0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan6 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang aspek ekonomi dan entrepreneurship dalam Islam, termasuk pengertian, sejarah, prinsip ekonomi Islam, lembaga-lembaga ekonomi Islam, etos kerja, dan entrepreneurship.
2. Etika bisnis dalam Islam mencakup segala hal yang berkaitan dengan bisnis, seperti kejujuran, kepercayaan, ketulusan, dan keramahan.
3. Dokumen juga membahas penerap
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang aspek ekonomi dan entrepreneurship dalam Islam, termasuk pengertian, sejarah, prinsip ekonomi Islam, lembaga-lembaga ekonomi Islam, etos kerja, dan entrepreneurship.
2. Etika bisnis dalam Islam mencakup segala hal yang berkaitan dengan bisnis, seperti kejujuran, kepercayaan, ketulusan, dan keramahan.
3. Dokumen juga membahas penerap
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang aspek ekonomi dan entrepreneurship dalam Islam, termasuk pengertian, sejarah, prinsip ekonomi Islam, lembaga-lembaga ekonomi Islam, etos kerja, dan entrepreneurship.
2. Etika bisnis dalam Islam mencakup segala hal yang berkaitan dengan bisnis, seperti kejujuran, kepercayaan, ketulusan, dan keramahan.
3. Dokumen juga membahas penerap
2. Lembaga-Lembaga Ekonomi Islam 3. Etos Kerja dan Enterpreneurship dalam Islam
4. Etika Bisnis dalam Islam
“ETOS” sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani. “ETOS” berubah menjadi kata “ETIKA” dan “ETIS” yang bermakna “AKHLAK” yaitu kualitas esensial seseorang atau kelompok suatu bangsa. “ETIKA” juga ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. “BISNIS” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “BUSINESS” yang artinya kesibukan, dengan pengertiannya yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun organisasi yang melibatkan aktivitas produksi, penjualan, pembelian, maupun pertukaran barang/ jasa, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Sudarsono menegaskan dalam bukunya yang berjudul Etika Islam mengatakan bahwa, etika Islam adalah doktrin etis yang berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw yang di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur dan sifat-sifat yang terpuji (mahmudah). Dalam agama Islam, etika ataupun perilaku serta tindak tanduk dari manusia telah diatur sedemikian rupa sehingga jelas mana perbuatan atau tindakan yang dikatakan dengan perbuatan atau tindakan asusila dan mana tindakan atau perbuatan yang disebut bermoral atau sesuai dengan arturan agama. Etika bisnis dalam Islam sangatlah luas yang mencakup segala hal yang bersangkut paut dengannya. Etika Islam mengatur agar perpindahan produksi barang yang dibuat dan jasa dapat sah dan halal serta baik bagi pihak yang bertransaksi dengan berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW yang di dalamnya terdapat nilai- nilai luhur dan sifat-sifat yang terpuji (mahmudah). Dalam berbisnis atau jual beli yang sesuai dengan Syariat Islam harus memenuhi rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar dipandang sah. Ada dua indikator (qarīnah) yang menunjukkan kerelaan dari kedua belah pihak dalam syarat, yaitu : 1. dalam bentuk perkataan (ijāb dan qabūl) 2. dan dalam bentuk perbuatan, yaitu saling memberi (penyerahan barang dan penerimaan uang) untuk yang kedua dalam ilmu fiqih disebut dengan istilah بيع المعاطة. Etika dalam berbisnis seperti yang telah diteladani Rasulullah Nabi Muhammad SAW sewaktu muda ketika berbisnis yaitu : 1. dengan memperhatikan kejujuran, 2. kepercayaan dan 3. ketulusan serta 4. keramah-tamahan. 5. Kemudian mengikutinya dengan penerapan prinsip bisnis dengan nilai ṣiddīq, amānah, tablīgh, dan faṭānah, serta nilai moral dan keadilan. Adapun ETIKA BISNIS DALAM ISLAM, menurut Husein Sahata dan Mas’ud Alam Choudhory yaitu : 1. Tujuan bisnis adalah beribadah kepada Allah SWT, dan memakmurkan kehidupan dengan mengelola bumi beserta isinya. (Al-Dzariyat 56-57) 2. Keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan jiwa dan jasmani. (Al-Qashash 77) 3. Mendapatkan rezeki disertai dengan tawakkal dan takwa kepada Allah SWT. (Al-Mulk 15) 4. Usaha yang halal dan menghindari yang haram. (Al-Maidah 100) 5. Penerapan Ekonomi Islam di Indonesia Istilah sistem berasal dari kata "sistema" (bahasa yunani) yang dapat diartikan sebagai keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Sistem ekonomi merupakan suatu sistem yang digunakan dalam suatu negara untuk menyelesaikan dan menghadapi masalah dalam bidang ekonomi. Jadi sistem ekonomi islam adalah sistem yang digunakan dalam suatu negara untuk menyelesaikan dan menhadapi masalah masalah dalam bidang ekonomi yang belandaskan syariat islam (Al-Qur’an dan Al-Hadist). Sistem ekonomi pada setiap negara berbeda-beda berdasarkan kepemilikan produksi, konsumsi dan distribusi yang dilakukan. Demi tercapainya suatu tujuan suatu sistem ekonomi yang digunakan yaitu untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, mencapai kestabilan ekonomi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi,dan meningkatkan pemerataan pendapatan diantara berbagai golongan atau lapisan masyarakat. Meski Indonesia belum menggunakan sistem ekonomi Islam sebagai sistem perekonomian nasional, tapi upaya memberikan kesadaran kepada masyarakat, khususnya pengusaha muslim, akan pentingnya mempraktikkan ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari gencar dilakukan. Namun tidak mudah untuk menerapkan sistem ekonomi islam tersebut, mengingat banyak faktor penghalangnya juga. Pertama, karena di Indonesia masyarakatnya masih banyak yang menganut kepercayaan terhadap roh-roh atau dewa, meskipun agama mereka sebenarnya islam. Kedua, faktor budaya, banyak masyarakat di Indonesia yang masih menerapkan sistem tradisional. Ketiga, sudah melekatnya system ekonomi konvensional di masyarakat Indonesia, seperti konsumenisme. Tetapi perkembangan ekonomi islam bisa saja berkembang di Indonesia dan bahkan sangat mungkin. Namun yang sebenarnya harus kita lihat adalah, dari segi kualitasnya, bukan kuantitasnya. Dalam artian, perkembangan ekonomi islam yang dilakukan oleh individu-individu tersebut apakah benar dilandaskan oleh niat untuk beribadah, taat kepada aturan Al-Qur'an dan Hadist, bukan karena faktor yang lain, seperti hanya mencantumkan lebel syariah yang dilandaskan hanya ingin merauk untung yang besar karena melihat perkembangan ekonomi islam yang pesat. Hukum Dasar ekonomi syariah harus merujuk pada sumber Syariah yaitu Al-Qur'an, Al-Hadis dan Fatma Dewan Syariah Nasional MUI. Filosofi syariah telah diatur dalam al-Quran yaitu : a. Kerjasama Usaha, didasarkan kepada niat untuk saling tolong menolong dalam kegiatan ekonomi melalui pola bagi hasil (Mudharabah) sehingga tercipta sistem usaha yang adil dan berkah. Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah/ 5 : 2 ) b. Dasar Hukum Syariah dalam Kerjasama Usaha mengacu pada perjanjian atau kesepakatan kerjasama usaha Firman Allah SWT : Aritnya : Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah/perjanjian perjanjian itu. (QS. An-Nahl/ 16 : 91) c. Dana Pinjaman harus merupakan Dana Titipan Usaha sebagai amanat yang bersifat Wadiah Yad- damadah (titipan yang boleh untuk diusahakan) dimana ketentuan-ketentuannya disepakati para pihak. Artinya : Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itumenunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Rabbnya. (QS Al-Baqarah: 283) Salah satu solusi penting yang harus diperhatikan pemerintahan dalam merecovery ekonomi Indonesia adalah penerapan ekonomi syari'ah. Ekonomi syari'ah memiliki komitmen yang kuat pada pengentasan kemiskinan, penegakan keadilan pertumbuhan ekonomi, penghapusan riba, dan pelarangan spekulasi mata uang sehingga menciptakan stabilitas perekonomian. Ekonomi syariah di Indonesia telah menunjukkan ketangguhannya di masa krisis dan lagi pula dalam praktek perekonomian di Indonesia selama ini, Indonesia sudah menerapkan dual system, yakni konvensional dan sistem ekonomi syari'ah, terutama yang berkaitan dengan lembaga perbankan dan keuangan. 6. Peluang dan Tantangan Perbankan syari'ah semakin hari perkembangannya semakin dikenal dikalangan masyarakat. Tak hanya untuk kalangan umat islam semata saja, melainkan juga umat non muslim. Bisa diprediksi peluang perbankan syari'ah kedepannya bisa terbilang amat besar. Akan tetapi, dengan adanya peluang tidak mungkin lepas dari adanya tantangan bagi perbankan syari'ah di Indonesia. Baik yang berasal dari luar, maupun berasal dari dalam. Semua tantangan itu perlu dihadapi, dipecahkan untuk selanjutnya dicari solusinya yang tepat guna kemajuan bank Syariah. Peluang yang besar dan terbuka lebar bagi Perbankan Syari'ah di Indonesia mungkin dapat dikatakan sebagai suatu hal yang wajar. Setidaknya ada beberapa alasan yang menguatkan hal tersebut, diantaranya : a. Mayoritas Penduduk Indonesia yang kebanyakan memeluk agama islam. Hal ini dapat membuat Perbankan Syari'ah berkembang pesat dan cepat apabila seluruh masyarakat muslim di Indonesia lebih memilih untuk memanfaatkan Bank yang berbasis Syari'ah daripada Bank Konvensional. b. Fatwa bunga Bank. Fatwa ini menjadikan Bank Syari'ah menjadi lebih sehat dan terpercaya untuk melakukan transaksi-transaksi muammalah. c. Menjalarnya penerapan ekonomi islam. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya asuransi syari'ah, koperasi syari'ah, pegadaian syari'ah, MLM syari'ah, pasar modal dan obligasi syari'ah termasuk bisnis hotel syari'ah. Hal tersebut akan memudahkan masyarakat dalam bertransaksi sesuai dengan prinsip syari'ah. d. Berkembangnya Lembaga keislaman. Berdirinya sekolah tinggi ekonomi Islam atau sejumlah perguruan tinggi yang membuka jurusan ekonomi Islam, serta maraknya sekolah Islam unggulan merupakan saham berharga untuk mencetak kader-kader ekonom dan bankir Islam. Selain adanya peluang dalam perbankan Syariah di Indonesia, pasti juga ada yang namanya sebuah tantangan yang harus dipecahkan. Tantangan tersebut pasi terbagi menjadi dua, yaitu tantangan Internal (dari dalam) dan tantangan eksternal (dari luar). Tantangan Internal Perbankan Syari'ah : a. Pengembangan kelembagaan. Sampai saat ini, kelembagaan dalam perbankan Syari'ah dapat dikatakan belum terlalu mapan. Masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi, terutama dalam hal manajemen, tugas dan wewenang, peraturan, dan struktur keorganisasian. Hubungan antara Bank Konvensional dengan unit Syari'ahnya juga perlu diperjelas agar kedepannya lebih sinergis. b. Sosialisasi dan promosi. Faktanya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui secara 'utuh' mengenai Perbankan Syari'ah. Sehingga perlu diadakan sosialisasi maupun promosi yang semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian para masyarakat di Indonesia. c. Perluasan jaringan kantor. Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, akan tetapi jumlah kantor syari'ah yang beroperasi masih terbilang sangat minim. d. Peningkatan pelayanan. Perbankan syari'ah perlu terus meningkatkan kualitas pelayanannya yaitu prinsip pelayanan yang ramah, mudah, cepat, dan murah biaya administrasi. Tantangan Eksternal Perbankan Syari'ah : a. Dukungan pemerintah yang belum penuh. Pemerintah mendukung keberadaan perbankan syari'ah, tetapi dalam tataran kebijakan dan kesetiusan dapat dikatakan masih belum optimal. b. Sinisme masyarakat. Tidak terelakkan, masih ada masyarakat yang memandang perbankan Syari'ah dengan senyum sinis. Terjadi mis- persepsi, seolah Bank Syari'ah itu ekslusif (hanya untuk orang islam) sistem bagi hasil yang kurang menguntungkan dan susah prosesnya. Hal itu tentu menjadi tantangan besar bagi Bank Syari'ah untuk mengubah pemikiran masyarakat yang memiliki mindset seperti itu.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya