Anda di halaman 1dari 20

BAB III

STUDI KASUS

3.1 Intiland Tower Jakarta

Gambar 3.1 : Intiland Tower Jakarta


(Sumber : intiland.com)

Nama Bangunan : Intiland Tower / Wisma Dharmala Sakti

Tipe Bangunan : Kantor

Jumlah Lantai : 24 Lantai

Pemilik : PT. Intiland Development Tbk

Intiland Tower atau yang lebih dikenal dengan nama Wisma Dharmala Sakti
merupakan bangunan perkantoran yang dirancang oleh salah satu arsitek terkenal
yaitu Paul Rudolph. Gedung Intiland Tower terletak di Kawasan Pusat Bisnis
(CBD) Jl. Jendral Sudirman, Jakarta dan bangunan ini menjadi landmark ikonik di
area Sudirman, Jakarta. Gedung ini berdiri diatas lahan seluas 0,8 hektar, yang
terletak pada perempatan Jl. Jendral Sudirman dan KH. Mas Mansyur. Bangunan
ini mempunyai 23 lantai dan 3 basement dan total luas bangunan ini mencapai
30.986 m² dan total luas ruang perkantoran area yang disewakan mencapai 25.578
m². Sisanya dipergunakan sebagai kantor pusat perusahaan dan sejumlah anak
perusahaan Intiland.

Lokasi Intiland Tower


Jakarta terdapat di
Kawasan Pusat Bisnis
(CBD) terletak pada
perempatan Jl. Jendral
Sudirman dan KH. Mas
Mansyur

Gambar 3.2 : Lokasi Intiland Tower Jakarta


(Sumber : google maps - Google Search)

Bangunan Wisma Dharmala Sakti mempunyai prinsip dasar yaitu “Working


with Climate” Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami melalui pendekatan
Green arsitektur. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan
lingkungan sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan. Desain
bangunan Wisma Dharmala Sakti ini menerapkan konsep Tropis Vernakular.
Pengertian Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang
berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan
kebudayaan di tempat asalnya. Latar belakang indonesia yang amat luas dan
memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang cukup banyak dan
arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan yang ada di indonesia
karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai ritual
keagamaan. Menurut Paul Rudolph "Arsitektur tradisional Indonesia menawarkan
berbagai solusi terhadap masalah-masalah iklim yang hangat dan lembab. Unsur
pemersatu keragaman adalah langit-langit." Maka Paul Rudolph memanfaatkan
berbagai potensi alami yang tersedia dilingkungan sekitar site untuk membantu life
cycle bangunan. Bangunan Intiland ini diberikan semboyan sebagai banguann
“Health of Future” yaitu sebuah bangunan yang mempedulikan kesehatan mental
dan fisik penghuninya.

Bagian fasad yang


dilapisi dengan
keramik putih yang
bertujuan bertujuan
untuk melindungi
beton dari air sehingga
menurunkan potensi
tumbuhnya jamur yang
dapat merusak atau
mengurangi kekuatan
beton serta dapat
memperpanjang umur
beton

Gambar 3.2 : Fasad Keramik pada Bangunan Intiland / Wisma Dharmala Sakti
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gedung yang dibangun pada tahun 1984-1985 ini di desain dengan sangat
unik, pada bagian fasad pada bangunan dilapisi dengan keramik putih. Penggunaan
keramik bertujuan untuk melindungi beton dari air sehingga menurunkan potensi
tumbuhnya jamur yang dapat merusak/mengurangi kekuatan beton serta dapat
memperpanjang umur beton. Wisma Dharmala Sakti Jakarta juga mengadopsi
budaya landed- Paul Rudolph’s Design Principles on High-Rise Office Buildings
in Indonesia 385 architecture yang ada di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu
usaha yang ditujukan agar bangunan tidak menyebabkan sick building syndrome.
Kanopi yang dapat
memberikan kesan
pembayangan pada
keseluruhan
bangunan. Dengan
adanya teritis ini,
sinar matahari
langsung yang masuk
ke dalam bangunan
dapat disaring, hal ini
menyebabkan suhu
panas tidak terlalu
banyak masuk ke
dalam bangunan

Gambar 3.3 : Kanopi pada Bangunan Intiland / Wisma Dharmala Sakti


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Permainan fasad yang sangat menarik dan artistik pada bangunan Wisma
Dharmala Sakti Jakarta juga memiliki banyak kelebihan dalam kaitannya dengan
iklim tropis lembap. Bangunan ini terinsipirasi dari bentuk atap-atap di Indonesia
yang memiliki overstek karena merespon iklim tropisnya. Overstek pada bangunan
ini berfungsi sebagai teritis yang memberikan pembayangan pada keseluruhan
bangunan. Dengan adanya teritis ini, sinar matahari langsung yang masuk ke dalam
bangunan dapat disaring, hal ini menyebabkan suhu panas tidak terlalu banyak
masuk ke dalam bangunan, dengan demikian, penggunaan penghawaan buatan
dapat diminimalisir. Selain itu, penggunaan skylight untuk memasukkan
pencahayaan alami juga menyebabkan pencahayaan buatan dapat diminimalisir,
terutama pada siang hari dan berhasil menghemat penggunaan listrik untuk
penghawaan buatan dan pencahayaan buatan sebesar 20% pada bangunan ini.
Kantilever pada Bangunan
Intiland / Wisma Dharmala
Sakti yang terlihat di denah.
Kantilever ini juga befungsi
untuk meletakkan tanaman-
tanaman agar terkesan asri dan
sejuk

Gambar 3.4 : Denah pada Bangunan Intiland / Wisma Dharmala Sakti


(Sumber : https://www.paulrudolphheritagefoundation.org/)

Bidang Transparan (Kaca)


yang terdapat pada fasad
Bangunan Intiland / Wisma
Dharmala Sakti, Jakarta
yang berfungsi untuk
memaksimalkan masuknya
cahaya matahari ke dalam
ruangan

Gambar 3.5 : Bidang Kaca pada Fasad Bangunan Intiland / Wisma Dharmala Sakti
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Pada Wisma Dharmala Sakti Jakarta, untuk memaksimalkan masuknya
cahaya matahari ke dalam ruangan, maka fasad bangunan yang bersinggungan
langsung dengan bagian luar bangunan dirancang menggunakan bidang transparan
(kaca). Selain itu, penggunaan skylight pada lobby dan griya tawang juga ditujukan
untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan. Pencahayaan buatan pada
Wisma Dharmala Sakti Jakarta selalu dilengkapi dengan lempeng perunggu.
Lempeng perunggu ini berfungsi untuk mengurangi rasa silau yang berlebihan,
sekaligus memberikan suasana ruang yang lebih hangat (memantulkan warna
coklat-keemasan).

Void pada
Bangunan Intiland /
Wisma Dharmala
Sakti yang berfungsi
untuk memasukkan
udara sejuk ke
dalam bangunan dan
memasukkan
pencahayaan alami

Gambar 3.6 : Void pada Bangunan Intiland / Wisma Dharmala Sakti


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Didalam bangunan ini terdapat void yang cukup besar sehingga udara sejuk
dapat masuk ke dalam bangunan. Pada perencanaan awal, bangunan ini sebenarnya
tidak perlu menggunakan pendingin ruangan. Namun seiring berjalannya waktu dan
efek rumah kaca telah memberi panas yang cukup parah dan tidak menentu,
akhirnya bangunan ini menggunakan pendingin ruangan pada ruang ruang tertentu.
Tetapi pada koridor tidak diperlukan pendingin ruangan karena udara sejuk masih
dapat masuk dan untuk pencahayaan lampu pada siang hari juga tidak terlalu
diperlukan pada koridor karena cahaya matahari masih dapat masuk ke dalam
bangunan melalui void. Pada bagian canopy juga terdapat tanaman rambat yang
menghiasi fasad bangunan Wisma Dharmala Sakti, dengan adanya tanaman rambat
yang hijau memberikan suasana asri dan sejuk.

Tanaman rambat
pada bagian canopy
dan memberikan
suasana asri dan
sejuk

Gambar 3.7 : Tanaman rambat pada bagian canopy


(Sumber : )
3.2 Intiland Tower Surabaya

Gambar 3.8 : Tampak bangunan Intiland Tower Surabaya


(Sumber : Archdaily.com)

Nama Bangunan : Intiland Tower Surabaya

Tipe Bangunan : Kantor

Jumlah Lantai : 12 Lantai

Pemilik : PT. Intiland Development Tbk

Intiland Tower Surabaya merupakan bangunan perkantoran yang terletak di


kawasan bisnis segitiga emas Surabaya, tepatnya di kawasan Embong Kaliasin.
Gedung yang berlokasi di Jl. Panglima Sudirman 101-103, Surabaya ini merupakan
lahan yang sangat mumpuni untuk perusahaan-perusahaan nasional maupun
multinasional dalam menjalankan bisnisnya karena gedung yang selesai dibangun
pada tahun 1997 ini memiliki banyak keunggulan, terutama dari segi fasilitas.
Gedung yang berdiri di atas lahan seluas 4700 m² ini merupakan landmark ikonik
Intiland yang dirancang oleh arsitek terkenal Amerika, Paul Rudolph. Para penyewa
Intiland Tower Surabaya sendiri didominasi oleh perusahaan yang bergerak di
bisnis jasa telekomunikasi dan internet, jasa keuangan, minyak dan gas, serta
penerbangan dan layanan ekspedisi kargo, di antaranya Bank of China, May Bank,
Ciptadana, IndoPremier, Indonesia Eximbank, KELLY, JAC Recruitment dan PT
Sampang Sarana Shorebase. Perusahaan lainnya, Generali dan Voffice yang
merupakan perusahaan penyedia co-working space, virtual office. Dan Sequislife
menempati lantai 1, 6 dan 8.

Intiland Tower Surabaya


yang terletak di kawasan
bisnis segitiga emas
Surabaya, tepatnya
berada pada kawasan
Embong Kaliasin di Jl.
Panglima Sudirman 101-
103, Surabaya

Gambar 3.9 : Lokasi Intiland Tower Surabaya


(Sumber : google maps - Google Search)

Intiland Tower Surabaya diberi semboyan “Health of Future” oleh sang


arsitek Paul Rudolph sama seperti Intiland Tower Jakarta yang juga diberi
semboyan “Health of Future”. Paul Rudolph memberikan semboyan “Health of
Future” pada gedung Intiland Tower karena dalam konsep perancangannya,
Intiland Tower dirancang menjadi sebuah gedung yang peduli terhadap kesehatan
fisik maupun mental penghuni gedung Intiland Tower Surabaya. gedung ini
memiliki 12 lantai dengan dua ruang bawah tanah serta teras di setiap tingkat yang
memungkinkan aliran udara alami dan pencahayaan alami dari sinar matahari.
Konsep ramah lingkungan inilah yang membuat gedung yang dikembangkan oleh
PT Intiland Development Tbk ini berhasil mendapatkan penghargaan utama dari
pemerintah kota Surabaya dalam Green Awareness Awards 2014. Intiland Tower
Surabaya juga memposisikan diri sebagai gedung perkantoran modern dengan
Intiland Tower Surabaya
kemampuan jaringan Internet berkecepatan tinggi.
memiliki bentuk bangunan
yang miring dan asimetris
yang terinspirasi dari bentuk
Candi Bentar.mengambil
bentuk cangkang dari bangunan
ikonik tersebut tanpa
mempelajari fungsi, makna dan
filosifi yang terkandung di
dalamnya.

Gambar 3..10 : Bentuk Bangunan Intiland Tower Surabaya


(Sumber : https://3dwarehouse.sketchup.com)

Intiland Tower Surabaya memiliki bentuk bangunan yang miring dan


asimetris. Bangunan ini menerapkan konsep Tropis Vernakuler dimana bangunan
Intiland Tower Surabaya sendiri mampu memanfaatkan potensi alam untuk
membantu Life Cycle bangunan yaitu salah satu penyiasatan sinar matahari pada
daerah tropis. Paul Rudolph merasa bahwa respon terhadap konteks, baik konteks
secara fisik dan budaya maupun konteks alam/iklim dimana suatu bangunan berdiri
juga merupakan sesuatu yang esensial. Menurutnya, tiap kota atau kawasan harus
memiliki identitas arsitekturnya sendiri yang unik. Dalam merespon konteks
Indonesia, Paul Rudolph menggunakan pencahayaan alami semaksimal mungkin
pada ruang dalam bangunan melalui bukaan-bukaan dan skylight serta
menggunakan cahaya dan pembayangan dalam mendefinisikan eksterior bangunan
sehingga memiliki kesan yang dinamis.
Dari skema disamping
dapat dilihat bagaimana
angin dapat masuk
kedalam ruangan
sehingga terjadi suatu
pergerakan udara yang
pada akhinya disebut
dengan ventilasi alami.
Dan juga dengan desain
teras yang panjang
keluar yang berfungsi
sebagai penangkap
angin.

Gambar 3.11 : Skema Masuknya Angin dah Sinar Matahari ke Dalam Ruangan
(Sumber : Archdaily.com)

Bangunan ini juga menerapkan unsur Light and Shadow yang berasal dari
Shape bangunan yang mana mengikuti pergerakan arah cahaya matahari. Sehingga
melindungi permukaan bangunan dari panas matahari yang mampu memancar ke
dalam bangunan seperti mengurangi sinar matahari panas masuk ke ruangan
sehingga jumlah sinar masuk untuk penerangan alami terpenuhi. Serta pada fasad
bangunan menggunakan kaca jenis Panasa Grey yang berfungsi sebagai
penetralisir sinar matahari yang berlebih masuk ke dalam ruangan serta terhindar
dari silau matahari. Ukuran jendela kaca cukup besar yang memberikan view ke
luar bangunan cukup menarik.
Pencahayaan alami yang masuk ke
dalam bangunan dan menciptakan
unsur light and shadow pada ruang
dalam Intiland Tower Surabaya

Gambar 3.12 : Pencahayaan Alami di Dalam Ruangan Intiland Tower Surabaya


(Sumber : Archdaily.com)

kaca jenis Panasa Grey pada fasad


bangunan Intiland Tower Surabaya
yang berfungsi sebagai penetralisir
sinar matahari berlebih masuk ke
dalam ruangan serta terhindar dari
silau matahari.

Gambar 3.13 : Jenis Kaca Panasa Grey yang Terdapat Pada Fasad Intiland Tower Surabaya
(Sumber : Archdaily.com)

Pada fasad bangunan juga terdapat pengaplikasian kanopi dari bahan


Aluminium Spandrill berbentuk pipa yang berguna untuk memilah level ultraviolet
sinar matahari yang bertujuan mengurangi radiasi panas berlebih dan air hujan yang
merembes ke dalam ruangan. Hasilnya hanya 20% panas yang berhasil masuk tetapi
ruangan tetap terang dengan cahaya matahari. Aluminium spandrill yang memiliki
sifat penghambat panas memungkinkan terjaganya suhu ruangan dan masuknya
cahaya secara maksimal. Balkon pada setiap muka ruangan juga berfungsi sebagai
shading horizontal yang berfungsi untuk mencegah radiasi langsung dari cahaya
matahari tinggi. Sementara bukaan bangunan pada sisi luar dibuat lebar agar angin
dapat masuk dengan mudah sehingga suhu bangunan tetap terjaga tanpa harus
menggunakan mesin pengkondisian udara.

Untuk mengantisipasi sinar


matahari yang berlimpah, Paul
Rudolph membuat teras
ditambah kanopi alumunium
spandrill di tiap muka unit
ruang yang berfungsi untuk
mengurangi level ultraviolet
sinar matahari yang masuk
kedalam bangunan. Hasilnya
hanya 20 % panas yang berhasil
masuk ke dalam ruangan.

Gambar 3.14 : Kanopi dari Bahan Aluminium Spandrill pada Fasad Intiland Tower Surabaya
(Sumber : Archdaily.com)

Pada bagian kanopi dan teras banguann terdapat tanaman merambat yang
bertujuan untuk mengurangi kebisingan serta polusi dari luar bangunan, mencegah
fluktuasi suhu yang ekstrim dan pada akhirnya akan mencegah terjadinya korosi
pada bangunan. Tanaman merambat juga sangat efektif untuk menjaga udara
didalam bangunan lebih sejuk. Menggunakan bentuk kolom diagonal yang
merupakan ciri khas bangunan Intiland Tower yang memberikan kesan tidak
terkungkung oleh kekakuan struktur pada bangunan itu sendiri sehingga kesan
dinamis yang terlihat pada fasad bangunan Intiland Tower sangat indah dan unik.
Bagian kanopi terdapat
tanaman rambat yang
berfungsi untuk
mengurangi kebisingan
serta polusi dari luar
bangunan dan mencegah
fluktuasi suhu yang
ekstrim

Gambar 3.14 : Tanaman Rambat yang Berada pada Bagian Kanopi


(Sumber : Archdaily.com)
3.4 South Quarter, Jakarta

Gambar 3.15 : South Quarter, Jakarta


(Sumber : Archdaily.com)

Nama Bangunan : South Quarter, Jakarta

Tipe Bangunan : Kantor

Jumlah Lantai : 22 Lantai

Pemilik : PT. Intiland Development Tb

South Quarter merupakan sebuah proyek mixed use dari pengembang


properti PT Intiland Development Tbk yang berlokasi di Jalan TB Simatupang,
Jakarta Selatan. Lokasi ini dilewati akses jalan tol ke bandara internasional
Soekarno-Hatta dan jalur mass rapid transportation (MRT). Bangunan ini berdiri di
lahan seluas 7,2 hektare,pada kawasan ini Intiland membangun beragam fasilitas
yang meliputi perkantoran, hunian, dan ritel pendukung yang modern. Kawasan ini
semakin berkembang menjadi favorit berbagai perusahaan nasional dan
multinasional sejumlah sektor. South Quarter dirancang oleh Tom Wright saat
masih bergabung bersama Atkins consultant, London, Inggris. Tom adalah arsitek
kelas dunia yang merancang desain ikonis seperti Regatta dan The Burj Al Arab,
Dubai. South Quarter dirancang untuk menjadi kawasan bisnis internasional yang
mengedepankan konsep pengembangan secara berkelanjutan.

South Quarter,
Jakarta yang
terletak di Jalan
TB Simatupang,
Jakarta Selatan.

Gambar 3.16 : Lokasi South Quarter, Jakarta


(Sumber : google maps - Google Search)

Sebagai kawasan bisnis yang modern, South Quarter dilengkapi sistem


keamanan terpadu dan jaringan infrastruktur teknologi komunikasi dan data yang
berbasis serat optik. Pembangunan infrastruktur jalannya dirancang sedemikian
rupa sehingga memisahkan untuk penggunaan mobil, motor, sepeda dan pejalan
kaki. Setiap gedung perkantoran dilengkapi dengan fasilitas kemudahan bagi para
penyandang cacat untuk masuk atau keluar gedung. Guna memudahkan mobilitas
penghuni yang berkantor di South Quarter, setiap tower dilengkapi 13 unit lift,
dengan rincian 11 lift untuk tamu dan penghuni, 1 unit lift eksekutif dan 1 unit
lift barang. Fasilitas lainnya yakni tersedianya lahan parkir untuk mobil, motor,
hingga sepeda serta fasilitas shower yang merupakan dukungan bagi komunitas
bersepeda.
3 Tower ppada South
Quarter, Jakarta yang
merupakan fasilitas
perkantoran

2 Tower pada South


Quarter, Jakarta yang
merupakan fasilitas
apartement

Gambar 3.17 : Fasilitas yang terdapat pada South Quarter, Jakarta


(Sumber : Southquarter.com)

South Quarter juga dilengkapi fasilitas ritel pendukung dengan bangunan


berbentuk kubah atau dome seluas 12.500 meter persegi. Fasilitas ini untuk
memenuhi kebutuhan food and beverage serta menjadi tempat untuk melakukan
interaksi bisnis. Saat ini South Quarter telah menjadi salah satu kawasan
perkantoran favorit bagi banyak perusahaan multinasional. Selain Citi, beberapa
perusahaan global terkemuka telah memilih South Quarter sebagai pusat
perkantoran di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain
berkecimpung di sektor finansial, minyak dan gas, hingga manufaktur.

South Quarter Dome yang


merupakan fasilitas untuk memenuhi
kebutuhan food and beverage serta
menjadi tempat untuk melakukan
interaksi bisnis.

Gambar 3.18 : South Quarter Dome, Jakarta


(Sumber : Intiland.com)
Konsep yang mendasari South Quarter adalah sebuah bangunan yang
memiliki pengembangan diri. Bangunan ini harus bisa menjadi sebuah kawasan
yang terpadu atau multifungsi, yang bukan hanya sekadar struktur bangunan-
bangunan saja tetapi suasana yang dihasilkan, seperti tagline work inspired.
Terinspirasi dan Menginspirasi. Selain itu, kawasan ini juga menciptakan
lingkungan kerja yang memadukan antara aspek kesehatan dan gaya hidup secara
terpadu. Dengan memperhatikan aspek-aspek detil dari sisi desain dan teknologi
diharapkan tercipta suasana kerja yang produktif bagi penghuninya.

Proyek South Quarter menerapkan prinsip-prinsip berkesinambungan atau


sustainable design. Perwujudan prinsip antara lain dengan merancang gedung
perkantoran yang ramah lingkungan dan memperhatikan aspek penghematan
energi, baik dalam penggunaan listrik maupun air. melalui pengendalian
pembuangan limbah secara terpadu, South Quarter juga turut serta berpartisipasi
dalam normalisasi sungai melalui pembuatan kolam penampungan air. Air
tampungan baik dari limbah maupun hujan didaur ulang menjadi secondary water
yang digunakan untuk keperluan penyiraman tanaman.

Bangunan South Quarter secara desain dirancang untuk memenuhi kaidah


hemat energi. Komitmen ini karena gedung perkantoran membutuhkan energi besar
untuk kebutuhan pendingin ruangan. Sebagai solusi untuk masalah tersebut,
penempatan letak bangunan South Quarter mempertimbangkan orientasi arah
matahari dan pada fasad bangunan menggunakan dinding dua layer, yang terdiri
dari kulit luar bangunan dan kulit dalam. Layer pertama berupa louver (kisi-kisi),
yang fungsinya selain sebagai penahan sinar matahari langsung juga menghadirkan
fasad bangunan yang unik. Dan layer yang kedua berupa double glass, yang
berfungsi selain memberikan penerangan alami juga dapat mengurangi panas
sehingga mengurangi beban pemakaian lampu dan Ac pada bangunan. Cara ini
mampu mengurangi panas yang masuk ke dalam ruangan, namun tetap
mendapatkan pencahayaan alami secara maksimal, sehingga menghemat energi
dari beban listrik untuk pendingin udara. Secara estetika, louvre membentuk fasade
unik yang terinspirasi dari keranjang rotan tradisional Indonesia.
Detail Fasad pada South Quarter,
Jakarta yang menggunakan dinding
dua layerLayer pertama berupa
louver (kisi-kisi), yang berfungsi
sebagai penahan sinar matahari
langsung juga menghadirkan fasad
bangunan yang unik. Dan layer yang
kedua berupa double glass, yang
berfungsi selain memberikan
penerangan alami juga dapat
mengurangi panas sehingga
mengurangi beban pemakaian lampu
dan Ac pada bangunan
Gambar 3.19 : louver (kisi-kisi) yang terdapat pada fasad South Quarter, Jakarta
(Sumber : Intiland.com)

Gambar 3.20 : Detail louver (kisi-kisi) yang terdapat pada fasad South Quarter, Jakarta
(Sumber : wkkarchitects.com)

Pada bagian South Quarter terdapat satu bangunan yang memiliki bentuk
seperti dome atau kubah, bangunan South Quarter dome ini merupakan fasilitas
yang memenuhi kebutuhan food and beverage serta menjadi tempat untuk
melakukan interaksi bisnis. Pada bagian atap kubah restoran Jakarta Selatan ini
terbuat dari material membran. Material ini terbilang ringan, aman, dan pada saat
yang bersamaan mampu menyuplai udara ke dalam kubah. Material yang
dipergunakan juga transparan sehingga cahaya matahari dapat masuk dengan
leluasa dan menerangi seluruh area dome. Selain itu, para pengunjung tetap dapat
menikmati suasana diluar dome walaupun mereka berada di dalam ruangan. Pada
bagian South Quarter dome ini juga terdapat motif kubah yang dipenuhi dengan
salah satu ornamen khas Indonesia yaitu batik. Dalam hal ini, ornamen batik yang
dipilih adalah batik Cirebon dengan motif Mega Mendung. Hal ini membuat South
Quarter Dome sukses memadukan antara desain modern dengan budaya tradisional
Indonesia.

Terdapat motif kubah


yang dipenuhi dengan
salah satu ornamen
khas Indonesia yaitu
batik pada bagian atap
South Quarter Dome

Gambar 3.21 : Ornamen pada South Quarter Dome, Jakarta


(Sumber : Southquarter.com)

Anda mungkin juga menyukai