Disusun dalam Rangka Pemenuhan Syarat Pengujian Mata Kuliah Seminar Penelitian
Semester Gasal Tahun Ajaran 2020/2021
Peneliti :
Athia Maulida Tsania Shofie
NIM. D 300 170 032
Dosen Pembimbing :
Ir. Samsudin Raidi., M.Sc.
NIK:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat, karunia, dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan dan Laporan Seminar
Penelitian yang berjudul Kenyamanan Pengunjung Pada Bangunan Konservasi Eks
Pabrik Gula Colomadu .
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar Penelitian dan
sebagai salah satu syarat untuk menempuh mata kuliah selanjutnya yaitu Tugas Akhir
serta menjadi syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) pada Program Studi
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dalam menyusun laporan ini, penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam
menyelesaikan Laporan Seminar Penelitian ini berkat bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Allah SWT yang selalu menjaga dan merahmati sehingga penulis masih diberi
kesehatan serta kesempatan dalam menuntut ilmu sampai saat ini.
2. Kedua orang tua tercinta serta kakak dan mas yang selalu mendukung dari segi
spiritual dan material.
3. Ibu Dr. Ir. Widyastuti Nurjayanti, M.T. selaku Ketua Program Studi Arsitektur
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Ibu Fadhilla Tri Nugrahani, S.T. M.Sc. selaku koordinator kerja praktek.
5. Bapak Ir. Samsudin Raidi., M.Sc. selaku dosen pembimbing selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan.
6. Pengelola De Tjolomadoe yang telah memberikan data untuk penulisan laporan.
7. Sahabat semenjak semester 1 yang sangat saya sayangi yaitu Almas, Retno, Lala,
Mutia, Fitria, Ranti dan Nina yang selalu membantu serta menyemangati saya dari
dulu.
8. Keluarga kecil saya yang tidak sengaja terbentuk, Yumna, Kak Inas, dan Dek
Nisa.
9. Teman-teman SMA Afi, Rizka dan Timeh yang selalu meluangkan waktunya
untuk menjernihkan pikiran saya.
iii
Penulis sangat menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan pada laporan ini,
sehingga penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun serta
konstruktif, sehingga kedepannya laporan ini akan bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya, dan bagi para pembaca umumnya.
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: (1) dalam Laporan Seminar Penelitian ini
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi lainnya; (2) sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis
terdapat pada naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka, dan (3) Laporan Seminar
Penelitian ini disusun mengikuti kaidah penulisan ilmiah yang benar dan baku.
Apabila nantinya terbukti ada ketidakbenaran atas pernyataan saya diatas, maka
akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
v
KENYAMANAN PENGUNJUNG PADA BANGUNAN KONSERVASI EKS
PABRIK GULA COLOMADU
Jl. A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
57162
athiamauliidaa@gmail.com
ABSTRAK
Upaya konservasi bangunan banyak dilakukan untuk pemeliharaan bangunan
yang sudah tua tetapi memiliki nilai sejarah. Jenis konservasipun beragam disesuaikan
dengan kondisi bangunan yang telah diatur dalam Peraturan UU Nasional tentang
Konservasi Bangunan Arsitektur. Selain untuk menjaga keadaan bangunan, konservasi
biasanya dilakukan untuk keperluan wisata. Oleh karena itu, pengelola perlu
mengkonservasi bangunan dengan memperhatikan kenyamanan pengunjung tanpa
melanggar peraturan konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kenyamanan
pengunjung terhadap bangunan konservasi eks Pabrik Gula Colomadu dengan
menggunakan metode penelitian observasi yaitu melihat objek secara langsung, metode
kualitatif dengan mencari data dan wawancara kepada pengelola dan pengunjung. Hasil
yang didapat dari penelitian ini adalah sebagian besar pengunjung merasa nyaman dalam
semua aspek kenyamanan dengan konservasi yang dilakukan pihak pengelola.
Kata kunci : De Tjolamadoe, Eks Pabrik Gula Colomadu, Konservasi, Kenyamanan
ABSTRACT
Building conservation efforts are mostly carried out to maintain old buildings but
have historical value. The types of conservation vary according to building conditions as
regulated in the National Law on the Conservation of Architectural Buildings. In addition
to maintaining the condition of the building, conservation is usually carried out for
tourism purposes. Therefore, managers need to conserve buildings with attention to the
comfort of visitors without violating conservation regulations. This study aims to
determine the comfort of visitors to the conservation building of the former Colomadu
Sugar Factory by using observational research methods, namely seeing objects directly,
qualitative methods by searching for data and interviews with managers and visitors. The
results obtained from this study are that most visitors feel comfortable in all aspects of
comfort with the conservation carried out by the manager.
Keywords: De Tjolamadoe, Former Colomadu Sugar Factory, Conservation, Comfort.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................vi
BAB 1 ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .........................................................................................................1
BAB II .......................................................................................................................... 6
2.1.2. Tujuan......................................................................................................6
vii
2.1.4. Peraturan ..................................................................................................7
viii
3.7 Menghitung Jumlah responden ...................................................................... 21
BAB IV ....................................................................................................................... 23
4.4 Analisis Kenyamanan Pengunjung Pada Bangunan Konservasi Eks Pabrik Gula
Colomadu ................................................................................................................ 37
BAB V ........................................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 39
LAMPIRAN ................................................................................................................ 41
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.5 Manfaat Penelitian
Didapat penilaian kepuasan pengunjung terhadap bangunan konservasi eks
Pabrik Gula Colomadu sehingga dapat dijadikan acuan untuk upaya konservasi
bangunan lain yang akan dijadikan tempat wisata.
1.6 Metode Penelitian
a. Observasi
Melihat objek secara langsung sehingga dapat melakukan pencatatan
terhadap beberapa aspek seperti bagian yang mempengaruhi kenyamanan
pengunjung dan mencari data konservasi pada lembaga yang bertanggung
jawab.
b. Wawancara
Mengajukan pertanyaan kepada pihak pengelola untuk mendapat data
yang dibutuhkan selama penelitian.
c. Kuisioner
Mengajukan beberapa pertanyaan yang nantinya dijawab oleh responden
untuk mengetahui tingkat kenyamanan selama berada di bangunan konservasi
eks Pabrik Gula Colomadu.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Difokuskan pada kenyamanan pengunjung terhadap bangunan konservasi
eks Pabrik Gula Colomadu atau yang telah berubah namanya menjadi De
Tjolomadoe.
1.8 Penelitian Terdahulu (Keaslian Penelitian)
Berikut penelitian yang telah dilakukan peneliti lain yang berkaitan dengan
upaya konservasi bangunan:
Tabel 1.1. Keaslian Panelitian
No. Peneliti Judul Permasalahan Metode dan Hasil
1. An-nisaa Preservasi Konservasi Desa Metode etnografi.
Kurnia Rumah Adat Sade sebagai Hasil penelitian adalah keaslian
Widianti, 2017 Desa Sade potensi wisata dan keutuhan material arsitektur
Rembitan budaya ditinjau Desa Sade melatarbelakangi
Lombok dari keaslian dan Pemerintah NTB melakukan
Sebagai Upaya keutuhan upaya konservasi dengan jenis
Konservasi arsitekturnya. preservasi.
2. Yenie Naftalia Kajian Bangunan kuno Metode kualitatif.
Tonapa, Konservasi dan kawasan Hasil penelitian adalah terdapat
Dwight M. Bangunan Kuno bersejarah yang berbagai bangunan kuno dan
3
Rondonuwu, dan Kawasan ada di pusat Kota kawasan bersejarah yang ada di
ST. MT, Dr. Bersejarah di Lama Manado dan pusat Kota Lama Manado.
Aristotulus E. Pusat Kota upaya Bangunan kuno dan kawasan
Tungka, Lama Manado konservasinya bersejarah yang dapat
ST.MT, 2015 berdasarkan dikonservasi sesuai kriteria
kriteria konservasi. konservasi adalah Bangunan
gereja GMIM Sentrum dan
Tugu Perang Dunia II, gereja
Khatolik Ignatius (samping SD
Don Bosco), bangunan eks.
Minahasa Raad, bangunan
Bioskop Benteng, Monumen
Batalyon Worang, dan Taman
Kesatuan Bangsa (TKB), untuk
kawasan yaitu kawasan
pelabuhan Manado, kawasan
pemukiman Cina/ pecinan.
Sedangkan, bangunan Bioskop
Star Jaya tidak masuk kriteria
konservasi karena bangunan
sudah tidak layak digunakan.
3. Maria Galuh Upaya Apakah upaya Metode deskriptif komparatif.
Wijayanti, Konservasi konservasi Stasiun Hasil penelitian adalah upaya
Yuni Kartika Arsitektural Jakarta Kota yang konservasi yang dilakukan
Sari, Pada Stasiun dilakukan sudah belum sesuai dengan perda
Purnamasari, Jakarta Kota sesuai dengan seperti minimnya pengaman
Augustina Ika perda. yang melindungi cagar budaya
Widyani, 2017
Sumber: scholar.google.com
Berdasarkan penelitian yang di atas, belum ada yang melakukan penelitian
mengenai Kenyamanan Pengunjung Pada Bangunan Konservasi Eks Pabrik Gula
Colomadu. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat melengkapi hasil
penelitian yang sudah ada dan memperkaya informasi tentang konservasi bangunan.
1.9 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan penelitian dengan judul Kenyamanan
Pengunjung Pada Bangunan Konservasi Eks Pabrik Gula Colomadu adalah
sebagai berikut:
4
BAB I PENDAHULUAN
Pemaparan gambaran umum topik yang diangkat. Berisi uraian latar
belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, manfaat, metode, ruang lingkup,
sistematika penulisan laporan, dan keluaran laporan seminar penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berupa landasan teori dan dasar-dasar sumber data yang berkaitan dengan
topik penelitian yang digunakan untuk mendasari penganalisisan masalah dalam
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi penjelasan metode pelaksanaan penelitian yang akan digunakan
dengan studi literatur, observasi di lapangan, interview dan analisis guna menunjang
penelitian yang dilakukan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Memaparkan data dan hasil penelitian terhadap faktor dan permasalahan
yang ada. Analisis data dan hasil penelitian dikembangkan berdasarkan tinjauan
pustaka sehingga didapat simpulan dan penyelesaian masalah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penguraian yang didapat dari hasil penelitian dan
pembahasan data dan memberikan saran yang dapat diterapkan untuk evaluasi
kenyamanan pengunjung terhadap bangunan konservasi eks Pabrik Gula
Colomadu.
1.10 Keluaran
Keluaran yang ingin dicapai penelitian ini adalah hasil laporan yang berisi
uraian kenyamanan pengunjung pada bangunan konservasi eks Pabrik Gula
Colomadu.
5
6
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Konservasi
2.1.1. Pengertian
Dalam Piagam Burra (1981), konservasi adalah kegiatan pelestarian
suatu objek sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan agar dapat
dengan baik menjaga arti kultural.
Menurut Sidharta dan Budihardjo (1989), konservasi adalah
pelestarian bangunan atau lingkungan dan mengatur penggunaan serta arah
perkembangan sesuai dengan kebutuhan agar makna kulturalnya tetap
terjaga.
Menurut Danisworo (1991), konservasi merupakan pemeliharaan
lahan, kawasan, gedung maupun kelompok gedung termasuk lingkungannya.
Tempat konservasi akan menampilkan makna sejarah, budaya, tradisi,
keindahan, sosial, ekonomi, fungsional, iklim maupun fisik.
2.1.2. Tujuan
Menurut David Poinsett (1973), preservasi objek bersejarah
mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a. Pendidikan: Objek bersejarah tiga dimensi dapat memberikan gambaran
masa lalu secara fisik maupun semangat kepada generasi sekarang.
b. Rekreasi: Mengunjungi objek bersejarah dapat memberikan kesenangan
dan gambaran bagaimana orang terdahulu membentuk lingkungan
binaan.
c. Inspirasi: Objek bersejarah dapat membantu mempertahankan hubungan
dengan masa lalu sehingga menimbulkan sifat patriotisme.
d. Ekonomi: Mengganti fungsi objek bersejarah menjadi objek pariwisata
yang bernilai ekonomi dapat mendatangkan keuntungan.
2.1.3. Jenis
Menurut Piagam Burra (1999), terdapat beberapa jenis konservasi
kawasan/bangunan cagar budaya, yaitu:
a. Konservasi: Mempertahankan nilai kultur suatu tempat dengan
pemeliharaan.
b. Preservasi: Bahan dan tempat dipertahankan sesuai bentuk awal dan
mengupayakan perlambatan pelapukan.
c. Restorasi/rehabilitasi: Memasang kembali elemen asli dengan
menghilangkan elemen tambahan tanpa menambah elemen baru guna
mengembalikan bangunan seperti sediakala.
d. Rekonstruksi: Mengembalikan kondisi bangunan seperti sediakala
dengan menggunakan bahan lama atau baru.
e. Adaptasi/revitalisasi: Kondisi awal bangunan dimunculkan kembali agar
dapat difungsikan dengan berbagai cara.
f. Demolisi: Menghancurkan atau merombak bangunan karena sudah tidak
dapat dipertahankan atau membahayakan.
Tabel 2.1. Jenis Kegiatan dan Tingkat Perubahan
7
UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Permen PUPR Nomor 1 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Cagar
Budaya Yang Dilestarikan.
UU Republik Indonesia No 28 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 10 Tahun 1993 tentang
Pelaksanaan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang
Benda Cagar Budaya
UU Republik Indonesia No 5/1992.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No
087/P/1993 tentang Pendaftaran Cagar Budaya.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No
064/U/1995 tentang Penelitian dan Penetapan Benda Cagar Budaya
dan/atau Situs.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No
062 Tahun 1995 tentang Pemilikan, Penguasaan, dan Penghapusan Benda
Cagar Budaya.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No
063 Tahun 1995 tentang Perlindungan dan Pemeliharaan Benda Cagar
Budaya.
Piagam Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) 2003.
Sedangkan, beberapa peraturan internasional, antara lain :
Piagam Venice, 1964: Conservation and Restoration of Monuments and
Sites.
Piagam Burra, 1981: Charter For The Preservation and Conservation of
Monuments and Sites, 1981.
UNESCO Convention On The Protection Cultural and Natural Heritage.
Piagam Whasington, 1987: Conservation Of Historic Towns and Urban
Areas.
Piagam Lausanne, 1989: Protection and Management of The
Archaeological Heritage.
Piagam Florence, 1981: Charter For Preservation of Historic Gardens.
The Cretary of The Interior’s Standards For Rehabilitation and
Guidelines For Rehabilitating Historic Building Us Department of
8
Interior, Heritage Conservation and Recreation Service, Washington
D.C. 0243 (January 1980 Rev.).
2.1.5. Kriteria
Menurut Cor Passchier (2003), kriteria bangunan yang dapat
dijadikan objek konservasi arsitektur antara lain:
a. Bentuk bangunan, eksterior, atau interior memiki nilai estetika arsitektur
atau merupakan karya arsitek terkenal atau mewakili periodesasi sebuah
budaya.
b. Fungsi objek berkaitan dengan lingkungan kota atau berkaitan dengan
bangunan lainnya sehingga menenukan karakteristik atau kualitas
arsitektur kota.
c. Fungsi objek berkaitan dengan lingkungan sosial budaya yang berkaitan
dengan sejarah pembentukan kota.
d. Bagian dari komplek bersejarah yang berharga.
e. Penanda kota.
2.1.6. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Konservasi
a. Penataan ruang
Bangunan lama dan baru: Diperbolehkan melakukan penambahan
ruang baru dengan syarat merupakan kebutuhan mendesak dan
bersifat jangka penjang, harus memperhatikan skala, proporsi, layout,
besaran massa, bahan, warna, tekstur, orientasi terhadap bangunan
lama. Sebelum melakukan penambahan ruang, perlu dilakukan kajian
program ruang. Apabila dilakukan penambahan langgam, harus serasi
dengan langgam bangunan lama. Apabila penambahan bangunan
bersifat sementara, harus mudah dibongkar tanpa merusak bangunan
lama.
Organisasi ruang: Bila diperlukan perubahan organisasi ruang,
usahakan tidak melakukan perupahan pada lantai, dinding, langit-
langit, dan atap. Perubahan yang terjadi sebisa mungkin tidak
mempengaruhi sirkulasi awal. Namun, ruang lama sebisa mungkin
dipertahankan tanpa merubah apapun.
Pola sirkulasi: Terdapat fasilitas bagi penyandang cacat yang letaknya
memperhatikan keistimewaan dan keunikan bangunan.
9
Tata hijau: Memiliki lahan hijau dengan jenis tanaman setempat yang
mudah perawatannya.
b. Elemen bangunan
Atap dan aksesorinya: Diperbolehkan mengganti atap lama dengan
syarat menggunakan bahan yang sama dengan bahan asli, jika tidak
ada boleh menggunakan bahan yang berbeda tetapi memiliki
karakter, bentuk, tektur, warna, dan ukuran yang sama. Drainase atap
perlu diperhatikan agar tidak tampias dan mempertahankan aksesoris
lama bila ada. Namun, sebisa mungkin tetap mempertahankan atap
dan aksesori asli dengan hanya mengganti bagian yang rusak dan
mempertahankan kemiringan atap asli.
Langit-langit: Pola, bahan, warna, tekstur dan motif langit-langit asli
dipertahankan semaksimal mungkin, jika harus diganti, perbaiki
bagian yang rusak dengan yang baru sejauh masi sekarakter dalam
pola, ukuran, bahan, warna, tekstur dan motif yang lama, jika terpaksa
menggunakan bahan baru maka menggunakan bahan dengan meniru
pola, warna, tekstur dan motif yang lama.
Dinding: Mengupayakan untuk mengembalikan seperti bentuk
semula, menghindari penggunaan plesteran semen kecuali jika sejak
awal sudah menggunakan, diupayakan menggunakan cat non acrylic,
cat asli harus ditelusuri, kekuatan diding dijaga agar tidak terkena air
secara rutin atau berkala agar tidak mudah lapuk.
Pintu, jendela, kusen dan aksesorinya: Pintu, jendela, kusen dan
aksesori yang asli harus dipertahankan, jika aksesori yang lama hilang
dapat mengganti dengan replika yang sama, untuk alasan keamanan
dan kenyamanan, maka engsel, pegangan pintu/jendela, sistem kunci
dan aksesori lainnya dapat diganti dengan yang baru sejauh
karakternya masih sesuai dengan karakter bangunan seutuhnya,
warna pintu, jendela, kusen diupayakan sesuai warna aslinya.
Ornamen: Ornamen bangunan dipertahankan semaksimal mungkin
(bentuk, ukuran, bahan, warna), jika terdapat ornamen bangunan yang
hilang atau rusak, harus diperbaiki dan atau diganti dengan bahan,
bentuk, dimensi dan warna yang sama dengan yang asli, jika bahan
10
yang sama sulit didapat maka dapat digunakan bahan yang baru
dengan warna, bentuk, dimensi yang sama dengan aslinya.
Mechanical/electrical/plumbing/sistem pencegah kebakaran:
Perletakannya tidak boleh mempengaruhi keindahan dan kekuatan
bangunan dan harus mudah perawatannya.
Perabot: Penambahan perabot baru menyesuaikan gaya dan karakter
bangunan lama. Perabot asli yang memiliki nilai sejarah harus
dipertahankan dan diletakkan susuai lokasi awal.
c. Konservasi air dan energi: Memiliki lahan hijau sebagai softscape, dapat
berupa rerumputan, tanaman atau pohon yang hanya memerlukan sedikit
air. Pembuangan air kotor yang dihasilkan bangunan ke sumur resapan
bukan ke riol kota. Memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan alami
sehingga perlu memperhatikan elemen bangunan agar tidak menghalangi.
Memiliki sistem hemat energi agar tidak boros.
2.1.7. Proses Konservasi Bangunan
a. Penelitian
Sejarah: Kepemilikan, aktifitas penghuni, perubahan fungsi dan
bentuk bangunan.
Arsitektur: Arsitek, tahun pembangunan, alasan pembangunan,
gaya/langgam arsitektur, elemen arsitektur yang khas, gambar kuno,
foto kuno.
Material: Uji laboratorium untuk komposisi material, kekuatan
material, dan kandungan jamur, ganggang, insektisida.
Struktur: Mengetahui sistem struktur, kondisi, kekuatan struktur.
Pondasi: Mengetahui bentuk pondasi, sistem pondasi, kondisi
pondasi.
b. Perencanaan
Analisis dan evaluasi kondisi bangunan: Menganalisis tapak, gaya
arsitektur, material dan kekuatan bangunan.
Pemanfaatan bangunan: Rencana pemanfaatan tapak dan ruang.
Studi kelayakan: Teknik konservasi, peraturan bangunan dan
ekonomi.
11
Dokumentasi: Gambar dan foto, atau dokumen lain sebagai
gambaran tentang upaya konservasi dan hasil akhirnya termasuk
konsep teknis, rencana penggunaan bahan bangunan, alternatif
desain yang diperlukan untuk konservasi bangunan.
Rencana anggaran biaya: Perkiraan biaya yang diperlukan.
Laporan pendahuluan: Berisi semua pekerjaan yang dilakukan dapat
dijadikan dokumen perijinan.
c. Perancangan
Gambar bestek: Dokumen yang berisi gambar kerja, seperti site,
denah, potongan, tampak, rencana, detail, pengembangan desain,
teknik-teknik khusus penanganan suatu bahan tertentu serta teknik
terapannya, struktur, mechanical, electrical, plumbing dan
lanskap.
RKS: Rencana kerja dan syarat-syarat yang mencakup bahan,
kualitas pekerjaan, dimensi, dan cara pelaksanaan.
RAB: Dokumen rencana anggaran biaya.
2.2 Bangunan Cagar Budaya
2.2.1 Pengertian
Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
pengertian cagar budaya adalah sebagai berikut:
a. Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda,
bangunan, struktur, situs, dan kawasan yang berada di darat dan/atau di
air yang memiliki nilai ilmu pengetahuan, pendidikan, sejarah, agama
dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan sehingga perlu
dilestarikan.
b. Bangunan cagar budaya adalah susunan binaan untuk memenuhi
kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap baik
berupa benda buatan manusia atau benda alam.
2.2.2 Kriteria
Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya, benda, bangunan, dan struktur yang termasuk dalam cagar budaya
adalah sebagai berikut:
12
a. Berusia minimal 50 tahun.
b. Mewakili langgam arsitektur minimal berusia 50 tahun.
c. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan.
d. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian.
2.2.3 Tujuan Konservasi Cagar Budaya
Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
tujuan konservasi cagar budaya adalah sebagai berikut:
a. Melestarikan warisan budaya dan warisan umat manusia.
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
c. Memperkuat kepribadian bangsa.
d. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
e. Mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat
internasional.
2.2.4 Jenis
Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
tujuan konservasi cagar budaya adalah sebagai berikut:
a. Benda: Benda alam dan/atau benda buatan manusia, bergerak atau tidak
bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau sisa-sisanya yang memiliki
hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.
b. Situs: Berada di darat dan/atau di air yang mengandung benda cagar
budaya, bangunan cagar budaya, dan/atau struktur cagar budaya sebagai
hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
c. Bangunan: Susunan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan, ruang berdinding dan/atau tidak
berdinding, dan beratap.
d. Struktur: Susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda
buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu
dengan alam, sarana, dan prasarana.
e. Kawasan: Satuan ruang geografis yang memiliki dua situs cagar atau lebih
yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang
khas.
13
2.2.5 Kriteria Bangunan Cagar Budaya
Menurut Wijayanti (2011), kriteria bangunan yang termasuk
dalam cagar budaya adalah:
a. Nilai sejarah: Pernah terjadi peristiwa bersejarah, keterkaitan dengan
perubahan atau capaian dalam sejarah, keterkaitan dengan kehidupan
tokoh sejarah, keterkaitan dengan pembangunan/arsitek perancangnya,
keterkaitan dengan proses produksi pada masanya.
b. Nilai sosial: Bangunan tersebut dimaknai sebagai tempat kegiatan yang
melibatkan masyarakat atau sekelompok orang, berperan sebagai
pembentuk citra kota/kawasan, bangunan berperan sebagai acuan arah
masyarakat.
c. Nilai arsitektur: Perpaduan bentuk, struktur dan bahan dipadukan dengan
prinsip desain arsitektur yang sebagian ditentukan oleh gaya pada
jamannya, kualitas perpaduan bangunan dan tapaknya, kualitas kekriyaan
dan pertukangan bangunan, kelangkaan dan/atau keterwakilan tipologi
bangunan dan gaya arsitektur.
d. Nilai ilmu: Mengandung benda arkeologis, capaian teknologi arsitektur
setelah proses pencarian yang berlangsung panjang, memperlihatkan
kebaharuan dan/atau menjadi pelopor yang diikuti arsitek lain.
e. Nilai keaslian: Bagian asli bangunan masih ada dan dimanfaatkan sesuai
semula.
2.2.6 Perlindungan Cagar Budaya
Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
perlindungan cagar budaya adalah upaya untuk mencegah dan menanggulangi
dari kerusakan, kehancuran atau kemusnahan dengan cara:
a. Penyelamatan: Menghindarkan cagar budaya dari kerusakan,
kehancuran, atau kemusnahan.
b. Pengamatan: Menjaga dan mencegah cagar budaya dari ancaman
dan/atau gangguan.
c. Zonasi: Penentuan batas keruangan situs cagar budaya dan kawasan cagar
budaya sesuai dengan kebutuhan.
d. Pemeliharaan: Menjaga dan merawat agar kondisi fisik cagar budaya
tetap lestari.
14
e. Pemugaran: Pengembalian kondisi fisik benda cagar budaya, bangunan
cagar budaya, dan struktur cagar budaya yang rusak sesuai dengan
keaslian bahan, bentuk, tata letak, dan/atau teknik pengerjaan untuk
memperpanjang usianya.
2.2.7 Pengembangan Cagar Budaya
Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
pengembangan cagar budaya adalah peningkatan potensi nilai, informasi, dan
promosi cagar budaya serta pemanfaatannya melalui:
a. Penelitian: Kegiatan ilmiah untuk memperoleh data dengan metode yang
sistematis dan sesuai dengan kaidah bagi kepentingan pelestarian,
pengetahuan dan pengembangan budaya.
b. Revitalisasi: Mengembangkan nilai penting cagar budaya dengan cara
menyesuaikan fungsi ruang baru tanpa melanggar prinsip pelestarian dan
nilai budaya masyarakat.
c. Adaptasi: Mengembangkan cagar budaya menyesuaikan kegiatan untuk
kebutuhan masa kini tanpa melakukan perubahan yang mengakibatkan
kerusakan dan turunnya nilai penting.
2.2.8 Pemanfaatan Cagar Budaya
Cagar budaya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk
masyarakat dengan syarat tetap memperhatikan kelestariannya.
2.3 Kenyamanan Bangunan
2.3.1 Pengertian
Menurut Karyono (1999), terdapat 4 aspek penentu kenyamanan
bangunan yaitu, kenyamanan termal, kenyamanan audio, kenyamanan visual
dan kenyamanan ruang. Kenyamanan termal dipengaruhi oleh iklim, suhu
dan kelembapan. Kenyamanan audio menurut Permen PU No. 28 Tahun
2002 dipengaruhi oleh kebisingan di dalam maupun di luar bangunan.
Kenyamanan visual dipengaruhi elemen interior dan eksterior, desain
pencahayaan, desain bukaan, pemilihan warna dan material pada interior dan
pengunaan area ruang luar bangunan. Sedangkan, kenyamanan ruang
dipengaruhi oleh hubungan antar ruang dan ruang gerak.
2.3.2 Kenyamanan Termal
Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa memiliki jenis iklim
tropis, dengan rata-rata suhu 28 °C di wilayah pesisir, 26 °C di wilayah
15
pedalaman dan dataran tinggi, serta 23 °C di wilayah pegunungan.
Kelembapan berkisar pada angka 65% hingga 90%.
Berdasarkan teori persamaan Fanger (Fanger, 1982) dan persaman
Gagge (Markus, Morris, 1980) serta Koenigsberger dkk (1973) variabel
yang menentukan kenyamanan termal adalah variabel personal (tingkat
metabolisme yang diwujudkan dalam variabel aktivitas, rate insulasi
pakaian yang diwujudkan dalam variabel cara berpakaian) dan variabel
iklim ruang (suhu udara, suhu radiasi rata-rata, kelembaban, dan pergerakan
udara atau kecepatan angin).
Menurut Lippsmeier (1997), menyatakan batas kenyamanan pada
daerah khatulistiwa dalam Temperatur Efektif (TE) adalah 19°C TE – 26°C
TE. Umumnya pada suhu 26°C TE manusia sudah mulai berkeringat, pada
suhu 26°C TE – 30°C TE daya tahan dan kemampuan kerja mulai menurun,
pada suhu 33,5°C TE– 35,5 °C TE kondisi lingkungan yang sukar mulai
dirasakan, dan pada suhu 35°C TE – 36°C TE kondisi lingkungan tidak
dapat ditolerir lagi. Sedangkan, menurut Mom & Wiesebron (1940), bagi
orang Indonesia memakai pakaian harian, batas atas nyaman pada suhu
28ºC dengan kelembaban udara relatif 70% atau 25,8ºC TE, dan batas
bawah nyaman adalah 24ºC dan kelembaban udara relatif 80% atau 22,8ºC
TE.
Untuk menciptakan kenymanaan termal selain dapat menggunakan
banuan peralatan mekanis, dapat juga menggunakan cara alami yaitu
dengan:
a. Orientasi bangunan: Bangunan yang menghadap matahari akan
menerima panas yang lebih banyak sehingga di Indonesia baiknya
bangunan menghadap utara atau selatan. Sedangkan, bangunan yang
melintang dengan angin dan memiliki ventilasi silang dapat
menciptakan kenyamanan termal tanpa bantuan.
b. Elemen arsitektur: Elemen arsitektur dapat ditambahkan untuk
mengatasi bukaan yang memungkinkan panas matahari masuk.
c. Elemen lanskap: Vegetasi yang diletakkan didekat bangunan dapat
menghalangi sinar matahari dan mengatur aliran udara yang masuk ke
bangunan. Sedangkan, elemen air dapat digunakan untuk menurunkan
suhu karena sifat air yang menyerap panas tetapi pada iklim tropis basah
16
perlu diletakkan dengan benar untuk menghindari peningkatan
kelembapan.
d. Material bangunan: Panas matahari dapat masuk ke dalam bangunan
karena adanya proses konduksi yang diakibatkan material bangunan.
Pemilihan material yang tepat dapat mencegah konduksi panas matahari
masuk ke bangunan. Warna bangunan juga berpengaru pada penyerapan
panas matahari, warna muda memiliki penyerapan panas lebih rendah
dari pada warna gelap.
2.3.3 Kenyamanan Audio
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dan mengganggu
pengguna, sumber bunyi dapat berasal dari suara manusia, lalu-lintas
kendaraan, mesin, dan speaker. Bunyi dapat terdengar apabila
kenyaringannya berkisar antara 6 dB sampai 10 dB yang berarti
kenyaringannya melebihi background noise.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebisingan dari jalan dan
bangunan:
a. Sumber kebisingan: Jarak sumber kebisingan dan bangunan, tingkat
kebisingan sumber, frekuensi, durasi munculnya kebisingan, dan waktu
muncul kebisingan.
b. Medium yang dilalui kebisingan: Jarak tempuh gelombang, kondisi
udara, bunyi kebisingan, dan ada tidaknya objek dalam medium.
c. Bangunan sebagai penerima: Tingkat kerapatan elemen bangunan
seperti lantai, dinding, plafon, atap.
Reduksi kebisingan secara alamiah:
a. Jarak: Semakin dekat dengan sumber bunyi maka semakin bising
sehingga jarak yang jauh dapat menurunkan kebisingan.
b. Serapan Udara: Gelombang bunyi merambat melalui medium udara.
Suhu dan kelembapan mempengaruhi kemampuan serapan udara.
Ketika suhu udara tinggi, serapan lebih kecil sehingga perambatan
gelombang bunyi lambat.
c. Angin: Pengaruh angin dalam mengurangi kekuatan bunyi adalah
fenomena yang belum dapat dipahami sepenuhnya. Hal ini dipengaruhi
oleh kecepatan dan arah angin.
17
d. Permukaan tanah: Permukaan lunak seperti tanah dan rerumputan,
cukup signifikan menyerap bunyi yang merambat.
e. Halangan: Objek penghalang sebagai reduksi bunyi memiliki 2 jenis
yaitu, halangan alami seperti kontur alam dan pepohonan dan halangan
buatan seperti tembok dan pagar.
Tabel 2.2. Standar Kebisingan Indonesia
18
beberapa hal, seperti dimensi ruang, perabot dan keleluasaan gerak.
Bangunan yang memiliki ruangan yang terhubung dengan baik, dimensi
ruang yang ideal dan penyusunan perabot yang tepat dapat menciptkan
kenyamanan ruang.
19
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
21
Diketahui berdasarkan wawancara dengan pengelola, jumlah pengunjung
bangunan konservasi eks Pabrik Gula Colomadu perharinya mencapai 100 orang.
Sedangkan, error margin yang ditentukan adalah 15% maka didapat hasil seperti
berikut:
100
𝑛=
1 + 100(15%)2
100
𝑛=
3,25
𝑛 = 31
Sehingga diketahui jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam
pengisian kuisioner sejumlah 31 orang responden.
3.8 Teknik Analisis Data
Melakukan penelitian dan identifikasi terhadap upaya konservasi
bangunan eks Pabrik Gula Colomadu yang berhubungan dengan kenyamanan
pengunjung melalui observasi, pengumpulan data, dan wawancara kepada
pengelola. Selanjutnya, dilakukan analisis mengenai kaitannya dengan
kenyamanan pengunjung melalui wawancara.
Latar belakang : Identifikasi masalah :
Analisis konservasi Eks Konservasi Eks Pabrik Gula Colomadu
Pabrik Gula Colomadu terhadap kenyamanan pengunjung
Kesimpulan
dan saran
22
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
23
Gambar 4.2. Eks Pabrik Gula Colomadu Sebelum direvitalisasi
Sumber: Akhmad Zamroni. Foto Pabrik Gula Tjolomadoe sebelum direvitalisaasi. 2019. teladan-
tokoh.blogspot. diakses melalui http://teladan-tokoh.blogspot.com/, 5 Januari 2021
24
dan timur dan penambahan dinding
tambahan fasad utara.
2. Graha Giri Bangunan yang terletak di sebelah
timur kawasan dialihfungsikan
menjadi bangunan pengelola.
25
Sedangkan pengalihan fungsi ruang yang ada di dalam bangunan
pabrik, antara lain:
Tabel 4.2. Pengalihan Fungsi Ruang Bangunan Konservasi Eks Pabrik Gula Colomadu
No. Bangunan Penjelasan
Lobi Lobi utama dijadikan pameran mesin
giling dan terdapat aula yang bisa
disewa. Dulunya ruangan tersebut
dijadikan ruang memilah dan
memproses tebu.
26
Dari data di atas didapat kesimpulan upaya konservasi yang dilakukan
oleh pihak pengelola merupakan jenis konservasi preservasi dengan
mempertahankan kondisi asli bangunan tetapi mengubah fungsi bangunan
yang awalnya pabrik menjadi tempat wisata.
Bentuk bangunan awal dipertahankan keasliannya hingga 90%. Beberapa
perubahan yang terjadi, antara lain penambahan bangunan terjadi pada fasad utara
yang pada awal dan mengubah dinding bata timur dan barat menjadi dinding kaca
(Zulfahmi, 2020).
4.2.1. Upaya Konservasi dari Sisi Kenyamanan Pengunjung
a. Kenyamanan Termal
Orientasi bangunan: Bangunan menghadap utara tetapi memiliki
kaca besar pada sisi barat dan timur yang dapat memasukkan
panas matahari kedalam bangunan.
27
Gambar 4.6. Penjorokkan Jendela Bangunan Konservasi Eks Pabrik Gula
Colomadu
Sumber: dokumentasi pribadi, 2020
28
Untuk menunjang kenyamanan termal pengunjung secara
mekanik, bangunan konservasi eks Pabrik Gula Colomadu
menggunakan AC split yang diletakkan dibeberapa tempat,
seperti museum dan kafe. Penggunaan AC didukung dengan
menutup semua ventilasi agar kerja AC menjadi efisien.
29
Permukaan tanah: Memiliki elemen rerumputan sebagai penutup
tanah yang cukup signifikan menyerap bunyi.
30
Pencahayaan buatan: Pencahayaan buatan digunakan pada
museum untuk menerangi objek pameran. Sedangkan
pencahayaan yang ada di luar museum hanya digunakan pada sore
dan malam karena pada pagi dan siang mengandalkan
pencahayaan alami.
31
d. Kenyamanan Ruang
Hubungan antar ruang: Penghubung ruang cenderung tidak ada
karena kebanyakan ruang menjadi satu dengan fungsi yang
berbeda. Pengelola menyiasatinya dengan penjelasan kepada
pengunjung saat memasuki bangunan dan penambahan petunjuk
arah.
32
Gambar 4.22. Keleluasaan Gerak Pada Museum
4.2.2. Analisis Sisi Kenyamanan Pengunjung
Berdasarkan data di atas, dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
a. Kenyamanan termal dengan menggunakan orientasi bangunan yang
menghadap utara, penambahan elemen arsitektur, pemilihan material
kaca, dan penggunaan AC.
b. Kenyamanan audio dengan jarak bangunan dari sumber bunyi, elemen
penutup tanah yang menyerap bunyi, dan elemen penghalang alami
dan buatan.
c. Kenyamanan visual dengan pencahayaan alami, pencahayaan buatan,
dan pemilihan warna cerah.
d. Kenyamanan ruang dengan penjelasan mengenai alur kunjungan,
penambahan petunjuk arah dan dimensi ruang yang besar.
Dari kesimpulan di atas dapat diketahui pengunjung merasa
nyaman dari setiap aspek kenyamanan yang ada.
4.3 Kenyamanan Pengunjung Pada Bangunan Konservasi Eks Pabrik Gula
Colomadu
Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan melibatkan 31
responden. 11 berasal dari Surakarta, 9 berasal dari Sukoharjo, 5 berasal dari
Karanganyar, 4 berasal dari Semarang, dan 2 berasal dari Bandung. Berdasarkan
31 kuisioner yang disebar didapat analisis seperti berikut:
a. Kenyamanan termal
33
Kenyamanan termal rata-rata ruangan
34
Kenyamanan terhadap pencahayaan alami
35
Kenyamanan terhadap warna interior
Mudah Membingungkan
36
18 responden merasa akses antar ruang mudah, 13 responden
mengatakan akses antar ruang membingungkan. Responden yang merasa
mudah disebabkan oleh adanya petugas yang mengarahkan dan membaca
petunjuk arah yang disediakan. Sedangkan responden yang merasa bingung
disebabkan oleh petunjuk arah yang terlalu kecil dan kurang menarik
perhatian.
Lapang Sempit
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Upaya konservasi yang dilakukan oleh pihak pengelola merupakan jenis
konservasi preservasi dengan mempertahankan kondisi asli bangunan tetapi
mengubah fungsi bangunan yang awalnya pabrik menjadi tempat wisata.
Tidak hanya melengkapi bangunan konservasi eks Pabrik Gula Colomadu
dengan fasilitas umum tetapi juga fasilitas yang menunjang kegiatan MICE.
b. Dalam mengembangkan sektor wisata yang ada, pengelola sangat
memperhatikan kenyamanan pengunjung, dibuktikan melalui hasil kuisioner
dengan hasil tingkat kenyamanan termal 58%, kenyamanan audio 100%,
kenyamanan visual 91%, dan kenyamanan ruang 79%. Sedangkan, hasil
kumulatif tingkat kenyamanan pengunjung mencapai 82% yang menunjukkan
pengunjung merasa nyaman dengan bangunan konservasi eks Pabrik Gula
Colomadu.
5.2.Saran
5.2.1. Hasil
a. Bagi pengelola: Menjadikan penelitian ini sebagai evaluasi terhadap
kenyamanan pengunjung karena salah satu tujuan konservasi eks
Pabrik Gula Colomadu merupakan objek wisata yang sepatutnya
memperhatikan kenyamanan pengunjungnya.
b. Bagi arsitek: Bahan acuan untuk konservasi bangunan yang akan
dijadikan objek wisata selanjutnya agar tercapai kenyamnan
pengunjung yang maksimal.
5.2.2. Penelitin Selanjutnya
a. Mengkaji lebih dalam terhadap aspek kenyamanan yang ada.
b. Mengkaji bagaimana meningkatkan jumlah pengunjung bangunan
konservasi eks Pabrik Gula Colomadu.
38
DAFTAR PUSTAKA
Arahman, A., Mochammad Afifuddin, Safwan Yusuf. 2018. Studi Konservasi Bangunan
Cagar Budaya Di Dalam Kawasan Rencana Pengembangan Pelabuhan Bebas
Sabang. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, 1(1), 43-52.
Kusumaningrum, A., dan Indyah Martiningrum. 2017. Persepsi Pengunjung terhadap
Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati
Husada Kota Malang). Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur: 5(4).
Pangertu, M. D. 2006. Pengaruh Kenyamanan Psiko-Visual dari Pencahayaan Buatan.
Pada Clinic Medical Center For Dermatology di Jakarta. Repository Universitas
Katolik Parahyangan.
Pitaloka, A. R., dan Yusfan Adeputera Yusran. 2019. Penilaian Keaslian Bangunan De
Tjolomadoe Menggunakan Instrumen Nara Grid. Ruas, 17(2): 27-40.
Priyatmono, A. F. (2019). Cagar Budaya. [PowerPoint slides].
Priyatmono, A. F. (2019). Proses Konservasi Bangunan. [PowerPoint slides].
Priyatmono, A. F. (2019). Pusaka dan Pelestarian (Konservasi). [PowerPoint slides].
Runa, I Wayan. 2016. KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH : Studi Kasus
Bangunan Peribadatan Di Pulau Bali. Jurnal Undagi 2016 Konservasi Bangunan
Bersejarah. 1-11.
Sugini. 2004. Pemaknaan Istilah- Istilah Kualitas Kenyamanan Thermal Ruang Dalam
Kaitan Dengan Variabel Iklim Ruang. Logika, 1(2): 3-17.
Talarosha, B. 2005. Menciptakan Kenyamanan Thermal Dalam Bangunan. Jurnal Sistem
Teknik Industri, 6(3): 148-158.
Tonapa, Y. N., Dwight M. Rondonuwu, Dr. Aristotulus E. Tungka. 2015. Kajian
Konservasi Bangunan Kuno Dan Kawasan Bersejarah Di Pusat Kota Lama
Manado.
Widianti, A. K. 2017. Preservasi Rumah Adat Desa Sade Rembitan Lombok Sebagai
Upaya Konservasi. Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan, 6(3), 79-84.
Spasial: Perencanaan Wilayah dan Kota, 2(3), 121-130.
Wijaya, A. D. P. 2016. Kenyamanan Visual ditinjau dari Orientasi Massa Bangunan dan
Pengolahan Fasad Apartemen Gateway, Bandung. Jurnal Reka Karsa, 4(1): 1-11.
Wijayanti, M. G., Yuni Kartika Sari, Purnamasari, Augustina Ika Widyani. 2019. Upaya
Konservasi Arsitektural Pada Stasiun Jakarta Kota. Visual, 13(1).
39
Zulfahmi. 2020. “Preservasi dan Fasilitas bangunan konservasi eks Pabrik Gula
Colomadu”. hasil wawancara pribadi: 15 Desember 2020, De Tjolomadoe.
Peremajaan Kota, ITB. Bandung. Diambil dari
https://overexpossssed.wordpress.com/2019/03/12/teori-konservasi-arsitektur/.
(30 November 2020).
40
LAMPIRAN
Nama :
Jenis kelamin : L / P
Asal :
Waktu berkunjung :
Termal
1. Pada ruangan yang tidak ber-AC bagaimana tingkat kenyamanan anda?
a. Dingin b. Sejuk c. Panas
Audio
1. Pada saat di dalam bangunan bagaimana tingkat kenyamanan audio terhadap
gangguan suara yang berasal dari luar?
a. Sama sekali tidak terdenga b. Sedikit terdengar c. sangat terdengar
2. Apabila sedikit terdengar apakah anda tetap merasa nyaman?
a. Ya b. Tidak
Visual
1. Bagaimana kenyamanan terhadap pencahayaan yang berasal dari jendela yang ada
di dalam bangunan?
a. Silau b. Terang c. Gelap
2. Bagaimana kenyamanan terhadap pencahayaan yang berasal dari lampu yang ada
di dalam bangunan?
a. Silau b. Terang c. Gelap
3. Bagaimana kesan terhadap warna interior bangunan?
a. Tidak nyaman b. Nyaman
4. Bagaimana kesan terhadap warna eksterior bangunan?
a. Tidak nyaman b. Nyaman
Ruang
1. Bagaimana kemudahan akses pada saat perpindahan ruang?
a. Mudah b. Membingungkan
2. Apabila membingungkan apa alasannya?
41
cek 2
ORIGINALITY REPORT
27 %
SIMILARITY INDEX
26%
INTERNET SOURCES
8%
PUBLICATIONS
14%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1
arsitektursolo.blogspot.com
Internet Source 6%
2
Submitted to Unika Soegijapranata
Student Paper 2%
3
pt.scribd.com
Internet Source 1%
4
miraclefrom-people.blogspot.com
Internet Source 1%
5
vellarizkiekasaputri.blogspot.com
Internet Source 1%
6
journal.ikippgriptk.ac.id
Internet Source 1%
7
Submitted to Universitas Islam Indonesia
Student Paper 1%
8
e-journal.uajy.ac.id
Internet Source 1%
9
www.jogloabang.com
Internet Source 1%
10
123dok.com
Internet Source 1%
11
Submitted to Universitas Gunadarma
Student Paper 1%
12
repository.unair.ac.id
Internet Source 1%
13
text-id.123dok.com
Internet Source <1%
14
antoarchitect.blogspot.com
Internet Source <1%
15
eprints.iain-surakarta.ac.id
Internet Source <1%
16
jurnal.untad.ac.id
Internet Source <1%
17
id.wikipedia.org
Internet Source <1%
18
ejournal2.undip.ac.id
Internet Source <1%
19
repositori.kemdikbud.go.id
Internet Source <1%
20
Submitted to Universitas Sebelas Maret
Student Paper <1%
21
tugasakhirstudiorekaman.wordpress.com
Internet Source <1%
22
repository.uksw.edu
Internet Source <1%
23
Submitted to Universitas Muhammadiyah
Surakarta
<1%
Student Paper
24
ml.scribd.com
Internet Source <1%
25
idoc.pub
Internet Source <1%
26
ruas.ub.ac.id
Internet Source <1%
27
iainpurwokerto.ac.id
Internet Source <1%
28
repository.usu.ac.id
Internet Source <1%
29
www.tribunnewswiki.com
Internet Source <1%
30
digilib.uns.ac.id
Internet Source <1%
31
Submitted to UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Student Paper <1%
32
nadineagnesiaa.wordpress.com
Internet Source <1%
33
rizkynadiahputri.wordpress.com
Internet Source <1%
34
Submitted to University of New South Wales
Student Paper <1%
35
ejournal.unsrat.ac.id
Internet Source <1%
36
jurnal.unpad.ac.id
Internet Source <1%
37
docobook.com
Internet Source <1%
38
Submitted to Universitas Negeri Jakarta
Student Paper <1%
39
cabiklunik.blogspot.co.id
Internet Source <1%
40
www.infoterlengkap.com
Internet Source <1%
41
news.surfing24.net
Internet Source <1%
42
wwwmamfaatdaunalpukat.blogspot.com
Internet Source <1%
43
artecon-id.blogspot.com
Internet Source <1%
44
id.scribd.com
Internet Source
<1%
45
wisatasoloraya.com
Internet Source <1%
46
e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id
Internet Source <1%
47
edoc.pub
Internet Source <1%
48
afidburhanuddin.wordpress.com
Internet Source <1%
49
kebudayaan.kemdikbud.go.id
Internet Source <1%
50
Submitted to Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Student Paper <1%
51
repository.uin-suska.ac.id
Internet Source <1%
52
digilib.uin-suka.ac.id
Internet Source <1%
53
docplayer.info
Internet Source <1%
54
www.makalah.my.id
Internet Source <1%
Exclude quotes Off Exclude matches Off
Exclude bibliography On
NasPub Seminar Penelitian
ORIGINALITY REPORT
20 %
SIMILARITY INDEX
15%
INTERNET SOURCES
5%
PUBLICATIONS
8%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1
didiharyadi.wordpress.com
Internet Source 3%
2
nadineagnesiaa.wordpress.com
Internet Source 2%
3
Submitted to Academic Library Consortium
Student Paper 2%
4
Submitted to Unika Soegijapranata
Student Paper 2%
5
eprints.iain-surakarta.ac.id
Internet Source 1%
6
journals.ums.ac.id
Internet Source 1%
7
sinta3.ristekdikti.go.id
Internet Source 1%
8
Ai Siti Munawaroh, Rivena Elbes. "Penilaian
kenyamanan termal pada bangunan
1%
perpustakaan Universitas Bandar Lampung",
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, 2019
Publication
9
www.neliti.com
Internet Source 1%
10
Euis Eti Rohaeti, Putri Nabila N.S, Anas
Muharrom. "PROGRAM PENDAMPINGAN
1%
BERBASIS KEARIFAN LOKAL DESA ADAT
SENARU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR ANAK-ANAK DESA ADAT
SENARU", Abdimas Siliwangi, 2019
Publication
11
journal.unika.ac.id
Internet Source 1%
12
repository.unpar.ac.id
Internet Source 1%
13
adoc.tips
Internet Source 1%
14
lib.unnes.ac.id
Internet Source 1%
15
www.scribd.com
Internet Source 1%
16
www.infoterlengkap.com
Internet Source <1%
17
ruas.ub.ac.id
Internet Source <1%
18
123dok.com
Internet Source
<1%
19
text-id.123dok.com
Internet Source <1%
20
e-journal.unair.ac.id
Internet Source <1%
21
V Asfarilla, P A P Agustiananda. "The influence
of “sense of place” on the formation of the city
<1%
image of the riverside historic urban district
(Case study of Kampung Bandar, Senapelan,
Pekanbaru)", IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 2020
Publication
NIM D300170032
Judul Penelitian Pengaruh Upaya Konservasi Eks Pabrik Gula Colomadu Terhadap
Kenyamanan Pengunjung
8 SABTU, PERBAIKI
16 JANUARI 1. BAB 4 ( lihat hasil koreksi)
2. Bab 5 (lihat hasil koreksi)
9 MINGGU PERBAIKI
17 JANUARI 1. Bab 4
Xub bab pembahasan belum ada (lihat
hasil koreksi)
Semua gambar photo/gambar diberi
judul dan sumber
Gambar ….. : ……..
Sumber ; ………
2 Bab 5 acc
10 Minggu Perbaiki
17 januari jam 6 1. Daftar pustaka (lihat hasil koreksi)
2. Segera buat naskah publikasi
3. Cek turnitin
11 SENIN Perbaiki
18 JANUARI 1. Daftar pustaka di buku laporan
2. Perbaiki naskah publikasi
3. Segera kirim lembar pengesahan yang
sudah ditandatangani peneliti dalam
lembar tersendiri
Keterangan :