non-tradisional dari orang-orang yang hidup mengembara
atau gelandangan pada pertengahan tahun 1.800-an. Kemudian, istilah ini menjadi identik
dengan kata “gipsi”, yaitu istilah yang diterapkan untuk mereka yang meninggalkan Bohemia
di Eropa Tengah untuk melarikan diri dari aturan yang kaku. Mereka adalah kaum nomaden
yang tidak suka menetap di suatu tempat dalam jangka waktu yang lama. Bohemian
cenderung mengacu pada kepribadian yang bebas. Melakukan perjalanan terus menerus
merupakan aspek penting dari gaya hidup bohemian.
Jika kita mencari karakter yang pasti dari gaya bohemian, jawabannya adalah tidak
ada. Gaya bohemian hadir karena ketidakteraturan dan ketidakpastian. Semua dibuat dengan
spontan dan memanfaatkan apa saja benda yang ada. Namun, ada fitur-fitur khas pada gaya
bohemian. Gaya bohemian adalah gaya yang penuh warna dan bercampur antara gaya
etnik, hippies dan juga vintage.
Jauh dari kesan mewah dan mahal. Gaya bohemian kerap mengkolaborasikan benda
atau furnitur yang cenderung murah. Gaya ini juga sering menggunakan barang sehari-hari
sebagai salah satu dekorasi rumah, misalnya toples bekas, kardus bekas, tutup botol, paper
craft, dan benda-benda lain yang dikumpulkan dan dibentuk hingga menciptakan nilai estetis
yang terlihat chic dan cantik.
Tidak ada aturan warna tertentu pada gaya bohemian. Interior ruangan biasanya penuh
dengan warna berbeda dan pola biasanya berhubungan dengan budaya atau suatu tempat di
dunia yang menarik bagi pemiliknya. Salah satu dari banyak keindahan gaya bohemian
adalah benar-benar tidak adanya aturan. Bisa saja kita menggunakan 20 pilihan warna
berbeda atau mungkin hanya tiga, atau bahkan mungkin hanya bernuansa satu warna.

 Coastal

Suasana nautical atau yang disebut juga sebagai coastal mengingatkan kita kepada
pemandangan tepi pantai yang selalu bisa membangkitkan semangat. Kehidupan pesisir
biasanya identik dengan kenyamanan dan santai. Interior dalam gaya ini ingin mencerminkan
suasana tersebut. Interior ruangan didesain dengan sederhana dan santai, dilengkapi dengan
material dan furnitur yang tidak berlebihan. Gaya nautical adalah gaya yang paling tepat
untuk digunakan jika Anda ingin menciptakan mood yang menyenangkan di dalam rumah.
Anda juga dapat membuat tampilan ini walaupun rumah Anda berada jauh dari kawasan

5
pantai. Berikut adalah beberapa tips untuk menciptakan gaya nautical atau coastal di rumah
Anda.
Jendela besar untuk pencahayaan. Cahaya adalah unsur yang paling penting untuk
mendapatkan gaya coastal, namun sering kali diabaikan. Tiap rumah yang berlokasi di
pinggir pantai pasti memiliki jendela yang besar agar cahaya natural dan angin dari luar dapat
masuk ke dalam rumah dengan sempurna. Hal ini juga menjadi alasan mengapa warna putih
adalah warna khas interior gaya nautical, karena warna putih cenderung mencerahkan
ruangan.
Interior coastal tidak pernah memakai furnitur yang glossy atau berkilau. Beberapa
aksen lain dapat Anda pilih untuk membantu menambah cahaya dalam rumah, seperti cermin
yang dipasang berlawanan dengan jendela atau pemakaian meja kaca.

 Futuristik

Gaya Desain futuristik merupakan penggayaan yang merujuk pada masa depan.
Menerapkan dasar rancangan melalui bentuk geometris dan bentuk yang asimetris. Memiliki
desain yang unik, simpel serta berorientasi pada masa depan yang nyentrik dan
modern. Desain futuristik masih banyak mengadopsi prinsip-prinsip desain minimalis. Dalam
pengisian ruangnya, ruangan bergaya desain futuristik tidak banyak menggunakan benda-
benda dekorasi. Bentuk furnitur yang dipilih pun desainnya simpel dan hanya
menggunakan furnitur esensial, furnitur yang paling diperlukan di ruangan tersebut. Desain
futuristik juga tidak memakai banyak aksen dekor dan ornamen.
Dalam desain futuristik bentuk-bentuk yang dapat ditemukan sangatlah bervariasi.
Meskipun pola dan bentuk geometris masih bisa ditemukan. Namun secara keseluruhan,
bentuk yang mendominasi desain futuristik adalah bentuk-bentuk lengkungan atau modular.
Hal ini dapat terlihat dari bentuk furnitur dan struktur bangunan di dalam ruangan berkonsep
desain futuristik tersebut. Warna-warna yang digunakan pada konsep desain futuristik
biasanya merupakan kombinasi antara dua warna, dengan warna netral dan silver sebagai
warna utamanya, seperti perpaduan warna putih dengan warna-warna terang yang mencolok.

6
 Elektik

Eklektisme adalah gaya desain dan arsitektur yang muncul pada abad ke-19 dan 20.
Gaya ini menggabungkan unsur gaya historis dari masa sebelumnya untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan asli. Dalam arsitektur dan desain interior, elemen-elemen ini
mencakup struktur bangunan, furnitur, motif dekorasi, ornamen sejarah, motif budaya
tradisional atau gaya dari negara lain.
Eklektik muncul pada akhir abad ke-19 karena para arsitek pada saat itu ingin mencari
gaya baru yang belum pernah orang lihat sebelumnya. Dengan dasar gaya-gaya desain masa
lalu, mereka kemudian mencampur dan memadukan berbagai macam gaya yang akhirnya
memberikan banyak inspirasi dengan kebebasan berekspresi. Kekuatan pendorong utama dari
Ekletisme adalah penciptaan, bukan nostalgia dan ingin membuat desain yang original.
Gaya eklektik adalah sebuah gaya desain yang memiliki metode menggabungkan
berbagai aspek, ide, teori yang ditujukan untuk membuat arsitektur terbaik dengan kombinasi
yang ada. Eklektisme tidak selalu menggabungkan, tetapi kadang hanya menerapkan salah
satu gaya saja, hanya saja dalam bentuk konstruksi, fungsi, dan sisi konseptual berbeda dari
sistem yang asli. Gaya eklektik juga digunakan untuk desain rumah pada abad ke-20. Pada
saat itu rumah adalah simbol dari kekayaan dan kemakmuran. Semakin mewah isi rumah,
semakin tinggi derajat kebangsawanan seseorang. Secara estetika, gaya ini lebih berkaca pada
gaya masa lampau daripada masa depan. Tidak heran terdapat berbagai unsur arsitektur di
dalamnya, seperti Gotik, Rococo dan Victorian.

7
 Industrial

Gaya arsitektur industrial awalnya merambah desain interior dan arsitektur Eropa
akibat banyaknya bangunan bekas pabrik yang tidak lagi digunakan. Agar tidak terbengkalai,
maka dilakukan penyesuaian agar gedung-gedung ini bisa dijadikan hunian yang layak dan
nyaman. Akan tetapi, walaupun dilakukan beberapa penyesuaian, karakter asli bangunan
sengaja tidak dihilangkan.
Gaya industrial biasanya menggunakan warna-warna monokromatik dan terkesan
maskulin. Beberapa material yang digunakan juga cenderung kasar seperti logam dan baja
yang sengaja diekspos untuk menunjukkan karakternya. Material yang digunakan juga
memakai bahan-bahan yang didaur ulang atau bahan industri seperti kaca, besi, dan
alumunium yang diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan elemen interior yang
menarik. Kolom-kolom atau struktur atap sering dibiarkan terlihat dengan jelas, beberapa ada
yang di-finishing, tetapi ada juga yang unfinish. Salah satu yang paling terlihat dari gaya
industrial adalah ekspos tampilan batu bata. Ada pula batu bata yang dicat dengan warna
cerah seperti putih atau warna teduh seperti abu-abu. Pemakaian lantai beton juga sering
diterapkan untuk memberi kesan kuat.
Furnitur yang digunakan cenderung tanpa finishing dan lebih menunjukkan warna
aslinya. Furnitur berbahan kayu biasanya tidak dicat, melainkan hanya dipolitur untuk
mengantisipasi rayap. Furnitur berbahan besi, alumunium, dan stainless juga tidak dicat sama
sekali, tetapi dibiarkan apa adanya seperti layaknya material asli. Gaya ini biasanya didesain
fungsional dengan latar belakang teknik yang kuat. Material yang terlihat apa adanya
menampilkan nuansa yang berkaitan dengan dunia industri. Desain ini biasanya digunakan
oleh para penghuni rumah yang menginginkan suasana hunian dengan tampilan rough dan
maskulin

8
 Klasik

Desain interior klasik di dominasi oleh profil-profil dan ukiran-ukiran . Ukuran-


ukuran besar yang merupakan ciri khas interior klasik . Bahan yang digunakan untuk
furniture seperti kitchen set, meja, kursi, sofa dan wardrobe banyak terbuat dari kayu solid,
sehingga membuat interior bertema klasik sangat mahal harganya dan tahan lama . Warna-
warna yang digunakan dalam desain klasik modern sering terinspirasi oleh alam . Warna
coklat kayu, kuning emas, hijau daun, dan warna tanah sering ditemukan dalam ruang klasik.
Di samping itu, warna hitam dapat digunakan untuk memperkuat item penting dalam sebuah
ruangan. Objek seperti kolom Romawi, patung, dan vas besar juga sangat umum dalam tema
klasik. Seperti kebanyakan bahan-bahan lain yang digunakan dalam ruang klasik, bahan kain
untuk dekorasi gorden atau pembungkus sofa harus bersahaja.
Aksesori dekorasi yang biasa di pakai untuk mendukung interior bertema klasik
adalah lukisan-lukisan dengan bingkai penuh profilan bergaya klasik . Vas bunga besar,
lampu gantung kristal yang besar dapat memberikan sentuhan mewah pada ruangan bertema
klasik.

9
 Vintage

Vintage dapat berarti segala sesuatu yang telah lama atau usang. Sesuatu yang berasal
dari kenangan dan tempo dulu. Vintage dalam dunia desain interior adalah penggunaan
beragam elemen, unsur-unsur, dekorasi-dekorasi atau bahkan furnitur yang sempat populer
atau banyak di gunakan pada era 1950an, 60an hingga 1970an.
Di banding dengan gaya desain interior kontemporer dan atau modern, vintage
memang menawarkan tampilan visual yang sangat berbeda. Tampilan vintage mampu
memberikan dan seakan membawa kita kembali ke masa lalu. Namun bukan berarti juga
menciptakan dan mengadopsi gaya desain klasik yang megah dan mewah, gaya desain
interior vintage lebih di arahkan kepada penciptaan suasana dan atmosfer yang unik dan
menarik dengan penerapan beragam elemen dan dekorasi yang cenderung antik pada
ruangan.
Ada beberapa hal yang mesti di perhatikan untuk menciptakan suasana vintage pada
ruangan. Mencampurkan beragam dekorasi dan elemen-elemen lama semisal sofa lama, meja
kayu, beragam koleksi barang-barang lama, adalah hal yang esensial. Anda juga bisa
memadukannya dengan perabotan kontemporer untuk mendapatkan tampilan eklektik yang
sempurna, atau biasa di sebut modern vintage.

10
 Rustic/Country Style

Rustic diartikan sebagai sesuatu yang simpel, tak berseni dan kasar. Rustic dalam
bahasa Indonesia berarti ‘berkarat’ atau tua, dan memiliki tekstur yang kasar dan tidak
difinish-ing dengan baik. Gaya rustic bisa diartikan sebagai gaya dalam desain arsitektur dan
interior yang menitikberatkan pada kesan alami, dari material yang tidak difinish-ing atau
dihaluskan, misalnya kayu, batu, logam, dan sebagainya. Gaya ini merupakan perpaduan dari
hal-hal baku pada penataan interior. Tidak hanya di rumah bergaya Country, gaya Rustic juga
dapat dipadupadankan dengan gaya modern.
Ciri-ciri gaya rustic terutama pada penggunaan material yang alami dan tidak
difinishing, misalnya daripada menggunakan tembok yang diaci, dalam gaya ini
menggunakan tembok yang tidak diaci, bisa juga ditutupi dengan unsur batuan dengan tekstur
yang kuat. Bentuk atapnya biasanya model tradisional yang menggunakan bahan yang
terkesan alami bukan pabrikan. Yang ditonjolkan adalah kesan material yang kasar dan tua.
Rustic style is boldly, blatantly real. Elemen kunci dalam menggunakan gaya desain rustic
adalah kayu, batu alam, besi tempa, logam, dan bahan alami lain seperti katun, linen, wol,
kulit. Desain interior rustic membawa anda menuju ke alam pedesaan dengan dominasi palet
warna coklat. Jika menginginkan tambahan warna cerah, pilih aksesoris ruangan dari palet
warna lain untuk meningkatkan mood ruangan. Dimana meningkatkan mood ruangan
dimaksudkan menambah kesan ceria atau berwarna dalam ruang, tidak monoton. Warna yang
dominan adalah warna dari kesan material yang kuat, seperti abu-abu, terakota, hitam, coklat
kayu.
Rustic Design Interior langsung dapat terlihat dari desain teksturnya yang kasar dan
berantakan, dinding batu ekspos, furniture dari bongkahan kayu yang tidak diampelas halus
atau lampu gantung berkarat, merupakan ciri gaya Rustic. Di era desain Go Green sekarang
ini, gaya Rustic sangat tepat ditambahkan dalam penataan interior karena dapat menggunakan
barang-barang bekas seperti ranting, kaleng atau barang kuno yang sudah tidak terpakai
menjadi pajangan penghias ruang. Untuk menciptakan Konsep Desain ini, memang tak

11
sembarang material dapat ditambahkan, karena apabila tidak tepat ruangan akan terlihat kotor
dan tidak rapi. Cara paling mudah yang bisa anda lakukan adalah dengan tidak mengekspos
berlebih pada elemen Rustic. Misalnya, pemakaian kayu yang teksturnya dibiarkan terlihat
jelas dan tidak dibuat Glossy. Tampilan kayu tetap tampil alami dan tidak terpengaruh
industrialisasi, namun justru di situlah seni Rustic akan muncul. Mengenai nilai seni yang
ditampilkan, tidak tergantung dari bentuk yang rumit dan mahalnya material, namun
bagaimana mengolahnya.

 Scandinavian

Negara Scandinavia terdiri dari beberapa negara di Eropa Timur seperti, Norwegia,
Swedia, Denmark, Islandia, dan Finlandia. Desain arsitektur Scandinavia mulai
diperkenalkan pada pameran desain di Amerika dan Kanada sekitar tahun 1950-an. Saat itu
diperkenalkan cara orang-orang Scandinavia hidup dalam desain yang terkenal saat ini, yaitu
indah, sederhana, bersih, serta terinspirasi dari alam dan iklim Utara, mudah diakses dan
tersedia untuk semua kalangan. Para desainer Scandinavia lebih tertarik untuk menghasilkan
produk yang fungsional, tahan lama, dengan harga yang efisien. Mereka percaya bahwa jika
konsumen memang membutuhkan sesuatu, barang tersebut akan dibeli, tetapi jika tidak, tidak
perlu dijual. Pada prinsipnya desain gaya Scandinavia memprioritaskan fungsionalitas tanpa
menghilangkan keindahan dan keanggunannya.
Desain interior gaya Scandinavia banyak diterapkan di negara-negara Barat, terutama
karena desain interior ini memfokuskan pada kesederhanaan, pemanfaatan tiap ruangan
dengan tetap terlihat elegan dan indah. Pencahayaan yang baik merupakan elemen yang
sangat penting pada desain interior ini. Pencahayaan diharapkan mampu memberikan kesan
hangat dan nyaman pada ruangan.
Material kayu. Kayu merupakan material yang sering digunakan sebagai bahan
utama dalam membangun sebuah rumah dengan gaya Scandinavia. Bukan hanya untuk
bangunan rumah, kayu juga mendominasi furnitur yang digunakan pada rumah. Kayu
biasanya digunakan sebagai material untuk atap dan dinding rumah. Kayu dapat memberikan
kesan hangat, homey, dan alami untuk rumah pribadi. Material kayu yang digunakan biasanya
tidak di-finishing. Kayu lebih baik dibiarkan alami, asli, tidak dipoles, sehingga penghuni
rumah dapat menikmati keindahan yang terdapat dalam material kayu. Pada desain gaya

12
Scandinavia, material kayu biasanya dipadukan dengan warna-warna yang lembut,
monokrom dan tidak mencolok.
Warna natural. Warna yang sering digunakan pada desain gaya Scandinavia adalah
putih, abu-abu, biru, dan krem. Saat ini sudah banyak berkembang penggunaan warna netral
lain yang lebih cerah. Hal ini bertujuan untuk membuat ruangan terasa lebih luas, cerah, dan
memberikan suasana yang lebih hidup. Warna-warna natural ini telah
menjadi trademark tersendiri dari desain Scandinavia dan menjadi salah satu daya tarik
utama. Pada tahun 40-an ide untuk bereksperimen dengan warna telah diperkenalkan oleh
Josef Frank dan dilanjutkan pada era 60-an yang diawali oleh Marimekko, di mana ia lebih
berani menggunakan warna-warna yang terang dan ornamen yang cerah.
Furnitur sederhana. Furnitur gaya Scandinavia pasti sangat memperhatikan detail
dan menggunakan bahan berkualitas tinggi. Ciri lain dari interior desain gaya Scandinavia
adalah bentuknya yang minimalis dan dilambangkan dengan motif garis. Bentuk yang
sederhana dan tegas ini juga direpresentasikan dalam desain arsitektur dan furnitur yang ada
di dalam rumah. Furnitur gaya Scandinavia sangat cocok dengan urban style (interior gaya
urban). Interior urban lebih dinamis dengan model furnitur yang ramping, sama seperti
dengan furnitur Scandinavia. Meskipun terkesan minimalis, furnitur Scandinavia punya nilai
seni yang tinggi.

 Minimalis

Desain minimalis merupakan konsep desain yang mengaplikasikan bentuk-bentuk


sederhana dalam proses pembuatannya.
• Kepraktisan fungsi, pemanfaatan ruang atau lahan secara simple.
• Memadukan unsur estetika, kenyamanan dan elemen yang multifungsi merupakan ciri
khas dari rumah yang didesain dengan tema minimalis.

13
• Warna dinding yang diterapkan tidak membutuhkan warna yang macam-macam
karena hal itu akan membuat suasana ruangan menjadi terkesan ramai dan semrawut
atau Anda dapat mengaplikasikan wallpaper pada satu sisi dinding sebuah ruangan.
Furniture bertekstur dengan warna yang sesuai dengan warna wallpaper sering digunakan
untuk memberikan kesan padu pada desain interior rumah minimalis

 Kontemporer

Desain interior bertema kontemporer dapat dikenali dari warna yang digunakan.
• Warna-warna yang digunakan biasanya dipusatkan pada satu warna yang menjadi
aksen. Sementara warna-warna yang menjadi latar belakang. Warna yang digunakan
adalah warna-warna netral seperti warna krem yang lembut, grey serta warna
monokrom putih hitam.
• Terdapat lekukan-lekukan dari furniture yang digunakan yang berbahan kayu atau
logam bahkan kaca digunakan sebagai aksen. Tetapi lebih banyak ditampakkan dalam
permainan warna yang diaplikasikan pada dinding ruangan. Desain furniture nya pun
memang lebih sederhana.
• Penataan cahaya sangat memegang peranan penting. Focal point dalam sebuah ruang
yang didesain dengan tema kontemporer dapat lebih menarik dan memberi makna dan
suasana tertentu sesuai yang diinginkan dengan sorotan cahaya lampu.

14
 Shabby Chic

Desain ini dipengaruhi oleh gaya vintage yang sangat feminim dan lembut.
• Interior shabby chic ini didominasi oleh warna putih, krem, dan warna pastel lainnya.
Kata shabby sendiri memiliki arti lusuh, sehingga tidak heran kalau kamu akan
menemukan banyak furnitur bergaya lusuh pada interior ini.
• Furniture lusuh ini biasanya berupa meja atau lemari kayu yang catnya sudah mulai
mengelupas atau penggunaan kembali barang bekas yang sudah berusia tua sebagai
furnitur. Barang bekas yang bisa digunakan kembali misalnya peti kemas kayu
sebagai meja atau kaleng sebagai pot tanaman.

15
 Retro

Tema yang sudah terkenal sejak tahun 1960-an kini juga mulai digemari.

• Gaya retro yang berciri khas dengan warna-warna terang, cerah, dan dinamis ini
menggambarkan dinamis dan vitalitas penghuninya. Selain unsur warna yang menjadi
ciri khasnya, unsur metalik juga mendukung rumah bergaya retro.
• Saat ini rumah berdesain interior retro lebih memilih warna shocking, seperti orange,
biru, dan merah. Di samping itu motif geometris yang dikombinasikan dengan desain
modern juga menjadi alternatif dalam pengembangan desain interior bergaya retro.
• Sementara itu elemen dekorasi yang muncul dalam desain interior bertema retro ini
terlihat pada pemilihan dan penempatan aksesoris ruang, seperti lampu, lukisan, vas
bunga, dan bingkai foto pun harus memberikan suasana yang nyaman (cozy).
Sedangkan untuk lampu, gemerlap lampu vintage juga dapat menjadi alternatif untuk
memberi kesan dramatis.

16
BAB II

PENUTUP

KESIMPULAN
Desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam di
dalam bangunan. Menurut Francis D. K. Ching (Chng & Binggeli, 2012) interior desain
adalah Interior design is the planning, layout, and design of the interior spaces within
buildings. These physical settings satisfy our basic need for shelter and protection,set the
stage for and influence the shape of our activities, nurture our aspirations, express the ideas
that accompany our actions, and affect our outlook, mood, and personality. The purpose of
interior design, therefore, is the functional improvement, aesthetic enrichment, and
psychological enhancement of the quality of life in interior spaces.
Elemen-eleen dalam desain interior:
 Space
 Tekstur
 Garis
 Form
 Lantai
 DInding

Prinsip-prinsip dalam desain interior:


 Unity dan hamoni
 Keseimbangan
 Vocal point
 Ritme
 Detail
 Skala dan proporsi
 Warna

SARAN
Dalam mendesain suatu ruangan alangkah baiknya melihat terlebih dahulu tren yang
sedang digunakan dikalangan masyarakat agar hasil dari desain tersebut maksimal (tidak
terlihat kuno atau ketinggalan zaman).

17
DAFTAR PUSAKA

Pengertian Interior (http://bungdesain.blogspot.com/)


Elemen-elemen Interior (http://bungdesain.blogspot.com/) , (https://interiordesign.id/unsur-
dan-elemen-dasar-desain-interior/)
Prinsip-prinsip interior (http://bungdesain.blogspot.com/)
Konsep Desain Interior (https://partimewanderer.wordpress.com/2018/06/19/konsep-
penggayaan-desain-interior/)

18

Anda mungkin juga menyukai