KELAYAKAN
PERANCANGAN
MUSEUM REMPAH NUSANTARA
Disusun Oleh
Disyacita Sauma Absari
155060501111044
Dosen Koordinator
Indyah Martiningrum, ST., MT.
Dosen PJK
Abraham Mohammad Ridjal, ST., MT
KATA
PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia,
tauk dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kelayakan
Perancangan “Museum Rempah Nusantara” ini dengan baik meski banyak
kekurangan didalamnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Ibu Indyah Martiningrum, ST., MT. selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah
“Desain Arsitektur Akhir”,
2. Bapak Abraham Mohammad Ridjal, ST., MT selaku Dosen Penanggung Jawab
Kelas Mata Kuliah “Desain Arsitektur Akhir”.
Penulis berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini banyak
memiliki kekurangan serta keterbatasan, olah karena itu saran dan kritik sangat
penulis harapankan sebagai masukan demi perbaikan dan peningkatan mutu.
Demikian semoga laporan yang penulis buat dapat dipahami dan bermanfaat
oleh siapapun yang membacanya.
Penulis
desain arsitektur akhir “museum rempah indonesia” ii
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar 3.3 Aspek Bangunan
Daftar Isi 3.3.1 Aspek Tapak
Daftar Tabel 3.3.2 Aspek Lingkungan
Daftar Gambar 3.3.3 Aspek Manajemen
3.3.4 Aspek Tekno Ekonomi
BAB I PENDAHULUAN atau Investasi
1.1 Latar Belakang 3.3.5 Aspek Teknis Teknologi
1.2 Permasalahan Desain
BAB IV METODE DESAIN
BAB II GAMBARAN TAPAK
2.1 Gambaran Umum BAB V PRODUK DESAIN
Daftar
Gambar
Gambar 1 Jalur Rempah-Rempah Gambar 20 VOC Warehouse (kiri) Pasar
Nusantara Ikan (kanan)
Daftar
Gambar
Gambar 41 Jaringan Jalan pada Jakarta Gambar 59 Menara Syahbandar
Utara
Gambar 60 Foto Bangunan pada Zona 1
Gambar 42 Jaringan Jalan di Sekitar Tapak
Gambar 61 Foto Bangunan pada Zona 2
Gambar 43 Peta Skenario Pergerakan
Kendaraan Kawasan Kota Tua Gambar 62 Foto Bangunan pada Zona 3
(sumber:Peraturan Gubernur DKI
Jakarta tentang “Rencana Induk Gambar 63 Foto Bangunan pada Zona 4
Kawasan Kota Tua”)
Gambar 64 Foto Bangunan pada Zona 5
Gambar 44 Peta Skenario Pejalan Kaki
Kawasan Kota Tua Gambar 65 Kerangka Studi Pikir Pemerintah
(sumber:Peraturan Gubernur DKI Daerah Khusus Ibukota
Jakarta tentang “Rencana Induk Jakarta
Kawasan Kota Tua”) (sumber: Tim Penyusun, 2007,
Dinas Tata Kota Jakarta)
Gambar 45 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Wilayah Jakarta Gambar 66 Restauran Seafood Kota Tua
Pusat yang Berada di dekat Tapak
Gambar 46 Jarak yang Ditempuh dari Jalan Gambar 67 Restauran Sekai Sushi yang
Tongkol menuju Wilayah Jakarta Berada di dekat Tapak
Timur
Gambar 68 Organisasi Ruang Makro
Gambar 47 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Wilayah Jakarta Gambar 69 Organisasi Ruang Mikro
Barat
Gambar 70 Struktur Organisasi di Musueum
Gambar 48 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Wilayah Jakarta Gambar 71 Arah Cahaya Sky Light
Selatan
Gambar 72 Jenis Jendela
Gambar 49 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Bandara Gambar 73 Arah Cahaya Buatan dari Lampu
Gambar 51 Jarak yang Ditempuh dari Jalan Gambar 76 Kerangka Berpikir Makro
Tongkol menuju Stasiun Tanjung
Priok Gambar 77 Proses Desain
Daftar
Tabel
Tabel 1 Jarak Tempuh dengan Kota Terdekat
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rempah-rempah merupakan kekayaan hasil
bumi nusantara dengan Indonesia sebagai
produsen terbesarnya. Tanaman rempah
Indonesia memiliki kualitas nomor satu di
seluruh dunia. Rempah-rempah Indonesia
adalah salah satu komoditas penting dalam jalur
perdagangan bahkan sejak zaman kejayaan
kerajaan-kerajaan besar di dunia. Apabila
perjalanan rempah-rempah itu dipetakan, maka
Indonesia akan menjadi pusat dari jalur rempah
dunia.
Benar kiranya bahwa ekonomi rempah adalah gerbang bagi kontak dan
interaksi dengan para pendatang Eropa, yang kemudian bermuara pada
kolonialisme di Nusantara. Sudah pada tempatnya pula, keberadaan pemahaman
bahwa jejaring niaga ini telah berkembang sebelum orang-orang Eropa tiba,
ketika para pedagang dari Asia Barat dan Tiongkok datang ke Nusantara.
Fakta-fakta historis ini juga berlaku di Pelabuhan Sunda Kelapa. Sejak abad IV,
Nama Sunda Kelapa sudah dikenal sebagai kota pelabuahan. Letaknya di Teluk
Jakarta, keadaan lokai tersebut sangat strategis. SUnda Kleapa dimana pada saat itu
dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk dan merupakan pintu masuk
perdagangan di Pulau Jawa. Secara makro, Sunda Kelapa dapat dipandang sebagai
sebuah titik yang menghubungkan titik-titik lain yang lebih luas disepanjang jalur
dagang dunia, khususnya perdaganagn rempah.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 2
1.2 Permasalahan
Desain
Di sekitar kawasan pelabuhan Sunda Kelapa hingga kini masih terdapat
beberapa peninggalan Belanda yaitu gedung-gedung berarsitektur yang indah
dan megah yang sekarang difungsikan sebagai museum yaitu museum Bahari,
bekas galangan kapal voc, museum Fatahillah, museum Wayang dan lain
sebagainya.
Sekitar 2 km dari pelabuhan penyanyi terdapat stasiun kereta api kota atau
BEOS ( Batavia En Omstreken ). Wilayah penyanyi merupakan daerah yang
ramai dan padat dengan adanya pusat -pusat pertokoan dan bisnis yang ada di
sekitarnya. karena itu sunda kelapa sudah merupakan pelabuhan penting
karena merupakan wilâyah yang strategis dan dekat dari pusat kota.
B A B I I
2.1
G
AU
MM
BU
AM
R
A
N
Gambar 2 Rempah-Rempah Nusantara
Jalur Rempah
Selama kurun waktu dua tahun Isu pengelolaan menjadi titik
sentral dengan perhatian utama pada
terakhir, wacana mengenai jalur rempah
situs-situs arkeologi dan tradisi budaya
sempat mengemuka di berbagai media.
yang bertautan dan masih
Perhatian umumnya ditujukan untuk
merefleksikan citra historis jalur
menemukenali jejak-jejak budaya pada
rempah.
salah satu jaringan niaga terpenting
dalam sejarah Nusantara ini. Aspek lain Dalam hal ini, upaya memberi nilai
yang sering didiskusikan adalah tambah bagi segenap potensi pusaka
gagasan untuk menghidupkan dan jalur rempah adalah isu utama. Dengan
merevitaliasi kembali potensi jalur adanya Museum Rempah Nusantara
historis ini dalam konteks masa kini. tentang jalur rempah dan pengenalan
beberapa macam jenis rempah, kiranya
Titik perhatian pertama kiranya
adalah salah satu contoh geliat kajian
tidak semata melekat dengan
isu ini di pentas nasional. Demikian
romantisme sejarah kejayaan niaga
halnya dengan beberapa forum
rempah dan komoditi eksotik masa lalu.
akademis yang digelar untuk
Melekat pada gagasan untuk
mendiskusikan gagasan jalur rempah
menemukenali jejak budaya ini, sejatinya
dan memberi kerangka kekinian bagi
adalah upaya untuk mulai mengelola jalur
topik yang terbilang bukan topik baru ini.
rempah dan segenap pusaka budaya yang
Konsistensi jalur rempah sebagai isu
terkait dengan isu ini secara lebih utuh
akademis kiranya menjadi cermin nilai
dan berkelanjutan. .
penting
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 5
Sunda Kelapa
Fakta-fakta historis ini
juga berlaku di Pelabuhan
Sunda Kelapa. Sejak abad
IV, Nama Sunda Kelapa
sudah dikenal sebagai
kota pelabuahan.
Letaknya di Teluk Jakarta,
keadaan lokai tersebut
sangat strategis. SUnda
Kleapa dimana pada saat
itu dikenal sebagai
pelabuhan lada yang
sibuk dan merupakan
pintu masuk
perdagangan di Pulau
Jawa. Secara makro,
Sunda Kelapa dapat
dipandang sebagai
sebuah titik yang
menghubungkan titik-
titik lain yang lebih luas
disepanjang jalur dagang
dunia, khususnya
perdaganagn rempah.
Gambar 3 Pelabuhan Sunda Kelapa (Sekarang)
Lokasi Tapak
Tapak berada di kawasan Kota Tua, Jakarta Utara berdekatan dengan Pelabuahn
Sunda Kelapa. Berdasarkan kajian sejarah, sebagian besar dari kawasan Sunda Kelapa
dan Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kota Tua adalah cikal bakal Kota Tua, yaitu kota yang
pada masa kolonial berada di dalam dinding benteng, yang ditinggali sebagaian besar
oleh Bangsa Belanda dan merupakan awal mula terbentuknya kawasan Kota Tua.
Kawasan ini dahulu dibatasi oleh Sungai Ciliwung di sebelah timur, kanal Stadt Buiten
Gracht sebelah barat (kini Sungai Krukut) di sebelah barat, kanal Stadt Buiten Gracht di
sebelah selatan (kini Jalan Jembatan Batu dan Jalan Asemka), dan laut di utara
(termasuk Pelabuhan Sunda Kelapa).
Gambar 6 Peta Kawasan Kota Tua Gambar 7 1883-1900 Balai Kota Batavia
(Zona Sunda Kelapa) Pada
Zaman Hindia-Belanda
Lokasi Tapak
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadikan kawasan Kota Tua sebagai pusat
industri kreatif yang menjadi bagian dari program revitalisasi Kota Tua. Deputi
Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Aurora Tambunan mengatakan,
pemerintah provinsi merencanakan setiap akhir pekan akan diselenggarakan acara
kreatif di kawasan Kota Tua. “Revitalisasi Kota Tua harus punya roh, yaitu industri
kreatif (kompas.com, 2010).
Upaya pelestarian Kota Tua Jakarta tidak terlepas dari faktor-faktor eksternal
terkain perencanaan kawasan Jakarta Utara. Faktor eksternal merupakan rencana-
rencana dari berbagai sektor yang akan mengenai, melalui atau berdampak pada
kawasan kota lama Jakarta.
1618
JAYAKARTA
1619
JAYAKARTA
1627
BATAVIA
Pe m a b a n g u n a n s e r t a p e m e r i n t a h a n
difokuskan di pusat kota Jakarta. Sedangkan Kota
Lama Jakarata kembali menjadi kota yang
ditinggalkan.
Gambar 22 Kantoor van de rma Kolff & Co met daarnaast de Internationale crediet- en
handelsvereeniging Rotterdam aan de Kali Besar te Batavia, 1900-1940 (kiri)
bangunan di jl kali besar timur, jakarta 2013 (kanan)
Gambar 23 De Kali Besar Oostzijde, Het Middelpunt Van De Handel te Batavia, 1923 (kiri)
jl Kali Besar Timur, Jakarta, 2018 (kanan)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 14
Gambar 25 Woningen aan de Gedempte Leeuwinnen Gracht te Batavi, ca 1920 (kiri) Ruk o2, jl
Kunir, Jakarta, 2018 (kanan)
Gambar 26 Javasche Bank te Batavia, ca 1930 (kiri) Museum Bank Indonesia, Kota Tua,
Jakarta, 2018 (kanan)
1
Tapak Skala Kota
2
Tapak Skala Kawasan
Lokasi
3
Tapak Skala Proporsional
Lokasi
Museum Seni
Rupa Keramik
Di Museum Seni Rupa dan Keramik,
pengunjung dapat menyaksikan 350
lukisan dan 1350 jenis keramik dari
nusantara, Asia, hingga Eropa.
Apartemen
Mitra Bahari
Bukan bangunan kuno, Apartemen
Mitra Bahari dapat dikategorikan sebagai
elemen landmark kawasan karena
merupakan bangunan tertinggi di wilayah
studi (22 lantai) Gambar 39 Restauran raja Kuring
Menara Syahbandar
Dimensi bangunan yang cukup besar,
yaitu 16,325m dengan panjang bangunan 10
meter dan lebar 6 meter dengan ketinggian 16
meter, maka masyarakat dapat dengan
mudah mengenali bangunan miring ini
sebagai bangunan colonial.
Gambar 40 Menara
Syahbandar
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 20
Kondisi Tapak &
Lingkungnn Eksisting
5
Jaringan Jalan Disekitar
Tapak
Lokasi
Lokasi
Jalan Nelayan timur berupa jalan berbentuk lurus sebagai perlaihan dari
kawasan Sunda Kelapa dengan kawasan Fatahillah.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 21
Kondisi Tapak &
Lingkungnn Eksisting
5
Jaringan Jalan Disekitar
Tapak
Lokasi
Lokasi
Kondisi Iklim
& Geogras
1
Kondisi Tapak
Lokasi yang akan dipilih
pada Museum Rempah
Koordinat Nusantara yaitu berada di Jalan
Tapak Tongkol Kawasan Kota Tua, Merupakan wilayah pantai
beriklim panas dengan suhu
Ancol, Kota Tua, Ancol,
Iklim rata-rata 28,7 C.
Pa d e m a n g a n , Ko t a J a k a r t a
Curah hujan rata-rata
Utara, Daerah Khusus Ibukota
setiap bulan mencapai 135,93mm
Jakarta
dengan maksimal curah jujan
Lintang Utara : 6.12889 pada bulan Januari.
Bujur Timur :106.810589 Kelembaban udara rata-
rata 74,7% yang disapu angin
dengan kecepatan sekitar 4,79
knot sepanjang tahun.
Ketinggian dari permukaan laut
antara 0-2 M. Kondisi wilayah
yang merupakan daerah pantai
Keadaan
Geogras dan tempat bermuaranya 13
Tapak sungai menyebabkan wilayah ini
merupakan daerah rawan banjir.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 24
Kondisi Iklim
& Geogras
2
Jarak dengan Kota Terdekat
Tabel 1 Jarak Tempuh dengan Kota Terdekat
waktuh
tempuh
jarak (km) (menit)
7 16
Menuju ke Wilayah Jakarta Pusat
25.4 38
Menuju ke Wilayah Jakarta Timur
9.6 21
Menuju ke Wilayah Jakarta Barat
20.7 30
Menuju ke Wilayah Jakarta Selatan
3.4 9
Menuju ke Stasiun Jayakartaa
10.1 20
Menuju ke Stasiun Jayakartaa
Kondisi Iklim
& Geogras
2
Jarak dengan Kota Terdekat
Gambar 46 Jarak yang Ditempuh dari Jalan Gambar 47 Jarak yang Ditempuh dari Jalan
Tongkol menuju Wilayah Jakarta Tongkol menuju Wilayah Jakarta
Timur Barat
Kondisi Iklim
& Geogras
2
Jarak dengan Kota Terdekat
Kondisi Iklim
& Geogras
3
Foto Panaromik Tapak dari Seberang jalan
2
1
Kondisi Iklim
& Geogras
4
Foto Panaromik Bangunan Seberang jalan
dari Depan Tapak
2
1
Kondisi Iklim
& Geogras
5
Foto Kondisi Sekitar Tapak
Kondisi Bangunan
Eksisting
Zona
ZONA PERKANTORAN, PERDAGANGAN, DAN
JASA
Luas Subblok
43,258.98 m2
Jumlah Bangunan
82 bangunan
Kondisi Bangunan
Eksisting
Zona Zona
ZONA PERKANTORAN, PERDAGANGAN, ZONA PEMERINTAHAN DAERAH
DAN JASA
Teknik Pengaturan Zonasi
Teknik Pengaturan Zonasi KAWASAN PEMUGARAN KOTA TUA/SUNDA
KAWASAN PEMUGARAN KOTA TUA/SUNDA KELAPA
KELAPA
Luas Subblok
Luas Subblok 67,304.22 m2
17,589.00 m2
Jumlah Bangunan Gedung Pemda
Jumlah Bangunan 10 bidang
15 bangunan
Total Luas Bangunan Gedung Pemda
Total Luas Tapak Bangunan 5,319.25m2
9,044.55m2
Gambar 61 Foto Bangunan pada Zona 2 Gambar 62 Foto Bangunan pada Zona 3
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 32
Kondisi Bangunan
Eksisting
Zona Zona
ZONA INDUSTRI DAN PERGUDANGAN ZONA CAMPURAN
Gambar 63 Foto Bangunan pada Zona 4 Gambar 64 Foto Bangunan pada Zona 5
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 33
B A B I I I
Kerangka Pengembangan
KAWASAN KOTA TUA
3.1 JAKARTA Kota Tua
R Aktifitas
Kawasan
Nilai
Kawasan
eP - Perdagangan & Aspek
- Perdagangan & Jasa
ne Jasa Normatif
- Bangunan Cagar Budaya
- Perkantoran
cm -Rencana Tata Ruang
-Rencana Tata Bangunan
ab -Rencana Ruang Publik
na
an PENGEMBANGAN KOTA TUA JAKARTA
g Analisis Fisik
Kawasan
Analisis
Ekonomi
Analisis Sosial
u - Sirkulasi dan
Budaya
- Karakteristik pelaku
n aksesibilitas
- Fungsi & Tata guna lahan
- Nilai sosial-budaya - jenis dan pola aktifitas
- Nilai historis kawasan - Aktivitas penunjang
a - Sarana dan prasarana - Situs-situs kawasan
n
Kebijakan dan Strategi Kawasan Strategis
Jakarta Utara sebagai Pengembangan Kota Tua penghubung Pantai Utara
Waterfrontcity Jakarta sebagai Kawasan dengan JakartaKota
Industri Kreatif
Aktifitas
Konsep Pengelolaan
Ruang Publik Kawasan
Penataan Ruang
Kota Tua Jakarta
Publik
- Pembatasan Aktifitas
- Konsep Ruang Publik
- Penyediaan Sarana Prasarana
- Desain Ruang Kawasan
Gambar 65 Kerangka Studi Pikir Pemerintah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
(sumber: Tim Penyusun, 2007, Dinas Tata Kota
Jakarta)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 35
Isu-isu Strategis
Kawasan Kota Tua Jakarta
Analisis
SWOT
STRENGTH WEAKNESS
• Lokasi yang strategis • Pe n u r u n a n k u a l i t a s d a n •Pengembangan ruang publik
kuantitas bangunan tidak terakomodasi dengan
• Jalan yang lebar baik
• Citra kawasan yang
• Keragaman aktifitas berpolusi, macet, tidak aman • Bangunan tempo dulu yang
pengguna dan kumuh semakin kehilangan wajah
aslinya karena rusak
• Mulai tersedianya fasilitas- •Belum terpadunya
fasilitas penujang sebagai p e n g e m b a n g a n a n t a r • Ketidakmampuan oud batavia
kawasan wisata (hotel, k a w a s a n d a n b e l u m berperan sebagai kawasan
restoran, bank, museum) d i a n g k a t n y a P o t e n s i perdagangan dan destinasi
bangunan-bangunan tua wisata
• Struktur kota yang telah
terbentuk sebelumnya pada • Kondisi infrastruktur yang
sisi sungai menyerupai kota – tidak mendukung : saluran
kota di Belanda dengan Kali drainase yang tidak
Ciliwung sebagai pusat terawat, kurangnya sarana
kegiatan ekonomi pejalan khaki
Analisis
SWOT
OPPURTUNITY THREAT
• Berdekatan dengan beberapa tempat • Kepemilikan bangunan
wisata dan perdagangan
• Semakin meningkatnya permintaan
• Rencana pengembangan kawasan lahan di kawasan kali besar untuk
pantura jakarta sebagai waterfront city dijadikan sebagai perkantoran, toko dan
gudang karena letaknya yang
• Adanya rencana revitalisasi jalur strategis
kereta api “jakarta heritage rail train”
yang bermula dari st.tanjung priok dan • Pengembangan atraksi dan aktifitas
berakhir si stasiun jakarta kota dengan wisata memiliki kemungkinan timbulnya
kota tua jakarta sebagai tujuan wisata dampak negatif terhadap kelestarian
budaya lingkungan
• Oud batavia sebagai salah satu • Kurangnya pemberian intensif dari pihak
destinasi wisata yang akan pemerintah
dikembangkan melalui DMO • Kebijakan yang ada belum terarah dan
(destination management organization) terpadu
oleh Kemenbudpar
• Kawasan masih berada dibawah dua
• Meningkatnya minat pada industri Kotamadya (Jakarta Utara dan Jakarta
pariwisata, termasuk wisata kota tua Pusat)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 39
3.2
P
r
oI
gn Ÿ Program publik
r t Sistem Pengelolaan Sistem Kerjasama
ae Kerja sama pada Museum Ÿ Pelatihan sumber
daya manusia
M u s e u m R e m p a h Rempah Nusantara dilakukan
m r N u s a n t a r a a k a n dalam bentuk:
Ÿ Publikasi
n dikelola di bawah Pameran
Ra p e m e r i n t a h a n Akan ada pameran
Ÿ Perbanyakan atau
KEMENBUDPAR,
u l Pemerintah Jakarta yang bersifat temporary replika Koleksi
di Museum Rempah
a U t a r a , Pe m e r i n t a h
Nusantara
Ÿ Ppromosi dan
Provinsi DKI JAKARTA informasi
n dan bekerjasama Penelitian
g dengan berbagai pihak
Di Museum Rempah
swasta
N u s a n t a r a
disediakannya Kebun
Botani
Food Court
Gambar 66 Restauran Seafood Kota Tua
yang Berada di dekat Tapak
Pada foodcourt,
restauran,dan pusat oleh-
oleh akanmelibatkan
usaha-usaha milik
masyarakat yang akan
bekerjasama di dalam
Museum Rempah
Gambar 67 Restauran Sekai Sushi yang
Nusantara Berada di dekat Tapak
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 40
N
G
A
P
LE
E
L
:
Kegiatan Dokumentasi
W
M
N
N
D
A
A
P
P
General Manager 1
I
I
U s a h a - u s a h a u n t u k
mendokumentasikan benda-benda Manajer Personalia 1
hasilkebudayaan dalam bentuk Manajer operasional 1
gambar / foto.
Staf Kepala Museum 3-5
Kegiatan Pelestarian Staf Personalia 15
(Konservasi) Staf Operasional 3-5
GHA
PA
EFF
TS
LEIL
N
A
L
:
Ÿ Hunting Koleksi
Cleaning Service 5
Datang Parkir
Ÿ Mengerjakan tugas
STAF
administrasi
AHLI Berorientasi
Ÿ Rapat
Ÿ Mengatur
Pergi Mengambil Ÿ Istirahat
Kendaraan
dagangan
Ÿ Istirahat Ÿ Menerima
Datang Parkir tamu
Datang Parkir Ÿ Menuntun
Ÿ Pusat
TOUR RESEPSIONIS
PENGINAPAN
pengunjung pada
GUIDE Berorientasi
Berorientasi layanan
benda koleksi
kamar
Pergi Mengambil
Pergi Mengambil Ÿ Memberikan Kendaraan Ÿ istirahat
Kendaraan
penjelasan
tentang benda
koleksi Datang Parkir
Ÿ Memasak
Datang Parkir
CHEF Ÿ Menyiapkan
Ÿ Melayani Berorientasi
makanan
TICKETING pembelian
Berorientasi Pergi Mengambil Ÿ Istirahat
tiket Kendaraan
Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 43
Ÿ Menyajikan
makanan ke
pengunjung
Datang Parkir Ÿ Menerima dan
WAITERS melayani
Berorientasi pesanan dari
Mengambil
pengunjung
Pergi
Kendaraan
Ÿ Istirahat
Mengambil taman
Ÿ Mengangkat Pergi
Kendaraan
Datang Parkir
barang
Ÿ istirahat
OFFICE BOY
Berorientasi Ÿ Membantu
keperluan Datang Parkir
Pergi Mengambil CLEANING
Ÿ Bersih-
Kendaraan service
SERVICE bersih
Berorientasi
Ÿ Istirahat
Ÿ Istirahat
Pergi Mengambil
Kendaraan
Ÿ Mengaw
Datang Parkir
asi akses
SATPAM Ÿ Mengaw
Berorientasi
asi
Pergi Mengambil kendaraa
Kendaraan
Ÿ Istirahat
Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 44
BESARAN RUANG
ACUAN DASAR STANDAR
BESARAN RUANG KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 17
1
Untuk mendapatan besaran ruang/
dimensi ruang maka digunakan standar
besaran ruang sebagai acuan. Dasar
pengunaan standar ruang bersumber dari: 3
Ÿ Data Arsitek – Ernest Neufert, 1980 Alur atau flow gerak pada ruang ruang
(disingkat D.A) yang telah memilikI standar umumnya telah
diperhitungkan dalam standar tersebut,
Ÿ Human Deminsion and InteriorSpace – namun dalam ruangan tertentu flow tidak
Yulius Panero memiliki standar yang jelas, untuk itu perlu
and Martin Zelnik (H.D.I.S) diperhitungkan sendiri. Data mengenai
prosentase flow gerak :
Ÿ Time Saver Standard for Building Types –
Joseph de 10 % kebutuhan standar flow gerak minimum
Chiara and John Honlock Callender, 1983
(T.S.S) 20 % kebutuhan keleluasaan sirkulasi
Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 45
BESARAN RUANG
1 RUANG PENERIMA
Tabel 2 Besaran Ruang Penerima
Jml Besaran Ruang Seluruh
Nama Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak & Besaran
Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Ruang Pelaku per Orang (m²) Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)
Karyawan
Ruang informasi 2 Standar 3,2 m²/orang 20% = 0,64 m² 3 , 2 x 2 org = 6 , 4 m ² 7,7
informasi
4 4
Pos keamanan Satpam 4 Standar 3,2 m²/orang 20% = 0,64 m² 3 , 2 x 4 org = 1 2 , 8 m ² 15,4
2,4 4,8 m²
Pengelola
Lavatory 2 20% 4 m² 44,8
pengunjung
Ÿ
2,85 28,5 m²
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 46
BESARAN RUANG
2 RUANG PAMERAN
Tabel 3 Besaran Ruang Pameran
Pengelola
R. pameran tetap 50% 6238,1 6238,1
pengunjung
2,4 4,8 m²
Pengelola
Lavatory 2 20% 4 m² 44,8
pengunjung
2,85 28,5 m²
Luas
area
Jml
Benda pamer Dimensi pengam Total (m²)
karya
atan
(m²)
kecil 10 4,91 49.1
lukisan sedang 10 7,01 70.1
besar 5 11,23 56.11
BESARAN RUANG
3 DIMENSI BENDA PAMER
Tabel 5 Dimensi Jenis Benda Pamer
Luas Luas
area area
Jml Jml
Benda pamer Dimensi pengam Total (m²) Benda pamer Dimensi pengam Total (m²)
karya karya
atan atan
(m²) (m²)
kecil 100 4,91 491 kecil 20 11,85 237
Keramik sedang 20 7,01 237 Replika sedang 10 17,36 173.6
besar 15 11,85 140.2 besar 5 30,6 153
kecil 100 4,91 491 kecil 20 11,85 237
Batuan sedang 40 7,01 140.2 Patung sedang 10 17,36 173.6
besar 15 30,6 459 besar 5 30,6 153
kecil 100 4,91 491 sedang 10 7,01 70.1
Kriya tekstil
Foto sedang 40 7,01 280.4 besar 10 11,23 112.3
besar 20 30,6 224.6 kecil 20 11,85 237
kecil 20 4,91 98.2 Kriya kayu sedang 10 17,36 173.6
Grafis sedang 5 7,01 35.05 besar 5 30,6 153
besar 5 30,6 56.15
Desain
Aritektur sedang 10 17,36 173.6
(Museum)
4 RUANG SERVICE
Tabel 6 Besaran ruang Service
2,4 0,48
2,85 14,25
2 6
Gudang Pengelola 20% 24
2 2
Ruang pompa 9 m²
Ruang trafo & genset 15 m²
R. MEE MEE service 2 Ruang kontrol 9 m² 33
BESARAN RUANG
5 RUANG SUPER SECURE
Tabel 7 Besaran Ruang Super Secure
Jml Besaran Ruang Seluruh
Nama Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak Besaran
Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Ruang Pelaku per Orang (m²) & Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)
Standar gerak 1,6 m²/orang
R. pengawas /CCTV Satpam 2 11,8
R. peralatan
Satpam 2 20% 8 9,6
keamanan
6 RUANG PENUNJANG
Tabel 8 Besaran Ruang Penunjang
Foodcourt dan
Pengunjung 400 Standar 1,16 m²/org 20% 464 500
restaurant
Standar 1,16 m²/org
174
Toko Souvenir Pengunjung 150 20% 288
Ruang administrasi
9
3 x 3 = 9 m²
2,4 4,8 m²
Pengunjung,Dewan
Lavatory pimpinan, staff ahli, 2 20% 4 m² 44,8
karyawan
2,85 28,5 m²
Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 49
BESARAN RUANG
7 RUANG PENGELOLA
Tabel 9 Besaran Ruang Pengelola
2 2
6,8 6,8
4 4
Kepala bagian TU 2 8
Kepala bagian
4,8 9,6
kuratorial
R. Kapala bagian Kepala bagian
4 40% 57
museum bimbingan dan 6,8 6,8
publikasi
Kepala bagian
konservasi dan 4 16
preparasi
2 2
4,8 9,6
R. General Manager General manajer 1 40% 19,3
6,8 6,8
4 4
Manajer personalia 2 4
Staff personalia
R. Staff Administrasi 20 Standar 4,8 m² 20% 96 115,2
Staff museum
Staff Operasional
R. Staff Kurator 5 Standar 4,8 m² 20% 24 28,8
Ahli restorasi
Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 50
BESARAN RUANG
7 RUANG PENGELOLA
Tabel 10 Besaran Ruang Pengelola
R Rapat Pengelola 25 Kapasitas 25 orang 50
Restroom Pengelola 25 Standar 1,16 m²/org 29
2,4 0,48
2,85 14,25
8 RUANG PEMELIHARAAN
Tabel 11 Besaran Ruang Pemeliharaan
Jml Besaran Ruang Seluruh
Nama Jenis Besaran Ruang Ruang Gerak Besaran
Pelaku Jumlah Pelaku & Perabot
Ruang Pelaku per Orang (m²) & Sirkulasi Ruang (m²)
(orang) (m²)
R.penyimpanan
3 500
koleksi ahli restorasi
3 truk
Parkir kendaraan 3 x 8 x 3 = 72 m²
sopir 2 60% 72 115,2
pengangkut
2,4 0,48
Pengunjung,Dewan
Lavotary pimpinan, staff ahli, 20 2 10% 0,8 17,1
karyawan
2,85 14,25
Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 51
BESARAN RUANG
9 RUANG PENDIDIKAN
Tabel 12 Besaran Ruang Pendidikan
0,48 0,96
Perpustakaan
Pengelola
(area penegembalian 0,48 20% 0,96
pengunjung
dan peminjaman )
0,48 0,96
1,2 24
95
0,96 24
0,48 0,96
0,48 0,96
Pengelola, R. Pengamatan
R pengamatan 23,2
pengunjung 20 Standar 1,16 m²/org = 20% 53
(khusus)
(khusus) Gudang alat 20 m² 20
R. Pengamatan
R pengamatan Pengelola 116
100 Standar 1,16 m²/org = 20% 164
(umum) pengunjung
Gudang alat 20 m² 20
Standar besaran ruang
Pengelola (classroom
R seminar 300 480
pengunjung setup)
1,6 m²/orang
2,4 0,48
2,85 14,25
Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 53
Ÿ
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 54
PERSYARATAN KUANTITATIF
& KUALITAS RUANG
Tabel 14 Kualitas Ruang (Lampiran)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 55
PERSYARATAN KUANTITATIF
& KUALITAS RUANG
Tabel 15 Kualitas Ruang (Lampiran)
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 56
3.3
A
s
Aspek Tapak Berdasarkan Peraturan
Ÿ KDB (Koefisien Dasar Bangunan) : 50
pB Ÿ
Ÿ
KLB (Koefisien lantai Bangunan)
KB (Ketinggian Bangunan)
:2
:4
ea Ÿ
Ÿ
KDH (Koefisien Dasar Hijau)
KTB (Koefisien Tapak basemen)
: 30
: 55
kn Ÿ Bangunan yang Diizinkan
g Panti Jompo, Panti Asuhan dan Yatim Piatu,Kegiatan Kepentingan Pertahanan,Kolam
Retensi,Taman Kota,Hutan kota,Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Air
u Kotor dan Tempat Pengolahan Lumpur Tinja,TPS-3R,Kantor Lembaga Sosial dan Organisas
n Ÿ Bangunan Bersyarat
a Rumah Sangat Kecil,Balai Pengobatan,Rumah Sakit Bersalin,Rumah Sakit tipe D
,Rumah Sakit tipe C,Rumah Sakit tipe B,Rumah Sakit,Pesantren,Pendidikan
n T i n g g i , Pe r t a m b a n g a n S t r a t e g i s , M u l t i f u n g s i ( m i x - u s e d ) , Pe n d a r a t a n
a Helikopter,PKL,Vihara,Kelenteng,Pura,Gere
Aspek Lingkungan
Pendirian sebuah museum memiliki acuan hukum, yaitu:
Aspek Lingkungan
Adapun persyaratan berdirinya sebuah museum adalah:
Persyaratan
1. Lokasi museum
Kualitas
Lokasi harus strategis dan sehat (tidak
Lingkungan
terpolusi, bukan daerah yang berlumpur/tanah
rawa).
2. Bangunan museum
Bangunan museum dapat berupa bangunan baru atau memanfaatkan
gedung lama. Harus memenuhi prinsip-prinsip konservasi, agar koleksi
museum tetap lestari. Bangunan museum minimal dapat dikelompok menjadi
dua kelompok, yaitu bangunan pokok (pameran tetap, pameran temporer,
auditorium, kantor, laboratorium konservasi, perpustakaan, bengkel
preparasi, dan ruang penyimpanan koleksi) dan bangunan penunjang (pos
keamanan, museum shop, tiket box, toilet, lobby, dan tempat parker).
3. Peralatan museum
Museum harus memiliki sarana dan prasarana museum berkaitan erat
dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin, sarana perawatan koleksi (AC,
dehumidifier, dll.), pengamanan (CCTV, alarm system, dll.), lampu, label, dan
lain-lain.
Aspek Lingkungan
Persyaratan
Kualitas 5. Sumber dana tetap
Lingkungan Museum harus memiliki sumber dana tetap dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan museum.
6. Koleksi
Koleksi merupakan syarat mutlak dan merupakan rohnya sebuah
museum, maka koleksi harus:
(1) mempunyai nilai sejarah dan nilai-nilai ilmiah (termasuk nilai estetika)
(3) harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut berbentuk bangunan
yang berarti juga mengandung nilai sejarah;
(4) dapat diidentifikasikan mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal
secara historis dan geografis, genus (untuk biologis), atau periodenya (dalam
geologi, khususnya untuk benda alam);
(5) harus dapat dijadikan dokumen, apabila benda itu berbentuk dokumen dan
dapat dijadikan bukti bagi penelitian ilmiah;
(7) harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan (master piece)
(8) harus merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 59
Aspek Manajemen
Pada PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015
TENTANG MUSEUM , berikut struktur organisasinya:
Ÿ Kepala Museum mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap seluruh proses
Pengelolaan Museum sesuai dengan visi dan misi Museum.
Aspek Manajemen
- Dinding
Permukaan dinding harus padat dan dilindungin olehbahan yang
mudah untuk diperbaiki secara langsung. Materialharus berpori sehingga
dapat membantu mengontrolkelembaban ruang pamer dengan menyerap
dan melepaskankelembaban.
- Lantai
Tenang, nyaman, menarik, awet, dapat merefleksicahaya, dan mampu
menahan beban berat.
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 61
- Pencahayaan Alami
Untuk ruang selain ruang pameran dan ruangpenyimpanan menggunakan
kombinasi antara pencahayaan buatan dan pencahayaan alami jika dimungkinkan
baik melalui bukaan jendela dan skylight.
- Pencahayaan Buatan
Dalam museum yang perlu mendapat dan ruang penyimpanan. Pada ruang
koleksi dihindarkan pengunaan cahaya yangberlebihan karena dapat mempengaruhi
koleksi. Pencahayaan pada ruang koleksi tidak harus merata, bahkan cenderung
terpusat hanya pada benda koleksi.Pencahayaan buatan menggunakan
generallighting dengan downlight system & spotlight (area pamer).
- Media Pamer
Media pamer juga harus didesain untuk berbagai macam aspek
aksespemeliharaan termasuk objek lain didalamnya sepertipencahayaan,
perlengkapan kelembabab, serta mediapamer itu sendiri
diupayakan koleksi yang peka dihindarkan dari sentuhan pengunjung, dan bantuan
dari bagian keamanan sangat diperlukan. Bila dalam keadaan perang, keamanan
museum harus diatur dalam tingkat nasional;
Ÿ Lalu lintas pengunjung, sangat diperlukan kedisiplinan dan pengaturan sirkulasi
BIAYA TANAH
BIAYA BANGUNAN
B A B I V
METODE
DESAIN
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 67
METODE DESAIN
Keranngka Pemikiran
Issue Proyek Latar Belakang Ide / Gagasan
Pengumpulan
Data
Penyusunan Kelayakan
Perancangan
Analisa Umum
dan
Khusus
Rancangan
Gambar DED Anggaran Biaya
Proposal Proyek
METODE DESAIN
Proses Desain
Pada perancangan objek ini menggunakan metode pragmatic sebagai dasar
dari objek perancangan dengan melakukan pendekatan pada iklim, sejarah dan
budaya. Metode ini dilakukan melalui proses trial and error untuk mencapai hasil
yang diharapkan. Dilakukan proses evaluasi terus menerus untuk mencapai
pemecahan dari masalah.
Identifikasi
Masalah
Proses Pengumpulan
Data
Data Primer Data Sekunder
Penyusunan Kelayakan
Perancangan
Penyusunan Proposal
Proyek
METODE DESAIN
Proses Desain
Penyusunan Proposal
Proyek
Sintesa/ Kesimpulan
Awal
Pra Rancang
Desain
Evaluasi Desain
BA B V
PRODUK
DESAIN
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 71
PRODUK DESAIN
Produk
Jenis produk yang dihasilkan dalam matakuliah Desain Arsitektur Akhir ini
meliputi :
Ÿ Proposal Proyek
Ÿ Gambar Kerja & RAB
Ÿ Panel Desain
Ÿ Maket
k. Rencana Sistem Utilitas ( Air Bersih, Air Kotor, Jaringan Listrik, Sistem Drainase Tapak )
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 72
PRODUK DESAIN
Format Hasil Desain
Ÿ Sajian untuk Proposal Desain pada kertas ukuran A2, format bebas serta identitas
jelas/lengkap.
Ÿ Sajian untuk Tahap pada kertas ukuran A2 (Panel), yang representatif untuk penyajian akhir.
Ÿ Teknik sajian akhir menggunakan teknik bebas (tinta, cat air, cat poster, pensil warna,) yang
layak sebagai sajian presentasi akhir tugas besar.
Ÿ Pengerjaan DED dan RAB. (RAB dikerjakan dengan digital atau manual)
PRODUK DESAIN
Strategi dan Deskripsi
Kegiatan
Strategi yang Dilakukan pada Masing-masing Tahapan Proses terdiri dari :
Ÿ Memilih dan menerapkan metode desain yang nantinya akan digunakan dalam
perancangan sesuai dengan kriteria yang telah dibentuk sebelumnya
LAMPIRAN
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 75
LAMPIRAN
Daftar sumber literature yang dilampirkan dalam Kelayakan Perancangan
Museum Rempah Nusantara adalah sebagai berikut:
LAMPIRAN 1
Peta Pemprov DKI Jakarta “Peta Penurunan Muka Tanah”
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 76
LAMPIRAN 2
Peta Pemprov DKI Jakarta “Peta Rencana Struktur Ruang Daratan”
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 77
LAMPIRAN 3
Peta Skenario Pejalan Kaki Kawasan Kota Tua
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 78
LAMPIRAN 4
Peta Skenario Pergerakan Kendaraan Kawasan Kota Tua
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 79
DAFTAR
PUSTAKA
KELAYAKAN PERANCANGAN Februari 2019
MUSEUM REMPAH NUSANTARA 80
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Permuseum, Buku Pinter Bidang Permuseuman. Jakarta. Proyek
Pengembangan Permuseuman Jakarta, Ditjenbud. Dep dikbud. 1985/1986