Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dewi Pramita

Notar : 2202080
Kelas : MTJ 1.8
Prodi : D-III Manajemen Transportasi Jalan

SISTEM EKONOMI ISLAM (Pelajari Materi ke-7)


Jawablah pertanyaan berikut, dikumpulkan via grup kelas selesai waktu kuliah.
1. Ada 3 kerangka Islam yaitu; Akhlak, Syariah, dan Aqidah. Jelaskan dimana posisi Sistem
Ekonomi Islam dari ke-tiga kerangka Islam tersebut!
Jawab:
Posisi Sistem ekonomi Islam dalam kerangka islam yaitu dalam syariah.Karena Secara
sederhana Sistem ekonomi Islam merupakan sebuah peraturan, dimana pelaksanaannya
berlandaskan dengan berbagai syariah. Yaitu Islam dan selalu berpedoman pada Al
Qur’an maupun AL-Hadis. Hal ini meliputi kegiatan seperti simpan-pinjam, investasi dan
bermacam kegiatan lain.
Sistem ekonomi ini diciptakan agar umat Islam bisa tetap melakukan kegiatan ekonomi
dengan baik dan benar dan terhindar dari semua sifat yang buruk seperti riba, dzalim,
ikhtikar, haram, dan masih banyak lagi. Semuanya dijelaskan dan diatur secara terperinci
dalam sistem ekonomi Islam.

2. Ada 3 sistem ekonomi di dunia ini yaitu; Sosialisme, Islam, dan kapitalisme. Menurut
anda Indonesia termasuk negara yang menggunakan sistem yang mana? Jelaskan alasan
anda!
Jawab:
Menurut saya Indonesia termasuk negara yang menggunakan sistem ekonomi islam
dimana Sistem ekonomi Islam secara sederhana merupakan sebuah peraturan, dimana
pelaksanaannya berlandaskan dengan berbagai syariat. Yaitu Islam dan selalu
berpedoman pada Al Qur’an maupun AL-Hadis. Hal ini meliputi kegiatan seperti simpan-
pinjam, investasi dan bermacam kegiatan lain.
Sistem ekonomi ini diciptakan agar masyarakat bisa tetap melakukan kegiatan ekonomi
dengan baik dan benar dan terhindar dari semua sifat yang buruk seperti riba, dzalim,
ikhtikar, haram, dan masih banyak lagi. Semuanya dijelaskan dan diatur secara terperinci
dalam sistem ekonomi Islam.
Ekonomi islam di Indonesia sendiri dalam tahun ketahun semakin berkembang secara
bertahap dan akan menjadi ekonomi islam terbesar didunia. Hal tersebut terdapat pasar
yang sangat besar dan terdapat pula sektor riil ekonomi syariah yang sudah berjalan
dengan baik sesuai aturan syariah islam yang sudah ada didalam Al-qur'an.

3. Filsafat Sistem Ekonomi Islam berlandaskan kepada TAUHID, jelaskan makna tersebut
dalam aplikasi kehidupan yang sebenarnya !
Jawab:
Landasan Ekonomi Islam didasarkan pada tiga konsep, yaitu: keimanan kepada Allah
(Tauhid), kepemimpinan (khilafah) dan keadilan (a’dalah). Ketika seseorang memahami
tentang ekonomi islam secara keseluruhan, maka ia harus mengerti ekonomi islam dalam
ketiga aspek tersebut. Tauhid merupakan konsep pertama, yang paling penting dan
mendasar untuk Ekonomi Islam, tauhid merupakan konsep yang mendasar, karena
menyangkut ubudiah atau ibadah mahdah, muamalah, muasyarah, hingga akhlak. konsep
tauhid bukanlah sekedar pengakuan realitas, tetapi juga suatu respons aktif terhadapnya.
Ekonomi atau iqtishod yang merupakan bagian dari muamalah secara umum di dalam
konsep islam harus berdampingan manakala akan mewujudkan suatu kehidupan
masyarakat yang sejahtera (al falah).
Dalam pandangan tauhid, manusia sebagai pelaku ekonomi hanyalah sekedar pemegang
amanah. Oleh sebab itu, dalam melakukan segala aktivitas manusia harus mengikuti
ketetapan Allah.

Ekonomi Islam dalam akidah mencakup dua hal, yaitu:


 Ekonomi Islam Ilahiyah berpijak pada ajaran Tauhid Uluhiyyah. Tauhid
Uluhiyyah yaitu keyakinan akan keESAan Allah dan kesadaran bahwa seluruh
yang ada di muka bumi dan langit adalah milik-Nya. Manusia harus dapat di
percaya, memegang amanah, untuk mengolah dan mempergunakan apa yang
dianugerahkan oleh Allah untuk kebahagiaan umat manusia dan bukan
kepentingan individual. Ketika seseorang mengesakan dan menyembah Allah
dikarenakan kapasitas Allah sebagai dzat yang wajib disembah. Segala pekerjaan
yang dikerjakan manusia dalam rangka beribadah kepada Allah. Termasuk ketika
seseorang melakukan kegiatan ekonomi dalam kesehariannya. Dalam skala mikro
dan makro, seseorang haruslah selalu teringat bahwa segala yang dilakukan
adalah ibadah kepada Allah.
 Ekonomi Islam sebagai Ekonomi Rabbaniyah berpijak kepada ajaran Tauhid
Rububiyah. Tauhid Rububiyah yaitu keyakinan bahwa Allah yang menentukan
rezeki untuk segenap umat-Nya dan Dia pulalah yang akan membimbing setiap
insan yang percaya kepada-Nya ke arah keberhasilan. Ketika seseorang
menyembah Allah karena kapasitas Allah sebagai pemberi rezeki dan segala
kenikmatan yang ada di dunia, ia haruslah mampu memanfaatkan apa yang ada di
dunia ini dengan sebaik-baiknya. segala yang dibutuhkan telah Allah sediakan di
muka bumi ini, maka menjadi suatu kewajiban baginya untuk bekerja bertebaran
dibumi ini untuk mencari rezeki.
Segala hal yang terangkum dalam Tauhid Asma’ inilah yang akan menyadarkan manusia
bahwa mereka hanyalah seseorang yang diberikan amanah oleh Allah untuk dapat
mengelola alam semesta ini. Ketika menjalankan ekonomi islam yang bersifat Uluhiyyah
dan Rabbaniyah seseorang haruslah berjalan sesuai dengan rambu-rambu yang telah
ditetapkan oleh syariat islam.

4. Jelaskan Fungsi zakat sebagai nilai Instrumental Sistem Ekonomi Islam!


Jawab:
Nilai instrumental atau basis kebijakan merupakan sesuatu yang dimiliki setiap sistem
ekonomi, nilai instrumental ini yang menjadi syarat terlaksananya sistem ekonomi, dan
sistem tersebut dapat dijalankan bila terdapat nilai instrumental di dalamnya. Jika dalam
ekonomi kapitalis nilai instrumentalnya terdapat pada kebebasan tanpa restriksi untuk
keluar masuk pasar. Dalam sosialis justru sebaliknya, semua kegiatan ekonomi dilakukan
secara terpusat dimana faktor produksi diatur secara kolektif sehingga individu tidak
memiliki kebebasan keluar masuk pasar. Sedangkan dalam ekonomi Islam memiliki nilai
instrumental yang membebaskan individu dan pemerintah untuk masuk dalam kegiatan
ekonomi.
Ada beberapa nilai instrumental dari sistem ekonomi Islam yang berpengaruh pada pola
hidup maupun tingkah laku dalam kegiatan ekonomi individu maupun masyarakat.
Diantaranya sebagai berikut:

1) Zakat
2) Pelarangan Riba
3) Kerjasama Ekonomi
4) Jaminan Sosial
5) Peranan Pemerintah

5. Mengapa Riba dilarang dan diharamkan dalam praktik Ekonomi Islam?


Jawab:
Riba merupakan nilai instrumental yang erat kaitannya dengan penghapusan praktik
ketidakadilan dan kedzaliman (QS. Al-Baqarah: 278-279), Pelarangan riba secara sempit
sama halnya dengan menghapus eksploitasi yang timbul dalam kegiatan jual beli ataupun
hutang piutang. Secara luas pelarangan riba memiliki makna pelarangan segala bentuk
kegiatan ekonomi yang mengakibatkan ketidakadilan dan kedzaliman.
Dampak dari adanya riba secara makro akan berpengaruh pada naiknya angka inflasi. Hal
ini dikarenakan suku bunga/riba yang dibebankan atas nasabah akan berefek pada
naiknya biaya/beban produksi dimana pada akhirnya hal ini akan menaikkan harga atau
inflasi secara keseluruhan. Jika harga sudah meningkat, maka pasti akan ada segelintir
masyarakat yang terkena dampak negatifnya yaitu golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah. Inflasi dapat menyebabkan seseorang yang semula muzaki akan
jatuh miskin dan tidak mustahil jika mereka menjadi mustahik. Hal ini disebabkan karena
kenaikan harga yang pada akhirnya membuat mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan
dasar hidupnya.

6. Sistem Ekonomi Islam juga sangat memperhatikan “Jaminan Sosial”. Jelaskan mengapa
jaminan sosial menjadi perhatian dalam ekonomi Islam secara keseluruhan.
Jawab:
Islam merupakan agama yang tidak mengenal kasta, semua orang mendapatkan hak yang
sama termasuk dalam jaminan sosial atas kebutuhan dasar hidup yang diberikan kepada
semua lapisan masyarakat (Q.S. At- Taubah: 6).
Jaminan sosial dalam Islam dijelaskan dalam Al-Qur'an sebagai berikut:
 Kekayaan alam harus bisa dinikmati oleh semua makhluk-Nya (QS. Al-An'am:
38, Ar-Rahman: 10),
 Memperhatikan kelayakan hidup orang miskin adalah tugas mereka yang
memiliki kelebihan harta (QS. Adz- Dzariyat: 19, Al-Ma'arij: 24)
 Harta tidak boleh berputar dan hanya dinikmati oleh golongan tertentu saja,
 Memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana Allah memperlakukanmu
dengan baik (QS. Al-Qashash: 77)
 Orang yang tidak memiliki kelebihan harta bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan
sosial dengan menyumbangkan tenaga (QS. At- Taubah: 79)
 Seseorang yang memberikan harta dan tenaganya untuk kepentingan pribadi,
keluarga serta sosial masyarakat janganlah hanya karena ingin dipuji orang lain
(QS. At-Taubah: 262)
 Orang yang mendapatkan jaminan sosial tersebut harus diberikan minimal kepada
orang yang masuk kedalam golongan yang telah ditentukan dalam Al-Qur'an (QS.
Al-Baqarah: 273, At-Taubah: 60).
Jika jaminan sosial diatas dilaksanakan dengan optimal maka tugas manusia
disamping beribadah kepada Allah, menjaga diri dari sifat tamak dan egoisnya,
juga telah membersihkan dan mendistribusikan kekayaan atas ajaran syariat.
Tentu saja hal tersebut akan mewujudkan pertumbuhan yang sustainable,
seimbang serta berkeadilan.

Anda mungkin juga menyukai