Anda di halaman 1dari 13

ELEMEM-ELEMEN PEMBENTUK ESTETIKA

KELAS “A”

NAMA: MUHAMMAD DANI SAPUTRA


NIM/NRP: 142020018
DOSEN PEMBIMBING: DR.IR.ZUBER ANGKASA,M.T
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN
2020/2021
ELEMEN PEMBENTUK ESTETIKA DALAM ARSITEKTUR
BALANCE/
PROPORSI RITME/IRAMA KESEIMBANGAN

TEKSTUR SKALA SIMETRI


A.PROPORSI DESAIN ARSITEKTUR (PROPOTION)

Prinsip desain arsitektur terakhir adalah proporsi desain. Proporsi merupakan kesesuaian dimensi dari elemen
arsitektur dengan lingkungan sekitar dan juga fungsi serta aspek arsitektural lainnya seperti lokasi, posisi, dan juga
dimensi obyek lainnya. Ini berlaku pada semua desain arsitektur bangunan.
Bagian bangunan diatas yang mengandung elemen proporsi yaitu terdapat pada bagunan yang berbrntuk seperti
kerucut atau segitiga karena proporsi menekan pada hubungan yang sebenarnya atau yang harmonis dari satu bagian
dengan bagian yang lain atau secara menyeluruh
B. Irama  (Accentuation & Rhythm)

Dalam desain arsitektur, yang dimaksud irama adalah penataan dari sebuah elemen yang harmonis. Elemen inipun
bisa bervariasi mulai dari bentuk, warna, hingga perabot dan dekor ruangan.
Prinsip irama dalam desain arsitektur sendiri dibagi menjadi dua jenis irama. Pertama adalah irama stati. Dalam
desain arsitektur, irama statis merupakan pengulangan dengan pola yang sama dan konsisten.
• Contohnya bisa seperti peletakkan kolom dengan jarak setiap 3 meter secara konsisten. Pengaplikasian lainnya
bisa dalam bentuk pengaplikasian dekorasi hiasan dinding seperti bingkai foto dengan posisi dan jarak yang sama
secara konsisten.
• Prinsip desain arsitektur irama yang kedua adalah irama dinamis, di mana faktor penentu pengulangan irama bisa
lebih dari satu aspek dan bervariasi. Dalam desain arsitektur, contoh dari pengaplikasian prinsip irama dinamis
adalah pola warna pada fasad rumah atau fasad bangunan yang diselang-seling secara teratur dan konsisten.
Contoh dalam warna misalnya coklat-putih-hijau. Penerapan lain dalam desain arsitektur bisa seperti penataan
perabot kursi ,meja,kursi,kursi,meja,kursi dan seterusnya.
pada bangunan tersebut elemen yang mengandung irama yaitu terdapat pada
pola diatas langit-langit gedung yang memiliki pola yang sama dan konsisten
sehingga terkesan seperti irama.
C.KESEIMBANGAN (BALANCE)

Desain arsitektur yang baik adalah desain yang seimbang. Untuk itulah prinsip dalam desain arsitektur  selanjutnya adalah balance.
Keseimbangan dalam desain arsitektur sendiri dibagi menjadi dua.
Prinsip keseimbangan desain arsitektur adalah keseimbangan yang simetri. Menentukan komposisi keseimbangan yang simetris terbilang
cukup mudah. Cukup imajinasikan terdapat garis pada bagian tengah-tengah objek arsitektur dan apakah kedua sisi memilik visual yang serupa
atau seperti reflektif. Hal ini bisa berlaku dalam penataan perabot dan furnitur, dekorasi dinding, fasad, serta penataan denah bangunan.
Selain desain arsitektur yang simetris, keseimbangan juga bisa dicapai dengan komposisi desain arsitektur asimetris, di mana penataan sengaja
dibentuk tak seimbang dengan menitikberatkan kontras pada salah satu titik atau sisi  dalam ruang. Prinsip desain arsitektur asimetris terbilang
cukup beresiko karena diperlukan sense of art yang tinggi untuk bisa membuat komposisi desain arsitektur asimetris yang terlihat estetis dan
baik.
pada bangunan diatas letak keseimbangan yaitu terdapat pada antara kedua sisi
bangunan tersebut.Dalam prinsip keseimbangan arsitektur keseimbangan terbagi
menjadi dua yaitu keseimbngan yang simetris dan keseimbangan asimetris.
D.TEKSTUR

Tekstur menyangkut sifat dan kualitas fisik permukaan suatu benda,seperti kusam,mengkilap,kasar,halus,dapat
diaplikasikan dalam desain.Tekstur terkait dengan indera pengelihatan dan indera peraba.selain itu tekstur
merupakan bagian yang sangat penting didalam elemen desain yang fungsinya sama bagi suatu perencanaan yang
maksimal.tekstur terdiri atas 2 bentuk yaitu:
a. tekstur halus (dibedakan elemen yang halus atau warna)
b. tekstur kasar (terdiri dari elemen yang berbeda corak,bentuk atau warna).
Elemen pembentuk estetika yang selanjutnya yaitu tekstur dimana elemen yang terdapat pada tektur yaitu
terdapat pada permukaannya yang halus dan kasar bahkan ada permukaan yang menonjol atau tidak rata.
E.SKALA

Skala adalah perbandingan dari ruang atau bangunan dengan lingkungan atau elemen arsitektural lainnya. Pada
dasarnya, skala pada desain arsitektur tak ada aturan khusus karena skala bisa disesuaikan dengan nuansa atau
kesan yang diinginkan.
Misalkan untuk mendapatkan kesan megah, bisa membuat ruangan dengan tinggi yang lebih tinggi daripada ruang
lainnya atau standar pada umumnya.
Elemen estetika yang terdapat pada bangunan tersebut yaitu terdapat pada ukuran bangunan itu,ukuran juga dapat
mempengaruhi kualiatas bangunan Baik dari segi megah nya dan dari segi bangunan lainnya.
F. SIMETRI
SIMETRI BILATERAL SIMETRI RADIAL

Simetri didefinisikan sebagai "Distribusi dan pengaturan komponen yang seimbang dengan bentuk dan ruang
yang setara pada sisi yang berlawanan dari garis pemisah atau bidang, atau sekitar pusat atau poros.“
Jenis Simetri dalam Arsitektur
Simetri terdiri dari dua jenis yaitu simetri Bilateral dan Radial dan umumnya digunakan dalam arsitektur dengan
membuat dua sisi sebagai gambar cerminan satu sama lain. Simetri dalam arsitektur dapat pada sumbu vertikal
(sumbu atas dan bawah) atau horizontal (melintasi sumbu).
*Simetri Bilateral secara umum mengacu pada "pengaturan seimbang elemen yang sama atau setara pada sisi
berlawanan dari sumbu garis lurus sehingga hanya satu garis yang dapat membagi keseluruhan menjadi 2 bagian
identik yang esensial."
Contoh dari simetri bilateral misalnya adalah Gedung DPR di Jakarta yang dibuat dengan struktur kubah yang
simetris. Ada juga bangunan Taj Mahal di Agra yang merupakan bangunan yang sepenuhnya dicerminkan ketika
dipotong menjadi 2 bagian.
*Arti dari Simetri Radial mengacu pada “pengaturan yang seimbang dari elemen-elemen yang serupa pada sisi
berlawanan dari median axis sehingga hanya satu bidang yang dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama dengan
melewati sebuah garis pada sudut mana saja di sekitar titik pusat atau sepanjang sumbu pusat “

Contoh yang terkenal adalah The Bahai House of Worship (Kuil Teratai) di Delhi, yang direncanakan dalam simetri
radial untuk menciptakan kekosongan sentral besar yang digunakan sebagai ibadah. Di Indonesia, Candi Borobudur
juga termasuk bangunan yang menggunakan pola simetri radial. Contoh lain dari simetri radial adalah Rose window
dari Katedral Notre Dame, Paris.
Bangunan yang terakhir mengandung elemen estetika diatas yaitu terdapat pada
bentuk bangunan diatas yang terdapat garis pemisah namun memiliki posisi yang
setara pada sisi yang berlawanan.
Sumber:
https://www.dekoruma.com/artikel/64511/prinsip-dasar-desain-arsitektur
https://stud5.wordpress.com/category/elemen-estetika/

Anda mungkin juga menyukai