(1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
(2) Dosen Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan,
Institut Teknologi Bandung.
Abstrak
Han Awal adalah salah satu arsitek Indonesia yang membangun karier sebagai praktisi
arsitektur, lalu mengabdi sebagai pendidik dan arsitek konservatoris. Membawa semangat
modernisme, banyak karyanya yang mendapat penghargaan baik nasional maupun
internasional, khususnya dalam pemugaran bangunan – bangunan bersejarah. Tulisan ini
bertujuan untuk mencari benang merah dari proses merancang Han Awal sebagai seorang
konservatoris dan sebagai seorang desainer. Telaah dilakukan dengan menggunakan
kerangka How Designers Think dari Lawson (1990), tahapan desain seorang Han Awal
menggambarkan bagaimana ia merancang baik menginterpretasikan bangunan – bangunan
bersejarah yang akan dipugar maupun merancang bangunan yang memang tidak ada
sebelumnya.
Pendahuluan
Desain merupakan sebuah proses untuk sebuah masalah. Dengan kata lain, desain
membuat atau meciptakan suatu objek sebagai solusi.
baru. Seorang desainer bekerja melalui
proses pemikiran canggih yang mampu Proses desain yang baik yaitu yang dapat
memanipulasi berbagai informasi, merespon terhadap perubahan pada
menyatukan semua ide yang berkaitan lalu konteks sosial dan budaya. Proses desain
menjadikan ide yang dapat digunakan secara tradisional akan menghasilkan
sebagai sebuah solusi. Proses desain lebih output berupa gambar sehingga akan
utama dibandingkan hasil akhirnya karena mudah mengkomunikasikan kepada yang
berpikir dalam desain adalah kemampuan akan membuat. Selain itu, gambar
terpenting yang harus dimiliki seorang merepresentasikan cara seorang desainer
desainer. Desain sebagai sebuah hasil berpikir. Menurut Bryan Lawson dalam
berpikir cenderung sulit untuk dipelajari. How Designers Think, peran yang paling
Bagaimana seorang desainer berpikir ideal dari seorang desainer adalah tetap
menjadi kunci utama dalam membuat profesional dalam mendesain namun
sebuah karya. mencoba untuk melibatkan pengguna
dalam proses mendesain.
Berpikir dalam desain menjadi lebih
penting dari hasil akhir produknya. Hal ini Salahsatu teori proses mendesain
dikarenakan melalui cara berpikir solusi dipaparkan dalam How Designers Think
akan ditawarkan dalam sebuah bentuk karya Bryan Lawson pada 2005. Dalam
desain yang reliable dan baik secara visual bukunya, Bryan Lawson memaparkan cara
dan mudah dipahami dalam pandang dalam melihat desain sebagai
pengerjaannya. Maka dari itu, saat ini sebuah proses: bagaimana proses itu
desain merupakan produk yang diciptakan bekerja, permasalahan, persoalan, dan
sebagai pemecahan yang tepat dari solusi desain, serta langkah – langkah
1
2019
yang perancang ambil selama proses dalam merancang bangunan dan
desain hingga mencapai hasil akhir. memugar bangunan, digunakanlah How
Designers Think untuk mengidentifikasi
Selain itu Lawson (1990) menjabarkan cara berpikir Han Awal.
pemikiran desain ke dalam beberapa teori
berpikir. Dalam Teori Design Thinking, Profil Han Awal
cara berpikir terbagi menjadi dua jenis
yaitu reasoning dan imagining.
2
2019
Excellence UNESCO Asia Pasific Heritage Metode Penelitian
pada 2001 atas karyanya mengonservasi
Gedung Arsip Nasional. Pada tahun 2002, Penelitian ini menggunakan kerangka Cara
ia menjadi pemrakarsa berdirinya Pusat Berpikir Desainer (How Designers Think)
Dokumentasi Arsitektur. Seakan dari Lawson (1990) untuk menganalisis
semangatnya tidak pernah luntur, cara berpikir Han Awal sebagai seorang
pengabdiannya pada pendidikan ia arsitek melalui telaah kasus – kasus
lanjutkan dengan menjadi dosen tidak proyeknya. Selain metode Lawson, data
tetap program pascasarjana di Universitas sekunder didapat dari hasil studi literatur
Indonesia pada 2003. melalui buku Nyala Nirmana yang
disunting oleh Gunawa Tjahjono dan Putu
Pencapaiannya dalam dunia arsitektur Ayu P. Agustiananda.
diukir dengan penghargaan Professor
Teeuw Award pada 2007. Lalu ia Kajian Karya Desain Han Awal
mendapatkan penghargaan lain saat IAI sebagai Konservatoris
awards pada tahun 2009 untuk Konservasi
Bank Indonesia Kota. Han Awal merintis dunia konservasi mulai
dari proyek pemugaran Gereja Katedral
Berbekal pengalaman karier, ia mendirikan pada tahun 1980. Saat itu, ia sama sekali
biro arsitektur yaitu Han Awal & Partners tidak pernah mempelajari ilmu konservasi.
Architects. Biro ini menerima klien yang Menurutnya, perawatan bangunan
sebagian besar merupakan teman atau bersejarah merupakan hal yang rumit,
kerabat dari Han Awal sendiri. Han Awal karena pada awalnya ia tidak berminat
sebagai seorang arsitek bekerja demi dengan dunia konservasi. Namun, lambat
kepentingan pemberi tugas, yakni pemilik laun ia semakin tertarik dan jatuh hati
sekaligus pemakai bangunan yang pada dunia konservasi dan semakin
dirancang, bukan untuk keuntungan berempati pada pekerjaannya. Ia
komersial bagi diri sendiri. Menurutnya, di mempelajari ilmu konservasi secara
posisi mana pun ia berada, seorang arsitek otodidak karena pada saat itu ilmu
tetap harus membela kepentingan konservasi belum berkembang dalam
konsumen, sehingga etika konsumen pendidikan arsitektur. Bagi Han Awal,
dapat memperoleh produk dengan kualitas sebuah bangunan bersejarah memiliki
terbaik dalam batasan biaya yang layak kekayaan yang terpendam, nilai historis
tetap dapat berlaku. Proyek yang yang tinggi, dan banyak kearifan masa
dikerjakan sebagian besar merupakan lampau yang tersimpan didalamnya.
proyek rumah tinggal dan perkantoran. Dengan mempelajari bangunan yang akan
Namun ia juga telibat dalam proyek – dipugar, ia menjadi paham betul tentang
proyek besar seperti Gedung Conefo. sejarah serta jiwa dan cara membangun
Selain itu, ia merupakan salahsatu arsitek pada masa itu.
Indonesia yang berperan besar dalam
revolusi bangunan – bangunan Gereja di Dalam melakukan pemugaran, ia sangat
tanah air. berhati – hati dan berusaha
mempertahankan orisinalitas bangunan.
Dengan pengalaman kerja yang begitu Menurutnya, perubahan yang dilakukan
banyak, ia tetap tidak meninggalkan nilai – tidak boleh merusak jejak sejarah yang
nilai yang ia tanamkan sebagai pengajar. dimiliki. Ia lebih mengutamakan untuk
Hal ini terlukis dari caranya dalam bersikap bertanggungjawab terhadap isu
mengajar yang selalu menekankan sejarah. Dengan prinsip yang kuat, ia
pentingnya konsep dan filosofi dalam mendapatkan pengakuan terhadap
kuliah – kuliah perancangannya. usahanya dalam pemugaran, salahsatunya
adalah Award of Excellence UNESCO Asia
Pasific Heritage yang diterimanya pada
2001 untuk Gedung Arsip Nasional.
3
2019
Kasus 1 : Pemugaran Gedung Arsip Sebelum melakukan pemugaran, Han Awal
Nasional mencari sejarah dan arsip dari gedung
tersebut. Dengan arsip yang ada, ia
berusaha untuk mengikuti kaidah – kaidah
konservasi yang ada sebaik mungkin
supaya tidak salah langkah dalam
melakukan pemugaran. Desain yang
diangkat pun masih menggunakan prinsip
– prinsip desain zaman Hindia Belanda,
seperti menggunakan atap perisai serta
jendela yang berjumlah cukup banyak.
Perubahan lain yang ia lakukan pun hanya
bertujuan fungsional, seperti pemberian
elevasi pada bangunan untuk menghindari
banjir serta melebarkan pintu masuk
Gambar 2. Sebelum restorasi menuju Ruang Pameran Peta (terdapat
(Sumber : Muhammad Muadz) pada Gambar 2 dan Gambar 3) untuk
keperluan akses. Pada tahun 1998,
bangunan ini selesai dipugar dan
difungsikan kembali sebagai arsip
nasional.
4
2019
Bank Indonesia. Oleh karena itu, diadakan Kasus 3: Universitas Atmajaya
sebuah sayembara untuk membuat Semanggi
rancangan gedung baru Bank Indonesia.
Han Awal pun memenangi sayembara
tersebut mengalahkan 43 peserta lainnya.
5
2019
nilai-nilai historis yang terkandung dalam reasoning, dimana ia membuat rancangan
bangunan yang dipugar. Pemugaran yang yang menjadi solusi atas permasalahan
dilakukan tidak mengubah desain melalui alur berpikir logis.
bangunan secara keseluruhan, namun
hanya memperbaiki aspek-aspek yang Simpulan
bermasalah dari bangunan tersebut. Salah
satu pemugaran yang menghasilkan Dengan menganalisis desain Han Awal
perubahan tampilan bangunan secara pada kasus proyek Gedung Arsip Nasional,
signifikan adalah proyek Gereja Katedral. Universitas Atmajaya Semanggi, dan Bank
Han Awal mengganti material atap sirap Indonesia Baru di Solo, didapatkan
yang sudah berusia ratusan tahun menjadi benang merah dari cara berpikir Han Awal
material atap tembaga. Hal ini bukan sebagai konservatoris dan sebagai
dilakukan untuk tujuan estetika semata, desainer. Dalam kedua peran tersebut,
melainkan mengutamakan aspek Han Awal selalu menjunjung tinggi aspek
fungsionalitas, karena atap tembaga akan fungsionalitas.
membentuk lapisan pelindung ketika
mengalami oksidasi, sehingga akan tahan Dari ketiga kasus tersebut, dapat
dalam periode waktu yang lama. disimpulkan tahapan Han Awal dalam
merancang, yaitu mencari permasalahan
Sedangkan, sebagai seorang desainer, dari bangunan, memahami lingkungan
Han Awal memegang teguh nilai-nilai yang sekitar bangunan, menuangkan ide dalam
ia dapatkan selama masa pendidikannya di bentuk sketsa, dan membuat rancangan
Jerman, di mana saat itu Bauhaus sedang yang menunjukkan ekspresi Bauhaus.
berkembang. Dapat dilihat dari kedua
proyek yang sudah disebutkan, yaitu Daftar Pustaka
Universitas Atmajaya Semanggi dan Bank
Indonesia Baru di Solo, dimana keduanya Lawson, Bryan. (1990). How Designers
memiliki karateristik yang cukup Think: The Design Process Demystified
mencirikan arsitektur Bauhaus, yaitu (Edisi 4 ). Oxford: Butterworth
menggunakan prinsip form follow function, Architecture.
hampir tidak memiliki ornamen, Tjahjono, G. (2016). Nyala Nirmana – 72
mempunyai ekspresi garis horizontal Tahun Dipl. Ing. Han Awal. Jakarta :
ataupun vertikal yang tegas, dan Jurusan Arsitektur FTUI.
penggunaan material kaca dan beton yang Aziz, Y. (2014). Mencari Arsitek
dominan. Konservatoris. Diakses pada 27 April
2019 pukul 20.56 WIB melalui
Dari kedua peran yang ia miliki, cara http://membacaruang.com/mencari-
berpikir Han Awal menunjukan bahwa ia arsitek-konservatoris/
sebagai seorang arsitek dapat Hastarika, G. (2012). Han Awal. Diakses
memosisikan dirinya dengan baik dalam pada 27 April 2019 pukul 21.02 WIB
proses mengonservasi ataupun merancang melalui
bangunan. https://gitahastarika.wordpress.com/201
2/01/16/han-awal/
Dalam membuat suatu rancangan, Han Redaksi. Han Awal, Berawal dari Kebetulan
Awal juga turut mempertimbangkan aspek Sampai Jadi Andalan. Arsip, April 2012,
lingkungan. Dari kasus Universitas
hlm. 44-46.
Atmajaya Semanggi dan Bank Inodnesia
Awal, Han. 2001. Arsitektur Neogotik
Baru di Solo, Han Awal menyediakan lahan
yang cukup untuk ruang terbuka hijau. Hal Gereja Katedral Jakarta. Diakses pada 4
tersebut ia lakukan untuk menjawab isu- Mei 2019 pukul 16.44 WIB melalui
isu lingkungan yang akan datang. https://arsitekturindis.wordpress.com/20
01/04/29/arsitektur-neogotik-gereja-
Dari hasil analisis tersebut, apabila katedral-jakarta/
dikaitkan dengan teori yang dikemukakan
Ekomadyo, Agus S. 2019. Teori Desain
oleh Bryan Lawson pada buku How
Designers Think, dapat diketahui bahwa Arsitektur. Bandung: ITB Press.
Han Awal menggunakan cara berpikir
6
2019