Anda di halaman 1dari 8

Latar belakang dikei fotnot

Pentub gk gawe saran

Kesimpulan harus sejumlah rmusan masalah

No colour link

Nama dosen muhamad wildan


Latar belakang

Sistem ekonomi islam dalam perkembangannya mengalami naik turun, baik sistem
ekonomi islam di Indonesia maupun di berbagai negara. Terutama Ketika islam mengalami
kejayaan, perkembangan sistem ekonomi islam juga ikut mengiringinya. Sementara
perkembangan sistem ekonomi islam sendiri di Indonesia dimulai pada tahun 1970an. Saat
konsep ekonomi islam lebih dikenal dengan konsep ekonomi dan bisnis ribawi. Dimana
perkembangan yang terjadi masih sebatas perkembangan dibidang perbankan atau keuangan.
Namun, akhir-akhir ini pemikiran ekonomi islam sudah berkembang cukup pesat dalam cakupan
yang komprehensif. Perkembangan yang terjadi pada tingkatan ini menghasilkan bahan yang
bisa digunakan untuk menyususn suatu konsep sistem ekonomi islam, baik dalam ekonomi
mikro maupun makro. Sistem ekonomi ini memuat dua pandangan. Pertama, sistem ekonomi
yang bersifat universal, missal sosialisme, kapitalisme atau sosial demokrasi. Kedua, sistem
ekonomi yang berlaku pada tingkatan nasional. Pada tingkatan pertama diperlukan lebih dulu
untuk menyusun suatu arsitektur, desain atau rancang bangun.sehingga sistem ekonomi islam ini
diibaratkan seperti sebuah rumah, bangunan ataupun gedung. Sebuah rumah, bangunan ataupun
gedung ini dibutuhkan nilai, prinsip dan konsep dasar yang berupa rancang bangun sebelum
sistem ekonomi tersebut dibangun.

Selain itu, mengerti tentang rancang bangun ekonomi islam sangat dibutuhkan sebelum
mempelajari teori-teori dalam ekonomi islam. Hal tersebut dibutuhkan agar mengerti gambaran
mengenai landasan-landasan dalam ekonomi islam. Landasan-landasan tersebut berpedoman
pada prinsip utama didalam islam, karena nilai tauhid merupakan kunci dari keimanan seseorang.
Setiap aktivitas perekonomian yang dilakukan manusia dalam ekonomi islam pasti berpedoman
pada prinsip-prinsip yang ada dalam ajaran islam. Oleh karena itu, perbuatan-perbuatan yang
tidak sesuai dengan syariat islam pasti dilarang, sebab dapat menimbulkan kemudharatan untuk
manusia. Sedangkan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan syariat islam diperbolehkan,
karena banyak menimbulkan kemaslahatan bagi umat manusia. Dengan mengetahui suatu
rancang bangun ekonomi islam diharapkan bisa mendapatkan gambaran secara utuh serta
menyeluruh dengan singkat mengenai ekonomi islam yang seperti bangunan dan terdiri dari atap,
tiang dan landasan.
Sebagai suatu ilmu pengetahuan ekonomi islam lahir melewati proses pengkajian ilmu
yang begitu Panjang, dimana dalam kehidupan masyarakat sekarang ini terjadi sikap pesimis
mengenai eksistensi ekonomi islam pada awalnya. Hal tersebut disebabkan oleh masyarakat
dengan telah munculnya suatu pendapat bahwa dikotomi antara keilmuan dan agama itu harus
ada, mengenai hal itu ilmu ekonomi termasuk didalamnya. Akan tetapi, hal tersebut sekarang
telah mulai terkikis. Ekonom-ekonom barat juga telah mulai mempercayai eksistensi dari
ekonomi islam yaitu suatu ilmu ekonomi yang telah memberikan warna yang menyejukkan
didalam perekonomian dunia. Yang mana menjadikan ekonomi islam sebagai suatu sistem
ekonomi alternatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan dari umat, selain sistem ekonomi
sosialis dan sistem ekonomi kapitalis yang sudah terbukti bahwa tidak dapat meningkatkan
keseejahteraan umat.

Ekonomi islam bisa diumpamakan seperti halnya sebuah rumah, gedung ataupun
bangunan yang tersusun atas atap, tiang dan landasan. Sebuah rumah, gedung ataupun bangunan
tesebut sebelum dibangun tentunya membutuhkan suatu pedoman seperti, arsitektur, desain atau
rancang bangun. Dengan memahami rancang bangun ekonomi islam diharapkan bisa mampu
mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh dengan singkat mengenai ekonomi islam
yang tersusun atas atap, tiang dan landasan tersebut. Pada intinya dalam mendirikan sebuah
bangunan bisa dimulai dengan membangun fondasi sebagai lantai dasar (landasan) yang kuat.
Kemudian diatas lantai dasar tersebut ditegakkanlah tiang-tiang sebagai penyanggah, dan
dibagian paling atas dibangun atap. Dari sebuah bangunan tersebut dapat diinterpretasikan
dengan suatu bangunan ekonomi yang memiliki sifat abstrak. Interpretasi tersebut merupakan
bahan-bahan bangunan ataupun material. Bahan bangunan tersebut dalam ekonomi islam
merupakan ajaran islam yang sumber utamanya dari Al-qur’an dan hadits serta tradisi-tradisi
pemikiran yang sudah para ulama’ kembangkan.6 Terdapat prinsi-prinsip dasar dalam rancang
bangun ekonomi islam. Beberapa prinsip tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu: nilai-nilai universal, prinsip-prinsip derivatif dan akhlak. Masing-masing bagian ini yang
nantinya membentuk sebuah bangunan dan menjadi prinsip dalam ekonomi islam.
Konsep tauhid

Ilahiyah (ketuhanan), merupakan kita bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah swt. Allah
lah yang maha esa, maha agung atas segalanya, pencipta, penguasa pengelola seluruh alam
semesta. Karena itu segala kegiatan ekonomi harus didasarkan pada filosofi dasar yaitu sumber
utamanya dari Allah swt. Seluruh kegiatan diniatkan demi semata-mata hanya memperoleh ridho
Allah swt sebagai tujuan utamanya. Seluruh aktivitas ekonomi yang mencakup modal, proses
produksi, konsumsi dan distribusi harus selalu dikaitkan dengan nilai ilahiyah ini sehingga
sejalan dengan tujuan yang sudah ditentukan Syariah. Bahwa manusia diciptakan didunia ini
hanya untuk mengabdi beribadah kepada Allah stw. Seluruh alam semesta ini sesungguhnya
hanyalah milik Allah, manusia hanya khalifah dimuka bumi ini yang dipegangi amanah oleh
Allah.7 Segala sesuatu yang telah kita lakukan didunia ini akan dipertanggungjawabkan di
akhirat kelak, termasuk berbagai (Jamaluddin, “Prinsip Dasar Rancang Bangun Ekonomi
Syari’ah Perspektif Otoritas Pengadilan Agama,) jurnal (3099-8092-..)

Jurnal Tribakti 26 (2015): 109.

Keadilan sosial

‘Adl (keadilan). Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk berbuat adil. Adil yang
dimaksud disini adalah tidak menzalimi dan tidak dizalimi, sehingga penerapannya dalam
kegiatan ekonomi adalah manusia tidak boleh berbuat jahat kepada orang lain atau merusak alam
untuk memperoleh keuntungan pribadi; (2) Nubuwwah (kenabian). Setiap muslim diharuskan
untuk meneladani sifat dari nabi Muhammad SAW. Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang
patut diteladani untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang ekonomi
yaitu : Siddiq (benar, jujur), Amanah (tanggung jawab, kepercayaan, kredibilitas), Fathanah
(Kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualita) dan tabligh (komunikasi, keterbukaan, pemasaran);
(3) khilafah (pemerintahan). Dalam Islam,

Dalam ekonomi Islam, kepemilikan swasta atau pribadi tetap diakui. Akan tetapi untuk
menjamin adanya keadilan, maka cabang-cabang produksi yang strategis dapat dikuasai oleh
negara; (2) Freedom to act (Kebebasan bertindak atau berusaha) merupakan turunan dari nilai
nubuwwah, adil dan khilafah. Freedom to act akan menciptakan mekanisme pasar dalam
perekonomian karena setiap individu bebas untuk bemuamalah. Pemerintah akan bertindak
sebagai wasit yang adil dan mengawasi pelaku-pelaku ekonomi serta memastikan bahwa tidak
terjadi distorsi dalam pasar dan menjamin tidak dilanggarnya syariah; (3) Social Justice
(Keadilan Sosial) merupakan turunan dari nilai khilafah dan ma’ad. Dalam ekonomi islam,
pemerintah bertanggungjawab menjamin peme nuhan kebutuhan dasar rakyatnya dan
menciptakan keseimbangan sosial antara kaya dan miskin.

RANCANG BANGUN EKONOMI SYARI’AH, Rudi Ahmad Suryadi STAI Al-Azhary,


Cianjur

3. Kebebasan beraktivitas dalam ekonomi islam

Kebebasan berekonomi Islam memberikan kebebasan berekonomi selama tidak


melanggar rambu-rambu syariah.Ekonomi adalah persoalan manusia yang selalu berkembang
dengan dinamis. Oleh karena itu selalu diperlukan pemikiran baru untuk memecahkan masalah-
masalah ekonomi. Merujuk pada zaman Rasulullah dan para sahabatnya tentu sangat bermanfaat,
namun ijtihad di bidang ekonomi tentu diperlukan. Rasulullah bersabda: “Kamu lebih tahu
urusan duniamu”. Ada 3 kegiatan ekonomi yang bisa kita pilih: (1) Jual beli; (2) berproduksi;
dan (3) Ijarah.

1) Jual-beli.

Allah Swt. menjadikan harta benda sebagai salah satu sebab tegaknya kemaslahatan
manusia di dunia. Untuk mewujudkan kemaslahatan tersebut Allah telah mensyariatkan
caraperdagangan tertentu. Sebab apa saja yang dibutuhkan oleh setiap orang tidak bisa dengan
mudah didapatkan. Kalau mendapatkannya dengan menggunakan kekerasandan penindasan
maka itu merupakan tindakan yang merusak. Oleh karena itu harus ada sistem yang
memungkinkan tiap orang untuk mendapatkan apa saja yang ia butuhkan tanpa harus

menggunakan kekerasan dan penindasan. Itulah perdagangan dan hukum jual beli. Allah
berfirman: “Hai orang orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama
kalian dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku dengan suka
sama suka diantara kalian”. (An-Nisa: 29)
Jual beli atau perdagangan itu ada dua macam yang halal dan yang haram. Yang halal

disebut bai’i dan yang haram disebut riba. Allah SWT berfirman: “Allah telah
menghalalkan

bai’i (jual beli) dan mengharamkan riba”. (Al-Baqarah: 275)

Perdagangan merupakan salah satu bentukan pengembangan kepemilikan. Ketentuannya


juga sangat jelas dalam hukum-hukum bai’i (jual-beli) dan syirkah (perseroan). Allah berfirman:
“Kecuali jika muamalah itu adalah perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya”. (Al-Baqarah: 282) Dan Nabi SAW bersabda: “Dan para pedagang nanti
akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai orang yang durjana, kecuali pedagang yang
bertakwa kepada Allah, taat dan jujur” (H.R. At-Tirmiji

2. Berproduksi

Berproduksi atau “istishna” adalah apabila ada seseorang memproduksi sesuatu seperti
bejana, mobil atau apa saja yang termasuk kategori berproduksi. Pada masa Rasul SAW orang-
orang biasa memproduksi barang, dan beliaupun mendiamkan aktivitas mereka. Diamnya beliau
menunjukan adanya pengakuan (taqrir) beliau terhadap aktivitas berproduksi.Status taqrir dan
perbuatan rasul sama dengan sabda beliau, artinya sama sama merupakan dalil syara’. Sedangkan
terhadap sesuatu yang disepakati dalam transaksi adalah barang yang diproduksi. Dalam hal
semacam ini berproduksi itu statusnya sama dengan transaksi jual-beli.

3. Ijarah

Kalau seseorang mendatangkan ahli pembuat barang tertentu untuk misinya, maka
kegiatan ini termasuk dalam kategori transaksi ijarah. Begitu pula dalam arti yang lebih luas
dengan industri yang berawal dari kerajinan tangan (handcarft) kemudian berkembang menjadi
masal dengan menggunakan mesin (factory system). Jual beli, berproduksi, maupun ijarah
semuanya harus tunduk dan sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku.1 (Rancang Bangun
Ekonomi Islam Ma’ruf Abdullah) AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi, Volume 4, Nomor 2,
Desember 2013, hlm. 144-145
Paradigma Ekonomi Islam

Paradigma merupakan serangkaian pandangan yang menghubungkan suatu yang


idealisme yang abstrak dengan yang gambaran praktik yang tampak. Dalam hal ini paradigma
ekonomi Islam mencermikan suatu pandangan dan perilaku yang mencerminkan pencapaian
falah. Sebagai suatu sistem, yaitu sistem ekonorni Islam memang belum terwujud secara faktual,
tapi secara konseptual sangat menjanjikan Secara imani. Tentu kita sangat yakin bahwa la pasti
akan muncul sebagai satu-satunya system yang mampu memenuhi semua harapan manusia.
karena Islam memang di turunkan untuk seluruh umat manusia, termasuk non-muslim sekalipun.
Maka, mengkaji sistern ekonomi Islam secara intens Ialu mewujudkannya dalam realitas
kehidupan masvarakat merupakan perkara yang amat urgen.Sistem ekonomi kapitalistik seperti
yang sekarang tengah berjalan, hanva akan makin menjerumuskan manusia pada jurang nestapa:
kesenjangan ekonorni, kehidupan materialistik, proses dehunanisasi yang mengerikan, serta
makin menjauhkan kita dari tujuan-tujuan mulia berkaitan dengan eksistensi manusia di dunia.
PENUTUP
KESIMPULAN

Ekonomi Islam ini bersumber dari sumber-sumber utama islam yaitu Al Qur’an, Hadits,
ijma’ dan qiyas yang kemudian para cendekiawan mengkajinya lebih lanjut sehingga memiliki
karakteristik yang istimewa dan berbeda pada ekonomi umumnya. Ekonomi islam diibaratkan
seperti sebuah rumah, bangunan ataupun gedung yang membutuhkan suatu nilai, prinsip dan
konsep dasar berupa rancang bangun sebelum sistem ekonomi tersebut dibangun. Dengan
mengetahui suatu rancang bangun ekonomi islam diharapkan bisa mendapatkan gambaran secara
utuh serta menyeluruh dengan singkat mengenai ekonomi islam yang seperti bangunan dan
terdiri dari atap, tiang dan landasan. Terdapat prinsi-prinsip dasar dalam rancang bangun
ekonomi islam, yaitu nilai-nilai universal, prinsip-prinsip derivatif dan akhlak. Adapun prinsip
utama yang dipegang ekonomi islam yaitu prinsip tauhid, prinsip keadilan dan prinsip moral
yang merupakan manivestasi dari prinsip nubuwah. Prinsip-prinsip dasar tersebut yang
mejadikan ekonomi islam lebih unggul daripada sistem ekonomi lainnya misalnya ekonomi
sosial atau liberal.

Anda mungkin juga menyukai