Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Mifedwil Jandra, M.Ag.

Nama : Erin Jihan Wahyu Kusuma


NIM : 2020004016
Semester : 2A

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2021
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ekonomi Islam.
Jawab:
Pengertian ekonomi Islam menurut beberapa ahli diantaranya:
• Muhammad Abdul Manan
Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
• M.M. Mettwally
Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku
muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti al-
Quran, Hadist Nabi, Ijma’, dan Qiyas.
• Hasanuzzaman
Ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan dan aplikasi dari anjuran dan
aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber-
sumber material sehingga tercipta kepuasan manusia dan memungkin mereka
menjalankan perintah Allah dan masyarakat.
• Khursid Ahmad
Ekonomi Islam adalah suatu usaha sistematis untuk memahami masalah
ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya kepada perssoalan tersebut
menurut perspektif Islam.
Ekonomi Islam yaitu suatu ilmu pengetahuan sosial yang didalamnya mempelajari
tentang masalah-masalah ekonomi masyarakat yang berbasis Islam dan didasari empat
pengetahuan yaitu Al-Quran, sunnah, ijma’, dan qiyas

2. Bagaimana proses dan bentuk-bentuk ekonomi Islam di Indonesia serta berikan contoh
dan dalilnya.
Jawab:
Perkembangan perbankan syariah diawali dengan munculnya Bank Muamalat
Indonesia sekitar tahun 1992 didasarkan pada Undang-undang No. 7 Tahun 1992
sebagai landasan hukum bank kemudian disempurnakan dengan Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum
serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank
syariah. Undang- undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank
konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara
total menjadi bank syariah. Antusiasme masyarakat terhadap pertumbuhan praktek
ekonomi syariah sangat tinggi, terlebih dengan menjamurnya pendirian lembaga
keuangan syariah (LKS) baik dalam bentuk Bait at Tamwil, BPRS atau perbankan
syariah. Perbankan syari‟ah menjadi wadah terpercaya bagi masyarakat yang ingin
melakukan investasi dengan sistem bagi hasil secara adil sesuai prinsip syari‟ah.
Memenuhi rasa keadilan bagi semua pihak dan memberikan maslahat bagi masyarakat
luas adalah merupakan prinsip utama bagi bank syari‟ah. Oleh karena itu bank syari‟ah
menerapkan ketentuan dengan menjauhkan diri dari unsur riba danmenjalankan prinsip
bagi hasil dan sistem jual beli.5 Berdasarkan petunjuk QS. al- Baqarah (2):275 dan QS.
al-Nisa (4):29 yang intinya. Allah swt. telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba serta suruhan untuk menempuh jalan perniagaan dengan suka sama suka, maka
setiap transaksi kelembagaan ekonomi syari‟ah harus selalu dilandasi atas dasar sistem
bagi hasil dan perdagangan atau yang transaksinya didasari oleh adanya petukaran
antara uang dengan barang/jasa.
Masuknya unsur Islam (ekonomi syariah) dalam cita hukum ekonomi Indonesia, bukan
berarti mengarahkan ekonomi nasional ke arah idiologi ekonomi agama tertentu, tetapi
dikarenakan ekonomi syari'ah sudah lama hidup dan berkembang tidak hanya di
Indonesia, tetapi juga di dunia. Sistem ekonomi syari'ah adalah salah satu dari sistem-
sistem ekonomi lainnya seperti kapitalisme dan sosialisme. Menurut Jimly Asshiddiqie,
dalam perspektif konstitusi ekonomi, kita tidak perlu terjebak dalam diskusi mengenai
idiologi ekonomi. Ekonomi Syariah keberadaannya mempunyai landasan yang kuat
baik secara formal syar’i maupun formal konstitiusi. Secara formal syar’i, keberadaan
ekonomi Syariah mempunyai landasan dalil yang kuat. Dalam konteks negara, ekonomi
Syariah mempunyai landasan konstitusional.

Hukum Dasar ekonomi syariah harus merujuk pada sumber Syariah yaitu Al-Qur'an,
Al-Hadis dan Fatma Dewan Syariah Nasional MUI.

Filosofi syariah telah diatur dalam al-Quran yaitu :

(1) Kerjasama Usaha, didasarkan kepada niat untuk saling tolong menolong dalam
kegiatan ekonomi melalui pola bagi hasil (Mudharabah) sehingga tercipta sistem usaha
yang adil dan berkah.

Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,


dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah/ 5
:2)

(2) Dasar Hukum Syariah dalam Kerjasama Usaha mengacu pada perjanjian atau
kesepakatan kerjasama usaha Firman Allah SWT :

Aritnya : Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah
kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu
telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah/perjanjian
perjanjian itu. (QS. An-Nahl/ 16 : 91)

(3) Dana Pinjaman harus merupakan Dana Titipan Usaha sebagai amanat yang
bersifat Wadiah Yad- damadah (titipan yang boleh untuk diusahakan) dimana
ketentuan-ketentuannya disepakati para pihak.

Artinya : Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka
hendaklah yang dipercaya itumenunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Rabbnya. (QS Al-Baqarah: 283)

Beberapa contoh institusi ekonomi Islam

• Bank Syariah

Sistem bank syariah sering pula diterjemahkan menjadi Islamic banking. Kita tidak bisa
menyatakan bahwa semua bank syariah pasti menerapkan prinsip ekonomi Islam,
namun eksistensi bank syariah pasti dipengaruhi oleh adanya prinsip ekonomi Islam.
• Baitul Mal

Baitul mal pada awalnya adalah rumah untuk menempatkan harta rampasan perang
pada masa Nabi saw. Pada masa kekhalifahan, baitul mal berfungsi mirip departemen
keuangan, dimana memiliki tugas mengelola keuangan umat.

Selain beberapa contoh dalam bentuk institusi, ekonomi syariah juga bisa dilihat
contohnya dalam bentuk transaksi. Berikut ini beberapa contoh transaksi dalam
ekonomi Islam.

Beberapa contoh transaksi ekonomi Islam

• Syirkah

Syirkah bisa diartikan sebagai kerjasama, kongsi atau bersyarikat. Praktek syirkah
ditujukan untuk menggabungkan sumberdaya yang dimiliki perorangan atau kelompok
demi mencapai tujuan bersama.

• Mudharabah

Mudharabah dapat diartikan sebagai bagi hasil antara dua pihak, yaitu pemilik modal
dan pelaksana. Bagi hasil dilakukan dengan cara menentukan persentase keuntungan
yang akan diterima oleh kedua belah pihak.

• Bai Al Murabahah

Bisa diartikan sebagai akad yang berlaku untuk mengikat penjual dan pembeli dengan
adanya penyerahan kepemilikan antara penjual dan pembeli. Istilah lain dari bai al
murabahah adalah jual beli.

3. Apa prinsip-prinsip ekonomi Islam?


Jawab:
Secara umum prinsip ekonomi Islam terbagi menjadi tiga bagian. Prinsip-prinsip
ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai universal yang
meliputi tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerin
tah) dan ma’ad (hasil). Dari kelima nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip
derivatif yaitu kepemilikan multijenis (multiple ownership), kebebasan bertindak atau
berusaha (freedom to act) serta keadilan sosial (social justice).
Lima nilai universal memiliki fungsi seperti pondasi, yaitu menentukan kuat tidaknya
suatu bangunan. Tauhid (keesaan Allah), memiliki arti bahwa semua yang kita lakukan
di dunia akan dipertanggungjawabkan kepada Allah di akhirat kelak. ‘Adl (keadilan),
memiliki arti bahwa Allah telah memerintahkan manusia untuk berbuat adil dan tidak
menzalimi pihak lain demi memeroleh keuntungan pribadi. Nubuwwah (kenabian),
menjadikan sifat dan sikap nabi sebagai teladan dalam melakukan segala aktivitas di
dunia. Khilafah (pemerintahan), peran pemerintah adalah memastikan tidak ada
distorsi sehingga perekonomian dapat berjalan dengan baik. Ma’ad (hasil), dalam Islam
hasil (laba) yang diperoleh di dunia juga menjadi laba di akhirat.
Bagian kedua memiliki fungsi sebagai tiang yang merupakan turunan dari nilai-nilai
universa. Multitype Ownership (kepemilikan multijenis) merupakan turunan dari
nilai tauhid dan ‘adl. Islam mengakui kepemilikan pribadi, negara maupun
kepemilikan campuran, namun pemilik primer tetap Allah SWT. Freedom to
act (kebebasan bertindak atau berusaha) merupakan turunan dari nilai nubuwwah, ‘adl
dan khilafah. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap manusia memiliki kebebasan untuk
bermuammah. Dalam bermuammalah, manusia diwajibkan untuk meneladani sifat
rasul (siddiq, amanah, fathanah, tabligh). Selain itu tetap harus menjunjung tinggi nilai
keadilan dan taat terhadap aturan yang berlaku dalam pemerintahan agar tidak terjadi
distorsi dalam perekonomian. Social Justice (keadilan sosial) merupakan turunan dari
nilai khilafah dan ma’ad. Nilai ini memiliki arti bahwa pemerintah bertanggung jawab
atas pemenuhan kebutuhan pokok dan terciptanya keseimbangan sosial sehingga tidak
terjadi ketimpangan antara kaya dan miskin.
Seperti fungsi atap dalam sebuah bangunan, nilai yang berfungsi untuk melindungi
bangunan dari ancaman dari luar adalah akhlak. Akhlak merupakan sikap manusia
dalam bertingkah laku yang diharapkan sesuai dengan teori dan sistem ekonomi Islam.

4. Berikan kritik dan pertanyaan terhadap makalah yang terlampir.


Jawab:
Pertanyaan: apakah ekonomi Islam tahan terhadap krisis yang melanda Indonesia?
Jelaskan!

Anda mungkin juga menyukai