Anda di halaman 1dari 88

FEBRUARI 2019

KELAYAKAN
PERANCANGAN
MUSEUM REMPAH NUSANTARA

Jl. Tongkol , Kota Tua, Ancol,


Pademangan, Jakarta Utara,
Tema
Cultural

Disusun Oleh
Disyacita Sauma Absari
155060501111044

Dosen Koordinator
Indyah Martiningrum, ST., MT.
Dosen PJK
Abraham Mohammad Ridjal, ST., MT

Disyacita Sauma Absari


FEBRUARI 2019
desain arsitektur akhir “museum rempah indonesia” i

KATA
PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia,
tauk dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kelayakan
Perancangan “Museum Rempah Nusantara” ini dengan baik meski banyak
kekurangan didalamnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Ibu Indyah Martiningrum, ST., MT. selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah
“Desain Arsitektur Akhir”,
2. Bapak Abraham Mohammad Ridjal, ST., MT selaku Dosen Penanggung Jawab
Kelas Mata Kuliah “Desain Arsitektur Akhir”.

Penulis berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini banyak
memiliki kekurangan serta keterbatasan, olah karena itu saran dan kritik sangat
penulis harapankan sebagai masukan demi perbaikan dan peningkatan mutu.
Demikian semoga laporan yang penulis buat dapat dipahami dan bermanfaat
oleh siapapun yang membacanya.

Malang, Februari 2019

Penulis
desain arsitektur akhir “museum rempah indonesia” ii

DAFTAR
ISI
Kata Pengantar 3.3 Aspek Bangunan
Daftar Isi 3.3.1 Aspek Tapak
Daftar Tabel 3.3.2 Aspek Lingkungan
Daftar Gambar 3.3.3 Aspek Manajemen
3.3.4 Aspek Tekno Ekonomi
BAB I PENDAHULUAN atau Investasi
1.1 Latar Belakang 3.3.5 Aspek Teknis Teknologi
1.2 Permasalahan Desain
BAB IV METODE DESAIN
BAB II GAMBARAN TAPAK
2.1 Gambaran Umum BAB V PRODUK DESAIN

2.2 Gambaran Khusus LAMPIRAN


2.2.1 Sejarah dan Fungsi
Tapak DAFTAR PUSTAKA
2.2.2 Kondisi Tapak dan
Lingkungan Eksisting
2.2.3 Kondisi Iklim dan
Geogras
2.2.4 Kondisi Bangunan
Eksisting

BAB III PROGRAM UMUM


3.1 Rencana Pembangunan

3.2 Program Ruang Internal


Berdasarkan Standar/Analisis
3.2.1 Identitas Aspek Fungsi
dan Pelaku
3.2.2 Pola Aktitas dan Sirkulasi
di Dalam Ruang
3.2.4 Besaran Ruang
3.2.5 Pola Hubungan antar Massa
dan antar Ruang
3.2.6 Persyaratan Kualitatif dan
Kuantitatif Ruang
desain arsitektur akhir “museum rempah indonesia” iii

Daftar
Gambar
Gambar 1 Jalur Rempah-Rempah Gambar 20 VOC Warehouse (kiri) Pasar
Nusantara Ikan (kanan)

Gambar 2 Rempah-Rempah Nusantara Gambar 21 Het spoorwegstation van


Tandjong Priok, Djakarta, 1950-1960 (Kiri)
Stasiun KA Tanjung Priok, Jakarta, 2017
Gambar 3 Pelabuhan Sunda Kelapa (Kanan)
(Sekarang)
Gambar 22 Kantoor van de rma Kolff & Co
Gambar 4 (1950) Museum Bahari dan met daarnaast de Internationale crediet- en
Menara Syahban handelsvereeniging Rotterdam aan de Kali
Besar te Batavia, 1900-1940 (kiri) bangunan
Gambar 5 (1850) Pelapuhan Sunda di jl kali besar timur, jakarta 2013 (kanan)
Kelapa
Gambar 23 De Kali Besar Oostzijde, Het
Middelpunt Van De Handel te Batavia, 1923
Gambar 6 Peta Kawasan Kota Tua
(kiri) jl Kali Besar Timur, Jakarta, 2018
(Zona Sunda Kelapa) Pada
(kanan)
Zaman Hindia-Belanda
Gambar 24 Trambaan nabij het Internatio-
Gambar 7 1883-1900 Balai Kota Batavia
gebouw (met torens achter) te Batavia,
1900(kiri) jl Kali Besar Timur, Jakarta, 2015
Gambar 8 Peta Zonasi Kawasan Kota Tua
(kanan)
Jakarta (sumber: SK Gubernur DKI Jakarta
Nomor 34 Tahun 2005)a
Gambar 25 Woningen aan de Gedempte
Leeuwinnen Gracht te Batavi, ca 1920 (kiri)
Gambar 9 Kawasan Kota Tua (Sekarang)
Ruko2, jl Kunir, Jakarta, 2018 (kanan)
Gambar 10 Pelabuahn Sunda Kelapa
Gambar 26 Javasche Bank te Batavia, ca
(Sekarang)
1930 (kiri) Museum Bank Indonesia, Kota Tua,
Jakarta, 2018 (kanan)
Gambar 11 Museum Bahari (Sekarang)
Gambar 27 jl Kali Besar Barat, Jakarta (Kiri)
Gambar 12 Museum Fatahillah (Sekarang)
1971 (Kanan) 2018
Gambar 13 Peta Perkembangan Kota Tua
Gambar 28 Peta Provinsi DKI JAKARTA
pada Masa Jayakarta sampai
VOC
Gambar 29 Peta Jakarta Utara
Gambar 14 Peta Perkembangan Kota Tua
Gambar 30 Peta Kawasan Kota Tua, Ancol,
pada Masa Jayakarta sampai
Pandemangan
VOC
Gambar 31 Peta Lokasi Tapak
Gambar 15 Peta Perkembangan Kota Tua
pada Masa Deandles 1808 -
Gambar 32 Toko Merah
1905
Gambar 33 Museum Bank Indonesia
Gambar 16 Peta Perkembangan Kota Tua
pada Masa Deandles 1905 -
Gambar 34 Meseum Seni Rupa dan Keramik
1942
Gambar 35 Pelabuhan Sunda Kelapa
Gambar 17 Penghancuran Kastil Batavia
(sumber: Dokumentasi
Gambar 36 Museum Fathillah
Perpustakaan Nasional )
Gambar 37 Makam Luar Batang
Gambar 18 Museum Fatahillah zaman
Kolonial (kiri) saat ini (kanan)
Gambar 38 Apartemen Mitra Bahari
Gambar 19 Menara Syahbandar masa
Gambar 39 Restauran raja Kuring
kolonial (kiri) saat ini (kanan)
Gambar 40 Menara Syahbandar
desain arsitektur akhir “museum rempah indonesia” iv

Daftar
Gambar
Gambar 41 Jaringan Jalan pada Jakarta Gambar 59 Menara Syahbandar
Utara
Gambar 60 Foto Bangunan pada Zona 1
Gambar 42 Jaringan Jalan di Sekitar Tapak
Gambar 61 Foto Bangunan pada Zona 2
Gambar 43 Peta Skenario Pergerakan
Kendaraan Kawasan Kota Tua Gambar 62 Foto Bangunan pada Zona 3
(sumber:Peraturan Gubernur DKI
Jakarta tentang “Rencana Induk Gambar 63 Foto Bangunan pada Zona 4
Kawasan Kota Tua”)
Gambar 64 Foto Bangunan pada Zona 5
Gambar 44 Peta Skenario Pejalan Kaki
Kawasan Kota Tua Gambar 65 Kerangka Studi Pikir Pemerintah
(sumber:Peraturan Gubernur DKI Daerah Khusus Ibukota
Jakarta tentang “Rencana Induk Jakarta
Kawasan Kota Tua”) (sumber: Tim Penyusun, 2007,
Dinas Tata Kota Jakarta)
Gambar 45 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Wilayah Jakarta Gambar 66 Restauran Seafood Kota Tua
Pusat yang Berada di dekat Tapak

Gambar 46 Jarak yang Ditempuh dari Jalan Gambar 67 Restauran Sekai Sushi yang
Tongkol menuju Wilayah Jakarta Berada di dekat Tapak
Timur
Gambar 68 Organisasi Ruang Makro
Gambar 47 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Wilayah Jakarta Gambar 69 Organisasi Ruang Mikro
Barat
Gambar 70 Struktur Organisasi di Musueum
Gambar 48 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Wilayah Jakarta Gambar 71 Arah Cahaya Sky Light
Selatan
Gambar 72 Jenis Jendela
Gambar 49 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Bandara Gambar 73 Arah Cahaya Buatan dari Lampu

Gambar 50 Jarak yang Ditempuh dari Jalan Gambar 74 Jenis Jendela


Tongkol menuju Stasiun
Jayakarta Gambar 75 Jenis- Jenis Media Pamer

Gambar 51 Jarak yang Ditempuh dari Jalan Gambar 76 Kerangka Berpikir Makro
Tongkol menuju Stasiun Tanjung
Priok Gambar 77 Proses Desain

Gambar 52 Foto Panaromik Tapak dari Gambar 78 Proses Desain


Seberang Jalan (1)

Gambar 53 Foto Panaromik Tapak dari


Seberang Jalan (2)

Gambar 54 Foto Panaromik Bangunan


Seberang Jalan dari Tapak (1)  
Gambar 40 Menara
Syahbandar

Gambar 55 Foto Panaromik Bangunan


Seberang Jalan dari Tapak (2)

Gambar 56 Pasar Ikan

Gambar 57 jl Kali Besar Timur, Jakarta, 2018

Gambar 58 Museum Bahari


desain arsitektur akhir “museum rempah indonesia” v

Daftar
Tabel
Tabel 1 Jarak Tempuh dengan Kota Terdekat

Tabel 2 Besaran Ruang Penerima

Tabel 3 Besaran Ruang Pameran

Tabel 4 Dimensi Jeni Benda Pamer

Tabel 5 Dimensi Jenis Benda Pamer

Tabel 6 Besaran ruang Service

Tabel 7 Besaran Ruang Super Secure

Tabel 8 Besaran Ruang Penunjang

Tabel 9 Besaran Ruang Pengelola

Tabel 10 Besaran Ruang Pengelola

Tabel 11 Besaran Ruang Pemeliharaan

Tabel 12 Besaran Ruang Pendidikan

Tabel 13 Besaran Ruang Pendidikan

Tabel 14 Kualitas Ruang (Lampiran)

Tabel 15 Kualitas Ruang (Lampiran)

Tabel 16 Tekno Ekonomi Bangunan


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rempah-rempah merupakan kekayaan hasil
bumi nusantara dengan Indonesia sebagai
produsen terbesarnya. Tanaman rempah
Indonesia memiliki kualitas nomor satu di
seluruh dunia. Rempah-rempah Indonesia
adalah salah satu komoditas penting dalam jalur
perdagangan bahkan sejak zaman kejayaan
kerajaan-kerajaan besar di dunia. Apabila
perjalanan rempah-rempah itu dipetakan, maka
Indonesia akan menjadi pusat dari jalur rempah
dunia.

Jalur rempah cenderung melekat pada


gagasan bahwa tumbuh kembang jejaring niaga
ini bertautan dengan kontak dan interaksi
dengan para musafir dari Asia Barat, penjelajah
Tiongkok dan terutama para pendatang Eropa.
Pandangan ini sepertinya telah sedemikian
Gambar 1 Jalur Rempah-Rempah Nusantara
melekat, sehingga gagasan tentang jalur
rempah dan gelombang kedatangan orang-
orang Eropa di Nusantara ibarat dua sisi yang
menyatu pada keping mata uang.

Benar kiranya bahwa ekonomi rempah adalah gerbang bagi kontak dan
interaksi dengan para pendatang Eropa, yang kemudian bermuara pada
kolonialisme di Nusantara. Sudah pada tempatnya pula, keberadaan pemahaman
bahwa jejaring niaga ini telah berkembang sebelum orang-orang Eropa tiba,
ketika para pedagang dari Asia Barat dan Tiongkok datang ke Nusantara.

Fakta-fakta historis ini juga berlaku di Pelabuhan Sunda Kelapa. Sejak abad IV,
Nama Sunda Kelapa sudah dikenal sebagai kota pelabuahan. Letaknya di Teluk
Jakarta, keadaan lokai tersebut sangat strategis. SUnda Kleapa dimana pada saat itu
dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk dan merupakan pintu masuk
perdagangan di Pulau Jawa. Secara makro, Sunda Kelapa dapat dipandang sebagai
sebuah titik yang menghubungkan titik-titik lain yang lebih luas disepanjang jalur
dagang dunia, khususnya perdaganagn rempah.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 2

Rempah sama pentingnya dengan batik


yang sudah beruntung punya museum di
banyak tempat di Nusantara. Rempah masuk
dalam darah sebagian besar orang Indonesia,
lewat makanan, lewat minuman, lewat obat-
obatan dan bahkan lewat aroma di tubuh kita.
Saatnya kita menghormatinya dengan sebuah
tempat yang layak dan menyenangkan.

Demi kebanggaan yang historikal ini,


perencanaan Museum Rempah Nusantara
didedikasikan. Museum adalah wadah
pemajangan aneka tanaman rempah, sebagai
pusat informasi sekaligus studi khasanah
tanaman rempah milik Indonesia.

1.2 Permasalahan
Desain
Di sekitar kawasan pelabuhan Sunda Kelapa hingga kini masih terdapat
beberapa peninggalan Belanda yaitu gedung-gedung berarsitektur yang indah
dan megah yang sekarang difungsikan sebagai museum yaitu museum Bahari,
bekas galangan kapal voc, museum Fatahillah, museum Wayang dan lain
sebagainya.

Sekitar 2 km dari pelabuhan penyanyi terdapat stasiun kereta api kota atau
BEOS ( Batavia En Omstreken ). Wilayah penyanyi merupakan daerah yang
ramai dan padat dengan adanya pusat -pusat pertokoan dan bisnis yang ada di
sekitarnya. karena itu sunda kelapa sudah merupakan pelabuhan penting
karena merupakan wilâyah yang strategis dan dekat dari pusat kota.

Namun, selain peninggalan bersejarahnya. Kini kawasan sekitar kompleks


bangunan bersejarah itu penuh permukiman tak teratur, cenderung kumuh,
dan di banyak tempat ditemukan tumpukan sampah. Menara Syahbandar
tampak memprihatinkan dengan jendela kayu yang jebol dan bangunan mulai
miring. Padahal, kompleks kawasan bersejarah itu termasuk dalam
perencanaan pembangunan koridor sejarah Jakarta.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 3

B A B I I

GAMBARAN 2.1 Gambaran Umum

TAPAK 2.2 Gambaran Khusus


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 4

2.1
G
AU
MM
BU
AM
R
A
N
Gambar 2 Rempah-Rempah Nusantara

Jalur Rempah
Selama kurun waktu dua tahun Isu pengelolaan menjadi titik
sentral dengan perhatian utama pada
terakhir, wacana mengenai jalur rempah
situs-situs arkeologi dan tradisi budaya
sempat mengemuka di berbagai media.
yang bertautan dan masih
Perhatian umumnya ditujukan untuk
merefleksikan citra historis jalur
menemukenali jejak-jejak budaya pada
rempah.
salah satu jaringan niaga terpenting
dalam sejarah Nusantara ini. Aspek lain Dalam hal ini, upaya memberi nilai
yang sering didiskusikan adalah tambah bagi segenap potensi pusaka
gagasan untuk menghidupkan dan jalur rempah adalah isu utama. Dengan
merevitaliasi kembali potensi jalur adanya Museum Rempah Nusantara
historis ini dalam konteks masa kini. tentang jalur rempah dan pengenalan
beberapa macam jenis rempah, kiranya
Titik perhatian pertama kiranya
adalah salah satu contoh geliat kajian
tidak semata melekat dengan
isu ini di pentas nasional. Demikian
romantisme sejarah kejayaan niaga
halnya dengan beberapa forum
rempah dan komoditi eksotik masa lalu.
akademis yang digelar untuk
Melekat pada gagasan untuk
mendiskusikan gagasan jalur rempah
menemukenali jejak budaya ini, sejatinya
dan memberi kerangka kekinian bagi
adalah upaya untuk mulai mengelola jalur
topik yang terbilang bukan topik baru ini.
rempah dan segenap pusaka budaya yang
Konsistensi jalur rempah sebagai isu
terkait dengan isu ini secara lebih utuh
akademis kiranya menjadi cermin nilai
dan berkelanjutan. .
penting
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 5

Sunda Kelapa
Fakta-fakta historis ini
juga berlaku di Pelabuhan
Sunda Kelapa. Sejak abad
IV, Nama Sunda Kelapa
sudah dikenal sebagai
kota pelabuahan.
Letaknya di Teluk Jakarta,
keadaan lokai tersebut
sangat strategis. SUnda
Kleapa dimana pada saat
itu dikenal sebagai
pelabuhan lada yang
sibuk dan merupakan
pintu masuk
perdagangan di Pulau
Jawa. Secara makro,
Sunda Kelapa dapat
dipandang sebagai
sebuah titik yang
menghubungkan titik-
titik lain yang lebih luas
disepanjang jalur dagang
dunia, khususnya
perdaganagn rempah.
Gambar 3 Pelabuhan Sunda Kelapa (Sekarang)

Gambar 4 (1950) Museum Bahari Gambar 5 (1850) Pelapuhan


dan Menara Syahban Sunda Kelapa
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 6

Lokasi Tapak
Tapak berada di kawasan Kota Tua, Jakarta Utara berdekatan dengan Pelabuahn
Sunda Kelapa. Berdasarkan kajian sejarah, sebagian besar dari kawasan Sunda Kelapa
dan Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kota Tua adalah cikal bakal Kota Tua, yaitu kota yang
pada masa kolonial berada di dalam dinding benteng, yang ditinggali sebagaian besar
oleh Bangsa Belanda dan merupakan awal mula terbentuknya kawasan Kota Tua.
Kawasan ini dahulu dibatasi oleh Sungai Ciliwung di sebelah timur, kanal Stadt Buiten
Gracht sebelah barat (kini Sungai Krukut) di sebelah barat, kanal Stadt Buiten Gracht di
sebelah selatan (kini Jalan Jembatan Batu dan Jalan Asemka), dan laut di utara
(termasuk Pelabuhan Sunda Kelapa).

Gambar 6 Peta Kawasan Kota Tua Gambar 7 1883-1900 Balai Kota Batavia
(Zona Sunda Kelapa) Pada
Zaman Hindia-Belanda

Selain sebagai tempat awal berdirinya kawasan


Kota Tua, yang dalam perkembangannya berkembang
di kawasan sekitarnya; Kawasan Kota Tua mempunyai
bangunan-bangunan yang memiliki sejarah tinggi
tetapi kehilangan fungsi dan eksistensinya, yang
semakin lama mengalami kehancuran. Oleh karena hal
tersebut diatas, Kota Tua mempunyai prioritas utama
untuk dilakukan pembenahan dan perencanaan
pengembangan, sehingga nantinya dapat dijadikan
suatu pedoman/arahan dalam perencanaan
pengembangan kawasan disekitarnya.
Gambar 8 Peta Zonasi Kawasan Kota Tua
Jakarta (sumber: SK Gubernur
DKI Jakarta Nomor 34 Tahun
2005)a
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 7

Lokasi Tapak
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadikan kawasan Kota Tua sebagai pusat
industri kreatif yang menjadi bagian dari program revitalisasi Kota Tua. Deputi
Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Aurora Tambunan mengatakan,
pemerintah provinsi merencanakan setiap akhir pekan akan diselenggarakan acara
kreatif di kawasan Kota Tua. “Revitalisasi Kota Tua harus punya roh, yaitu industri
kreatif (kompas.com, 2010).

Sejak terpilih sebagai salah satu destinasi wisata yang akandikembangkan


melalui DMO (Destination Management Organization) oleh Kemenbudpar selama lima
tahun ke depan, Kota Tua Jakarta sudah mulai berbenah. Setelah melalui proses
assesment dan kajian-kajian, kini para stakeholder difasilitasi untuk menyatukan
kepentingan dalam perencanaan pengembangan Kota Tua Jakarta hingga bisa
menjadi destinasi yang mandiri dan berdaya saing global (Khoiron,2011)

Upaya pelestarian Kota Tua Jakarta tidak terlepas dari faktor-faktor eksternal
terkain perencanaan kawasan Jakarta Utara. Faktor eksternal merupakan rencana-
rencana dari berbagai sektor yang akan mengenai, melalui atau berdampak pada
kawasan kota lama Jakarta.

Gambar 9 Kawasan Kota Tua (Sekarang) Gambar 10 Pelabuahn Sunda Kelapa


(Sekarang)

Gambar 11 Museum Bahari (Sekarang) Gambar 12 Museum Fatahillah (Sekarang)


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 8

Sejarah dan Fungsi Tapak


ABAD Terbentuknya kota Jakarta berawal dari sebuah area
16 yang kini disebut daerah jembatan kota Intan. Pada abad 16
lokasi tersebut adalah Sunda Kelapa yang merupakan
pelabuhan kecil dibawah kekuasaan kerajaan Pajajaran.
Ketika pelabuhan ini jatuh ke tangan pasukan Fatahillah
(pasukan gabungan kesultanan Demak dan Cirebon),
Pelabuhan ini dikembangkan menjadi sebuah kota yang
dinamakan Jayakarta. Kota Jayakarta, seperti layaknya
struktur kota-kota Kerajaan Islam lainnya di Pulau Jawa,
merupakan pusat kota yang ditandai dengan alun-alun yang
pada bagian selatannya terdapat keraton, pada bagian
baratnya terdapat mesjid, bagian utaranya terdapat pasar dan
timurnya fasilitas kerajaan .

Tahun Pada tahun 1619 Kota Jayakarta di hancurkan oleh VOC


Belanda sehingga pola permukiman yang dibangun pada
1619 tahun 1527 sudah tidak ditemukan lagi. Diatas bekas kota
Jayakarta, VOC Belanda membangun struktur kota baru yang
diberi nama Batavia dengan pola seperti kota Amsterdam
dengan jendela kecil dan rumah berderet seolah hidup sesuai
dengan iklim dingin disana. Tidak sesuainya pola dan
bangunan dengan iklim tropis di Bataviamengakibatkan
banyak penduduk mati akibat epidemik.
2.2
G
A
M Tahun Pemerintah Belanda memindahkan Kota Batavia ke
B Weltevreden (Lapangan Banteng dan Monas) pada tahun
AK 1905 1808, dengan membongkar hampir seluruh bangunan di
RH
Batavia yang material bangunannya dipergunakan untuk
AU
NS pembangunan Weltevreden. Batavia dibangun kembali
U sekitar tahun 1905 setelah ditinggalkan kurang lebih 100
S tahun. Hingga kehadiran pendudukan Jepang tahun 1942-1945
struktur kota dan bangunannya tidak terjadi perubahan
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 9

Sejarah dan Fungsi Tapak


Kota Batavia tersebut terletak di kawasan yang kini disebut
sebagai Kota Tua, yang morfologi kotanya masih bisa dilihat,
terutama batas kota yang ditandai oleh kanal. Kawasan Kota Tua
Jakarta memiliki potensi pengembangan yang multi-dimensi, baik
secara fisik-lingkungan, ekonomi maupun sosial budaya dengan
nilai historis dan peninggalan yang dimilikinya,. Pengembangan
kawasan tersebut perlu ditunjang dengan penyediaan sarana dan
prasarana kota,konservasi yang memadai, kelengkapan
lingkungan dan fasilitas penunjang lainnya. Peninggalan yang
memiliki nilai sejarah tersebut hancur dengan sendirinya (self-
destruction), terbengkalai ataupun berubah dari karakter
sejarahnya jika pembangunan dan pelestarian tidak terintegrasi.

Perkembangan Kota Tua Masa Kekuasaan Jayakarta


sampai VOC 1618-1808

1618
JAYAKARTA

1619
JAYAKARTA

1627
BATAVIA

Gambar 13 Peta Perkembangan Kota Tua


pada Masa Jayakarta sampai
VOC
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 10

Pada periode ini terdapat


1635 1650
BATAVIA BATAVIA beberapa jenis ruang terbuka publik yaitu
berupa pelabuhan, pasar, alun-alun, jalan
d a n k a n a l . “J av a s c h e K a a s j e s ”
merupakan pelapuhan yang dikenal pada
masa Kerajaan Jayakarta kemudian
bernama “Haven Kanal”.
1672 Lapangan terbuka yang pada saat
BATAVIA itu merupakan bagian dari Kastil
berfungsi sebagai tempat eksekusi.
Pasar yang bernama “Vishmarket”
sebagai tempat penjualan ikan dan
kebutuhan sehari-hari.
“Stadhuis Plein” yang sekarang
disebut Taman Fatahillah merupakan
pusat kota Batavia pada periode tersebut.
Gambar 14 Peta Perkembangan Kota Tua pada
Masa Jayakarta sampai VOC

Perkembangan Kota Tua Masa Kekuasaan


Deandles 1808-1905

Gambar 15 Peta Perkembangan Kota Tua pada


Masa Deandles 1808 -1905
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 11

Perkembangan Kota Tua Masa Kekuasaan


Deandles 1905-1942

Gambar 16 Peta Perkembangan Kota Tua pada


Masa Deandles 1905 - 1942

Perkembangan Kota Tua Masa Pasca Kemerdekaan


1942 - 1972
Pada masa pendudukan Jepang yang hanya
berdurasi selama tiga setengah tahun tidak banyak
mengalami perubahan sampai dengan masa
kemerdekaan Indonesia

Pe m a b a n g u n a n s e r t a p e m e r i n t a h a n
difokuskan di pusat kota Jakarta. Sedangkan Kota
Lama Jakarata kembali menjadi kota yang
ditinggalkan.

Selain bangunan yang masih dalam kondisi


Gambar 17 Penghancuran Kastil Batavia
baik seperti Balai Kota, Museum Seni Rupa, ada yang (sumber: Dokumentasi
dirombak total, berkondisi buruk, dan bahkan ada Perpustakaan Nasional )

yang hancur. Jalan Cengkeh, sebagi jalan utama yang


pernah menjadi sumbu penghubung antara Kastil
dengan Stadhuis kondisisnya semakin memburuk
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 12

Perkembangan Kota Tua Saat Ini

Gambar 12 Museum Bahari zaman Kolonial (kiri) saat ini (kanan)

Gambar 18 Museum Fatahillah zaman Kolonial (kiri) saat ini (kanan)

Gambar 19 Menara Syahbandar masa kolonial (kiri) saat ini (kanan)


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 13

Gambar 20 VOC Warehouse (kiri) Pasar Ikan (kanan)

Gambar 21 Het spoorwegstation van Tandjong Priok, Djakarta, 1950-1960


(Kiri) Stasiun KA Tanjung Priok, Jakarta, 2017 (Kanan)

Gambar 22 Kantoor van de rma Kolff & Co met daarnaast de Internationale crediet- en
handelsvereeniging Rotterdam aan de Kali Besar te Batavia, 1900-1940 (kiri)
bangunan di jl kali besar timur, jakarta 2013 (kanan)

Gambar 23 De Kali Besar Oostzijde, Het Middelpunt Van De Handel te Batavia, 1923 (kiri)
jl Kali Besar Timur, Jakarta, 2018 (kanan)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 14

Gambar 24 Trambaan nabij het Internatio-gebouw (met torens achter) te Batavia,


1900(kiri) jl Kali Besar Timur, Jakarta, 2015 (kanan)

Gambar 25 Woningen aan de Gedempte Leeuwinnen Gracht te Batavi, ca 1920 (kiri) Ruk o2, jl
Kunir, Jakarta, 2018 (kanan)

Gambar 26 Javasche Bank te Batavia, ca 1930 (kiri) Museum Bank Indonesia, Kota Tua,
Jakarta, 2018 (kanan)

Gambar 27 jl Kali Besar Barat, Jakarta (Kiri) 1971 (Kanan) 2018


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 15
Kondisi Tapak &
Lingkungnn Eksisting
Lokasi yang akan dipilih pada Museum Rempah Nusantara yaitu
berada di Jalan Tongkol Kawasan Kota Tua, Ancol, Kota Tua, Ancol,
Pademangan, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

1
Tapak Skala Kota

Gambar 28 Peta Provinsi DKI JAKARTA

Gambar 29 Peta Jakarta Utara


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 16
Kondisi Tapak &
Lingkungnn Eksisting

2
Tapak Skala Kawasan

Lokasi

Gambar 30 Peta Kawasan Kota Tua, Ancol, Pandemangan

3
Tapak Skala Proporsional

Lokasi

Gambar 31 Peta Lokasi Tapak


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 17
Kondisi Tapak &
Lingkungnn Eksisting
4
Landmark Eksisting
Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia pada jaman
dahulu adalah rumah sakit Binnen Hospital
Dalam perjalanannya, bangunan rumah
sakit dialih fungsikan sebagai sebuah bank
yang bernama De Javasche Bank pada
tahun 1828. Beroperasi sebagai bank
sentral di bangunan museum, tahun 1962
Gambar 32 Toko Merah kantor Bank Indonesia pindah ke lokasi dan
Toko Merah bangunan yang baru.
Toko Merah merupakan rumah
dari Baron Van Imhoff, seorang Gubernur
Jenderal VOC yang juga adalah pendiri
Istana Bogor. Bangunan Toko Merah ini
sesuai namanya berwarna merah, saat
masuk ke dalamnya pengunjung akan
menjumpai betapa terawat dan terjaga
keaslian bagian dalam dari bangunan
Toko Merah ini. Namun Toko Merah ini
tidak dibuka untuk umum, untuk
Gambar 33 Museum Bank Indonesia
memasuki bangunan tersebut harus
mengurus surat izin terlebih dahulu.

Museum Seni
Rupa Keramik
Di Museum Seni Rupa dan Keramik,
pengunjung dapat menyaksikan 350
lukisan dan 1350 jenis keramik dari
nusantara, Asia, hingga Eropa.

Gambar 34 Meseum Seni Rupa dan Keramik


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 18
Kondisi Tapak &
Lingkungnn Eksisting
4
Landmark Eksisting
Museum Fatahillah
Museum ini disebut juga Museum
Sejarah Jakarta, atau juga Museum Batavia.
Di masa lampau, tepatnya era penjajahan
VOC, bangunan museum ini memiliki fungsi
sebagai balai kota, ruang pengadilan, dan
penjara bawah tanah. Di bagian luar
bangunan museum terdapat lapangan,
disebut sebagai lapangan Fatahillah.
Gambar 35 Pelabuhan Sunda Kelapa Lapangan ini dulu adalah tempat
mengeksekusi para tahanan.
Pelabuhan Sunda
Kelapa
Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta
adalah sebuah pelabuhan yang dahulu
telah menghubungkan Indonesia dengan
dunia luar. Pelabuhan ini adalah tempat
persinggahan banyak kapal mancanegara
yang datang untuk perdagangan.
Pelabuhan Sunda Kelapa tersebut telah
ada jauh sebelum kota Jakarta ada. Saat
ini, pelabuhan Sunda Kelapa adalah
bagian dari wisata Jakarta yang menarik
untuk dikunjungi. Gambar 36 Museum Fathillah

Makam Luar Batang


Gaya arsitektur campuran Eropa
dan India, terlihat pada bentukan lengkung
diornamen bangunan masjid

Nama Bangunan Baru


Makam Luar Batang

Nama Bangunan Lama


Bangunan Langgam Cina
Gambar 37 Makam Luar Batang
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 19
Kondisi Tapak &
Lingkungnn Eksisting
4
Landmark Eksisting
Restauran Raja
Kuring
Mudah mengenali bangunan dengan
serambi kayu ini sebagai bangunan kolonial di
Kawasan Sunda Kelapa karena terletak
diujung jalan Pakin (jalur masuk Kawasan
Sunda Kelapa).

Nama Bangunan Baru


Restoran Raja Kuring

Nama Bangunan Lama


Scheepswerven

Gambar 38 Apartemen Mitra Bahari

Apartemen
Mitra Bahari
Bukan bangunan kuno, Apartemen
Mitra Bahari dapat dikategorikan sebagai
elemen landmark kawasan karena
merupakan bangunan tertinggi di wilayah
studi (22 lantai) Gambar 39 Restauran raja Kuring

Menara Syahbandar
Dimensi bangunan yang cukup besar,
yaitu 16,325m dengan panjang bangunan 10
meter dan lebar 6 meter dengan ketinggian 16
meter, maka masyarakat dapat dengan
mudah mengenali bangunan miring ini
sebagai bangunan colonial.

Nama Bangunan Baru


Menara Syahbandar

Nama Bangunan Lama


De Uitjikpost

Gambar 40 Menara
Syahbandar
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 20
Kondisi Tapak &
Lingkungnn Eksisting
5
Jaringan Jalan Disekitar
Tapak

Lokasi

Gambar 41 Jaringan Jalan pada Jakarta Utara

Lokasi

Gambar 42 Jaringan Jalan di Sekitar Tapak

Jalan Tongkol merupakan ruang terbuka berupa jalan yang berbentuk


lengkung/ tidak lurus. Sebagai akses yang menghubungkan Jalan Cengkeh dengan
kawasan Pelabuhan Sunda Kleapa. Yang mana Jalan Cengkeh tergolong jalan
kolektor. Jalan Tongkol dekat dengan akses menuju Jalan Tol Pelabuhan yang mana.
Terdapat pula jalur Rel Kereta Api di sebelah selatan Jalan Tongkol.

Jalan Nelayan timur berupa jalan berbentuk lurus sebagai perlaihan dari
kawasan Sunda Kelapa dengan kawasan Fatahillah.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 21
Kondisi Tapak &
Lingkungnn Eksisting
5
Jaringan Jalan Disekitar
Tapak

Lokasi

Gambar 43 Peta Skenario Pergerakan Kendaraan Kawasan Kota Tua


(sumber:Peraturan Gubernur DKI Jakarta tentang “Rencana
Induk Kawasan Kota Tua”)
Menurut Peta skenario pergerakan kendaraan Kota Tua
sepanajang Jalan Tongkol akan menjadi jalur shuttle bus. Yang mana
akan diteruskan menuju ke jalan Cengkeh. Di bagian selatan jalan
Tongkol juga akan direalisasikan menjadi jalur MRT. sedangkan untuk
jalur busway tidak melewati Jalan Tongkol namun akses menuju jalur
tersebut sangat dekat sehingga efesien yang mna melewati Jalan
Cengkeh.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 22
Kondisi Tapak &
Lingkungnn Eksisting
5
Jaringan Jalan Disekitar
Tapak

Lokasi

Gambar 44 Peta Skenario Pejalan Kaki Kawasan Kota Tua (sumber:Peraturan


Gubernur DKI Jakarta tentang “Rencana Induk Kawasan Kota
Tua”)
Menurut Peta skenario pejalan kaki Kota Tua sepanajang Jalan
Tongkol akan menjadi jalur pergerakan pedesterian utama yang mana
menghubungkan Jalan Patin menuju Jalan Cengkeh yang mana
menjadi jalur penghubung antara kawasan Sunda Kelapa dengan
kawasa Fatahillah. Pada bagian barat Tapak akan menjadi jalur
promande tepi sungai.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 23

Kondisi Iklim
& Geogras

1
Kondisi Tapak
Lokasi yang akan dipilih
pada Museum Rempah
Koordinat Nusantara yaitu berada di Jalan
Tapak Tongkol Kawasan Kota Tua, Merupakan wilayah pantai
beriklim panas dengan suhu
Ancol, Kota Tua, Ancol,
Iklim rata-rata 28,7 C.
Pa d e m a n g a n , Ko t a J a k a r t a
Curah hujan rata-rata
Utara, Daerah Khusus Ibukota
setiap bulan mencapai 135,93mm
Jakarta
dengan maksimal curah jujan
Lintang Utara : 6.12889 pada bulan Januari.
Bujur Timur :106.810589 Kelembaban udara rata-
rata 74,7% yang disapu angin
dengan kecepatan sekitar 4,79
knot sepanjang tahun.
Ketinggian dari permukaan laut
antara 0-2 M. Kondisi wilayah
yang merupakan daerah pantai
Keadaan
Geogras dan tempat bermuaranya 13
Tapak sungai menyebabkan wilayah ini
merupakan daerah rawan banjir.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 24

Kondisi Iklim
& Geogras

2
Jarak dengan Kota Terdekat
Tabel 1 Jarak Tempuh dengan Kota Terdekat
waktuh
tempuh
jarak (km) (menit)

7 16
Menuju ke Wilayah Jakarta Pusat
25.4 38
Menuju ke Wilayah Jakarta Timur
9.6 21
Menuju ke Wilayah Jakarta Barat
20.7 30
Menuju ke Wilayah Jakarta Selatan

Menuju ke Bandara Internasional 18.6 19


Soekarno-Hatta

3.4 9
Menuju ke Stasiun Jayakartaa

10.1 20
Menuju ke Stasiun Jayakartaa

Gambar 45 Jarak yang Ditempuh dari Jalan


Tongkol menuju Wilayah Jakarta
Pusat
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 25

Kondisi Iklim
& Geogras

2
Jarak dengan Kota Terdekat

Gambar 46 Jarak yang Ditempuh dari Jalan Gambar 47 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Wilayah Jakarta Tongkol menuju Wilayah Jakarta
Timur Barat

Gambar 49 Jarak yang Ditempuh dari Jalan


Gambar 48 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Bandara
Tongkol menuju Wilayah Jakarta
Selatan
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 26

Kondisi Iklim
& Geogras

2
Jarak dengan Kota Terdekat

Gambar 50 Jarak yang Ditempuh dari Jalan


Tongkol menuju Stasiun Jayakarta

Gambar 51 Jarak yang Ditempuh dari Jalan


Tongkol menuju Stasiun Tanjung
Priok
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 27

Kondisi Iklim
& Geogras

3
Foto Panaromik Tapak dari Seberang jalan

2
1

Gambar 52 Foto Panaromik Tapak dari Seberang Jalan (1)

Gambar 53 Foto Panaromik Tapak dari Seberang Jalan (2)


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 28

Kondisi Iklim
& Geogras

4
Foto Panaromik Bangunan Seberang jalan
dari Depan Tapak
2
1

Gambar 54 Foto Panaromik Bangunan Seberang Jalan dari Tapak (1)

Gambar 55 Foto Panaromik Bangunan Seberang Jalan dari Tapak (2)


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 29

Kondisi Iklim
& Geogras

5
Foto Kondisi Sekitar Tapak

Gambar 58 Museum Bahari


Gambar 56 Pasar Ikan

Gambar 57 jl Kali Besar Timur, Jakarta, 2018


Gambar 59 Menara
Syahbandar
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 30

Kondisi Bangunan
Eksisting

Blok Bngunan dan Lanskap Eksisting


4
3
Lokasi
2 1

1 Kel. ANCOL, Kec. PADEMANGAN

Zona
ZONA PERKANTORAN, PERDAGANGAN, DAN
JASA

Teknik Pengaturan Zonasi


KAWASAN PEMUGARAN KOTA TUA/SUNDA
KELAPA

Luas Subblok
43,258.98 m2

Jumlah Bangunan
82 bangunan

Total Luas Tapak Bangunan


19,771.56 m2

Gambar 60 Foto Bangunan pada Zona 1


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 31

Kondisi Bangunan
Eksisting

Blok Bngunan dan Lanskap Eksisting


2 Kel. PENJARINGAN, Kec. PENJARINGAN
3 Kel. PENJARINGAN, Kec. PENJARINGAN

Zona Zona
ZONA PERKANTORAN, PERDAGANGAN, ZONA PEMERINTAHAN DAERAH
DAN JASA
Teknik Pengaturan Zonasi
Teknik Pengaturan Zonasi KAWASAN PEMUGARAN KOTA TUA/SUNDA
KAWASAN PEMUGARAN KOTA TUA/SUNDA KELAPA
KELAPA
Luas Subblok
Luas Subblok 67,304.22 m2
17,589.00 m2
Jumlah Bangunan Gedung Pemda
Jumlah Bangunan 10 bidang
15 bangunan
Total Luas Bangunan Gedung Pemda
Total Luas Tapak Bangunan 5,319.25m2
9,044.55m2

Gambar 61 Foto Bangunan pada Zona 2 Gambar 62 Foto Bangunan pada Zona 3
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 32

Kondisi Bangunan
Eksisting

Blok Bngunan dan Lanskap Eksisting


4 Kel. ANCOL, Kec. PADEMANGAN
5 Kel. PINANGSIA, Kec. TAMAN SARI

Zona Zona
ZONA INDUSTRI DAN PERGUDANGAN ZONA CAMPURAN

Luas Subblok Teknik Pengaturan Zonasi


17,968.67 m2 KAWASAN PEMUGARAN KOTA TUA/SUNDA
KELAPA
Jumlah Bangunan
15 bangunan Luas Subblok
11,201.22 m2
Total Luas Tapak Bangunan
5,276.70 m2 Jumlah Bangunan
7 bangunan

Total Luas Bangunan


10,637.50 m2

Gambar 63 Foto Bangunan pada Zona 4 Gambar 64 Foto Bangunan pada Zona 5
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 33

B A B I I I

3.1 Rencana Pembangunan


PROGRAM 3.2 Program Ruang Internal
UMUM 3.3 Aspek Bangunan
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 34

Kerangka Pengembangan
KAWASAN KOTA TUA
3.1 JAKARTA Kota Tua
R Aktifitas
Kawasan
Nilai
Kawasan
eP - Perdagangan & Aspek
- Perdagangan & Jasa
ne Jasa Normatif
- Bangunan Cagar Budaya
- Perkantoran
cm -Rencana Tata Ruang
-Rencana Tata Bangunan
ab -Rencana Ruang Publik

na
an PENGEMBANGAN KOTA TUA JAKARTA

g Analisis Fisik
Kawasan
Analisis
Ekonomi
Analisis Sosial
u - Sirkulasi dan
Budaya
- Karakteristik pelaku
n aksesibilitas
- Fungsi & Tata guna lahan
- Nilai sosial-budaya - jenis dan pola aktifitas
- Nilai historis kawasan - Aktivitas penunjang
a - Sarana dan prasarana - Situs-situs kawasan
n
Kebijakan dan Strategi Kawasan Strategis
Jakarta Utara sebagai Pengembangan Kota Tua penghubung Pantai Utara
Waterfrontcity Jakarta sebagai Kawasan dengan JakartaKota
Industri Kreatif

Alternatif Wadah Kegiatan Fenomena Embrio


Masyarakat Perkotaan Aktifitas di Kawasan
(rekreasi, Kota Tua Jakarta
tempat berkumpul) Kebutuhan Ruang
Publik

Aktifitas
Konsep Pengelolaan
Ruang Publik Kawasan
Penataan Ruang
Kota Tua Jakarta
Publik

- Pembatasan Aktifitas
- Konsep Ruang Publik
- Penyediaan Sarana Prasarana
- Desain Ruang Kawasan
Gambar 65 Kerangka Studi Pikir Pemerintah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
(sumber: Tim Penyusun, 2007, Dinas Tata Kota
Jakarta)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 35

Isu-isu Strategis
Kawasan Kota Tua Jakarta

(RTRW KOTA/KAB. ADMINISTRASI KEMENBUDPAR


PROVINSI DKI JAKARTA 2030)
Kaw a s a n Ko t a Tu a
1. Menata kembali kawasan Sejak terpilih sebagai
Jakarta tetap diminati para
pantai lama secara terpadu salah satu destinasi wisata
pecinta bangunan tua
dan bersejarah ditengah dengan pengembangan yang akan dikembangkan
pesatnya pembangunan reklamasi untuk memperbaiki melalui DMO (Destination
kawasan modern di Jakarta. kualitas lingkungannya Management Organization)
Hal inilah yang menjadi salah oleh Kemenbudpar selama
2. Mendorong revitalisasi
satu keinginan Pemerintah lima tahun ke depan, Kota Tua
kawasan kota tua dan
Provinsi DKI Jakarta untuk Jakarta sudah mulai
bangunan bersejarah sebagai
menjadikan kawasan Kota Tua berbenah. Setelah melalui
obyek wisata dengan
sebagai pusat industri kreatif proses assesment dan
meningkatkan prasarana dan
yang menjadi bagian dari kajian-kajian, kini para
sarana pendukungnya
program revitalisasi Kota Tua. takeholder difasilitasi untuk
Deputi Gubernur Bidang 3. Mengembangkan kawasan menyatukan kepentingan
Kebudayaan dan Pariwisata r e k l a m a s i u n t u k dalam perencanaan
Aurora Tambunan pembangunan pusat niaga p e n g e m b a n g a n Ko t a Tu a
mengatakan, pemerintah bertaraf internasional, Jakarta hingga bisa menjadi
provinsi merencanakan perumahan, dan pariwisata destinasi yang mandiri dan
setiap akhir pekan akan berdaya saing global
diselenggarakan acara kreatif (RTRW KOTA/KAB.
di kawasan Kota Tua. ADMINISTRASI PROVINSI DKI (Khoiron,2011)
“Revitalisasi Kota Tua harus JAKARTA 2030)
punya roh, yaitu industri
kreatif
(kompas.com, 2010).
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 36

PERATURAN DAERAH Jurnal “Analisis Ruang Terbuka


PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2010 Publik Bersejarah dalam Rangka
Revitalisasi Kota Tua”
(1) Pengembangan kawasan strategis di Posisi tapak tepatnya berada di
tingkat Kecamatan Pademangan Jalan Tongkol yang mana masih berada
diarahkan pada bagian wilayahkecamatan dalam kawasan Kota Tua. Ruang Terbuka
yang memiliki peranan dan fungsi pada Jalan Tongkol pada awal kekuasann
strategis bagi pengembangan kegiatan VOC belum ada. Berdasarkan penilaian
ekonomi, sosial, budaya,dan lingkungan kawasan termasuk ke dalam kawasan
kota yang bernilai sedang, sehingga dapat
dilakukan penggunaan adaptif dengan
(2)Pengembangan Kawasan Sunda
mengakomodasi kebutuhan baru di
Kelapa sebagai pusat pariwisata dengan
dalamnya. Jalur ini dapat dijadikan akses
p e n a t a a n p e l a b u h a n ,
yang menghubungkan Zona Fatahillah
perbaikanlingkungan dan pemugaran
dengan Zona Sunda Kelapa, sebagai
(Bagian KeenamPenetapan lanjutan dari Jalan Cengkeh. Di jalan ini
Pengembangan Kawasan Strategis perlu dibuat jalur pedesterian yang
Wilayah Kecamatan PademanganPasai memadi.
122,PERDA DKI JAKARTA 2010)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 37

Analisis
SWOT

STRENGTH WEAKNESS
• Lokasi yang strategis • Pe n u r u n a n k u a l i t a s d a n •Pengembangan ruang publik
kuantitas bangunan tidak terakomodasi dengan
• Jalan yang lebar baik
• Citra kawasan yang
• Keragaman aktifitas berpolusi, macet, tidak aman • Bangunan tempo dulu yang
pengguna dan kumuh semakin kehilangan wajah
aslinya karena rusak
• Mulai tersedianya fasilitas- •Belum terpadunya
fasilitas penujang sebagai p e n g e m b a n g a n a n t a r • Ketidakmampuan oud batavia
kawasan wisata (hotel, k a w a s a n d a n b e l u m berperan sebagai kawasan
restoran, bank, museum) d i a n g k a t n y a P o t e n s i perdagangan dan destinasi
bangunan-bangunan tua wisata
• Struktur kota yang telah
terbentuk sebelumnya pada • Kondisi infrastruktur yang
sisi sungai menyerupai kota – tidak mendukung : saluran
kota di Belanda dengan Kali drainase yang tidak
Ciliwung sebagai pusat terawat, kurangnya sarana
kegiatan ekonomi pejalan khaki

• Sisa – sisa arsitektural berupa • Pe n a t a a n p a r k i r t i d a k


bangunan berarsitektur Eropa terpadu/terintegrasi
abad 17 • Polusi udara, polusi air sunga

• Heterogenitas masyarakat • Keterbatasan oud batavia


karena terbentuknya budaya sebagai kawasan potensial
campuran antara dalam hal
beberapa etnis (China, Arab, pengembangan fisik kawasan i
Belanda, Inggris, dan Melayu)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 38

Analisis
SWOT

OPPURTUNITY THREAT
• Berdekatan dengan beberapa tempat • Kepemilikan bangunan
wisata dan perdagangan
• Semakin meningkatnya permintaan
• Rencana pengembangan kawasan lahan di kawasan kali besar untuk
pantura jakarta sebagai waterfront city dijadikan sebagai perkantoran, toko dan
gudang karena letaknya yang
• Adanya rencana revitalisasi jalur strategis
kereta api “jakarta heritage rail train”
yang bermula dari st.tanjung priok dan • Pengembangan atraksi dan aktifitas
berakhir si stasiun jakarta kota dengan wisata memiliki kemungkinan timbulnya
kota tua jakarta sebagai tujuan wisata dampak negatif terhadap kelestarian
budaya lingkungan

• Oud batavia sebagai salah satu • Kurangnya pemberian intensif dari pihak
destinasi wisata yang akan pemerintah
dikembangkan melalui DMO • Kebijakan yang ada belum terarah dan
(destination management organization) terpadu
oleh Kemenbudpar
• Kawasan masih berada dibawah dua
• Meningkatnya minat pada industri Kotamadya (Jakarta Utara dan Jakarta
pariwisata, termasuk wisata kota tua Pusat)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 39

Identitas Aspek Fungsi


dan Pelaku

3.2
P
r
oI
gn Ÿ Program publik
r t Sistem Pengelolaan Sistem Kerjasama
ae Kerja sama pada Museum Ÿ Pelatihan sumber
daya manusia
M u s e u m R e m p a h Rempah Nusantara dilakukan
m r N u s a n t a r a a k a n dalam bentuk:
Ÿ Publikasi
n dikelola di bawah Pameran
Ra p e m e r i n t a h a n Akan ada pameran
Ÿ Perbanyakan atau
KEMENBUDPAR,
u l Pemerintah Jakarta yang bersifat temporary replika Koleksi
di Museum Rempah
a U t a r a , Pe m e r i n t a h
Nusantara
Ÿ Ppromosi dan
Provinsi DKI JAKARTA informasi
n dan bekerjasama Penelitian
g dengan berbagai pihak
Di Museum Rempah
swasta
N u s a n t a r a
disediakannya Kebun
Botani

Food Court
Gambar 66 Restauran Seafood Kota Tua
yang Berada di dekat Tapak
Pada foodcourt,
restauran,dan pusat oleh-
oleh akanmelibatkan
usaha-usaha milik
masyarakat yang akan
bekerjasama di dalam
Museum Rempah
Gambar 67 Restauran Sekai Sushi yang
Nusantara Berada di dekat Tapak
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 40

Identitas Aspek Fungsi


dan Pelaku

Kegiatan pada Museum Jumlah dan Pelaku pada


Rempah Nusantara Museum Rempah Nusantara
Tabel 1 Jumlah dan Pelaku
Kegiatan Pameran JML
Merupakan kegiatan utama PELAKU KEGIATAN
(ORG)
bangunan, memamerkan benda
benda. Dan menjadi pusat informasi Kurator/ Kepala Museum 1
rempah Nusantara.
Kepala Bagian Tata Usaha Museum 1
Kegiatan Pendidikan Kepala Bagian Kuratorial 1
Melibatkan pengunjung agar lebih
mengetahui dan mengenal Kepala Bagian Bimbingan dan Publikasi1
macam-macam jenis rempah.
Kepala Bagian Konservasi dan Preparasi
1
O

N
G
A

P
LE

E
L
:

Kegiatan Dokumentasi
W
M
N
N

D
A

A
P
P

General Manager 1
I
I

U s a h a - u s a h a u n t u k
mendokumentasikan benda-benda Manajer Personalia 1
hasilkebudayaan dalam bentuk Manajer operasional 1
gambar / foto.
Staf Kepala Museum 3-5
Kegiatan Pelestarian Staf Personalia 15
(Konservasi) Staf Operasional 3-5
GHA
PA
EFF
TS
LEIL

Merupakan usaha perawatan dan


O

N
A
L
:

perbaikan benda-benda koleksi Ahli Restorasi 5


museum.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 41

Pola Aktivitas dan Sirkulai


di Dalam Ruang Museum
Rempah Nusantara
Datang Parkir Ÿ Mengurus
Jumlah dan Pelaku pada DEWAN administrasi
PIMPINAN Ÿ Rapat
Museum Rempah Nusantara Berorientasi
Ÿ Istirahat
Pergi Mengambil Ÿ Diskusui
Tabel 2 Jumlah dan Pelaku Kendaraan
Ÿ Menerima tamu
Ticketing 4
Informasi 2 Datang Parkir Ÿ Memantau koleksi
Tour Guide 5 Ÿ Menginventaris
KURATOR
Shop keeper 2 Berorientasi koleksi

Waiters cafetaria 4 Ÿ Istirahat


Pergi Mengambil Ÿ Rapat, diskusi
MEE service 2 Kendaraan
A
A
R
K
Y

Ÿ Hunting Koleksi
Cleaning Service 5

Office boy 7 Ÿ Hunting Koleksi


Datang Parkir
Satpam 5 Ÿ Dokumentasikan
AHLI
Tukang Kebun 2 RESTORASI koleksi
Berorientasi Ÿ Mengecek keadaan
Pengunjung 400-600
koleksi
Pergi Mengambil
Kendaraan Ÿ Merestorasi koleksi
Ÿ Merawat koleksi
Ÿ Rapat
Ÿ Istirahat
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 42

Datang Parkir
Ÿ Mengerjakan tugas
STAF
administrasi
AHLI Berorientasi
Ÿ Rapat
Ÿ Mengatur
Pergi Mengambil Ÿ Istirahat
Kendaraan
dagangan

Ÿ Memberikan Datang Parkir


Ÿ Melayani
Datang Parkir
SHOP pembeli
PETUGAS
informasi
INFORMASI KEEPER Berorientasi Ÿ Istirahat
Berorientasi Ÿ Memberikan
pengumuman
Ÿ Menghitung kas
Pergi Mengambil Ÿ Menyerahkan kas
Pergi Mengambil Kendaraan
Kendaraan Ÿ Menerima tamu

Ÿ Istirahat Ÿ Menerima
Datang Parkir tamu
Datang Parkir Ÿ Menuntun
Ÿ Pusat
TOUR RESEPSIONIS
PENGINAPAN
pengunjung pada
GUIDE Berorientasi
Berorientasi layanan
benda koleksi
kamar
Pergi Mengambil
Pergi Mengambil Ÿ Memberikan Kendaraan Ÿ istirahat
Kendaraan
penjelasan
tentang benda
koleksi Datang Parkir
Ÿ Memasak

Datang Parkir
CHEF Ÿ Menyiapkan
Ÿ Melayani Berorientasi
makanan
TICKETING pembelian
Berorientasi Pergi Mengambil Ÿ Istirahat
tiket Kendaraan

Pergi Mengambil Ÿ Istirahat


Kendaraan

Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 43
Ÿ Menyajikan
makanan ke
pengunjung
Datang Parkir Ÿ Menerima dan

WAITERS melayani
Berorientasi pesanan dari

Mengambil
pengunjung
Pergi
Kendaraan
Ÿ Istirahat

Datang Parkir Ÿ Memeriksa


MEE fasilitas, MEE
SERVICE Ÿ Merawat
Berorientasi Ÿ Memperbaiki
Datang Parkir tanaman
kerusakan
Pergi Mengambil
Kendaraan Ÿ Istirahat
TUKANG Ÿ Members
KEBUN Berorientasi
ihkan

Mengambil taman
Ÿ Mengangkat Pergi
Kendaraan
Datang Parkir
barang
Ÿ istirahat
OFFICE BOY
Berorientasi Ÿ Membantu
keperluan Datang Parkir
Pergi Mengambil CLEANING
Ÿ Bersih-
Kendaraan service
SERVICE bersih
Berorientasi
Ÿ Istirahat
Ÿ Istirahat
Pergi Mengambil
Kendaraan

Ÿ Mengaw
Datang Parkir
asi akses
SATPAM Ÿ Mengaw
Berorientasi
asi
Pergi Mengambil kendaraa
Kendaraan
Ÿ Istirahat

Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 44

BESARAN RUANG
ACUAN DASAR STANDAR
BESARAN RUANG KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 17

1
Untuk mendapatan besaran ruang/
dimensi ruang maka digunakan standar
besaran ruang sebagai acuan. Dasar
pengunaan standar ruang bersumber dari: 3
Ÿ Data Arsitek – Ernest Neufert, 1980 Alur atau flow gerak pada ruang ruang
(disingkat D.A) yang telah memilikI standar umumnya telah
diperhitungkan dalam standar tersebut,
Ÿ Human Deminsion and InteriorSpace – namun dalam ruangan tertentu flow tidak
Yulius Panero memiliki standar yang jelas, untuk itu perlu
and Martin Zelnik (H.D.I.S) diperhitungkan sendiri. Data mengenai
prosentase flow gerak :
Ÿ Time Saver Standard for Building Types –
Joseph de 10 % kebutuhan standar flow gerak minimum
Chiara and John Honlock Callender, 1983
(T.S.S) 20 % kebutuhan keleluasaan sirkulasi

2 30 % tuntutan kenyamanan fisik

Selain mengunakan pendekatan dari 40 % tuntutan kenyamanan psikologis


standar ruang yang telah, untuk menentukan
besaran ruang sesuai dengan kebutuhan 50 % tuntutan spesifik kegiatan
masing-masing maka harus mengacu pada
tiga pertimbangan : 70 - 100 % keterkaitan dengan banyak
kegiatan (hall/lobby)
Ÿ Kapasitas/ Jumlah pelaku

Ÿ Besar alur/flow gerak pemakai

Ÿ Standar gerak dan dimensi perabot

Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 45

BESARAN RUANG
1 RUANG PENERIMA
Tabel 2 Besaran Ruang Penerima
Jml Besaran Ruang Seluruh
Nama Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak & Besaran
Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Ruang Pelaku per Orang (m²) Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)

Motor (30%) = 300 org


Motor 150 (1x 2,2)
@motor 2 org= 150 unit
= 330 m²
motor
60%
Mobil (35%) = 350 org motor b1*
Parkir pengunjung Pengunjung 400-600 Mobil 88 (2,4 x 5,5) 2761
@mobil 4 org = 88 unit mobil b2*
= 1161,6 m²
mobil bus b3*
Bus besar (35%)= 350 org
Bus 9 (2,6 x 10)
@bus 40 org = 9 unit
= 234 m²
bus
Motor (80%) = 80 org
Motor 150 (1x 2,2)
@motor 1 org= 80 unit 60%
Dewan pimpinan, = 330 m²
motor motor b1*
Parkir pengelola staff ahli, 100 491
mobil b2*
karyawan Mobil (20%) =20 org
Mobil 88 (2,4 x 5,5)
@mobil 2 org = 10 unit
= 1161,6 m²
mobil
standar gerak
Lobby/ Pengelola (buffer sone area )= 0,65 m²
200 150%= 195 m² 150 % = 195 m² 325
ruang utama pengunjung Kebutuhan ruang gerak
= 200 x 0,65 = 130 m²

terbagi dalam 5 kelompok


=200 org
20% x 3m²
Ticketing dan (standar ruang
Loket 400-600 1 loket melayani 50 org 3 m² x 4 loket = 12 m² 14,4
pengunjung gerak)
= 4 loket
= 0.6 m²
standar ruang gerak 3 m²

1 loket 1 baris antrean


= 4 baris, 50 orang / baris
Luas ruang antrean
Ruang antrian pengunjung 1000 Standar gerak (touch zone 56
= 50 x 0,28 x 4
area)
0,28 m² /orang

Karyawan
Ruang informasi 2 Standar 3,2 m²/orang 20% = 0,64 m² 3 , 2 x 2 org = 6 , 4 m ² 7,7
informasi

Standar gerak 1,6 m²/orang 3,2


R. Teknologi Pengunjung 20% 10

4 4

Pos keamanan Satpam 4 Standar 3,2 m²/orang 20% = 0,64 m² 3 , 2 x 4 org = 1 2 , 8 m ² 15,4

2,4 4,8 m²

Pengelola
Lavatory 2 20% 4 m² 44,8
pengunjung
Ÿ
2,85 28,5 m²
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 46

BESARAN RUANG
2 RUANG PAMERAN
Tabel 3 Besaran Ruang Pameran

Jml Besaran Ruang Seluruh


Nama Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak & Besaran
Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Ruang Pelaku per Orang (m²) Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)

Benda koleksi ukuran


57,6
R pameran Pengelola kecil (< 1 m²)= 2,88
50% 356,4
Temporary pengunjung
Benda koleksi ukuran
180
sedang (1 m²> > 2 m²)

Pengelola
R. pameran tetap 50% 6238,1 6238,1
pengunjung

2,4 4,8 m²

Pengelola
Lavatory 2 20% 4 m² 44,8
pengunjung

2,85 28,5 m²

3 DIMENSI BENDA PAMER


Tabel 4 Dimensi Jeni Benda Pamer

Luas
area
Jml
Benda pamer Dimensi pengam Total (m²)
karya
atan
(m²)
kecil 10 4,91 49.1
lukisan sedang 10 7,01 70.1
besar 5 11,23 56.11

Ÿ kecil 25 11,85 296.25


Diorama
Gunung Kelud
sedang 15 17,36 260.4
besar 3 30,6 91.38
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 47

BESARAN RUANG
3 DIMENSI BENDA PAMER
Tabel 5 Dimensi Jenis Benda Pamer

Luas Luas
area area
Jml Jml
Benda pamer Dimensi pengam Total (m²) Benda pamer Dimensi pengam Total (m²)
karya karya
atan atan
(m²) (m²)
kecil 100 4,91 491 kecil 20 11,85 237
Keramik sedang 20 7,01 237 Replika sedang 10 17,36 173.6
besar 15 11,85 140.2 besar 5 30,6 153
kecil 100 4,91 491 kecil 20 11,85 237
Batuan sedang 40 7,01 140.2 Patung sedang 10 17,36 173.6
besar 15 30,6 459 besar 5 30,6 153
kecil 100 4,91 491 sedang 10 7,01 70.1
Kriya tekstil
Foto sedang 40 7,01 280.4 besar 10 11,23 112.3
besar 20 30,6 224.6 kecil 20 11,85 237
kecil 20 4,91 98.2 Kriya kayu sedang 10 17,36 173.6
Grafis sedang 5 7,01 35.05 besar 5 30,6 153
besar 5 30,6 56.15
Desain
Aritektur sedang 10 17,36 173.6
(Museum)

4 RUANG SERVICE
Tabel 6 Besaran ruang Service

Analisis Fungsi & Pelaku Kegiatan


Analisis Besaran Ruang
Nama Jml Besaran Ruang Seluruh
Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak Besaran
Ruang Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Pelaku per Orang (m²) & Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)
0,16 3,2
R. Cleaning service Cleaning Service
20 1,24 20% 3,72 19,1
&OB Ob

Gudang peralatan 9m² 9

2,4 0,48

Lavotary Pengelola 20 2 10% 0,8 17,1

2,85 14,25

2 6
Gudang Pengelola 20% 24
2 2

Ruang pompa 9 m²
Ruang trafo & genset 15 m²
R. MEE MEE service 2 Ruang kontrol 9 m² 33

R. AHU MEE service 2 1,2 m² 20% 24 28,8


Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 48

BESARAN RUANG
5 RUANG SUPER SECURE
Tabel 7 Besaran Ruang Super Secure
Jml Besaran Ruang Seluruh
Nama Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak Besaran
Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Ruang Pelaku per Orang (m²) & Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)
Standar gerak 1,6 m²/orang
R. pengawas /CCTV Satpam 2 11,8

R. peralatan
Satpam 2 20% 8 9,6
keamanan

6 RUANG PENUNJANG
Tabel 8 Besaran Ruang Penunjang

Jml Besaran Ruang Seluruh


Nama Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak Besaran
Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Ruang Pelaku per Orang (m²) & Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)

Foodcourt dan
Pengunjung 400 Standar 1,16 m²/org 20% 464 500
restaurant
Standar 1,16 m²/org
174
Toko Souvenir Pengunjung 150 20% 288
Ruang administrasi
9
3 x 3 = 9 m²

2,4 4,8 m²

Pengunjung,Dewan
Lavatory pimpinan, staff ahli, 2 20% 4 m² 44,8
karyawan

2,85 28,5 m²

Ruang salat 0,72 20%


Pengelola
Mushola 50 55
pengunjung tempat wudlu
7,2
0,72
Pengelola
Pura 15
pengunjung
0,64 28,8
Pengelola Ruang operator
Teater Indoor pengunjung 45 5 x 5 =25 m² 40% 25 76
0,64 256 470
panggung 30 m² 30
Ruang operator
Open teater pengunjung 400 40% 25
5 x 5 =25 m²
Ruang Persiapan
25
5 x 5 =25 m²

Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 49

BESARAN RUANG
7 RUANG PENGELOLA
Tabel 9 Besaran Ruang Pengelola

Jml Besaran Ruang Seluruh


Nama Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak Besaran
Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Ruang Pelaku per Orang (m²) & Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)

2 2

Kurator/Kepala 3,4 3,4


R. Kepala museum 1 40% 25,3
museum
4,8 1,92

6,8 6,8

4 4

Kepala bagian TU 2 8
Kepala bagian
4,8 9,6
kuratorial
R. Kapala bagian Kepala bagian
4 40% 57
museum bimbingan dan 6,8 6,8
publikasi
Kepala bagian
konservasi dan 4 16
preparasi
2 2
4,8 9,6
R. General Manager General manajer 1 40% 19,3
6,8 6,8

4 4

Manajer personalia 2 4

R manager 2 4,8 40% 9,6 30,3


Manajer operasional
4 8

Staff personalia
R. Staff Administrasi 20 Standar 4,8 m² 20% 96 115,2

Staff museum

Staff Operasional
R. Staff Kurator 5 Standar 4,8 m² 20% 24 28,8

Ahli restorasi

Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 50

BESARAN RUANG
7 RUANG PENGELOLA
Tabel 10 Besaran Ruang Pengelola
R Rapat Pengelola 25 Kapasitas 25 orang 50
Restroom Pengelola 25 Standar 1,16 m²/org 29

2,4 0,48

Lavotary Pengelola 20 2 10% 0,8 17,1

2,85 14,25

8 RUANG PEMELIHARAAN
Tabel 11 Besaran Ruang Pemeliharaan
Jml Besaran Ruang Seluruh
Nama Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak Besaran
Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Ruang Pelaku per Orang (m²) & Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)

R.penyimpanan
3 500
koleksi ahli restorasi

3 truk
Parkir kendaraan 3 x 8 x 3 = 72 m²
sopir 2 60% 72 115,2
pengangkut

Ruang gerak 1,6 m²/org


Loading dock Sopir, office boy 10 40% 56
Muatan 24 m²
Ruang registrasi 80 m²

Penerimaan Koleksi 2 Ruang sortir dan 130


ahli restorasi
pemeriksaan 50

R. Penyimpanan sementara
100 m²
Laboratorium
5 Lab. Penelitian 100 m² 20% 347
konservasi ahli restorasi
R. Konservasi 80 m²
R. Karantina 60 m²
Kebun Botani Ruang restorasi 80 m²
5 20% 106
- indoor ahli restorasi Gudang alat 20 m²

Kebun Botani ahli restorasi,


150 Ruang gerak 1,6 m²/org 20% 250
- outdoor pengunjung(peneliti
dan umum)

2,4 0,48
Pengunjung,Dewan
Lavotary pimpinan, staff ahli, 20 2 10% 0,8 17,1
karyawan
2,85 14,25
Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 51

BESARAN RUANG
9 RUANG PENDIDIKAN
Tabel 12 Besaran Ruang Pendidikan

Jml Besaran Ruang Seluruh


Nama Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak Besaran
Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Ruang Pelaku per Orang (m²) & Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)

0,48 0,96
Perpustakaan
Pengelola
(area penegembalian 0,48 20% 0,96
pengunjung
dan peminjaman )
0,48 0,96

1,2 24
95
0,96 24

Perpustakaan Pengelola 0,25 12,5


100 40%
(area baca ) pengunjung

0,48 0,96

0,48 0,96
Pengelola, R. Pengamatan
R pengamatan 23,2
pengunjung 20 Standar 1,16 m²/org = 20% 53
(khusus)
(khusus) Gudang alat 20 m² 20

R. Pengamatan
R pengamatan Pengelola 116
100 Standar 1,16 m²/org = 20% 164
(umum) pengunjung
Gudang alat 20 m² 20
Standar besaran ruang
Pengelola (classroom
R seminar 300 480
pengunjung setup)
1,6 m²/orang

R. simulasi pengunjung 100

2,4 0,48

Lavotary Pengelola 20 2 10% 0,8 17,1

2,85 14,25

Tabel 13 Jumlah Total Besaran Ruang Museum

Jadi jumlah total R. Penerimaan 3608.5


besaran Ruang untuk R. Pameran 6689.3
Museum rempah
Nusantara adalah 14. R.Pengelola 275.9
596, 3 m2 R. Pendidikan 909.1
R.Pemeliharaan 1521.3
Ÿ R.Penunjang 1448.8
R. Service 122
R. Super Secure 21.4
TOTAL 14596.3
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 52

POLA HUBUNGAN ANTAR


MASSA DAN RUANG
1 Organisasi Ruang Makro

Dalam hal ini terdapat pembagian zona-zona yang berhubungan dengan


aktivitas di dalam area museum. Zona tersebut terdiri dari:
Ÿ Zona Penarik /Point Of Interest
(Parkir dan ruang penerimaan)
Ÿ Zona Bangunan utama
(Ruang Pameran,Ruang Pendidikan, dan ruang Pemeliharaan)
Ÿ Zona Penunjang
(Ruang Penunjang)
Ÿ Zona Pengelola
(Ruang Pengelola, Ruang Super Secure, dan Ruang Service)

Gambar 68 Organisasi Ruang Makro

Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 53

POLA HUBUNGAN ANTAR


MASSA DAN RUANG
2 Organisasi Ruang Mikro
Pola organisasi ruang pada Museum Rempah Nusantara memiliki pola cluster

Gambar 69 Organisasi Ruang Mikro

Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 54

PERSYARATAN KUANTITATIF
& KUALITAS RUANG
Tabel 14 Kualitas Ruang (Lampiran)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 55

PERSYARATAN KUANTITATIF
& KUALITAS RUANG
Tabel 15 Kualitas Ruang (Lampiran)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 56

3.3
A
s
Aspek Tapak Berdasarkan Peraturan
Ÿ KDB (Koefisien Dasar Bangunan) : 50
pB Ÿ
Ÿ
KLB (Koefisien lantai Bangunan)
KB (Ketinggian Bangunan)
:2
:4
ea Ÿ
Ÿ
KDH (Koefisien Dasar Hijau)
KTB (Koefisien Tapak basemen)
: 30
: 55
kn Ÿ Bangunan yang Diizinkan
g Panti Jompo, Panti Asuhan dan Yatim Piatu,Kegiatan Kepentingan Pertahanan,Kolam
Retensi,Taman Kota,Hutan kota,Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Air
u Kotor dan Tempat Pengolahan Lumpur Tinja,TPS-3R,Kantor Lembaga Sosial dan Organisas
n Ÿ Bangunan Bersyarat
a Rumah Sangat Kecil,Balai Pengobatan,Rumah Sakit Bersalin,Rumah Sakit tipe D
,Rumah Sakit tipe C,Rumah Sakit tipe B,Rumah Sakit,Pesantren,Pendidikan
n T i n g g i , Pe r t a m b a n g a n S t r a t e g i s , M u l t i f u n g s i ( m i x - u s e d ) , Pe n d a r a t a n
a Helikopter,PKL,Vihara,Kelenteng,Pura,Gere

n Ÿ Bangunan dengan Ijin Terbatas


Rumah Susun,Gudang Tertutup,Penitipan Hewan,Penjahit (Tailor),Laundry,Mini
market,Supermarket,Pusat Perbelanjaan, Mall, dan Plaza,Pertokoan,Toko

Aspek Lingkungan
Pendirian sebuah museum memiliki acuan hukum, yaitu:

Ÿ Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda


Cagar Budaya
Ÿ Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang
Pelaksanaan Undangundang RI Nomor 5 Tahun 1992
Peraturan Ÿ Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang
tentang Museum Pemeliharaandan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di
Museum
Ÿ Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
KM.33/PL.303/MKP/2004 tentang Museum
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 57

Aspek Lingkungan
Adapun persyaratan berdirinya sebuah museum adalah:

Persyaratan
1. Lokasi museum
Kualitas
Lokasi harus strategis dan sehat (tidak
Lingkungan
terpolusi, bukan daerah yang berlumpur/tanah
rawa).

2. Bangunan museum
Bangunan museum dapat berupa bangunan baru atau memanfaatkan
gedung lama. Harus memenuhi prinsip-prinsip konservasi, agar koleksi
museum tetap lestari. Bangunan museum minimal dapat dikelompok menjadi
dua kelompok, yaitu bangunan pokok (pameran tetap, pameran temporer,
auditorium, kantor, laboratorium konservasi, perpustakaan, bengkel
preparasi, dan ruang penyimpanan koleksi) dan bangunan penunjang (pos
keamanan, museum shop, tiket box, toilet, lobby, dan tempat parker).

3. Peralatan museum
Museum harus memiliki sarana dan prasarana museum berkaitan erat
dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin, sarana perawatan koleksi (AC,
dehumidifier, dll.), pengamanan (CCTV, alarm system, dll.), lampu, label, dan
lain-lain.

4. Organisasi dan Ketenagaan Pendirian museum


Sebaiknya ditetapkan secara hukum. Museum harus memiliki organisasi
dan ketenagaan di museum, yang sekurang-kurangnya terdiri dari kepala
museum, bagian administrasi, pengelola koleksi (kurator), bagian konservasi
(perawatan), bagian penyajian (preparasi), bagian pelayanan masyarakat dan
bimbingan edukasi, serta pengelola perpustakaan
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 58

Aspek Lingkungan

Persyaratan
Kualitas 5. Sumber dana tetap
Lingkungan Museum harus memiliki sumber dana tetap dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan museum.

6. Koleksi
Koleksi merupakan syarat mutlak dan merupakan rohnya sebuah
museum, maka koleksi harus:
(1) mempunyai nilai sejarah dan nilai-nilai ilmiah (termasuk nilai estetika)

(2) harus diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis dan fungsinya

(3) harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut berbentuk bangunan
yang berarti juga mengandung nilai sejarah;

(4) dapat diidentifikasikan mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal
secara historis dan geografis, genus (untuk biologis), atau periodenya (dalam
geologi, khususnya untuk benda alam);

(5) harus dapat dijadikan dokumen, apabila benda itu berbentuk dokumen dan
dapat dijadikan bukti bagi penelitian ilmiah;

(6) harus merupakan benda yang asli, bukan tiruan;

(7) harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan (master piece)

(8) harus merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 59

Aspek Manajemen
Pada PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015
TENTANG MUSEUM , berikut struktur organisasinya:

Ÿ Kepala Museum mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap seluruh proses
Pengelolaan Museum sesuai dengan visi dan misi Museum.

Ÿ Tenaga teknis, adalah:


a. register
yaitu petugas teknis yang melakukan kegiatan pencatatan dan
pendokumentasian Koleksi;.
b. Kurator
yaitu petugas teknis yang karena kompetensi keahliannya bertanggung
jawab dalam pengelolaan Koleksi.
c. Konservator
yaitu petugas teknis yang melakukan kegiatan pemeliharaan dan perawatan
Koleksi;
d. Penata Pameran
yaitu petugas teknis yang melakukan kegiatan perancangan dan penataan di
museum;
e. edukator yaitu petugas teknis yang melakukan kegiatan edukasi dan
penyampaian informasi Koleksi; dan
f. hubungan masyarakat dan pemasaran yaitu petugas teknis melakukan kegiatan
komunikasi dan pemasaran program-program Museum.
Ÿ Tenaga Administrasi
adalah tenaga yang melaksanakan pekerjaan:
a. ketatausahaa
b. kepegawaian
c. keuangan
d. keamanan
e. kerumahtanggaan.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 60

Aspek Manajemen

Gambar 70 Struktur Organisasi di Musueum

Aspek Persyaratan Ruang


Museum
Berikut Pedoman dasar persyaratan ruang musuem :

- Dinding
Permukaan dinding harus padat dan dilindungin olehbahan yang
mudah untuk diperbaiki secara langsung. Materialharus berpori sehingga
dapat membantu mengontrolkelembaban ruang pamer dengan menyerap
dan melepaskankelembaban.

- Lantai
Tenang, nyaman, menarik, awet, dapat merefleksicahaya, dan mampu
menahan beban berat.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 61

Aspek Persyaratan Ruang


Museum
- Objek pamer
Yang terpenting, setiap benda harusditempatkan di tempat yang memiliki
sudut pandang yangtepat dengan pencahayaan yang cukup. Setiap objek
harusdiberikan konteks visual. Penyajian informasi tentang masing-masing objek
harus di buat dalam konteks strategi informasikeseluruhan seperti surat,
penjelasan, nama, dl

- Pencahayaan Alami
Untuk ruang selain ruang pameran dan ruangpenyimpanan menggunakan
kombinasi antara pencahayaan buatan dan pencahayaan alami jika dimungkinkan
baik melalui bukaan jendela dan skylight.

Gambar 71 Arah Cahaya Sky Light Gambar 72 Jenis Jendela

- Pencahayaan Buatan
Dalam museum yang perlu mendapat dan ruang penyimpanan. Pada ruang
koleksi dihindarkan pengunaan cahaya yangberlebihan karena dapat mempengaruhi
koleksi. Pencahayaan pada ruang koleksi tidak harus merata, bahkan cenderung
terpusat hanya pada benda koleksi.Pencahayaan buatan menggunakan
generallighting dengan downlight system & spotlight (area pamer).

Gambar 73 Arah Cahaya Buatan dari Lampu


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 62

Aspek Persyaratan Ruang


Museum
- Penghawaan Alami
Penghawaan alami adalah pengkondisian udaratanpa melibatkan alat
mekanik, sehingga hanyamelibatkan lubang bukaan. Lubang bukaan dalamadalah
lubang ventilasi. Lubang ventilasi bergunasebagai pintu masuk bagi udara bersih
dan pintu keluardari udara kotor.

Gambar 74 Jenis Jendela

- Media Pamer
Media pamer juga harus didesain untuk berbagai macam aspek
aksespemeliharaan termasuk objek lain didalamnya sepertipencahayaan,
perlengkapan kelembabab, serta mediapamer itu sendiri

Gambar 75 Jenis- Jenis Media Pamer


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 63

Aspek Teknis Bangunan


Preparator kemudian memikirkan segala rencana persyaratan teknisnya dengan
tidak melupakan hubungan-hubungan yang erat antara koleksi, sasaran idiil, dan
pengunjung. Adapun persyaratan teknis yang dipersiapkan oleh preparator meliputi
faktor-faktor sebagai berikut:
Ÿ Tata pameran, meliputi segala penataan yang dimulai dengan menempatkan koleksi di

dalam gedung. Untuk pameran terdapat beberapa sistematika, di antaranya sistem


periode, sistem disiplin ilmu, sistem regional, dan sistem benda sejenis;
Ÿ Cahaya (lighting), baik cahaya alam ataupun buatan harus memenuhi persyaratan

ideal dari segi koleksi, keindahan, dan penerangan;


Ÿ Label, harus padat, ringkas dan dapat dimengerti. Dilihat dari bentuk atau tempatnya

harus indah dan jelas bagi seluruh kalangan masyarakat;


Ÿ Kondisi udara, sirkulasi udara di dalam ruangan pameran harus memenuhi

persyaratan yang baik, baik bagi koleksi maupun bagi pengunjung;


Ÿ Peralatan audiovisual, untuk memperjelas dapat digunakan sound system dan film;
Ÿ Lukisan dan diorama, digunakan untuk menerangkan peristiwa sejarah;
Ÿ Keamanan, keamanan museum harus mendapatkan perhatian yang serius,

diupayakan koleksi yang peka dihindarkan dari sentuhan pengunjung, dan bantuan
dari bagian keamanan sangat diperlukan. Bila dalam keadaan perang, keamanan
museum harus diatur dalam tingkat nasional;
Ÿ Lalu lintas pengunjung, sangat diperlukan kedisiplinan dan pengaturan sirkulasi

pengunjung. Perhatian pengunjung akan berkurang bila suasananya berdesak- 16


desakan, selain itu bahaya pencurian dalan kondisi seperti itu sangat besar. Penataan
dalam pameran di ruang terbuka diprioritaskan untuk benda-benda yang tahan
terhadap iklim dan juga karena bentuknya yang besar, sehingga menyulitkan untuk
diletakkan di dalam ruangan. Selain itu, dengan pertimbangan yang berdasarkan
sejarah maka benda-benda tersebut dipamerkan di tempat peristiwa itu terjadi.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 64

Analisa Kebutuhan Air Bersih pada Nuseum


Tabel 12 Kebutuhan Air Bersih
pemaka Q h- Volume
Q Qd Qm- Kec. Rata- volume waktu
ian air Qh(liter max ground
satuan (liter/ha (liter/ha max(lite QS rata roof pemom
bersih/ /jam) (liter/ja water
ri) ri) r/menit) aliran air tank paan
hari m) tank
Liter /
25 pengunjung 25000 30000 3750 7500 187.5 500 2 m/detik 60 m³ 30 menit 900 m³
/ hari
Q : Pemakaian air bersih rata-rata per hari
Qd: Debit air bersih rata-rata per hari
Qh: Pemakain air bersih per jam
Qh max : Pemakaian air bersih pada jam puncak
Qm max: Pemakaian air bersih pada menit puncak

Analisa Tekno Ekonomi


pada Bngunan Museum
HARGA SATUAN TANAH

Harga Tanah : Rp. 8.000.000/ m2


Luas tanah : 22,226.27 m2
NPOP : Rp 22.226.270.000,-
NPOPTKP :Rp 350.000.000,-

BIAYA TANAH

= (harga tanah/m2 x luas tanah) +((NPOP-NPOPTKP)x5%)


=( Rp. 8.000.000/ m2 x 22,226.27 m2) +( (Rp.22.226.270.000,00 .- Rp. 350.000.000) x5%)
= Rp. 177.810.160.000 + (Rp. 21.876.270.000 x 5%)
= Rp. 177.810.160.000 + Rp 1.093.813.500
= Rp. 178.903.973.500

HARGA SATUAN BANGUNAN

Harga bangunan yang termasuk ke dalam


bangunan komersil : Rp. 6.415.000/ m2

BIAYA BANGUNAN

= luas lantai kotor x harga satuan bangunan


=14.596 m2 x : Rp. 6.415.000/ m2
= Rp 93.560.360.000
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 65

BIAYA TIDAK LANGSUNG

= 20% x biaya bangunan


= 20% x Rp 93.560.360.000
= Rp18.712.072.000

BIAYA INVESTASI BANGUNAN

= biaya tanah + biaya bangunan + biaya tidak langsung


= Rp. 178.903.973.500+ Rp 93.560.360.000 + Rp18.712.072.000
= Rp 291.176.405.500

Tabel 16 Tekno Ekonomi Bangunan

Lahan Terbangun 14596,3 m2


RTH, Fasum, Sirkulasi 7629.97 m2
Harga bangun (Lahan terbangun
Rp 93,560,360,000.00
x harga bangunan per m2)
PPN 10% dari harga bangunan Rp 935,603,600.00
PPh 6% dari harga bangunan Rp 5,613,621,600.00
Dana Taktis 10% dari harga bangunan Rp 935,603,600.00
Biaya panitia tender 2.5% Rp 2,339,009,000.00
Biaya Lain Rp 1,000,000.00
total Rp 103,385,197,800.00
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 66

B A B I V

METODE
DESAIN
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 67

METODE DESAIN
Keranngka Pemikiran
Issue Proyek Latar Belakang Ide / Gagasan

Pengumpulan
Data

Penyusunan Kelayakan
Perancangan

Analisa Umum
dan
Khusus

Rancangan
Gambar DED Anggaran Biaya
Proposal Proyek

Panel dan Maket

Gambar 76 Kerangka Berpikir Makro


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 68

METODE DESAIN

Proses Desain
Pada perancangan objek ini menggunakan metode pragmatic sebagai dasar
dari objek perancangan dengan melakukan pendekatan pada iklim, sejarah dan
budaya. Metode ini dilakukan melalui proses trial and error untuk mencapai hasil
yang diharapkan. Dilakukan proses evaluasi terus menerus untuk mencapai
pemecahan dari masalah.

Identifikasi
Masalah

Bagaimana Proses Desain pada Museum


Rempah Nusantara ?

Proses Pengumpulan
Data
Data Primer Data Sekunder

Studi lapangan Ÿ Studi literature


dokumentasi Ÿ Peraturan

Penyusunan Kelayakan
Perancangan

Penyusunan Proposal
Proyek

Gambar 77 Proses Desain


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 69

METODE DESAIN
Proses Desain
Penyusunan Proposal
Proyek

Studi komparatif Metode Desain Metode Programatik


historical Pragmatik Program ruang, tapak,

Analisa Tapak Analisa Ruang Analisa Bentukan Analisa Tanggap


Massa Iklim

Sintesa/ Kesimpulan
Awal

Konsep Tapak Konsep Ruang Konsep Bentukan Konsep Tanggap


Massa Iklim

Pra Rancang
Desain

Penyusunan Gambar Kerja


DED & Pengembangan Rencana
Detail

Evaluasi Desain

Gambar 78 Proses Desain


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 70

BA B V

PRODUK
DESAIN
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 71

PRODUK DESAIN
Produk
Jenis produk yang dihasilkan dalam matakuliah Desain Arsitektur Akhir ini
meliputi :
Ÿ Proposal Proyek
Ÿ Gambar Kerja & RAB
Ÿ Panel Desain
Ÿ Maket

Terdapat beberapa produk gambar yang meliputi :

a. Rencana tapak/site plan (skala 1:400 atau menyesuaikan)

b. Rencana layout/layout plan (skala 1:400 atau menyesuaikan)

c. Tampak tapak (skala 1:500 atau menyesuaikan; 2 buah)

d. Tampak potongan tapak (skala 1 : 400; 2 buah)

e. Denah unit bangunan utama (skala 1:100; menyesuaikan)

f. Tampak unit bangunan utama (skala 1:100; 4 buah)

g. Potongan unit bangunan utama (skala 1:100; 2 buah)

h. Detil arsitektural interior (skala 1:10 atau 1:20; 2 buah)

i. Detil arsitektural eksterior (skala 1:10 atau 1:20; 2 buah)

j. Perspektif interior ruang utama (menyesuaikan)

k. Rencana Sistem Utilitas ( Air Bersih, Air Kotor, Jaringan Listrik, Sistem Drainase Tapak )
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 72

PRODUK DESAIN
Format Hasil Desain
Ÿ Sajian untuk Proposal Desain pada kertas ukuran A2, format bebas serta identitas
jelas/lengkap.

Ÿ Sajian untuk Tahap pada kertas ukuran A2 (Panel), yang representatif untuk penyajian akhir.

Ÿ Teknik sajian akhir menggunakan teknik bebas (tinta, cat air, cat poster, pensil warna,) yang
layak sebagai sajian presentasi akhir tugas besar.

Ÿ Pengerjaan DED dan RAB. (RAB dikerjakan dengan digital atau manual)

Ÿ Sajian untuk maket studi bebas.

Ÿ Batasan-batasan tugas lain yang belum disebutkan, akan dilengkapi kemudian.


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 73

PRODUK DESAIN
Strategi dan Deskripsi
Kegiatan
Strategi yang Dilakukan pada Masing-masing Tahapan Proses terdiri dari :

Ÿ Perumusan issue dan permasalah yang melandasi terbentuknya proyek

Ÿ Meringkas issue-issue tersesebut dengan menganalisis factor-faktor yang


mempengaruhi seperti factor social, ekonomi, lingkungan dan lain-lain.

Ÿ Melakukan pemecahan arsitektural terkait dengan permasalahan yang terjadi

Ÿ Membentuk kriteria desain setelah mendapatkan pemecahan arsitektural


sesuai dengan permasalahan yang dihadapi

Ÿ Memilih dan menerapkan metode desain yang nantinya akan digunakan dalam
perancangan sesuai dengan kriteria yang telah dibentuk sebelumnya

Ÿ Proses mendesain dimulai setelah menerapkan metode desain sesuai dengan


kriteria yang telah ditentukan

Ÿ Membuat Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

Ÿ Membuat panel desain dan maket


KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 74

LAMPIRAN
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 75

LAMPIRAN
Daftar sumber literature yang dilampirkan dalam Kelayakan Perancangan
Museum Rempah Nusantara adalah sebagai berikut:

LAMPIRAN 1
Peta Pemprov DKI Jakarta “Peta Penurunan Muka Tanah”
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 76

LAMPIRAN 2
Peta Pemprov DKI Jakarta “Peta Rencana Struktur Ruang Daratan”
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 77

LAMPIRAN 3
Peta Skenario Pejalan Kaki Kawasan Kota Tua
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 78

LAMPIRAN 4
Peta Skenario Pergerakan Kendaraan Kawasan Kota Tua
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 79

DAFTAR
PUSTAKA
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 80

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Permuseum, Buku Pinter Bidang Permuseuman. Jakarta. Proyek
Pengembangan Permuseuman Jakarta, Ditjenbud. Dep dikbud. 1985/1986

Direktorat Permuseuman, Pedoman Standardisasi Pengadaan Sarana


Peralatan Pokok Museum Umum Tingkat Propinsi. Jakarta: Proyek
Pengembangan Permuseuman Jakarta, Ditjenbud, Depdikbud. 1986,

Direktorat Permuseuman, Kecil Tetapi Indah: Pedoman Pendirian Museum.


Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta, Ditjenbud, Depdikbud.
1999/2000

Sutaarga, Moh. Amir, Studi Museologia. Jakarta: Proyek Pembinaan


Permuseuman Jakarta, Direktorat Jendral K ebudayaan, Depdikbud. 1996/1997

Anda mungkin juga menyukai