OLEH: SHEDDY H
WAIRATA D511 08
867
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
APARTEMEN SEWA
DENGAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE
DI MAKASSAR
SKRIPSI PERANCANGAN
Periode I Tahun
2013 – 2014
Sarjana Arsitektur
OLEH: SHEDDY H
WAIRATA D511 08
867
PENGESAHAN
SKRIPSI PERANCANGAN
Menyetujui:
I
r. Muh Syavir Latief, M.Si Rauf
NIP. 19590509198702100 Drs. H. A. Effendy 9
NIP. 13141065
Mengetahui,
SHEDDY H W AIRATA
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan Umum.................................................................. 77
B. Kesimpulan Khusus ................................................................ 78
7. Penzoningan…………………………………….. ......................... 92
8. Bentuk Massa dan Penampilan Bangunan …........................... 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Makassar..................................................................... 60
Hiburan ......................................................................... 73
DAFTAR SKEMA
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Non Arsitektural
2. Arsitektural
1. Lingkup Masalah
2 . Batasan masalah
Batasan masalah dibuat untuk mempersempit ruang masalah yang
diperoleh dari berbagai analisa masalah. Pembahasan dibatasi pada
perancangan fisik wadah hunian yaitu apartemen sewa yang di sediakan bagi
masyarakat menengah ke atas dan bagi para pendatang yang bekerja dan
menetap untuk sementara di kota Makassar.
2. Sasaran Pembahasan
Sasaran yang diharapkan dalam pembahasan ini adalah terumuskannya
kaidah dan syarat-syarat dalam perencanaan dan perancangan Apartemen
Sewa di Makassar yang kemudian dituangkan kedalam desain fisik yang
merupakan perancangan akhir secara arsitektural.
E. METODE PEMBAHASAN
3. Analisa
Data yang ada dianalisa dengan menggunakan standar-standar dan
norma-norma ruang dan bentuk yang sesuai.
4. Acuan Perancangan
Pendekatan berupa acuan terhadap sistem perancangan.
2. Sistematika Pembahasan
Motivasi Solusi
Ingin mendekatkan tempat tinggal Letaknya yang di tengah kota
dengan tempat kerja mengurangi keruwetan kota dan
meringankan biaya transportasi
Enggan mengurus rumah yang Banyak apartemen dibangun
besar dengan halaman yang luas menganut paham praktis dan efisien
saat usia pensiun dalam tata ruang dan arsitekturnya
Untuk investasi Nilai jualnya selalu meningkat karena
mengikuti perkembangan kemajuan kota.
Ketika disewakan pun, nilainya akan tinggi
sehingga modal pembelian segera
kembali.
Sebagai rumah kedua Suasana dan lingkungan yang berbeda
dapat menjadi alternatif tempat berlibur
2. Fungsi Apartemen
Sebagai wadah tempat tinggal, apartemen harus menyediakan berbagai
wadah kegiatan sehari-hari, yang terdiri dari:
1) Tempat tinggal
2) Tidur/Istirahat
3) Memasak
Kegiatan ini umumnya diwadahi oleh ruang tamu, ruang keluarga, ruang
tidur, ruang makan, dapur dan dilengkapi dengan ruang pelayanan
seperti kamar mandi, wc, ruang cuci, serta ruang pembantu. Ruang-
ruang tersebut harus mampu memberikan layanan privasi yaitu bebas
melakukan kegiatan tanpa gangguan orang lain, layanan kesehatan,
kebersihan, keamanan, serta layanan untuk interaksi sosial disusul
kebutuhan akan identitas diri dan status sosial.
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa apartemen merupakan
suatu kelompok hunian yang terdiri dari beberapa kamar yang dapat
disewakan ataupun dimiliki. Dimana motivasi untuk tinggal di apartemen
bukan hanya sebagai hunian akan tetapi juga dijadikan wadah investasi
dan gaya hidup.
3. Klasifikasi Apartemen
a. Berdasarkan ketinggian bangunan
1) Garden apartments, apartemen yang terdiri dari 2-4 lantai.
Apartemen ini memiliki halaman dan taman disekitar bangunan.
Apartemen ini sangat cocok untuk keluarga inti yang memiliki
anak kecil karena anak-anak dapat mudah mencapai taman.
2) Walked-up apartments, bangunan apartemen yang terdiri atas 3-
5 lantai. Apartemen ini memiliki lift, tetapi bisa juga tidak. Gedung
apartemen hanya terdiri dari 2 atau 3 unit apartmen.
3) Mid-rise apartment (bertingkat sedang) 6-9 lantai. Sering
dibangun dikota satelit.
4) High rise apartment (bertingkat tinggi), lebih dari 10 lantai.
Dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan
servis penuh. Strukturnya lebih kompleks, sehingga desainnya
cenderung standar.
c) Variant Form.
D P
2) Koridor di tengah bangunan (Double Loaded Corridor) pada
D P
3). Koridor pada dua sisi di tepi bangunan pada sistem slab blok.
D P
b) Sistem Tower
Denah Potongan
2) Ruang dalam
Perencanaan ruang dalam di sesuaikan dengan standar dan
ruang gerak manusia, besaran perabot dan fungsi ruang itu sendiri
serta kapasitasnya. Sesuai dengan tuntutan fungsionalnya yang
menyangkut hal-hal antara lain:
Bentuk dan besaran ruang
Kenikmatan bagi penghuni
Memberikan suasana yang menarik
Kegairahan dan ketenangan bagi penghuni.
Dari berbagai klasifikasi apartemen dapat diketahui bahwa
sebuah apartemen dapat terdiri dari berbagai bentuk, baik itu
bentuk tower maupun bentuk coridor. Dimana pembagian
lantainya juga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu lantai podium
yang dapat digunakan untuk daerah service dan pengelola,
sedangkan bagian tower difungsikan sebagai unit-unit hunian.
Dalam sebuah apartemen terdapat beberapa tipe hunian
diantaranya tipe studio, tipe 1 kamar tidur, tipe 2 kamar tidur dan 3
kamar tidur. Disamping itu juga bisa ditambahkan dengan satu
tipe hunian yang merupakan unit terluas yang berada di
apartemen yaitu penthouse. Penempatannya biasanya pada lantai
paling atas bangunan apartemen.
b. Sistem pelayanan
Meningkatnya pembangunan rumah flat maisonette diiringi
dengan keluarnya undang-undang tentang rumah susun, yang
kemudian melahirkan sistem penjualan lepas (strata title). yang
sekarang lebih disukai para developer. Bagi developer sistem ini
menguntungkan karena pengembalian investasi akan lebih cepat,
dan modal awal yang dibutuhkan relatif kecil karena disubsidi dan
pembayaran uang muka bagi calon penghuni. Disini konsumen
menjadi bagian financing.
Di lain pihak, konsumen juga memerlukan bantuan kredit untuk
dapat memiliki satuan rumah susun. Melihat perkembangan ini, bank
berusaha memberikan kemudahan dengan dengan penurunan kredit
konstruksi dan upaya pemberian bantuan Kredit Kepemilikan
Apartemen (KPA). Upaya ini bertujuan untuk dapat membantu
masyarakat yang tidak dapat membeli satuan rumah susun dengan
tunai.
Dalam pelaksanaan, kerja sama antara bank dan developer
biasanya sudah dilakukan sejak konstruksi, setelah konstruksi
selesai dan rusun sudah dianggap layak huni, baru dilakukan
pemberian izin KPA.
c. Sistem pengelolaan
1) Perhimpunan Penghuni (PP)
Merupakan badan hukum yang bertugas mengurus berbagai
kepentingan bersama antara pemilik dan penghuni apartemen.
PP merupakan wakil dari para penghuni sehingga fungsinya
mirip RT/RW.
2) Anggota PP
Yang menjadi anggota PP adalah:
pemilik unit
pemakai unit
penyewa unit
Setiap pemilik unit memiliki satu suara untuk digunakan dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan
kepenghunian, misalnya dalam tata tertib.
3) Badan pengelola
Merupakan suatu perusahaan profesional yang bertugas
mengelola seluruh bagian dan benda bersama di dalam
kompleks gedung apartemen.
4) Service charge
Merupakan iuran pengelolaan, sebagaimana layaknya biaya
pemeliharaan atas bagian, benda, dan tanah bersama
ditanggung bersama oleh para penghuni.
5) Sinking fund
Sinking fund atau dana cadangan adalah biaya yang ditarik oleh
pengelola sebagai tabungan untuk kepentingan bersama. Dana
ini digunakan untuk menutupi biaya-biaya yang timbul
dikemudian hari seperti biaya perbaikan gedung dan
penambahan fasilitas.
6) Prosedur renovasi
Pengangkutan material ke dalam unit apartemen harus melalui
lift barang dan sebelum melakukan renovasi, pemilik unit
melaporkannya terlebih dahulu kepada pengelola gedung.
7) Biaya parkir gedung
Pada umumnya setiap unit diberikan jatah satu tempat parkir,
kecuali untuk unit khusus (penthouse) diberikan lebih dari satu.
Apabila memerlukan tempat parkir tambahan, pemilik/penghuni
dapat menyewanya secara bulanan.
8) Keamanan
Keamanan di apartemen sangat terjaga karena petugas
keamanan siap menjaga selama 24 jam. Tamu yang sudah
dikenal identitasnya saja yang diperbolehkan masuk.
Kebanyakan apartemen juga dilengkapi dengan video interphone
sehingga penghuni dapat melihat tamu melalui layar televisi dan
berkomunikasi dengannya melalui telepon. Tamu yang tidak
diundang tidak diizinkan masuk.
Sistem kepemilikan apartemen yang akan digunakan yaitu
sistem sewa kontrak dan sistem kondominium atau hak milik
dengan sistem pelayanan yang diatur dalam perundang-
undangan, yang dikelola secara profesional yang terdiri dari
perhimpunan penghuni, anggota PP, badan pengelola, service
charge, sinking fund, prosedur renovasi, biaya parkir gedung dan
pengamanan gedung.
GENERAL MANAGER
AKUNTANSI/
SEKERTARIS
ADMINISTRASI
ELEKTRIKAL OPERASIONAL
a. Gerakan Hijau
Pada musim semi tahun 1992, perkumpulan para pemimpin dunia yang
tersebar dalam sejarah bertemu pada KTT Bumi (Earth Summit) di Serrado mar
(Rio de Jeneiro, Brazil) untuk mendukung prinsip pembangunan berkelanjutan.
Pada tahun 1997, beberapa negara mengadakan pertemuan di Kyoto, Jepang,
untuk menyetujui sejumlah cara nyata yang berhubungan dengan pemanasan
global (global warming).
William McDonough dan Michael Braungart, dua indivu kreatif yang
mendukung tantangan ini telah mengajukan “Revolusi Indutrial di Masa
Mendatang” (Next Industrial Revolution – McDonough & Michael Braungart,
1988), saat efektivitasekologis (eco-effectiviness) akan memimpin. Mereka
menyatakan bahwa revolusi industrial yang berikutnya akan berdasarkan tiga
prinsip utama: sampah sama dengan makanan (misalnya, semua hasil sampah
harus harus digunakan sebagai bahan dasar sebuah proses), rasa hormat
untuk keanekaragaman ekologi dan manusia, serta pemanfaatan tenaga
matahari.
(sumber: http://menaramannamulia.com/news)
Atap hijau (green roof) atau taman atap adalah istilah yang dipakai untuk
menjelaskan atap bangunan yang dihijaukan menjadi ruang terbuka hijau
berwujud taman yang dipenuhi tumbuhan. Dalam beberapa konteks, istilah
green roof memiliki arti yang sama dengan roof garden.
Secara sederhana, atap hijau menyejukkan udara. Mengurangi efek urban
heat island (suhu wilayah kota lebih tinggi yang mempengaruhi daerah
pedesaan, utamanya karena meluasnya permukaan keras yang menyerap
radiasi matahari) dengan mengurangi suhu permukaan atap melalui bayangan
dan evapotranspiration (ketika uap air sejuk dipancarkan penguapan tanah dan
saat tanaman bernafas). Atap hijau juga mempunyai nilai isolasi yang lebih
tinggi, energi lebih sedikit untuk pendinginan bagian dalam gedung, yang
akhirnya lebih hemat biaya energinya.
Atap hijau mengurangi volume dan laju air hujan, merendahkan resiko
banjir, mereka juga menyaring polutan dan metal berat di teritisan sebelum
mencapai air terbuka. Atap hijau bisa memperpanjang usia pakai atau dengan
melindungi selaput dari fluktuasi suhu ekstrim dan sinar ultraviolet matahari.
Mereka membantu memperindah lingkungan perkotaan dalam skala kecil,
menambah nilai estetika bangunan properti. Atap hijau bisa mengganti ruang
hijau dan hibitat alami yang hilang dalam hutan beton. Atap hijau yang intensif
juga bisa menyediakan ruang bersantai dan menjadi batu pijakan habitat untuk
menghubungkan kantung habitat alami kota terisolasi, yang setidaknya dapat
membantu menjaga satu tingkat keragaman hayati di kawasan kota.
(sumber: http://http;//www.americanwickdraicoorporation.com )
d. Manfaat penghijauan
Adapun beberapa manfaat penghijauan ditinjau dari berbagai aspek yaitu:
g) Manfaat Protektif
Manfaat protektif adalah karena pohon dapat memberikan perlindungan,
misalnya terhadap teriknya sinar matahari, angin kencang, penahan
debu, serta peredam suara. Di samping itu juga melindungi mata dari
cahaya silau.
h) Manfaat Hygienis
Adalah sudah menjadi sifat pohon pada siang hari menghasilkan O 2
(oksigen) yang sangat diperlukan manusia dan sebaliknya dapat
menyerap CO2 (karbondioksida) yaitu udara kotor hasil gas buangan
sisa pembakaran. Jadi secara hygienis, pohon sangat berguna untuk
kehidupan manusia.
i) Manfaat Edukatif
Berbagai macam jenis pohon yang ditanam di kota merupakan
laboratorium alam, karena dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar
mengenal tanaman dari berbagai aspeknya.
4. Pedoman
a. Lokasi (site)
Tujuannya adalah untuk mengetahui potensi alam dan potensi
kerusakan lingkungan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap
pengembangan bangunan.
Lokasi bangunan dengan fungsi komersil idealnya berada di dalam atau
dekat kawasan komersil.
Pemilihan lokasi juga harus memperhatikan kondisi iklim setempat,
yang berpengaruh terhadap desain bangunan nantinya. Selain itu perlu
diperhatikan apakah tidak mengganggu keseimbangan ekologi setempat
atau merusak lingkungan, seperti menyebabkan banjir.
b. Desain
1) Desain Pencahayaan Surya Pasif (Passive Solar Design)
Tujuan dari passive solar design ini adalah untuk mengontrol
masuknya cahaya matahari serta aliran udara ke dalam bangunan
pada waktu yan tepat, juga menyimpan dan mendistribusikan udara
panas dan dingin pada saat yang dibutuhkan.
Departemen Energi USA telah melakukan penelitian yang
menunjukkan bahwa bangunan yang memakai sistem passive solar
design hanya menggunakan 47% energi dibanding bangunan baru
dengan sistem biasa dan 60% jika dibandingkan dengan bangunan
lama. Selain itu, desain semacam ini dapat memberikan
keuntungan pada sebagian besar bangunan besar dan semua
bangunan kecil. Mulai dari kantor dan pergudangan sampai
sekolah, rumah sakit, perpustakaan, dan terminal bandara.
Kelebihan sistem ini adalah:
a) Pembiayaan untuk pemakaian energi sepanjang tahun yang
lebih rendah.
b) Kenyamanan Thermal yang lebih baik.
c) Menjadikan bangunan memiliki nilai investasi yang tinggi di
masa depan.
d) Mengurangi biaya perawatan bangunan
e) Mengurangi penggunaan energi dan pemakaian bahan bakar
fosil.
2) Pencahayaan Surya Aktif (Aktive Solar Design)
a) Definisi
Menurut Jimmy Priatman, sistem surya aktif (active Solar
system) merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan
energi surya dalam bangunan melalui konversi energi cahaya
menjadi energi panas dengan bantuan peralatan-peralatan
mekanis untuk tujuan pemanasan dan pendinginan ruang atau
melalui konversi energi cahaya menjadi energi listrik untuk
tujuan penerangan/penggunaan alat-alat eletronik lainnya.
Fungsi utama dari suatu sistem energi surya adalah
konversi radiasi matahari (berupa tinta merah dalam spektrum
cahaya) yang terpancar dalam bentuk energi thermal menjadi
energi pakai. Pada dasarnya terdapat 4 (empat) cara dimana
bangunan dapat memanfaatkan energi surya, yaitu:
1 . Matahari ke ruang penerima
2. Matahari ke massa bangunan
3. Matahari ke kolektor surya – ke penyimpan thermal –
ke ruang penerima (thermsiphoning system)
4. Matahari ke sel surya – ke penyimpan listrik – ke
peralatan mekanikal (photovoltaic system)
Cara pertama dan kedua merupakan sistem surya pasif,
sedangkan cara ketiga dan keempat disebut sistem surya
aktif. Karena itu, dapat dikatakan bahwa instrument pada
arsitektur surya aktif adalah kolektor surya (thermsiphoning)
dan sel surya (PV cell)
Sel Surya
Sel surya diproduksi dari bahan semi – konduktor yaitu, silicon,
yang berperan sebagai insulator pada temperature rendah dan
sebagai konduktor bila ada energi panas. Sebuah silicon sel surya
adalah sebuah diode yang terbentuk dari lapisan atas silikon tipe
n (silicon doping of phosphorus), dan lapisan bawah silikon tipe p
(silicon doping boron). Silikon tipe N akan menjadi kutub negatif
dimana silikon tipe P akan menjadi kutub positif sehingga
terjadilah alat pembangkit listrik kecil yang mendapatkan
energinya dari cahaya matahari.
Sel surya pada perkembangannya dalam dunia arsiitektur,
telah mengalami berbagai perubahan:
Kolektor Surya
Kolektor surya berfungsi dalam pengumpulan sinar surya
dalam sistem surya aktif. Kolektor surya mengubah radiasi
matahari (langsung maupun difusi) menjadi panas yang terpakai
ataupun energi listrik melalui absorpsi pada suatu permukaan
tertentu. Sistem ini biasa disebut juga sistem surya non eletrikal.
C. STUDI BANDING
1) Apartemen Sewa
1 . Apartemen Tamansari Semanggi
Apartemen Tamansari Semanggi berlokasi di Jl. Akri No. 136,
Semanggi, Jakarta Selatan. Apartemen ini memiliki lokasi yang sangat
strategis, akses dan fasilitas menjadi daya tarik apartemen menengah
yang mengincar keluarga muda dan para profesional di kawasan CBD
Area (Gatot Subroto, Mega Kuningan, Sudirman, Rasuna Said)
Apartemen ini memiliki 2 tower, 32 lantai dengan jumlah basement
3 lantai. Basement sebagai area parkir, lantai dasar sebagai area
komersial, lantai 1 Sport Club, Lantai 2 dan 3 Fasos & Fasum, dan lantai
3-36 merupakan fasilitas hunian yg merupakan fasilitas utama.
2) Green Architecture
1 . Namba Parks, Osaka
Namba Parks merupakan salah satu pusat gaya hidup (lifestyle)
masyarakat urban seluas 3,37 Ha yang terletak di jantung kota Osaka
yang merupakan wilayah central business district (CBD).
Jerde Partnership merancang Namba Parks sebagai mall
bertema gurun yang dipadu atap hijau berlapis-lapis menyerupai lahan
2
terasering . Namba Parks memiliki taman atap seluas 8.000 m dengan
40.000 tanaman, termasuk 35 jenis pohon dan 200 jenis tanaman
bunga. Sistem irigasi atap hijau Namba Parks menggunakan teknik
penyiraman sprinkle yang diadopsi dari metode tradisional pendinginan
jalan di Jepang, yaitu air hujan yang mengalir melalui jalan tampung di
bawah perkerasan jalan untuk kemudian ditapis kembali ke permukaan
jalan dengan sistem kapiler. Hasil penelitian menunjukkan, selama
proses evaporasi suhu permukaan atap hijau dapat ditekan hingga
0
25 C lebih rendah dibandingkan dengan permukaan aspal.
1 . Licuala Palms
2 . Ixora Superking
3 . Ixora Superking & Pandanus Pygmeus
4 . Philo Dendrons
5 . Eugenia
6 . Livistonia Palms
7 . Bougalnvillea
8 . Pandanus Pygmeus & Hymenocallia
9 . Eugenia Grandis
1 0 . Philodendrons
1 1 . Hymenocallia (tropical shrub)
Loose-fit
Pada umunya, bangunan memiliki masa hidup 100-150 tahun dan
akan berubah fungsi dari waktu ke waktu. Desain bangunan ini
mengadopsi Loose-fit untuk memfasilitasi perubahan fungsi di masa
depan. Fitur yang digunakan seperti:
1 . Skycourts (bisa dikonversi menjadi kantor pada masa
depan)
2 . Partisi/sekat yang dapat
dipindahkan
3 . Lantai yang dapat
dipindahkan
Desain yang fleksibel (pada awalnya sebuah bangunan expo yang
serba guna, pada masa depan mungkin bisa digunakan sebagai
2
kantor dengan area nettonya sebesar 9,288 m pada 75% efisiensi
atau sebagai apartemen).
Ventilasi alami
Pengaruh dari wind wing walls pada bangunan yang
menggunakan konsep radikal dari pompa kantung udara sebagai
penyeimbang angin yang berada diluar tower
Bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alami, dan mengurangi
kapasitas angin.
4 . Workplace 6
Workplace 6 adalah bangunan komersial dengan tinggi 6 lantai di
daerah Pulau Darling yang sekarang menjadi bangunan pertama di
Sidney dengan bintang 6 kategori “Desain Kantor” yang diberikan
Green Building Council, yang meluncurkan Sydney Harbor Forshore
Authority untuk meremajakan semenanjung Pymont.
Gambar 31. Workplace 6
Sumber: www.google.com
Fitur Green Building
Energi
Gas yang dihasilkan dari generator panas untuk
membangkitkan energi untuk kebutuhan site, yang mengurangi
beban puncak sampai 25%. Sisa panas generatornya kemudian
digunakan untuk meningkatkan sebuah chiller penyerap yang dapat
membantu untuk mendinginkan bangunan. Sebagai tambahan,
atap dilengkapi dengan panel solar yang dapat yang dapat
digunakan untuk memanaskan air yang terdapat di dalam
bangunan, yang mengurangi konsumsi energi. Energi yang dapat
diperbaharui seperti Green Power mencatat 25% dari konsumsi
energi, yang dapat mengurangi emisi dari bangunan.
Air
Sebuah kombinasi alat efisien termasuk keran, shower, dan
toilet yang digunakan untuk mengurangi konsumsi air. Konsumsi air
juga dikurangi dengan menggunakan alat perubah panas air laut
pada pelabuhan sebagai pengganti Cooling tower. Proyek termasuk
perawatan air kotor (black water) yang mengumpulkan seluruh air
buangan bangunan dan mendaur-ulangnya untuk keperluan air
yang tidak dapat diminum seperti untuk mengairi irigasi pada
tanaman.
Material
Material dipilih dengan hati-hati untuk meminimalisir dampak
negatif lingkungan. Material bangunan dipilih seperti beton yang
dapat didaur ulang seperti precast. Dan juga, beton jenis low-
volatile organic compound dan produk bangunan yang rendah
kadar formal dehida, termasuk karpet dan cat yang digunakan
melalui proyek untuk mengurangi gangguan pada bangunan,
sehingga kualitas udaranya juga meningkat.
5 . George Street
Bangunan ini adalah bangunan tua yang tergolong suistainable
building, dengan gelar 5 Green Star. Fungsi bangunan ini adalah kantor
sewa. Bangunan ini berhasil menjadi bangunan hijau karena dapat
mengurangi emisi karbondioksida sebanyal 136 ton pertahun dengan
mengurangi parkir kendaraan roda empat sebanyak 30 unit.
Energi
Sistem AC menggunakan sistem pembagian udara yang
menghemat 40% CO2, diestimasikan 136.000 kg/tahun.
Memakai sistem meteran pribadi bagi penyewa, sehingga
membuat penggunaan energi menjadi lebih baik.
2
Menggunakan zona lighting kurang lebih 100 m disetiap lantai
untuk mengurangi konsumsi energi
Menggunakan sistem daylight sensor.
Air
Menggunakan alat penghemat air pada bangunan .
Menggunakan sistem AC VRV (Variable Refrigant Volume)
yang dihubungkan ke alat perubah panas pelabuhan yang akan
menyimpan sekitar 3,8 juta liter pertahun.
Menggunakan meteran pribadi bagi penyewa
Transportasi
Membuat parkir sepeda pada bangunan
meminimalisir ruang parkir untuk membudayakan berjalan kaki,
atau menggunakan kendaraan umum.
Emisi
Menggunakan pengubah panas pelabuhan pada sistem AC dan
menempatkan cooling tower dan mengurangi aliran air kotor
Menggunakan non ozon refrigerant pada sistem pendingin
ruangan
Meminimalisir pencahayaan pada fasade, terutama
pencahayaan pada sekitar bangunan
BAB III
STUDI PENGADAAN APARTEMEN
DENGAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI KOTA
MAKASSAR
b. Tinjauan Iklim
Iklim Kota Makassar adalah iklim tropis panas, dengan
presentase panas lebih dominan, hal ini bisa dilihat berdasarkan
data-data iklim Kota Makassar pada tahun 2012 dibawah ini:
1) Temperatur udara rata-rata 26,2⁰-28,0⁰ C
2) Penyinaran matahari rata-rata 61%
3) Kecepatan udara berkisar antara 3,5 – 5,7 knot/jam.
4) Jumlah hari hujan berkisar 199 hari per tahun.
5) Curah hujan rata-rata 2000 mm-3000 mm.
6) Kelembaban udara berkisar antara 71 %-88 %
7) Arah angin 210⁰15’ bujur timur kearah selatan barat daya.
KECAM
ATAN PENDUDUK LAJ
Population U
Subdi
stricts 20 2 2000
( ( ( (5)
MARISO 53. 5 0,50
MAMAJ 61. 5 (0,3
TAMALA 13 1 2,48
RAPPO 13 1 1,45
MAKAS 84. 8 (0,2
U 29. 2 (0,7
WAJO 35. 2 (1,9
BONTO 59. 5 (0,9
UJUNG 46. 4 (0,1
TALLO 12 1 1,09
PANAKK 13 1 0,91
MANGG 81. 1 3,83
BIRINGK 10 1 5,37
TAMALA 85. 1 1,95
MA 1.1 1 1,56
Pn =Po(1+r)’’
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
n = tahun proyeksi
Makassar,
Mariso dan
Mamajang
3. C Tamalate 2.021 Rekreasi pantai Perdagangan
dan jasa
Permukiman
pariwisata
Transportasi dara
Pendidikan tinggi
Transportasi dara
Pendidikan tinggi
Pariwisata
Ruang terbu
hijau
Industri
Perdagangan
Jasa pelayan
sosial/umu
9. I Biringkanaya 4.822 Industri dan Transportasi da
permukiman (AKAP)
Militer
Ruang terbu
hijau/perkebunan
Industri &
P
Perm
ukima
Pendidika
n
Tinggi
Pusat
Perdagan
gan &
JPS
Permukim
Rekreasi Pantai & Jasa Pariwisata an
Perdagangan, permukiman,
Ruang terbuka hijau,
pendidikan tinggi, angkutan
darat
Jasa Pelayanan Sosial
Permukiman, perdagangan,
pemerintahan/perkantoran
Keterangan:
A = Kec. Ujung Tanah E = Kec. Panakkukang
Gam
bar
32. R
Peta e
n
c
a
n
a
T
a
t
a
R
u
a
n
g
W
i
l
a
y
a
h
K
o
t
a
M
a
k
a
s
s
a
r . b
Su c u
mb o
. t
er :
ww i u
w.m d h
aka a
ssar n
kota
P
B e
. n
g
A a
N d
A a
L a
I n
S
A A
p
P a
r
E
t
N
e
G m
A e
D n
A
A d
N i
A M
P a
A k
R a
T s
E s
M a
E r
N Mpopulasi penduduk
g golongan
D y menengah keatas
I dan warga
M negara asing
A yang tinggal
K di Makassar
A mengakibatka
S n semakin
S
meningkatnya
A
R kebutuhan
hunian yang
1
dilengkapi
. berbagai
fasilitas
K penunjang dan
e
lokasi dan BTN,
yang Untuk
berdek mengatasi
atan permasalahan
dengan tersebut,
tempat maka
kerja pemerintah
sehing kota Makassar
ga membuat
perjala solusi. Yakni
nan ke pinggiran kota
di tujukan
kantor
untuk
lebih
peperumahan murah
singkat b dengan
dan g pengembangan
bisnis a kearah
berjala timur dan
n lebih selatan,
lancar. sedangkan
daerah pusat
Di kota diarahkan
Makasa untuk
r saat
pehunian vertikal
ini, dari b untuk golongan
segi g menengah keatas.
pengad a
aan
Dibangunnya
peruma
han beberapa
yang kawasan
layak perdagangan
di kota merupakan
Makas indikasi
sar
membaiknya
baru
37,7% perekonomian
kebutu dan dapat
han menarik
saja investor asing.
yang
dapat
dilayan
i
oleh Perumnas
sektor selebihnya
- didasarkan
sektor pada
formal kemampua
yaitu n
Real seseorang.
Estate
.
2 . Sasaran Penghuni Apartemen
Pengadaan Apartemen dengan konsep hijau ini diperuntukkan
bagi golongan masyarakat menengah keatas yang telah siap dengan
pola hidup praktis, efektif, elegan dan menghargai privacy. Maka
sasaran penghuni lebih ditujukan pada golongan-golongan tertentu
yang dapat menerima apartemen ini yaitu:
a. Penduduk Asing
Sekarang ini terdapat peningkatan orang asing yang datang
berkunjung ke kota Makassar yang biasanya dalam waktu yang
terbatas atau agak lama. selain itu dengan adanya peningkatan
ekonomi yang terus terjadi, sehingga selain berkunjung juga terdapat
orang asing yang datang dengan tujuan bekerja atau merupakan
wakil suatu instansi dari negaranya sehingga membutuhkan waktu
tinggal yang lama. Penduduk asing inilah yang membutuhkan jenis
hunian sementara dengan jangka waktu yang lama serta dapat
dicapai dengan mudah dari tempat kerja mereka.
b. Penduduk Lokal Makassar
Selain orang asing, sasaran peruntukan apartemen juga
adalah penduduk kota Makassar dari golongan menengah ke atas
dan berminat atau mereka yang mempunyai tingkat kehidupan yang
hampir sama dengan orang asing juga diperuntukkan sebagai
penghuni apartemen yang direncanakan.
Masyarakat golongan menengah keatas dan yang berminat
tinggal di apartemen pada umumnya adalah bujangan muda,
pasangan muda, dan anak-anak kecil sampai belasan tahun.
Perencanaan apartemen diasumsikan sebagai berikut:
a. Untuk bujangan disediakan sebuah kamar yang menyatu
dengan ruangan lain
b. Suami-istri tanpa anak disediakan unit hunian dengan 1 ruang
tidur
c. Untuk keluarga suami-istri 1 anak disediakan unit hunian
dengan tipe 2 ruang tidur
d. Untuk keluarga suami-istri 2-3 anak disediakan unit hunian
dengan tipe 3 ruang tidur.
e. Untuk penghuni khusus disediakan unit hunian dengan tipe
penthouse.
2. Pengusaha 2,3 %
A + [(2020 – 2009) x B + A ]
Dimana :
Sehingga diperoleh :
= 601,42 ˜ 602 kk
= 220,18 ˜ 220 kk
= 150,35 ˜ 150 kk
4. Aktivitas Pelaku
Dalam fungsi apartemen aktivitas yang terjadi adalah
a. Aktivitas Penghuni
No. Kegiatan/Aktivitas Kebutuhan Ruang
1 Datang/Pergi Pintu masuk/entrance
2 Parkir kendaraan Tempat parkir
3 Masuk/keluar Lobby
4 Menuju unit hunian/lantai atas Koridor, lift, tangga
5 Istirahat/tidur Rg. Tidur utama
Rg. Tidur anak
6 Membersihkan badan KM, WC, toilet set
7 Duduk santai bersama Rg. Keluarga
8 Makan Rg. Makan
9 Memasak Dapur
10 Menyimpan barang Gudang
11 Jalan-jalan Rg. Terbuka, plaza
12 Olahraga/rekreasi Kolam renang, fitness centre, jogging
track, playground, tennis court,
lapangan basket
13 Berkumpul dengan Bar, Coffee shop, restaurant, function
kawan/relasi hall
14 Menerima kiriman Mailbox area
barang/surat
15 Perawatan Klinik
kesehatan/pengobatan
16 Perawatan kecantikan Beauty Salon
Tabel 6. Menurut jenis kegiatan dan kebutuhan ruang bagi penghuni
b. Aktivitas Pengelola
No. Kegiatan/Aktivitas Kebutuhan Ruang
1 Datang/pergi Main entrance, side
2 Parkir kendaraan Tempat parkir
No. Kegiatan/Aktivitas Kebutuhan Ruang
3 Menerima tamu Recepsionist
4 Memberi informasi Information desk
5 Menjaga keamanan Rg. Security
6 Mengurus kepegawaian Rg. Personalia
7 Pemasaran/promosi Rg. Sales manager
8 Mengurus administrasi Rg. Tata usaha
9 Menerima publik Publik relation room
10 Melayani surat, telegram, telex Mail/stamp/cable dept.
Pengelompokan aktivitas:
a. Kegiatan fungsi apartemen adalah:
1) Istirahat
2) Bersantai dan berkumpul bersama keluarga
b. Kegiatan fungsi hiburan adalah:
1) Karaoke
2) Bermain bilyard
3) Clubbing
4) Online di cafe
KESIMPULAN
A. Kesimpulan Umum
B. Kesimpulan Khusus
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan baik itu studi literatur, kunjungan
dan wawancara dengan pihak terkait, studi lapangan (survey) maka dapat
dirangkum beberapa kesimpulan yang menjadi permasalahan dalam
pembahasan ini, dan dapat pula menjadi landasan perencanaan. Antara lain
sebagai berikut:
1 . Lokasi yang tepat bagi peruntukan bangunan apartemen dengan
konsep arsitektur hijau adalah kawasan Metro Tanjung Bunga yaitu
kawasan pesisir pantai dengan tujuan untuk memberikan kesan
natural/alami terhadap bangunan apartemen, kawasan yang
mempunyai banyak tempat hiburan sehingga apartemen ini nantinya
banyak diminati oleh masyarakat khususnya golongan menengah
keatas.
2 . Fungsi yang utama adalah apartemen sebagai hunian yang
memiliki fasilitas-fasilitas hiburan sebagai pendukung fungsi lain.
3 . Tata ruang dalam dan tata ruang luar, menitikberatkan pada sirkulasi
udara dan cahaya serta hubungan ruang, yaitu memberikan sistem
pelayanan yang didukung oleh kejelasan sirkulasi antar fungsi dalam
bangunan, dan juga memberikan kesan kesatuan dengan bangunan
yang ada disekitar tapak.
4 . Bentuk bangunani menyesuaikan terhadapat bentuk tapak,
pengaruh beban angin, efektifitas ruang yang dihasilkan dan kesan
penampilan bangunan yang mencerminkan konsep bangunan Green
Architecture.
BAB V
ACUAN PERANCANGAN
Ket. Penilaian :
3 = sangat mendukung
2 = mendukung
1 = kurang mendukung
2) Penentuan tapak
Berdasarkan beberapa kriteria tapak di atas, maka akan
diperoleh beberapa alternatif tapak sebagai berikut:
(1) Alternatif 01
Potensi site:
a. site yang mampu mewadahi segala kegiatan yang
berlangsung pada Apartemen Sewa
b. Dilalui oleh akses jalan
c. Site berdekatan dengan perumahan.
d. View yang baik
Gambar 34. Alternatif 01
(2) Alternatif 02
Potensi site
a. Lahan mampu mewadahi kegiatan bagi bangunan
apartemen
b. Di lalui oleh akses jalan
c. berada dekat dengan tempat hiburan
Kekurangan:
a. Lokasi terlalu jauh dari pintu masuk gerbang Tanjung
Bunga
Alternatif Alternatif
Kriteria Tapak
01 02
Luas lahan 3 3
Sarana dan prasarana bangunan 3 3
Alur sirkulasi pengguna 3 2
Akses pencapaian bangunan 3 2
View dari dan ke bangunan 3 3
Tautan dengan lingkungan 3 2
Kebisisngan 1 2
Kondisi masyarakat 2 2
Score 21 19
Tabel 10. Scoring tapak
Ket. Penilaian :
3 = sangat mendukung
2 = mendukung
1= kurang mendukung
1) Situasi lingkungan
2) Iklim, cuaca dan polusi tapak
3) Sirkulasi dan pencapaian
4) Utilitas kota
5) Topografi dan batasan lahan
6) View dan penempatan bangunan
3. Tinjauan Tapak
a. Konsidisi fisik tapak
Merupakan lahan yang berupa tanah kosong dengan
tanah yang relatif datar dan berbatasan dengan permukiman
yang berkepadatan rendah. Frekuensi kendaraan sedang.
b. Iklim
Kondisi iklim pada daerah sekitar dataran pada
umumnya beriklim basah pada akhir November – April dan
iklim kering terjadi pada bulan April – Mei dan Oktober –
November. Suhu udara rata-rata perbulan minimum 25,670 C
dan maksimum 31,700 C. Angin dominan setahun adalah
angin barat laut dengan kecepatan 4-5 knots dan angin timur
alut dengan kecepatan 5-8 Knots.
c. Topografi
Kontur tapak relatif datar, dengan kemiringan tanah 2% yang
memungkin untuk perencanaan apartemen/rumah susun
d. Peraturan bangunan
- Garis sempadan pada lokasi dari as jalan 10-15 m.
- Garis sempadan laut ke bangunan minimal 100 m diukur
dari air laut pasang tertinggi.
e. Existing Condition
Lokasi tapak berada dalam kawasan hunian serta pariwisata
dan rekreasi, di dalam lokasi juga terdapat sarana
perdagangan berupa yang dapat menunjang aktivitas
apartemen nantinya
f. Luasan tapak
Luasan tapak adalah 4.2 ha dengan building coverage ratio
60: 40
4. Pengolahan Tapak
a. Orientasi matahari dan angin
1) Orientasi Sinar Matahari
(a) Dalam hal ini mempengaruhi tata letak unsur
bangunan yang memiliki area lansekap yang luas
serta pertimbangan terhadap pemanfaatan sinar
matahari yang masuk kedalam bangunan.
(b) Daerah yang paling banyak menerima sinar
matahari dapat dilindungi dengan pananaman pohon
pelindung dan penggunaan overstek.
2) Orientasi terhadap angin
(a) Dalam hal ini mempangaruhi kenyamanan terhadap
unit-unit ruang dalam bangunan.
(b) Pemanfaatan arah angin sebagai penghawaan alami
digunakan pada ruang melalui bukaan-bukaan
jendela.
b. View
1) View dari luar tapak kedalam tapak.
View atau sudut pandang terbaik dari luar ke bangunan
adalah dari segala arah, hal ini dapat di wujudkan dengan
menjauhi bentuk bangunan yang simetris karena bentuk
simetris mempunyai kesan selesai dan tidak dapat
mengalami pengembangan dan perkembangan.
2) View dari dalam tapak ke luar.
View terbaik adalah view ke arah barat dan barat laut
dengan pemandangan pepohonan yang masih asri.
c. Orientasi massa dan ruang
Suatu karakteristik sebagai wadah tempat tinggal hunian
komersil dan objek wisata dan rekreasi yang terbuka, dan
tapak berada pada view yang baik, maka orientasi bangunan
mempertimbangkan ruang yang memiliki nilai tambah yaitu
berorientasi kesegala arah. Namun arah orientasi bangunan
juga mengacu pada pencapaian dari arah kota maka
bangunan berorientasi ke arah selatan barat daya
d. Kebisingan
Kebisingan yang besar dari jalan utama Jalan Penghibur
kebisingan yang rendah pada jalan masuk perumahan cukup
mengganggu kondisi lingkungan dalam tapak. Oleh karena
itu, hal-hal yang dapat dilakukan untuk meredam kebisingan
ini adalah:
1) Peningkatan lantai dasar bangunan
2) Pemanfaatan unsur lansekap disekeliling banguanan.
3) Membuat jarak lebih kedalam dari muka jalan ke
bangunan.
4) Penataan ruang luar. Penataan ruang luar
memperhatikan penampilan bangunan.
a) adapun elemen-elemen ruang luar tersebut antara
lain: Lansekap
Perencanaan lansekap pada apartemen ini
didasarkan pada fungsi ekologisnya, yaitu:
(1) Sebagai penyegar udara.
(2) Menyerap air hujan
(3) Pengendali banjir
(4) memelihara ekosistem lingkungan
(5) Pelembut arsitektur bangunan
Pemilihan tanaman dalam perencanaan
lansekap ini, merupakan faktor penting
sehingga pemilihan tanaman diusahakan dapat
memenuhi fungsinya baik sebagai fungsi
ekologis, maupun sebagai pembatas ruang,
pengarah sirkulasi baik untuk pedestrian
maupun sirkulasi kendaraan, pelindung dan
akustik.
Elemen-elemen penunjang lansekap yang
akan digunakan adalah unsur-unsur
pertamanan yang ada (pohon kelapa, camar
laut, semak rendah/sedang) kemudian
disesuaikan dengan fungsinya:
(a) kecil (2,5 cm – 25 cm) misalnya
rumput-rumputan, sebagai penutup
tanah ditanam pada tepi jalan setapak
dan disekeliling bangunan.
(b) Semak rendah/sedang (45 cm – 200
cm) misalnya Howarita Puring,
sebagai pembatas/pemisah pagar
ditanam pada tepi jalan setapak
sebagai penghias, sisi bangunan, dan
sekitar bangunan untuk meredam
bising dan sebagai penghias, tempat
parkir, dan tepi jalan
kendaraan.Sistem taman adalah:
- Bebas dan informal
- Pemilihan jenis sesuai dengan
kondisi setempat
Unsur-unsur penunjang pertamanan:
(1) batu-batuan alam sebagai pembentuk irama
pada taman dan bangunan. Penataan
berdasarkan bentuk atau tekstur, warna dan
ukuran untuk memberikan kesan stabil dan
tenang dan diimabngi dnegan ketinggian untuk
merubah kesan yang terlalu rata/tegang.
(2) lampu penerang ruang luar, yaitu:
(a) Lampu taman, tinggi maksimum 1,50 m.
(b) Lampu jalan setapak tinggi 2,50 – 3,50 m
(c) Lampu parkir, jalanan dengan tinggi 7,50 –
12 m.
(d) Penunjuk jalan untuk memberi kejelasan
(e) Shelter/gazebo sebagai tempat istirahat,
terutama dekat pantai untuk menikmati view
laut.
5. Penempatan entrance
1) Main Entrance
Main entrance terletak disebelah timur tapak, yaitu jalan
masuk permukiman. Jalan ini akan diperlebar untuk sirkulasi
masuk permukiman dan apartemen sehingga tidak
mengganggu kelancaran lalu lintas jalan utam hertasning
2) Side entrance
Side entrance di buatkan jalan masuk side entrance di sebelah
selatan tapak. Hal ini disebabkan karena pencapaian ke dalam
bangunan lebih baik dan fleksibilitas ruang lebih baik.
6. Sirkulasi dalam tapak
1) Sirkulasi kendaraan, yang terdiri dari:
a) Kendaraan penghuni
b) Kendaraan penyewa gedung/karyawan
c) Kendaraan pengunjung
d) Kendaraan barang
Keempat jalur sirkulasi di atas diberikan masing-masing kejelasan
agar sirkulasi pada tapak dapat lancar dan memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi pemakai.
2) Sirkulasi pedestrian
Sirkulasi pedestrian diusahakan agar manusiawi, tearah dan
jelas serta sedapat mungkin tidak terjadi “crossing” dengan
sirkulasi kendaraan. Maka disekitar tapak diperlukan tempat
perhentian kendaraan umum untuk mencegah terjadinya
kemacetan di jalan yang bersangkutan.
3) Sirkulasi ruang luar dan parkir
Secara merata mendistribusikan beban lalu lintas pada sebuah
jalur jalan raya yang telah memiliki hirarki. Untuk kelancaran
masuk keluarnya kendaraan ke dan dari area parkir maka
gerak kendaraan masuk dan keluar dijadikan satu arah
7. Penzoningan
Penzoningan yang dilakukan untuk skala mikro bermanfaat
memberikan control territorial yang merupakan aspek privasi
penghuni apartemen terhadap orang luar. Penzoningan tapak
dibedakan menjadi publik, semi publik dan privat.
Hirarki ruang berdasarkan penzoningan adalah:
a. Secara horizontal
1) zona publik ditempatkan pada daerah bising.
2) Zona semi publik ditempatkan pada daerah tengah.
3) Zona privat di tempatkan di daerah belakang.
b. Secara vertikal
1) Zona publik ditempatkan pada lapisan bawah ‘
2) zona semi publik ditempatkan pada lapisan tengah
3) Zona privat ditempatkan pada lapisan atas.
c. Penampilan Bangunan
Dalam mengekspresikan penampilan bangunan, ada
beberapa hal yang harus doperhatikan, diantaranya:
1) Proporsi, yaitu perbandingan fisik bangunan dengan luasan
tapak, maupun perbandingan unit bangunan dengan
bangunan tinggi.
2) Ritme, yaitu pemakaian modul pengulangan maupun
bervariasi dengan ukuran yang seirama.
3) Unity, yaitu menciptakan kesan kesatuan dari seluruh unit
bangunan. Dapat diciptakan dengan pemakaian bahan
material yang sama maupun bentuk dasar yang sama.
4) Balance, yaitu keseimbangan yang dapat dicapai dengan
pengaturan dan perletakan bangunan sedemikian rupa
didalam site atau tapak.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan,
bangunan apartemen sebaiknya:
Mencerminkan bangunan hunian .
Memperhatikan skala manusia.
Cara mengatasi iklim yang kurang menguntungkan.
Mampu meningkatkan kualitas lingkungan sehingga
disamping menjadi ciri bagi lingkungan juga menjadi status
simbol/kebanggaan penghuni.
Sebagai wadah akomodasi apartemen, karakteristik
bangunan mengekspresikan sifat keterbukaan yang
didekati dengan menggunakan elemen-elemen transparan
dan enterance lebar yang terbuka.
Sebagai wadah akomodasi apartemen karakteristik
bangunan mengekspresikan sikap keterbukaan yang
menyatu dengan lingkungan, yang ditunjang oleh penataan
landscape yang mendukung terciptanya suasana kreatif.
Bentuk bangunan berdasarkan hasil pengamatan beberapa
apartemen.
Falsafah bentuk, sebagai bangunan apartemen kelas
menengah keatas.
a. Kegiatan Penghuni
1) Bekerja mempersiapkan pekerjaan
2) Makan/minum
3) Istirahat
4) Olahraga
5) Bersih-bersih
6) Berbelanja/rekreasi
b. Kegiatan Pengelola
1) Mengelola administrasi apartemen
2) Cleaning service
3) Building Maintenance
4) ME repair dan maintenance
5) Security Service
6) Memberikan informasi kepada tamu
c. Kegiatan pengunjung/tamu
1) Berhubungan dengan unit hunian
2) Berhubungan dengan pengelola
3) Berhubungan dengan fasilitas bersama
d. Kegiatan penyewa fasilitas penunjang
Memberkan pelayanan fasilitas penunjang kepada pada para
pengelola, penghuni dan pengunjung. Adapun kegiatan yang
bersifat komunal yaitu Kegiatan pertemuan, Perlunya interaksi
dalam suatu bangunan, sehingga pada waktu-waktu tertentu
diadakan pertemuan. Untuk itu dibutuhkan ruang serbaguna
sebagai tempat pertemuan.
2. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
Kepuasan penghuni dalam melakukan kegiatan dapat dipenuhi
bila disediakan ruang-ruang yang sesuai dengan kegiatan yang
sedang berlangsung. Berdasarkan pelaku, maka kegiatan dalam
apartemen dapat diuraikan. Berikut kebutuhan akan ruang dimana
kegiatan/aktivitas itu berlangsung.
1) Penghuni
2) Pengelola
3) Pengunjung/tamu
Kegiatan Kebutuhan
No
Aktivitas Ruang
Apartemen
6. Rapat / Rg.
Meeting Serbagun
3. Pengelompokan Ruang
Ruang-ruang dalam apartemen ini dapat dikelompokkan berdasarkan
letaknya:
a. Ruang dalam
Berdasarkan sifat kegiatan, penzoningan ruang-ruang terbagi
atas:
1) Daerah Publik
a) Entrance
b) Lobby/hall
c) Reception
d) Information desk
e) Security
f) Meeting Room
g) Fitness Centre, Sauna dan aerobik
h) Rg. Serbaguna Mushallah
i) Rg. Pengelola
2) Daerah Privat
Daerah privat yang terdiri dari ruang-ruang yang terdapat
dalam unit-unit hunian dimana penghuni melakukan segala
aktivitasnya.
a) Rg. Tidur utama
b) Rg. Tidur anak
c) Rg. Keluarga
d) Rg. Makan
e) Rg. Belajar/Kerja
f) KM/WC
g) Pantry
h) Balkon
i) Gudang
Daerah privat untuk pengelolah dalam melakukan aktivitasnya
a) Rg. Pimpinan
b) Rg. Manager keuangan
c) Rg. Manager promosi dan Pemasaran
d) Rg. Manager Personalia
e) Rg. Manager Penyewaan Fasilitas Penunjang
3) Daerah Servis
a) Maintenance bangunan
b) Workshop
c) Rg. Mesin/Rg. Engineering
d) Laundry
e) Rg. Cleaning Servis
f) Public toilet
g) Parkir
4) Ruang Luar
Ruang luar terbentuk karena susunan dari pola bangunan
daerah publik
a) Daerah parkir
b) Teras dan entrance foyer
Fasilitas Hunian
KEGI KEB. RUANG STANDART SUMB KAPASI LUAS
ATAN RUANG ER TAS RUANG
2
Hunia Type 1 BR 48 m /unit A 48 2304
2
n Type 2 BR 105 m /unit A 80 8400
2
Type 3 BR 126 m /unit A 62 7812
2
Type 165 m /unit A 4 660
Penthhouse
Total
2
Luas 19.176 m
Tabel 15. Besaran ruang fasilitas hunian
b. Fasilitas Penerimaan
KEGI KEB. RUANG STANDART SUMB KAPASI LUAS
ATAN RUANG ER TAS RUANG
2
Peneri Entrance Hall 0,25 m /unit B 160 40
2
maan Lobby 0.75 m /unit B 160 120
2
Front desk 0.2 m /unit B 160 32
2
Lounge 0.15 m /unit B 160 24
2
Lift hall 0.16 m /unit B 24
2
Security 2.5 m /org A 4 10
2
Lavatory 1.5 m /WC A 10 15
2
0.5 m /urinoir A 5 2.5
2
1 m /wastafel A 10 10
Total 277.5
Luas
Sirkulasi 83.2
30 %
2
TOTAL 360,7 m
Tabel 16. Besaran ruang fasilitas penerimaan
d. Fasilitas pengelola
KEGI KEB. RUANG STANDART SUMB KAPASI LUAS
ATAN RUANG ER TAS RUANG
pengel Ruang GM 18m2/org A 1 25
olah
Rg Manager 20 m2/org A 1 48
e. Fuction room
KEGI KEB. RUANG STANDART SUMB KAPASI LUAS
ATAN RUANG ER TAS RUANG
Fuctio Lobby 0.75 m2/org B 100 75
n room Fuction room 1.1-1.3 m2/org D 500 650
Prefuction room 1.1-1.3 m2/org D 200 260
Total 986
Luas
Sirkulasi 295.5
30 %
2
TOTAL 1281.5 m
f. Food preparation
KEGI KEB. RUANG STANDART SUMB KAPASI LUAS
ATAN RUANG ER TAS RUANG
Food Main Kitchen 30 % rest. utama C 96
prepar Ruang cheft 7.5-9.5 m2/org E 1 7.5
ation
cook
KEGI KEB. RUANG STANDART SUMB KAPASI LUAS
ATAN RUANG ER TAS RUANG
Meeting room 0.4 m2/unit C 160 64
pantry
Gudang 0.1 m2/unit B 160 16
peralatan
makanan
Gudang 0.2 m2/unit E 160 32
minuman
Gudang 0.14 m2/unit B 160 22.4
pendingin
Gudang bahan 0.14 m2/unit E 160 32
cuci
Ruang sampah 0.14 m2/unit B 160 22.4
Ruang control 0.02 m2/unit C 160 32
makanan
Room service 0.05 m2/unit E 160 8,64
Gudang 0.18 m2/unit E 160 28,8
makanan
Total 332.9
Luas
Sirkulasi 99.8
30 %
2
TOTAL 432,8 m
Tabel 20. Besaran Ruang Food Preparation
i. Employee facilities
KEGIAT KEB. RUANG STANDART SUMB KAPASI LUAS
AN RUANG ER TAS RUANG
employe Ruang 9 m2 A - 9
e interview
facilities
Ruang training 20 m2 A - 20
Ruang time 6 m2 A - 6
keeper
Ruang makan 1.5m2/org C 50 75
karyawan
Ruang 60 m2 A - 60
ganti/locker
Ruang staff 20 m2 A - 20
Ruang security 9 m2 A 1 9
Ruang P3K 9 m2 A - 9
Mushollah 1.5 m2/org C 50 75
Tempat wudhu 12 m2 A - 12
Toilet 24 m2 A - 24
Gudang 12 m2 A - 12
Total 331
Luas
Sirkulasi 99.3
30 %
2
TOTAL 430.3 m
Tabel 23. Besaran Ruang Karyawan
Ruang 15-25 m2 E 2 30
message
Total 592.6
Luas
Sirkulasi 177,7
30 %
2
TOTAL 770.38 m
Tabel 24. Besaran Ruang Olahraga Indoor
2
TOTAL LUAS 27.023,93 m
Tabel 26. Rekapitulasi besaran Ruang
Keterangan :
E = Human dimension
a. Parkir
Untuk besaran parkir kendaraan yaitu :
2
1 mobil berbanding dengan 100 m dari luas lantai bangunan
a) Parkir mobil
2
1 mobil berbanding dengan 100 m dari luas lantai bangunan
2
Jumlah mobil = 37.245,93 m x 1 mobil / 100 (neufert)
= 372 mobil
2 2
Standart luas parker 1 mobil adalah 20 m – 25 m
2
Luas parkir = 372 x 20 m
2
= 7440 m
b) Parkir motor
2
2 motor berbanding dengan 100 m dari luas lantai bangunan
2
Jumlah motor= 37.245,93 m x 2 motor / 100 (neufert)
= 745 motor
2 2
Standart luas parkir 1 motor adalah 2 m – 2,5 m
2
Luas parkir = 745 x 2 m
2
= 1490 m
Total Luas Parkir :
= (parkir mobil + parkir motor) + 30 %
2 2
= 7440 m + 1490 m
2
= 8930 m
2
JENIS KELOMPOK RUANG LUAS (M )
Kelompok hunian 19.176
Kelompok penerimaan 360,7
Food and beverage outlet 588,25
Kelompok pengelola 643.8
Kelompok fuction room 1281.5
Kelompok food preparation 432,8
Kelompok Loundry & house keeping 393.4
Kelompok mekanikal & elektrikal 516.10
Kelompok employee facilities 430.3
Kelompok olahraga Indoor 770.38
Kelompok olahraga outdoor 2430.7
Parkir / basemen 7440
2
TOTAL LUAS 34463,93 m
Tabel 27. Rekapitulasi Luas Total Site
= 10078,78
BCR = 30% : 60%
2
= 33595,97 m ~ 3,3 ha
Tipe 1 RT
Tipe 2 RT
Tipe 3 RT
Tipe penthouse
2) Fasilitas penerimaan
Entrance hall
Lobby
Front desk
Lounge
Lift hall
Security
Lavatory
4) Servis
food preparation
Loundry & house
keeping
mekanikal & elektrikal
Parkir
5) Fasilitas pengelola
Ruang GM
Rg Manager
Ruang sekretaris
Ruang tunggu
Ruang rapat
Ruang arsip
Ruang tamu
Ruang. Dept.
Ruang front office
Pantry
Ruang F&B
Gudang
Ruang accounting
Ruang Fotokopi
Lavatory
PARKIR
Skema 2. Sirkulasi penghuni
(2) Sirkulasi tamu apartemen
KANTOR PENGELOLAH
UNIT-UNIT
ENTRANCE HUNIAN
DATANG LOBBY/HALL SITTING LIFT LOBBY
APARTEMEN
UTAMA LOBBY
VISUAL MENTOR
DAN INTERKOM
PARKIR
FAS. REKREASI
PENGHUNI
Skema 3. Sirkulasi tamu
PARKIR UNIFORM
LOCKERS
STAFF/KARY
ROOM PERBELANJAAN
DIOLAH
REFUSE
Koridor luar
Koridor dalam
7. Penampilan bangunan
Apartemen berperan sebagai sarana akomodasi, maka dalam
penataan penampilan memerlukan dasar-dasar sebagi berikut:
1) Menampilakan image dan citra diri sebagia bangunan komersial
2) Sebagai bagian dari lingkungan binaan dan penampilan karakter
yang diinginkan
3) Kontekstual sebagai sarana akomodasi hunian, sistem pelayanan
yang baik, sesuai dengan perkembangan jaman namun tetap
memiliki citra khas sebagai identitas diri.
8. Sistem Struktur dan Material
a. Sistem Struktur
Dapat disesuaikan dengan berbagai tuntutan, maka diperlukan
sistem struktur bangunan untuk hunian. Pemilihan sistem struktur
didasarkan pada pertimbangan:
1) Kuat mendukung beban, beban angin dan gempa
2) Ekonomis dalam biaya dan waktu
3) Penyesuaian terhadap unit fungsi yang diwadahi, seperti :
(a) Aktifitas dan sirkulasi kegiatan
(b) Tuntutan dimensi ruang
(c) Fleksibilitas pengaturan ruangan
(d) Persyaratan dan perlengkapan bangunan
(e) Disesuaikan dengan keadaan geografis dan topografi
setempat
Jenis Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
struktur
Upper Rangka baja Plat Beton Shell
Structure Kekuatan 4 4 4
Penampilan 3 3 3
Efektifitas 3 4 2
Ekonomis 4 3 2
Jumlah 14 14 11
Jenis Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
struktur
Super Bearing wall Shear Wall Rigid Frame
Structure Kekuatan 4 4 4
fleksibilitas 2 3 2
Efektifitas 2 4 3
Ekonomis 2 3 4
Jumlah 10 14 13
Sub Tiang Bored Pile Rakit
Structure Pancang
Kondisi 4 4 4
tanah
Pelaksanaan 3 1 3
Ekonomis 2 2 2
Kekuatan 4 3 4
Jumlah 13 13 12
Tabel 28. Analisis struktur
Keterangan :
4 = sangat baik ; 3 = baik ; 2= cukup baik
Sumber : Analisa
b) Dinding
Syarat fungsi dinding :
(1) Sebagai pelindung dari pengaruh alam, misalnya
radiasi matahari, pelindung terhadap pengaruh
bahan kimia dan mudah dibersihkan
(2) Tahan terhadap pengaruh bahan kimia dan mudah
dibersihkan
(3) Berfungsi sebagai akustik ruang dengan beberapa
system modifikasi akustik disesuaikan dengan fungsi
ruang
c) Plafond
Syarat plafond :
(1) Tidak menimbulkan radiasi panas
(2) Kuat dan awet
(3) Sebagai akustik ruang (acoustical celling board)
(4) Ketinggian plafond disesuaikan dengan tuntutan
masing-masing ruang.
9. Sistem perlengkapan Bangunan
a. Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi merupakan fasilitas penghubung antara unit-unit
kegiatan dalam bangunannya, sistem sirkulasi yang digunakan ada 2
macam, yaitu:
1) Sistem sirkulasi vertikal
(a) Setiap ruang ruang diperuntukkan oleh 50 orang per lantai
harus dilengkapi 2 tangga dengan jarak antara tangga
maksimal 30 meter
(b) Lebar tangga harus menampung kapasitas pemakai dengan
lebar minimum 110 cm
(c) Kemiringan tangga 30 – 40 derajat dan disesuaikan dengan
fungsinya
(d) Lebar anak tangga (antrede) 25 – 30 cm kenaikan anak
tangga (optrede) 17 – 19 cm
b. Sistem sirkulasi horizontal
Jalur sirkulasi horizontal dengan menggunakan selasar yang buat
agak lebar sekitar 240 – 400 cm (standar persyaratan teknis
rumah susun). Pola sirkulasi yang diterapkan adalah pola selasar
2 arah dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Dapat digunakan pada sistem peruangan terbuka dan tertutup
2) Sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup baik
3) Jarak antara pencapaian ke masing-masing unit hunian tidak
sama
4) Dari segi pemanfaatan ruang lebih efesien berfungsi pada
kedua sisinya
c. Sistem jaringan
1) Jaringan air bersih
Pengadaan jaringan air bersih dengan pertimbangan
(a) Suplay air bersih kontinyu
(b) Efesiensi biaya
(c) Pemeliharaan atau control
Berdasarkan pertimbangan di atas maka pengadaan air bersih
yang digunakan pada bangunan ini berdasar pada 2 sumber,
yaitu:
(1) Air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Makassar
(2) Air bersih dari sumur dalam (deep weel) sebagai
penyediaan air bersih cadangan, bila air bersih dari PDAM
mengalami gangguan
(3) Sistem air bersih yang digunakan adalah system distribusi
kebawah (Down Feed system)
(4) Operasional system ini dalam jangka panjang
membutuhkan asupan energi listrik yang relatif lebih kecil,
energi yang diperlukan hanya pada saat pengisian tangki
air atas saja.
Bak
PA
POMPA
Penampungan
Sumur Reservoir
POM
2) Jaringan telepon
Pegadaan sistem jaringa telepon untuk dipertimbangkan
pada:
a. Kebutuhan pemakai
(1) Biaya pengadaan
(2) Sistem jaringan
(3) Control terhadap operasional pemakai
(4) Control terhadap operasional pemakai
Massa
TELKOM
Telepon
3) Jaringan listrik
Suplai listrik pada bangunan ini dapat berasal dari dua
sumber yaitu sebagai berikut :
a. Perusahaan listrik negara (PLN).
Digunakan untuk melayani seluruh kegiatan, baik di
dalam bangunan maupun di luar bangunan yang
diterima dan disalurkan melalui sebuah gardu listrik
serta melalui bawah tanah untuk menghindari
gangguan visual serta kegiatan yang ada di sekitar
bangunan.
b. Generator (Genzet)
Digunakan sebagai cadangan apabila terjadi
gangguan aliran dari PLN yang dipakai sebagai
penyuplai pada bagian penting bangunan seperti
cadangan penerangan, exhaust fan, lift/escalator dan
lain-lain. Pertimbangan utama yang harus
diperhatikan adalah dalam hal penempatan serta
kemudahan dalam hal perawatan. Pengadaan
jaringan listrik dengan mempertimbangkan sebagai
berikut :
1) Kebutuhan pemakaian gedung.
2) Keamanan pemakai
3) Pengaturan sistem pengkabelan yang
fleksibel.
4) Penyediaan listrik cadangan untuk keadaan
darurat seperti kebakaran.
Diesel Diesel
Generator Diesel
PLN
Skema 13. Sistem Jaringan Listrik
d. Sistem pembuangan
1. Jaringan pembuangan air kotor
Dasar pertimbangan pembuangan/ pengaliran air kotor
sebagai berikut:
1) Sistem penjaringan
2) Kecepatan pengaliran
3) Kondisi topografi dan site
4) Sistem pengolah limbah
5)
Jenis air kotor terdiri dari air hujan, air buangan disposal cair,
disposal padat kloset. Dari pertimbangan tersebut diterapkan
sistem secara natural.
Unit bangunan
2. Sistem pembuangan
Sampah rumat pada rumah tangga dari pada rumah susun
terdiri dari sampah kering dan sampah basah. Sistem
pembuangan sampah pada rumah susun dipergunakan shaft
sampah pada tiap lantai bangunan dan shaft tersebut
diletakkan pada tempat yang mudah dicapai oleh setiap unit
hunian. Adapun sampah-sampah sebelum dibuang haruslah
terlebih dahulu dibungkus dengan plastic agar memudahkan
waktu pengangkutan dan tidak meninggalkan bau. Prinsip
pembuangan sampah harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a) Memenuhi persyaratan dari segi kesehatan
b) Sistem penanggulangan dan penjaringannya tidak
menganggu sistem struktur utama
c) Mudah dikontrol bila mengalami kemacetan saluran
d) Kapasitas pembuangan mencukupi volume sampah yang
dihasilkan
e) Efektif dan ekonomi dalam pengoperasian
Ant
Elektroda
Daerah
3) Sistem prepentor
Penanganan pencegahan tindakan kriminal pada gedung
ini dapat diusahakan dengan kelengkapan sistem
pengamanan berupa :
Kamera pengawas (Surveilance camera) pada ruang
kontrol keamanan yang diletakkan pada area yang
ramai.
Petugas satpam yang selalu siap.
Alarm pintu (door alarm).
Kemampuan pendeteksi terhadap kejahatan yang
sedang terjadi.
Penanganan yang cepat dan tepat terhadap peristiwa
kejahatan yang terjadi.
Pengamanan fasilitas gedung terutama pada ruang
parkir.
Mempergunakan radio aktif pada terminal udaranya (antena)
dengan persyaratan intalasinya adalah:
Penerangan
Air Conditioner
Building Automation
System
Ruang Kontrol
i. Ruang luar
Pembentukan ruang luar sedapat mungkin digunakan sebagai:
Ruang penerima dan ruang pengikat
Ruang terbuka aktif berupa taman, terutama digunakan
sebagai ruang santai (rekreatif) dengan penataan menarik.
www.google.com
www.trhamzahyeang.com
Lampiran 1.
Penempatan Balkon
Lampiran 5.